Anda di halaman 1dari 46

Praktikum Akuntansi Perbankan

Shinta Widyastuti, SE, Ak, M.Acc, CA


Anita Nopiyanti, SE, MM Topik 4 – Akuntansi Pembiayaan Syariah
Outline
 Pengertian Akuntansi Syariah

 Laporan Keuangan Bank Syariah

 Akad-Akad Pembiayaan Syariah


Definisi Akuntansi Syariah ﴾Akuntansi Islam﴿
 Akuntansi → identifikasi transaksi yang kemudian
diikuti dengan kegiatan pencatatan, penggolongan,
serta pengikhtisaran transaksi tersebut sehingga
menghasilkan LK yang digunakan untuk pengambilan
Keputusan
 Syariah → aturan yang telah ditetapkan oleh Allah,
untuk dipatuhi oleh manusia dalam menjalani segala
aktivitas hidupnya di dunia.
Definisi Akuntansi Syariah (lanjutan)

Proses akuntansi atas


transaksi-transaksi yang
Akuntansi Syariah →
sesuai dengan aturan yang
ditetapkan oleh Allah
(Nurhayati & Wasilah, 2019)
Perbedaan Akuntansi Syariah & Konvensional

Kriteria Akuntansi Syariah Akuntansi Konvensional

Dasar Hukum Hukum etika yang bersumber dari Al- Hukum bisnis moders
Qur’an dan Sunnah

Dasar Tindakan Keberadaan hukum Allah – Rasionalisme Ekonomis – Sekuler


keagamaan

Tujuan Keuntungan yang wajar Maksimalisasi keuntungan

Orientasi Kemasyarakatan Individual atau kepada pemilik

Tahapan Operasional Dibatasi dan tunduk pada ketentuan Tidak dibatasi, kecuali pertimbangan
syariah ekonomi

Sumber: International Scientific Conference: view of Islamic Culture Approach for Accounting Research (Harahap, 2004)
Perkembangan Akuntansi Syariah

Thn. 1975
Berdirinya Islamic Development
Bank (IDB)
Thn. 1978 – Luxemburg Thn. 2007
Thn. 1981 – Swiss DSAK mengeluarkan PSAK
Thn. 1983 - Denmark Syariah
Thn. 1982
Berdiri Bank Syariah pertama di Thn. 2020 di Indonesia
Malaysia Ada 14 Bank Umum Syariah
Thn. 1991 20 Unit Usaha Syariah
Mesir, th 1963 Berdiri Bank Muamalat di Indonesia 162 BPRS
Berdiri bank syariah Mit Thn. 1998
Ghamr Local Saving Terdapat 78 BPRS di Indonesia
Bank
Asas Transaksi Syariah
Asas Transaksi Syariah
LK Konvensional vs LK Syariah
Posisi
Keuangan
Konvensional
Keuangan

Laporan Laba
Laporan

Rugi
Komprehensif

Perubahan Ekuitas

Laporan Arus Kas

Catatan Atas Lap


Laporan Posisi Keuangan Bank Syariah
Akad Murabahah
Pengertian Murabahah
 Murabahah adalah transaksi penjualan barang
dengan menyatakan harga perolehan dan
keuntungan (margin) yang disepakati antara
penjual dan pembeli.
 Yang membedakan murabahah dengan
penjualan yang biasa kita kenal adalah penjual
secara jelas memberi tahu kepada pembeli
berapa harga pokok barang tersebut dan
berapa besar keuntungan yang diinginkannya.
1. Murabahah dengan pesanan
pembelian barang setelah ada pemesanan dari pembeli. Murabahah dengan pesanan dapat bersifat mengikat
atau tidak mengikat pembeli untuk membeli barang yang dipesannya. Kalau bersifat mengikat berarti pembeli
harus membeli barang yang dipesannya dan tidak dapat membatalkan pesanannya.

(1) Melakukan akad (1)


murabahah (4)
Penjual Pembeli
(2) Penjual memesan (5)
dan membeli pada
supplier
(3) Barang diserahkan
dari supplier (2) (3)
(4) Barang diserahkan
kepada pembeli
Produsen
(5) Pembayaran
Supplier
dilakukan oleh
pembeli
2. Murabahah tanpa pesanan
murabahah jenis ini bersifat tidak mengikat dan pembeli dapat membatalkan
akad pembelian

(1)

(2)
Penjual Pembeli
(3)

(1) Melakukan akad murabahah


(2) Barang diserahkan kepada pembeli
(3) Pembayaran dilakukan oleh pembeli
Akad Mudharabah
Pengertian
Akad kerjasama usaha antara pemilik dana
(shahibul maal) dan pengelola dana
(mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha,
dimana laba dibagi atas dasar nisbah bagi
hasil menurut kesepakatan kedua belah
pihak;sedangkan bila terjadi kerugian akan
ditanggung oleh pemilik dana kecuali
disebabkan oleh kelalaian pengelola dana.
Contoh Kelalaian Pengelola

