Anda di halaman 1dari 53

Jenis-Jenis Akad dalam Pembiayaan Syariah

Selain bank, dikenal juga perusahaan pembiayaan syariah atau disebut dengan PP syariah. PP syariah
adalah suatu perusahaan pembiayaan yang menggunakan sistem akad syariah dalam menjalankan
usahanya. Dalam praktiknya, PP syariah bekerja dengan berdasar pada beberapa prinsip akad syariah
yang tidak melanggar ajaran atau aturan dalam agama islam. Berikut adalah jenis-jenis akad dalam
pembiayaan syariah:
1. Murabahah
Prinsip akad murabahah ini merupakan prinsip transaksi jual beli antara pihak nasabah dan PP
syariah. Nasabah hanya akan mendapatkan pembiayaan melalui persetujuan atau kesepakatan yang
sudah dibuat antara kedua belah pihak. Secara skema, murabahah adalah akad transaksi dimana
penjual menyatakan harga beli produk kepada pembeli dan pembeli membeli dengan harga lebih
sebagai perolehan laba penjual. Keuntungan harga disepakati oleh kedua belah pihak. Sehingga pihak
pembeli mengetahui harga beli produk dan margin keuntungan yang didapatkan oleh penjual.
Mekanisme pembayarannya ada yang dilakukan dengan cara dicicil atau bitsaman ajil dan juga
dengan cara langsam. Contohnya adalah KPR rumah syariah, pembelian aset bangunan, pembiayaan
kendaraan bermotor, dan investasi lainnya. 
2. Wadiah
Wadiah merupakan akad transaksi dengan skema penitipan barang atau uang antara pihak pertama
dan pihak kedua. Sehingga pihak pertama sebagai nasabah telah mempercayakan asetnya kepada
pihak kedua (PP syariah) sebagai penyimpan aset. Oleh sebab itu, pihak kedua harus menjaga titipan
nasabah dengan selamat, aman, dan utuh. Sesuai dengan definisi, nasabah tidak akan mendapatkan
bagi hasil dari penitipan uang, melainkan bonus yang diberikan secara sukarela dari PP syariah ke
nasabah. Contoh penerapan akad wadiah pada rekening tabungan dan giro.
Prinsip wadiah sendiri terdiri atas dua jenis, yaitu:
Wadiah yad dhamanah, yang merupakan akad penitipan uang dimana pihak yang menerima titipan
boleh mempergunakan uang tersebut. Akan tetapi jika uang yang dititipkan tersebut rusak atau hilang,
maka pihak tersebut harus menggantinya. 
Wadiah yad amanah, berupa penitipan murni yang memberikan amanah pada pihak yang dititipi uang
untuk menjaga dan tidak diperbolehkan memanfaatkan uang titipan tersebut. Jika uang yang dititipkan
rusak atau hilang maka PP syariah tidak berkewajiban untuk mengganti. 
3. Mudharabah
Akad mudharabah adalah kerjasama usaha antara pihak pertama (pemodal) yang disebut sebagai
malik ataupun shahibul mal yang menyediakan seluruh modal dan pihak kedua (pengelola) amil atau
mudharib yang bertindak selaku pengelola dana dengan kesepakatan yang dituangkan dalam akad.
Prinsip akad mudharabah lebih merujuk pada prinsip kerja sama yang terjalin antara pihak yang
memiliki modal dan pihak pengelola. Dalam bank syariah prinsip ini disesuaikan dengan produk
keuangannya, jika dalam proses membuka tabungan maka pihak pemodal adalah nasabah dan pihak
pengelola adalah bank. Sedangkan untuk penyaluran pinjaman syariah pihak pemodal adalah bank
syariah dan pihak pengelola adalah nasabah.
Hal yang membedakan skema mudharabah dengan skema bunga yang dijalankan oleh bank
konvensional adalah hasil usaha yang dijalankan akan dibagi sesuai dengan porsi bagi hasil (nisbah)
di antara kedua pihak. Besarnya keuntungan yang didapatkan kedua belah pihak sebelumnya sudah
disetujui di awal perjanjian. Meski begitu, apabila terjadi kerugian maka pihak yang bertanggung
jawab adalah pihak pemodal saja. Pihak pengelola bisa juga dikenakan kewajiban untuk bertanggung
jawab apabila kerugian yang terjadi akibat kelalaian atau kesalahan yang dibuat pihak pengelola. 

