RESUME
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Kelompok 4
Kelas ES 6F
MARET 2020
PEMBAHASAN
1
Rizal Yaya, dkk, Akuntansi Perbankan Syariah: Teori dan Praktik Kontemporer Edisi 2,
(Jakarta: Salemba Empat, 2014), hlm. 116.
2
Wiroso, Akuntansi Transaksi Syariah, (Jakarta : Ikatan Akuntansi Indonesia, 2011), hlm. 325.
dalam beberapa hal seperti tempat, cara, serta objek investasi. Dalam
transaksi mudharabah muqayyaddah memiliki agen yaitu bank
syariah, yang berfungsi menghubungkan shahibul maal dengan
mudharib.
b. Mudharabah Mutlaqah
Mudharabah mutlaqah merupakan bentuk kerjasama anatara
dua orang atau lebih antara pemilik dana dan pengelola dana tanpa
adanya pembatasan. Pemilik dana memberikan kewenangan yang
sangat luas kepada pengelola dana (mudharib) untuk menggunakan
dana yang diinvestasikan tersebut.
c. Mudharabah Musytarakah
Mudharabah musytarakah merupakan bentuk kerjasama
dimana pengelola dana akan menyertakan dananya dalam kerjasama
investasi.3 Akad musytarakah merupakan perpaduan dari akad
mudharabah dan akad musyarakah.
B. Dasar Syariah
1. Sumber Hukum Akad Mudharabah
Mudharabah hukumnya jaiz (boleh), hal tersebut berdasarkan
Ijmak para ulama. Hal tersebut dapat diambil dari kisah Rasulullah yang
pernah melakukan mudharabah dengan Siti Khadijah. Orang-orang
sebelum Islam dan beberapa sahabat Nabi Muhammad SAW telah
mempraktikkan kegiatan menggunakan akad mudharabah ini. Jenis bisnis
ini sangat bermanfaat dan sangat selaras dengan prinsip dan ajaran syariah,
oleh karena itulah akad ini diperbolehkan secara syariah.
a. Al-Qur’an
“Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah kamu di muka
bumi dan carilah karunia Allah SWT.” (QS 62:10)
b. As-Sunah
3
Ibid., hlm. 117.
Dari Shalih bin Suaib r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda, “tiga hal
yang didalamnya terdapat keberkatan: jual beli secara tangguh,
muqaradhah (mudharabah), dan mencampurkan gandum dengan
jewawut untuk keperluan rumah tangga bukan untuk dijual.” (HR.
Ibnu Majah)4.
2. Rukun Akad Mudharabah ada 4 yaitu :
a. Pelaku (pemilik dana dan pengelola dana)
1) Pelaku harus baligh dan paham hokum
2) Pelaku akad mudharabah dapat dilakukan oleh sesame muslim
maupun non muslim
3) Pemilik dana tidak boleh ikut campur dalam pengelolaan usaha
tetapi diperbolehkan untuk mengawsi usaha tersebut.
b. Objek mudharabah (modal dan kerja )
Objek mudharabah merupakan suatu konsekuensi logis dengan
dilakukannya akad mudharabah.
1) Modal
a) Modal yang diserahkan dapat berupa uang atau asset lainya
(harus jelas jumlah dan jenisnya ).
b) Modal harus tunai dan tidak hutang, tanpa adanya setoran
modal berarti pemilik dana tidak memberikan kontribusi
apapun padahal pengelola dana harus bekerja.
c) Modal harus diketahui secara jelas jumlahnya agar dapat
dibedakan dari keuntungan.
d) Pengelola dana tidak diperbolehkan untuk meminjamkan
modal kepada orang lain dan apabila terjadi maka dianggap
telah melakukan pelanggaran kecuali atas izin pemilik dana.
e) Pengelola dana juga memiliki kebebasan untuk mengatur
modal menurut kebijakan dan pemikiranya sendiri, selama
tidak melanggar ketentuan syariah.
4
Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, (Jakarta : Salemba Empat, 2015), hlm.
132.
2) Kerja
a) Kontribusi pengelola dana bisa berbentuk ketrampilan,
keahlian, skill, management skill, selling, dan lain-lainnya.
b) Kerja adalah hak pengelola dana sehingga tidak boleh
diintervensi oleh pemilik dana.
c) Pengelola dana harus menjalankan usaha sesuai dengan
syariah.
d) Pengelola dana mematuhi semua ketetapan yang sudah ada
di dalam kontrak.
e) Dalam hal pemilik dana tidak melakukan kwajiban atau
melakukan pelanggaran terhadap kesepakatan, pengelola
dana sudah menerima modal dan sudah bekerja maka
pengelola dana berhak mendapatkan imbalan/ganti
rugi/upah.
c. Ijab qabul
Adalah pernyataan dan ekspresi saling ridha/rela antara pelaku akad
yang dilakukan secara verbal, tertulis melalui korespondensi atau
menggunakan cara komunikasi modern.
d. Nisbah keuntungan
1) Nisbah adalah besaran yang digunakan untuk pembagian
keuntungan, mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh
kedua belah pihak yang melakukan akad mudharabah atas suatu
keuntungan yang diperoleh.