Tidak dipenuhinya persyaratan yang ditentukan di dalam akad

Tidak terdapat kondisi di luar kemampuan (force majeur) yang


lazim dan/atau yang telah ditentukan di dalam akad; atau

Hasil putusan dari badan arbitrase atau pengadilan


Jenis-Jenis Mudharabah
Mudharabah • mudharabah dimana pemilik dana memberikan
kebebasan kepada pengelola dana dalam
Mutlaqah pengelolaan investasinya

Mudharabah • mudharabah dimana pemilik dana memberikan


batasan kepada pengelola dana, antara lain
Muqayyadah mengenai tempat, cara dan atau obyek investasi.

Mudharabah • bentuk mudharabah dimana pengelola dana


menyertakan modal atau dananya dalam kerjasama
Musytarakah investasi
KARAKTERISTIK AKAD MUDHARABAH
Pembagian
Keuntungan
Memiliki Resiko Tinggi Pembagian Resiko menggunakan nisbah
dan realisasi hasil
usaha

Kerugian ditanggung
sepenuhnya oleh Tidak boleh ada Sebaiknya dibuat
shahibul maal jaminan atas modal perjanjian yang jelas
(kecuali mudharib
lalai),
Contoh Perhitungan Bagi Hasil
● Penjualan Rp 1.000.000
● HPP Rp 650.000
● Laba kotor Rp 350.000
● Biaya-biaya Rp 250.000
● Laba (rugi) bersih Rp 100.000

● metode revenue sharing dengan nisbah pemilik:pengelola = 10:90


- Pemilik : 10% x Rp 350.000 = Rp 35.000
- Pengelola : 90% x Rp 350.000 = Rp 315.000

● metode profit sharing dengan nisbah pemilik: pengelola = 30:70


- Pemilik : 30% x Rp 100.000 = Rp 30.000
- Pengelola : 70% x Rp 100.000 = Rp 70.000
Akad Musyarakah
Pengertian

Akad kerjasama antara dua pihak atau lebih


untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-
masing pihak memberikan kontribusi dana
dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi
berdasarkan kesepakatan sedangkan
kerugian berdasarkan porsi kontribusi dana
Skema Musyarakah
musyarakah
Mitra 1 Mitra 2

Proyek
usaha

Laba Mitra1 Laba mitra2

keuntungan

Bagi hasil keuntungan sesuai porsi


kontribusi modal (nisbah)
Karakteristik Akad Musyarakah
• Modal musyarakah dapat diberikan dalam bentuk kas, setara
kas, atau aktiva non-kas, termasuk aktiva tidak berwujud
seperti lisensi dan hak paten yang sesuai dengan syariah.
• Setiap mitra harus memberi kontribusi dalam modal dan
pekerjaan
• Keuntungan atau pendapatan musyarakah dibagi di antara mitra
musyarakah berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian
musyarakah dibagi diantara mitra musyarakah secara
proporsional berdasarkan modal yang disetorkan
• Keuntungan dibagi menggunakan nisbah yang disepakati dan
menggunakan nilai realisasi keuntungan
Sifat Musyarakah
Musyarakah permanen
Dalam musyarakah permanen bagian modal setiap mitra
ditentukan saat akad dan jumlahnya tetap hingga akhir masa
akad.

Musyarakah menurun (musyarakah mutanaqisah)


Dalam musyarakah menurun, bagian modal salah satu mitra akan
dialihkan secara bertahap kepada mitra lain, sehingga pada akhir
akad mitra yang lain akan memiliki usaha tersebut secara penuh.
Contoh Transaksi Musyarakah Menurun
Produk Pembiayaan KPR di bank Syariah. Bank Syariah
melakukan akad kontrak musyarakah mutanaqisah dengan
customer. Bank dan nasabah sama-sama menyertakan modal
untuk rumah. Bank mewakilkan kepada nasabah untuk
mengelola rumah tersebut. Nasabah menyewa rumah tersebut.
Nasabah kemudian membeli secara bertahap bagian atas rumah
hingga jangka waktu tertentu seluruh bagian bank menjadi milik
nasabah. Dalam kondisi itu, maka rumah tersebut sepenuhnya
milik nasabah.
Akad Istishna
Pengertian Istishna

Akad jual beli dalam bentuk


pemesanan pembuatan barang
tertentu dengan kriteria dan
persyaratan tertentu yang
disepakati antara pemesan
(pembeli/mustashni’) dan penjual
(pembuat, shani’).
Karakteristik Akad Istishna
Barang pesanan harus memenuhi kriteria:
a. memerlukan proses pembuatan setelah akad
disepakati;
b. sesuai dengan spesifikasi pemesan (customized),
bukan produk massal; dan
c. harus diketahui karakteristiknya secara umum yang
meliputi jenis, spesifikasi teknis, kualitas, dan
kuantitasnya.
Jenis Akad Istishna
• Istishna’ adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan
pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan
tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli/mustashni)
dan penjual (pembuat, shani’).