Macam-Macam Mudharabah
Kalau dilihat dari jenis dan isi transaksinya, mudharabah masih dibedakan lagi menjadi dua jenis,
yaitu:
1. Mudharabah Mutlaqah
Ciri khas dari Mudharabah Mutlaqah dapat dilihat dari jenis transaksinya yang tidak menggunakan
syarat. Artinya, dalam memberikan modal usaha yang akan dikelola, pemilik modal tidak memberikan
syarat apapun kepada pihak pengelola modal.
Dengan begitu, dananya bisa digunakan untuk membuka segala macam usaha yang bisa
menguntungkan. Tapi, usaha yang dijalankan tetap harus sesuai dengan syariat Islam dan tidak
melanggar ajaran  agama.Selanjutnya, keuntungan maupun kerugian dari pengelolaan dana tersebut
dibagi bersama sesuai dengan kesepakatan pada awal perjanjian.
2Mudharabah Muqayyadah
Mudharabah Muqayyadah memiliki ciri khas dari transaksinya yang membutuhkan syarat tertentu
sesuai keinginan dari pemilik modal. Jadi, tidak semua usaha boleh dijalankan oleh pengelola usaha
meskipun jenis usahanya halal.
Hasil keuntungannya masih sama-sama dibagi dua dengan jumlah sesuai kesepakatan dan ketentuan
antara dua belah pihak.
Dalam dunia perbankan yang berkembang saat ini, teknis mudharabah muqayyadah  bisa dilakukan
dengan cara memberikan modal kepada pihak bank syariah. Modal tersebut selanjutnya akan dikelola
bank dengan cara investasi pada proyek lain yang ditentukan dan jelas kehalalannya.
a. Contoh Produk Mudharabah Muqayyadah
Agar bisa menerapkan kerja sama mudharabah muqayyadah dalam kehidupan bisnis, tentu harus
mengetahui contoh nyata jenis kerja sama ini. Berikut adalah beberapa contoh mudharabah
muqayyadah yang  bisa dijadikan bahan pembelajaran:
 Mudharabah Muqayyadah on Balance Sheet
Pengelolaan dana dari modal yang diberikan harus sesuai dengan syarat, baik syarat dari waktu
pengelolaan, bidang usaha yang dilakukan, hingga lokasi usahanya.
Dalam penerapannya, kerja sama mudharabah ini terjadi antara pihak bank dan pemilik modal.
Namun, bank tetap harus mematuhi syarat yang diajukan pemilik dana serta tidak melanggar syariat
islam dalam pengelolaannya.
Contohnya adalah kerja sama pemilik modal pengelola usaha dengan bank syariah sebagai perantara
atau penghubungnya.  Pemilik modal akan memberikan dana kepada pengusaha melalui bank syariah
dengan syarat bank harus bisa menyeleksi jenis pengusaha yang layak atau tidak.
 Mudharabah Muqayyadah of Balance Sheet
Kerja sama ini tidak melalui perantara bank syariah sebagai penyalur dananya, tapi langsung
dilakukan antara investor atau pemilik modal dengan pengusaha yang bersedia mengelolanya.
Contohnya adalah kerja sama antara pemilik dana dengan pengusaha rumah makan. Pengusaha rumah
makan ini mengajukan kerja sama mudharabah kepada investor untuk mengembangkan bisnisnya.
Namun, investor juga mengajukan syarat tertentu kepada pengusaha rumah makan agar bisa lebih
berkembang. Misalnya syarat dari segi teknis pemasaran hingga pemilihan karyawan. Sementara
pengusaha makanan juga tetap bisa menjalankan bisnisnya sesuai keinginan di luar syarat tersebut.

