Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Maulisa

NIM : 170603127

MK : AKUNTANSI BANK SYARIAH

TUGAS

 AKAD MUDHARABAH
1. Apa yang dimaksud dengan akad mudharabah ?
JAWAB :
Akad Mudharabah adalah sebuah perjanjian yang ditentukan diawal antara
nasabah dan pihak pengelola (bank syariah), dimana dalam perjanjian ini menjelaskan
bahwa nasabah adalah pemilik 100% uang atau modal, sedangkan bank bertindak
sebagai pengelola uang / modal tersebut untuk jenis usaha/bisnis yang halal.
2. Apakah mudharabah merupakan bentuk profit-loss sharing ?
JAWAB :
Ya, sistem bagi hasil (profit and loss sharing) yang diterapkan dalam
perbankan syariah terdapat dalam mudharabah dan musyarakah yg merupakan
praktek perkongsian yang sudah lazim digunakan sebelum Islam datang. Kemudian
setelah Islam datang, semua transaksi keuangan yang berbasis riba (bunga) dilarang
dan semua dana harus disalurkan atas dasar bagi hasil (profit and loss sharing).
3. Jelaskan jenis-jenis akad mudharabah !
JAWAB :
Dalam PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan), akad mudharabah
diklasifikasikan dalam 3 jenis, yaitu sebagai berikut.
 Mudharabah Muthlaqah, Adalah mudharabah yang dimana pemilik modal
memberikan kebebasan terhadap pengelola modal dalam pengelolaan investasi-nya.
Mudharabah jenis ini disebut juga dengan investasi tidak terikat.
 Mudharabah Muqayyadah, Adalah mudharabah yang dimana pemilik modal
memberikan batasan terhadap pengelola modal dalam hal modal, cara, dan/atau objek
investasi atau sektor bisnis. Misalnya seperti, tidak boleh mencampurkan modal yang
dimiliki oleh pemilik modal dengan modal lainnya, tidak menginvestasikan modalnya
di transaksi penjualan cicilan tanpa penjamin dan lain sebagainya. Mudharabah jenis
ini disebut juga dengan mudharabah terikat.
 Mudharabah Musytarakah, Adalah mudharabah dimana pengelola modal
menyertakan modal dalam bentuk kerja sama investasi. Di awal kerjasama, akad yang
disepakati merupakan akad mudharabah dengan modal 100% dari pemilik modal.
Namun setelah berjalannya usaha dengan pertimbangan tertentu dan juga kesepakatan
dengan pemilik modal, pengelola dana ikut menanamkan modalnya dalam usaha
tersebut. Jenis mudharabah ini adalah perpaduan antara akad mudharabah dengan
akad musyarakah.

4. Jelaskan hokum asal dari mudharabah !


JAWAB :
Dasar hukumnya bersumber dari Al-Quran dan Hadis. Berdasarkan ijmak dari
para ulama, mudharabah ini hukumnya adalah boleh (jaiz). Hal tersebut bisa diambil
dari kisah Rasulullah yang pernah melaksanakan mudharabah dengan Siti Khadijah.
Siti Khadijah ini sebagai pemilik modal dan Rasulullah sebagai pengelola modal.
Kemudian Rasulullah membawa barang dagangan ke negeri Syam. Dari kisah
tersebut menggambarkan bahwa akad mudharabah sudah terjadi sejak zaman
Rasulullah sebelum diangkat menjadi Rasul.
5. Jelaskan rukun dan ketentuan syariah mudharabah !
JAWAB :
Rukun mudharabah ini ada 4, yaitu sebagai berikut:
1. Pelaku, yang terdiri dari pemilik modal atau dana dan pengelola modal.
2. Objek mudharabah, yaitu modal dan kerja.
3. Ijab Kabul atau serah terima
4. Nisbah keuntungan

Sedangkan untuk ketentuan muqaradhah adalah sebagai berikut ini :