2) Pemilik dana tidak boleh meminta pembagian keuntungan dengan
menyatakan nilai nominal tertentu karena dapat menimbulkan
terjadinya riba.
3. Berakhirnya Akad Mudharabah
Lamanya kerja sama dalam akad mudharabah tidak tentu dan tidak
terbatas, tetapi semua pihak berhak untuk menentukan jangka waktu
kontrak kerja sama dengan memberitahukan pihak lainya. Namun akad
mudharabah dapat beraakhir karena hal-hal sebagai berikut :
a. Mudharabah berakhir pada waktu yang telah ditentukan.
b. Salah satu pihak memutuskan mengundurkan diri.
c. Salah satu pihak meninggal dunia atau hilang akal.
d. Pengelola dana tidak menjalankan amanahnya sebagai pengelola
usaha untuk mencapai tujuan.
e. Modal sudah tidak ada.5
4 a.Menerima porsi
2. pelaksanaan 4b. menerima
laba
Usaha porsi laba
5. Menerima
kembalian modal Produktif
3. Membagi
hasil usaha
Keunt
5
Ibid., hlm. 134.
Pertama, alur transaksi mudharabah dimulai dengan pengajuan
permohonan pembiayaan oleh nasabah dengan cara mengisi formulir
permohonan pembiayaan.
Kedua, nasabah mulai mengelola dana yang telah dikontribusikan oleh
bank yang telah disepakati berdasarkan kesepakatan dan kemampuan
terbaiknya.
Ketiga, diadakannya evaluasi dari hasil usaha pada waktu yang ditentukan
berdasarkan kesepakatan. Keuntungan yang telah diperoleh akan dibagi
antara pemilik dana (shahibul maal) dan pengelola dana (mudharib) sesuai
dengan porsi yang telah disepakati diawal. Seandainya terjadi kerugian
bukan disebabkan oleh kelalaian pengelola dana, maka kerugian tersebut
ditanggung oleh pemilik dana.
Keempat, bank dan nasabah menerima porsi bagi hasil masing-masing
berdasarkan metode perhitungan yang telah disepakati.
Kelima, bank menerima kembalian modalnya dari nasabah. Jika nasabah
telah mengembalikan semua modal pemilik bank, selanjutnya adalah
usaha menjadi milik nasabah sepenuhnya.
E. Bagi Hasil Untuk Akad Mudharabah Musytarakah (Psak 105 Par 34)
Ketentuan bagi hasil untuk akad Mudharabah Musyarakah dapat
dilakukan dengan dua pendekatan yaitu:
1. Hasil investasi antara pengelola dana dengan pemilik dana sesuai dengan
nisbah yang telah disepakati, selajutnya bagian hasil investasi setelah
dikurangi untuk pengelola dana tersebut dibagi antara pengelola dana
(sebagai musytarik) dengan pemilik dana sesuai dengan porsi modal
masing-masing.
6
Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat, 2015),
hlm. 134.
2. Hasil investasi dibagi antara pengelola dana (sebagai musytarik) dan
pemilik dana sesuai dengan porsi modalnya, selanjutnya bagian hasil
investasi setelah dikurangi untuk pengelola dana (sebagai musytarik)
dibagi antara pengelola dana dengan pemilik dana sesuai dengan nisbah
yang telah disepakati. Misalnya jika terjadi kerugian atas investasi, maka
kerugian dibagi sesuai dengan modal para musytarik.
Contoh Kasus:
Bapak Ahmad menginvestasikan uang sebesar Rp 4 juta untuk usaha
bakso yang dimiliki oleh Bapak Burdin dengan akad mudharabah. Nisbah yang
telah disepakati oleh Bapak Ahmad dan Bapak Burdin adalah 1:3. Setelah
usaha berjalan, ternyata dibutuhkan tambahan dana, maka atas persetujuan
Bapak Ahmad, Bapak Burdin ikut menginvestasikan uangnya sebesar Rp
1.000.000. Dengan demikian bentuk akadnya adalah akad mudharabah
musytarakah. Laba yang diperoleh untuk bulan Januari 2019 adalah sebesar Rp
2.000.000
Berdasarkan PSAK 105 par 34 maka bagi hasil jika terdapat
keuntungan dapat dilakukan dengan cara:
Alternative 1:
Pertama,hasil investasi dibagi antara pengelola dana dan pemilik dana sesuai
nisbah yang disepakati:
Bagian A : 1⁄4x Rp 2.000.000 = 500.000
7
Ibid., hlm. 140.