4. Musyarakah
Akad musyarakah adalah kerjasama (patungan) antara dua pihak atau lebih untuk menjalankan usaha
tertentu. Disini, masing-masing pihak memberikan dana sesuai dengan porsinya masing-masing dan
bagi hasilnya (syirkah) juga disandarkan pada besaran porsinya masing-masing yang disepakati sejak
awal. Jika suatu waktu terjadi kerugian, maka hal ini akan menjadi tanggung jawab bersama dengan
memperhitungkan besaran modal yang dikeluarkan oleh masing-masing pihak. 
Contoh akad Musyarakah ada dalam pinjaman modal kerja bank syariah ataupun pinjaman Kredit
Pemilikan Rumah (KPR) syariah. 
5. Salam
Akad Salam adalah akad transaksi jual beli atau pembiayaan barang lewat mekanisme
pemesanan dimana pembeli memesan produk dan melakukan pembayaran terlebih dahulu, kemudian
pembeli akan memproses produk sesuai permintaan dengan syarat dan jangka waktu tertentu.
Penerapan akad salam dapat dilihat dari sistem pembelian secara pre-order. Misalnya, PP syariah
memesan barang terlebih dulu dan melakukan pembayaran dengan harga yang sudah disepakati
sebelumnya. Biasanya ini berlaku untuk pembiayaan di sektor pertanian, dimana pihak bank syariah
akan memberikan modal kerja terlebih dulu kepada petani untuk kemudian dijadikan modal untuk
mengelola lahan. 
6. Istishna’
Akad istishna’ ini berkaitan dengan adanya pemesanan pembuatan suatu barang berdasarkan syarat
dan kriteria tertentu yang sudah disepakati oleh kedua pihak, yaitu pihak pembeli atau yang memesan
(mustashni’) dan pihak pembuat atau penjual (shani’). Sekilas mirip dengan akad salam,
perbedaannya adalah produk akad istishna' diproduksi sesuai permintaan pembeli. Penjual harus
melakukan proses pemesanan produk sesuai kesepakatan dengan pembeli. Produk yang dihasilkan
juga harus sesuai dengan apa yang dijanjikan di awal. Biasanya akad ini terjadi pada pemesanan
barang dalam jumlah besar, seperti souvenir dan pembiayaan properti kavling. Jadi Anda sebagai
nasabah bisa memesan desain sesuai dengan kebutuhan lalu mengajukan di PP syariah yang memiliki
fasilitas pembiayaan tersebut.
7. Qardh
Menurut Bank Indonesia, Qardh adalah pinjam meminjam dana tanpa imbalan dengan kewajiban
peminjam mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu.
Qard berlaku tanpa imbalan karena meminjamkan uang dengan imbalan adalah riba. Riba Qardh tidak
boleh dilakukan karena akad Qardh dalam islam bertujuan untuk tolong-menolong dan bukan untuk
mengambil keuntungan. 
8. Ijarah
Akad ijarah ini merupakan akad mengenai penyediaan dana yang bertujuan untuk memindahkan
manfaat atau hak guna dari sebuah barang maupun jasa dengan dasar transaksi sewa. Ini berarti dalam
pelaksanaan akad ijarah tidak melakukan pemindahan kepemilikan atas barang atau jasa itu
sendiri. Pembiayaan dengan sistem sewa ini terjadi dimana satu pihak sebagai penyewa membayar
kepada pihak lain (pemilik produk) untuk mendapatkan manfaat atau hak guna atas produk yang
dipinjam tanpa memindahkan kepemilikan barang tersebut.
9. Al – Muzara’ah
Pemberian modal dalam bidang pertanian/perkebunan
10. Al – Kafalah
Memberikan jaminan kepada pihak ke3
11. Al – Hawalah
Perpindahan utang
12. Ar-Rahn
Akad gadai yang sesuai dengan Syariah
Asas-Asas Akad (Kontrak) dalam Hukum Syariah
1 Asas Kebebasan Berkontrak (al-hurriyah)
2.Asas Konsensualisme (ittifaq)
Konsensuil secara sederhana diartikan sebagai kesepakatan (ittifaq). Dalam hukum syariah suatu akad
baru lahir  setelah dilaksanakan ijab dan kabul. Ijab adalah pernyataan kehendak melakukan ikatan,
sedangkan kabul adalah pernyataan penerimaan ikatan. Dengan tercapainya kesepakatan antara para
pihak (‘aqidain)  yang diwujudkan dengan ijab dan qabul lahirlah kontrak (akad). Dengan
tercapainya kesepakatan para pihak maka hal itu  menimbulkan hak dan kewajiban  bagi mereka yang
membuatnya (atau dengan kata lain perjanjian itu bersifat obligatoir atau ilzam). 
3.Asas Kerelaan (Al-Ridhaiyyah)
4)  Asas al-‘adalah (keadilan).
5.Asas Pacta Sunt Servanda (asas kepastian hukum dan asas akad  itu mengikat para pihak)
Pelanggaran Syariah dalam ekonomi islam