 Pelaku
1. Pelaku harus baligh dan cakap hukum.
2. Pelaku bisa dilakukan sesame muslim atau dengan non-muslim.
3. Pemilik dana tidak boleh mencampuri dalam pengelolaan usaha, namun boleh
mengawasi.
 Objek Mudharabah
A. MODAL
1. Modal yang diserahkan bisa berbentuk uang atau asset/harta lainnya yang dinilai
sebesar nilai wajar. Dalam hal tersebut modal harus jelas jumlah dan juga jenisnya.
2. Modal harus tunai dan tidak boleh hutang. Tanpa adanya setoran dana/modal, berarti
pemilik modal tidak memberikan kontribusi apapun.
3. Modal harus diketahui dengan jelas jumlahnya, sehingga bisa dibedakan dari
keuntungannya.
4. Pengelola modal tidak diperbolahkan untuk memudharabahkan kembali modal yang
sudah dimudharabah. Dan jika hal tersebut terjadi maka bisa dianggap sebagai suatu
pelanggaran, kecuali atas izin dari pemilik modal.
5. Pengelola modal tidak diperkenankan untuk meminjamkan modal kepada orang lain.
Dan jika hal tersebut terjadi maka bisa dianggap sebagai pelanggaran, kecuali jika
diizinkan oleh pemilik modal.
6. Pengelola modal mempunyai kebebasan untuk mengatur modal menurut
pemikirannya sendiri dan kebijaksanaannya, selama hal tersebut tidak dilarang secara
agama atau syariah.

B. KERJA
1. Kontribusi dari pengelola modal bisa berbentuk keahlian, ketrampilan, selling skill,
dan lain sebagainya.
2. Kerja adalah hak dari pengelola modal dan tidak boleh diintervensi atau diikut campur
tangani oleh pemilik modal.
3. Pengelola modal harus menjalankan usahanya sesuai dengan ketentuan syariah.
4. Pengelola modal harus mematuhi semua ketetapan yang terdapat dalam kontrak.
5. Dalam hal pemilik modal tidak melakukan kewajiban atau melakukan pelanggaran
terhadap kesepakatan, padahal pengelola modal sudah menerima dan bekerja. Maka
pengelola modal berhak untuk memperoleh imbalan, ganti rugi, atau upah.

 Ijab Kabul (Serah Terima), Adalah pernyataan dan juga ekspresi saling rela atau
ikhlas diantara para pihak yang terlibat akad yang dilaksanakan secara tertulis
dan/atau verbal, dengan melalui korespondensi atau menggunakan berbagai cara
komunikasi modern.
 Nisbah Keuntungan, Nisbah adalah besaran yang dipakai untuk pembagian
keuntungan, yang menggambarkan imbalan yang berhak untuk diterima oleh ke-2
pihak yang bermudharabah atas keuntungan yang didapatkan.

6. Kapankah akad mudharabah dianggap selesai ?


JAWAB :
Durasi akad mudharabah adalah tidak tentu dan tidak terbatas, namun setiap pihak
yang terlibat di dalamnya berhak untuk menentukan jangka waktu kontrak kerja sama.
Tapi, akad mudharabah bisa berakhir karena beberapa hal berikut ini.
 Akad mudharabah akan berakhir pada waktu yang sudah ditetapkan di awal.
 Salah satu pihak yang terlibat memutuskan untuk mengundurkan diri.
 Salah satu dari pihak yang terlibat meninggal dunia atau hilang akal.
 Pengelola modal tidak melaksanakan amanahnya sebagai pengelola usaha
untuk mencapai tujuan sebagaimana yang sudah ditetapkan dalam akad.
 Sudah tidak terdapat modal.

7. Bagaimana cara perhitungan pembagian laba?


JAWAB :
Misalnya, Seorang pedagang yang memerlukan modal untuk berdagang
mengajukan permohonan untuk pembiayaan bagi hasil, dimana bank bertindak selaku
shahibul maal dan nasabah selaku mudharib.
Caranya adalah dengan menghitung dulu perkiraan pendapatan yang akan
diperoleh nasabah dari proyek yang bersangkutan. Misalnya, dari modal
Rp.30.000.000,00 diperoleh pendapatan sebesar Rp.5.000.00,00 perbulan. Dari
pendapatan ini harus disishkan terlebih dahulu untuk tabungan pengembalian modal,
misalnya Rp.2.000.000,00. selebihnya dibagi antara bank dengan nasabah dengan
kesepakatan di muka, misalnya 60% untuk nasabah 40% untuk bank.

Anda mungkin juga menyukai