• Istishna’ Paralel adalah suatu bentuk akad istishna’’ antara


penjual dan pemesan, dimana untuk memenuhi kewajibannya
kepada pemesan, penjual melakukan akad istishna’ dengan pihak
lain (sub kontraktor) yang dapat memenuhi aset yang dipesan
pembeli. Syaratnya akad istishna’ pertama tidak bergantung pada
istishna’ kedua. Selain itu penjual tidak boleh mengakui adanya
keuntungan selama konstruksi.
Skema Istishna

Nasabah
Konsumen penjual
(pembeli)

Istishna’

9p
Skema Istishna Paralel

Produsen/
Nasabah Pembuat/
Konsumen sub
(pembeli) kontraktor

(1) pesan

(3) jual (2) beli


penjual
Akad Salam
Pengertian Salam

Salam adalah akad jual beli barang


pesanan (muslam fiih) dengan
pengiriman di kemudian hari oleh
penjual (muslam illaihi) dan
pelunasannya dilakukan oleh
pembeli (al muslam) pada saat akad
disepakati sesuai dengan syarat-
syarat tertentu
Karakteristik Salam
• harga, spesifikasi, karakteristik, kualitas,
kuantitas dan waktu penyerahan aset yang
dipesan sudah ditentukan dan disepakati ketika
akad terjadi.
• Dalam akad salam, harga barang pesanan yang
sudah disepakati tidak dapat berubah selama
jangka waktu akad. Apabila barang yang
dikirim tidak sesuai dengan ketentuan yang
telah disepakati sebelumnya, maka pembeli
boleh melakukan khiar yaitu memilih apakah
transaksi dilanjutkan atau dibatalkan.
Jenis Salam
Salam, merupakan transaksi jual beli dimana barang yang
diperjualbelikan belum ada ketika transaksi dilakukan, pembeli
melakukan pembayaran dimuka sedangkan penyerahan barang baru
dilakukan di kemudian hari.
Salam paralel, artinya melaksanakan dua transaksi bai’ salam yaitu
antara pemesan dan penjual dan antara penjual dengan pemasok
(supplier) atau pihak ketiga lainnya secara simultan. Beberapa ulama
kontemporer melarang transaksi salam paralel terutama jika
perdagangan dan transaksi semacam itu dilakukan secara terus menerus.
Hal demikian dapat menjurus kepada riba. Paralel salam dibolehkan
asalkan eksekusi kontrak salam kedua tidak tergantung pada eksekusi
kontrak yang pertama.
Skema Salam
(4) kirim pesanan

Produsen
Penjual pembeli

(3) kirim (5) bayar


dokumen

(2) Pemesan
barang (1) Negosiasi
pembeli dan pesanan
bayar tunai penjual dengan kriteria
Skema Salam Paralel

barang

penjual Pembeli/ pembeli


penjual

Uang
Akad Ijarah
Pengertian Ijarah

Akad pemindahan hak guna (manfaat)


atas suatu barang atau jasa, dalam
waktu tertentu dengan pembayaran
upah sewa (ujrah), tanpa diikuti
dengan pemindahan kepemilikan atas
barang itu sendiri.
Perbedaan Ijarah & Leasing
Keterangan IJARAH LEASING
1 Obyek Manfaat barang dan jasa Manfaat barang saja
2 Metode Tergantung atau Tidak Tergantung Tidak Tergantung pada
Pembayaran pada kondisi barang/jasa yang kondisi barang yang disewa
disewa

3 Perpindahan a.Ijarah: a.Sewa guna operasi: tidak


Kepemilikan Tidak ada perpindahan kepemilikan ada transfer kepemilikan
a.IMBT: b.Sewa Guna dengan opsi :
Janji untuk menjual/ menghibahkan memiliki opsi membeli atau
di awal akad. tidak membeli di akhir masa
sewa,

4 Jenis Leasing a. Lease Purchase: a. Lease Purchase:


Lainnya Tidak dibolehkan karena akadnya Dibolehkan
gharar, yakni antara sewa dan beli b. Sale and lease back:
b. Sale and lease back: Dibolehkan
Dibolehkan
Skema Ijarah
Referensi
Nurhayati, Sri & Wasilah. (2019). Akuntansi Syariah di Indonesia edisi 5.
Jakarta: Salemba Empat (SNW)

www.iaiglobal.or.id
Terimakasih......

Anda mungkin juga menyukai