MAYSIR
Yang pertama adalah Maysir atau Qimar yaitu suatu bentuk permainan yang didalamnya
dipersyaratkan, jika salah seorang pemain menang, maka ia akan mengambil keuntungan dari pemain
yang kalah dan sebaliknya. Contoh dari maysir ini adalah judi, sedangkan beberapa aktivitas yang
termasuk dalam kategori judi yang telah dilarang misalnya seperti SMS berhadiah sesuai dengan
Fatwa MUI No. 9 Tahun 2008 Tentang SMS Berhadiah dan kuis berbasis telepon sesuai arahan dari
Dr. Nasr Farid, Mufti Mesir, Sekjen Majma al Buhuts al Islamiyyah, Wafa Abu ‘Ajuz dan Syeikh
Abdul Aziz bin Baz.
  
GHARAR
Selanjutnya adalah Gharar yaitu ketidakpastian dalam transaksi yang diakibatkan dari tidak
terpenuhinya ketentuan syariah dalam transaksi tersebut. Dampak dari transaksi yang mengandung
gharar adalah adanya pendzaliman atas salah satu pihak yang bertransaksi sehingga hal ini dilarang
dalam islam.
 
Beberapa kategori unsur gharar antara lain dari segi kuantitas tidak sesuainya timbangan atau takaran,
kemudian dari siis kualitas terdapat ketidakjelasan pada kualitas barang, selanjutnya dari sisi harga
adanya dua harga dalam satu transaksi, dan yang terakhir dari sisi waktu yaitu terdapat ketidakjelasan
pada waktu penyerahan.
 
RIBA
Kemudian yang terakhir adalah Riba. Dari segi istilah bahasa sama dengan “Ziyadah” artinya
tambahan, sedangkan menurut istilah teknis, riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok
(modal) secara bathil.
Terdapat perbedaan pendapat dalam menjelaskan riba. Secara umum Riba adalah penambahan
terhadap hutang. Maknanya: Setiap penambahan pada hutang baik kwalitas ataupun kwantitas, banyak
maupun  sedikit, adalah riba yang diharamkan.