Transaksi (dalam ribuan rupiah) Shahibul Mal (Pemilik Dana) Mudharib (Pengelola Dana)
1 Januari 2012
Setelah melakukan akad, pemilik dana menyerahkan Investasi Mudharabah 100.000 Kas 100.000
dana sebesar Rp 100.000. Periode akad: 2 tahun. Kas 100.000 Dana Syirkah Temporer 100.000
Nisbah Bagi Hasil pengelola : pemilik dana = 3: 1
31 Desember 2012 Pengelola dana akan mencatat pendapatan dan beban
Jika hasil pengolahan dana selama tahun 2012 kemudian di akhir periode akan dibuat jurnal
adalah: penutup:
Memeperoleh Pendapatan Rp 20.000 Kas/Piutang 20.000
Menanggung Beban Rp 12.000 Pendapatan 20.000
Beban 12.000
Kas/Piutang 12.000
Pendapatan 20.000
Beban 12.000
Pendapatan yang Belum Dibagikan
(kewajiban) 8.000
Pembayaran kepada Pemilik Dana Kas 2.000 Pendapatan yang Belum Dibagikan 8.000
Pendapatan Bagi Hasil Mudharabah 2.000 Kas 8.000
Jika tidak dibagi langsung: Piutang Bagi Hasil 2.000
Pendapatan Bagi Hasil 2.000
Saat penerimaan uang:
Kas 2.000
Piutang Bagi Hasil 2.000
31 Desember 2012
Melakukan ayat jurnal penutup untuk bagi hasil
tersebut
Penyajian Laporan Keuangan
Neraca Aset: Utang:
Investasi Mudharabah 100.000 Utang Bagi Hasil Mudharabah 0
Penyisihan Kerugian 0 100.000 Dana Syirkah Temporer 100.000
Penyisihan Kerugian 0
100.000
Tahun 2013
31 Desember 2013
Jika hasil pengelolaan dana selama tahun 2013 Pengelola dana akan mencatat pendapatan dan beban,
adalah: kemudian akan ditutup:
Memperoleh pendapatan Rp 20.000 Kerugian Mudharabah 8.000 Kas/Piutang 20.000
Menanggung beban Rp 12.000 Penyisihan Kerugian Mudharabah 8.000 Pendapatan 20.000
Beban 12.000
Kas/Piutang 12.000
Pendapatan 20.000
Penyisihan Kerugian 8.000
Beban 12.000
Penyajian Laporan Keuangan
Neraca (31/12/2013) Aset: Utang:
Investasi Mudharabah 100.000 Utang Bagi Hasil Mudharabah 0
Penyisihan Kerugian 8.000 Dana Syirkah Temporer 100.000
92.000
Penyisihan Kerugian 8.000
92.000
1 Januari 2014
Pengembalian investasi mudharabah pada akhir akad Kas 92.000 Dana Syirkah Temporer 100.000
dan menerima Rp 92.000 Penyisihan Kerugian Kas 92.000
Mudharabah 8.000 Penyisihan Kerugian 8.000
Investasi Mudharabah 100.000
1 januari 2012
Setelah melakukan akad, pemilik dana menyerahkan Investasi Mudharabah 100.000 Aset Non-kas 100.000
aset non-kas dengan: Aset Non-kas 60.000 Dana Syirkah Temporer 100.000
Nilai Buku Rp 60.000 Keuntungan Tangguhan 40.000
Nilai Pasar Rp 100.000
Periode Akad: 2 tahun, namun mengingat dana
kebutuhan bahan baku, operasional usaha akan
dimulai 1 Maret 2012.
Nisbah bagi hasil pengelola : pemilik dana = 2 : 2
28 Februari 2012
Terjadi penurunan nilai sebelum usaha dimulai Kerugian Investasi 10.000 Dana Syirkah Temporer 10.000
sebesar Rp 10.000 Investasi Mudharabah 10.000 Aset Nonkas 10.000
31 Desember 2012 Pengelola dana akan mencatat pendapatan dan beban,
Jika hasil pengolahan dana selama periode tertentu kemudian akan ditutup:
adalah: Kas/Piutang 20.000
Memperoleh pendapatan Rp 20.000 Pendapatan 20.000
Menanggung beban Rp 6.000 Beban 6.000
Kas Utang 6.000
Pendapatan 20.000
Beban 6.000
Pendapatan yang Belum Dibagikan
(kewajiban) 14.000