Pengertian Ihtikar
Al Ihtikar ‫االحتكار‬ berasal dari kata ‫حكر‬ -‫حكرا‬-‫يحكر‬ yang berarti aniaya, sedangkan   ‫الحكر‬  berarti  ‫ادخار‬
‫ام‬OO‫الطع‬ ( menyimpan makanan, dan kata ‫رة‬OO‫الحك‬ berarti ‫اك‬OO‫ع و اإلمس‬OO‫الجم‬ (mengumpulkan dan menahan).
Ihtikar juga berarti penimbunan[1]. Sedang secara istilah ihktikar berarti membeli barang pada saat
lapang lalu menimbunnya supaya barang tersebut langka di pasaran dan harganya menjadi naik.
[2] Jadi, Ihtikar atau penimbunan barang adalah membeli sesuatu dengan jumlah besar, agar barang
tersebut berkurang di pasar sehingga harganya (barang yang ditimbun tersebut) menjadi naik dan pada
waktu harga menjadi naik baru kemudian dilepas (dijual) ke pasar, sehingga mendapatkan keuntungan
yang berlipat ganda.[3]

Definisi risywah
Risywah menurut bahasa berarti: “pemberian yang diberikan seseorang kepada hakim atau lainnya
untuk memenangkan perkaranya dengan cara yang tidak dibenarkan atau untuk mendapatkan sesuatu
yang sesuai dengan kehendaknya.” (al-Misbah al-Munir/al Fayumi, al-Muhalla/Ibnu Hazm). Atau
“pemberian yang diberikan kepada seseorang agar mendapatkan kepentingan tertentu” (lisanul Arab,
dan mu’jam wasith).

 
Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah keputusan yang diambil oleh pemerintah dalam rangka menunjang aktivitas
ekonomi melalui berbagai hal yang berkaitan dengan penetapan jumlah peredaran uang di masyarakat.
Tujuan utama kebijakan moneter adalah menjaga kestabilan ketersediaan uang suatu negara. Karena
persediaan uang negara mempengaruhi berbagai aktivitas ekonomi, seperti inflasi, suku bunga bank,
dan sebagainya.

1. Operasi Pasar Terbuka


Ketika pemerintah mengontrol peredaran uang melalui penjualan atau pembelian surat-surat berharga
milik pemerintah, maka yang dijadikan instrumen kebijakan moneter adalah operasi terbuka.
Saat bank Indonesia ingin mengurangi peredaran uang, maka pemerintah menjual surat berharga.
Sebaliknya, ketika peredaran uang harus ditingkatkan, maka pemerintah membeli surat berharga.

2. Kebijakan Diskonto (Discount Rate)


Kebijakan diskonto merupakan instrumen kebijakan moneter yang mengukur melalui tingkat suku
bunga bank. Kondisi dimana bank-bank umum meminjamkan dana kepada bank Indonesia selaku
bank sentral membuat peredaran jumlah uang teratur.
Ketika peredaran uang harus ditingkatkan, maka bank Indonesia menurunkan suku bunga pinjaman.
Sebaliknya, suku bunga kredit bank akan dinaikkan ketika peredaran uang harus dikurangi.

3. Kebijakan Rasio Cadangan Wajib (Cash Ratio)


Selanjutnya, instrumen kebijakan moneter adalah rasio cadangan wajib. Saat Bank Indonesia ingin
mengurangi cadangan kas uang bank, maka uang diedarkan di masyarakat melalui pinjaman.
Sementara, bila cadangan kas uang bank harus ditambah, uang yang beredar di masyarakat ditarik
dengan peningkatan suku bunga tabungan.

4. Kebijakan Kredit Selektif


Kebijakan kredit selektif adalah kebijakan pengetatan jumlah uang yang beredar.
Kredit selektif ini dilakukan dengan cara menentukan syarat-syarat kredit yang dikenal dengan
sebutan 5C, yaitu:
1. Character (Karakter)
Adalah perilaku serta memauan pemohon kredit untuk memenuhi kewajibannya.
2. Capacity (Kemampuan)
Adalah kemampuan, keterampilan pemohon kredit dalam menggunakan kredit sehingga memperoleh
kemajuan dan keuntungan serta dapat melunasi kewajibannya.
3. Capital (Modal)
Adalah modal seseorang atau lembaga pemohon kredit.
4. Collateral (Jaminan)
Adalah kepastian berupa jaminan yang dapat diberikan oleh penerima kredit. Anggunan atau jaminan
merupakan sarana untuk pengaman ketidakpastian tersebut.
5. Condition Of Economic (Kondisi Perekonomian)
Adalah rencana pelepasan kredit harus mampu melihat kedepan seperti keadaan perekonomian di
masa yang akan datang.
KETENAGAKERJAAN
Terdapat beberapa konsep mengenai ketenagakerjaan meliputi tenaga kerja, kesempatan kerja,
angkatan kerja, dan sistem upah.

1. Tenaga kerja
Tenaga kerja (Man Power) adalah setiap orang usia 15 – 64 tahun yang mampu melakukan pekerjaan
guna menghasilkan barang atau jasa, baik untuk dirinya sendiri maupun masyarakat. Adapun jenis-
jenis tenaga kerja adalah sebagai berikut:
Berdasarkan sifat kerjanya, tenaga kerja dapat dibedakan menjadi:
1) Tenaga Kerja Jasmani 
Tenaga kerja yang kegiatanya lebih banyak mengandalkan tenaga fisik dalam melaksanakan
proses produksi, diantaranya adalah sopir dan montir
2) Tenaga Kerja Rohani
Tenaga kerja yang melakukan pekerjaannya lebih banyak menggunakan proses pemikiran,
gagasan atau ide yang bersifat produktif, seperti manajer, direktur, dan konsultan.
Berdasarkan keahliannya, tenaga kerja dapat dibedakan menjadi:
1) Tenaga kerja terdidik atau skilled labour 
Tenaga kerja yang memerlukan keahlian atau kemahiran pada suatu bidang melalui sekolah atau
pendidikan. Misalnya dokter, hakim, pengacara, guru, akuntan, notaris, insinyur, dosen atau
polisi.
2) Tenaga kerja terlatih atau trained labour 
Tenaga kerja yang memerlukan latihan dan pengalaman kerja. Misalnya, tukang masak atau koki,
supir, pelayan toko, montir, penjahit dan pelukis.
3) Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih atau unskilled labour and untrained labour
Tenaga kerja yang tidak memerlukan pendidikan dan latihan sebelumnya, hanya mengandalkan
tenaga saja. Misalnya, pesuruh, kuli bangunan, buruh gendong, pembantu rumah tangga, tukang
becak, dan penyapu jalan.
Berdasarkan hubungannya dengan proses produksi, tenaga kerja dibedakan menjadi:
1) Tenaga kerja langsung
Tenaga kerja di pabrik yang secara langsung terlibat pada proses produksi dan biayanya
dikenakan pada biaya produksi atau pada barang yang dihasilkan. Misalnya karyawan bagian
produksi.
2) Tenaga kerja tidak langsung
Tenaga kerja di pabrik yang tidak terlibat secara langsung pada proses produksi dan biayanya di
kaitkan pada biaya operasional pabrik. Misalnya tenaga kerja bagian penjualan, marketing dan
periklanan.

2. Angkatan Kerja
Angkatan kerja (Labour Force) adalah sebagian dari jumlah penduduk berusia 15-64 tahun (tidak
sedang kuliah atau sekolah) yang mempunyai pekerjaan atau sedang mencari kesempatan untuk
melakukan pekerjaan produktif.

3. Kesempatan Kerja
Kesempatan kerja (Demand fo Labour) adalah suatu keadaan yang menggambarkan ketersediaan
lapangan pekerjaan yang dapat diisi oleh angkatan kerja.

4. Sistem Upah
Upah adalah imbalan yang diterima tenaga kerja atas jasa yang telah diberikan dalam proses produksi.
Permasalahan Ketenagakerjaan di Indonesia
 Tingginya angka pengangguran.
 Kualitas tenaga kerja memiliki daya saing rendah.
 Jumlah angkatan kerja dan lapangan pekerjaan tidak seimbang.
 Persebaran tenaga kerja yang tidak merata.
 Tingkat upah rendah.

Upaya Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja


 Meningkatkan kualitas pendidikan.
 Mengoptimalkan balai latihan kerja (BLK).
 Menggalakkan program pemagangan.
 Mempercepat sertifikasi profesi tenaga kerja.
 Memberikan bonus dan sanksi pada sebuah perusahaan.
 Menyelenggaralan pelatihan secara berkala.

PENGANGGURAN
Pengangguran adalah angkatan kerja yang tidak dapat terserap dunia kerja atau tidak dapat bekerja.
Jenis-Jenis Pengangguran
1. Berdasarkan Lama Waktu Kerja
 Pengangguran Terbuka
Angkatan kerja yang tidak bekerja dan tidak memiliki pekerjaan.
 Setengah Menganggur
tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu.
 Pengangguran Terselubung
angkata kerja yang sudah bekerja, tetapi tidak bekerja secara optimal.
2. Berdasarkan Penyebab
 Pengangguran Struktural
Pengangguran yang tidak memenuhi persyaratan kerja akibat perubahan struktur dan corak kegiatan
ekonomi.
 Pengangguran Konjungtur
Pengangguran yang disebabkan gelombang konjungtur atau perubahan siklus ekonomi.
 Pengangguran Friksional
Pengangguran akibat kesenjangan waktu, keterbatasan info lowongan, perbedaan kondisi geografis,
dan keinginan memperoleh pekerjaan yang lebih baik.
 Pengangguran Sukarela
Pengangguran yang timbul akibat angkatan kerja secara sukarela memutuskan untuk tidak bekerja.
 Pengangguran Musiman
Pengangguran yang diseabkan oleh pergantian musim seperti musim tanam dan musim panen.
Dampak Negatif Pengangguran
1. Menurunnya permintaan dan penawaran
2. Tingakat Investasi menurun
3. Memacu tindak kriminalitas
4. Angka kemiskinan bertambah
5. Terganggunya stabilitas ekonomi, sosial, dan politik
6. Penerimaan negara berkuran
7. Menurunnya tingkat pajak penghasilan
8. Pembangunan ekonomi nasional terhambat
Upaya Mengatasi Pengangguran
Permasalahan pengangguran harus diatasi agar perekonomian suatu negara bisa berkembang. Berikut
adalah beberapa upaya mengatasi pengangguran.
1. Mengembangkan industri padat karya.
2. Mengalakkan balai latihan kerja agar keahlian angkatan kerja meningkat.
3. Meningkatkan mobilitas modal.
4. Memberikan kemudahan bagi investor berinvestasi.
5. Memberikan kemudahan kredit produktif.
6. Mendukung pertumbuhan sektor industri kecil.
7. Mempercepat penyebaran akses informasi lowongan kerja.
Menurut Mankiw (2006), orang yang tidak termasuk ke dalam angkatan kerja adalah mahasiswa, ibu
rumah tangga, dan pensiunan. BPS (badan pusat statistik) mendefinisikan angkatan kerja (labor force)
sebagai jumlah populasi yang bekerja dan yang tidak bekerja:

Angkatan Kerja = Jumlah yang Bekerja + Jumlah yang Tidak Bekerja

Selain itu, BPS juga mendefinisikan tingkat pengangguran (unemployment rate) sebagai persentase
dari angkatan kerja yang tidak bekerja:

Tingkat Pengangguran = (Jumlah yang Tidak Bekerja/Angkatan Kerja) × 100

Kemudian, BPS memakai hasil survei yang sama untuk menghasilkan data partisipasi angkatan kerja.
Tingkat partisipasi angkatan kerja (labor-force participation rate) mengukur persentase dari seluruh
populasi orang dewasa yang tergolong angkatan kerja:

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja = (Angkatan Kerja/Populasi Orang Dewasa) × 100


PENDAPATAN NASIONAL

1. Pengertian Pendapatan nasional


 Pendapatan nasional adalah besaran hasil produksi yang didapatkan seluruh masyarakat suatu
negara dalam kurun waktu tertentu.
 Pendapatan nasional mengandung jumlah laba perusahaan domestik, pendapatan masyarakat,
upah pekerja asing, beban pajak penjualan dan penghasilan masing-masing warga negara.
Dari perhitungan tersebut, manfaat pendapatan nasional dapat dijadikan tolak ukur kemajuan
ekonomi suatu negara.
 Pendapatan nasional secara sederhana dapat diartikan sebagai jumlah pendapatan masyarakat
suatu negara dalam periode tertentu (biasanya satu tahun).
2. Manfaat Pendapatan Nasional
a. Dapat mengetahui dan menganalisis struktur ekonomi suatu negara apakah struktur ekonomi
industri, agraris, atau jasa.
b. Dapat membandingkan keadaan perekonomian dari waktu ke waktu karena pendapatan
nasional dicatat setiap tahun.
c. Dapat membandingkan perekonomian antarnegara di dunia.
d. Pedoman bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan yang berkaitan dengan pembangunan
ekonomi nasional.
3. Konsep-konsep Pendapatan Nasional
1) PDB (GDP) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit
produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun, termasuk hasil
produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan orang asing yang beroperasi di
wilayah negara yang bersangkutan. GDP bersifat bruto/kotor.
2) PDRB (GRDP) adalah menghitung pendapatan nasional dalam lingkup wilayah atau daerah.
3) PNB (GNP) adalah jumlah seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara dalam
waktu satu tahun termasuk barang dan jasa yang dihasilkan warga negara yang berada di luar
negeri.
4) PNN (NNP) adalah hasil produksi yang dihasilkan oleh suatu negara setelah dikurangi
penyusutan barang modal.
5) NNI adalah NNP setelah dikurangi dengan pajak tidak langsung.
6) PI adalah pendapatan yang secara formal diterima oleh masyarakat.
7) DI adalah pendapatan yang benar-benar diterima oleh masyarakat dan siap untuk
dibelanjakan.

Rumus-Rumus Konsep Pendapatan Nasional


a. GNP = GDP – Faktor Neto Luar Negeri
b. NNP = GNP – (penyusutan + pengganti barang modal) atau depresiasi
c. NNI = NNP – pajak tidak langsung + subsidi
e. DI = PI – pajak langsung
Tiga pendekatan dalam menghitung pendapatan nasional
Ada tiga pendekatan dalam menghitung pendapatan nasional yaitu pendekatan produksi, pendekatan
pendapatan dan pendekatan pengeluaran.
1. Pendekatan Produksi (Production Approach) yaitu dengan menjumlahkan nilai produksi tiap-
tiap sektor ekonomi atau dengan menjumlahkan secara keseluruhan nilai tambah (value added)
dari semua kegiatan ekonomi yang dihasilkan perusahaan.
Y=(P1X Q1)+(P2X Q2)+….(PnX Qn)
Keterangan :
Y= Pendapatan nasional
P1= harga barang ke-1             Pn= harga barang ke-n
Q1= jenis barang ke-1             Qn= jenis barang ke-n
2. Pendekatan Pendapatan (Income Approach) yaitu dengan cara menjumlahkan seluruh
penerimaan atas faktor produksi, sebagai berikut:
Rumus Pendapatan Nasional Dengan pendekatan pendapatan adalah sebagai berikut:
Y=r+w+i+p
Keterangan :
Y = Pendapatan Nasional
r = upah, gaji, dan lainnya
w = sewa
i = bunga
p = Pendapatan dari keuntungan perusahaan dan usaha perorangan
3. Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach) yaitu dengan cara menjumlahkan seluruh
pengeluaran yang dilakukan oleh para penerima pendapatan seperti rumah tangga konsumen,
rumah tangga produsen, rumah tangga negara, dan masyarakat luar negeri.
Y=C+I+G+(X–M)
Keterangan :
Y = Pendapatan nasional
C = consumption ( konsumsi rumah tangga )
I = investment ( investasi )
G = government expenditure ( pengeluaran pemerintah )
X = ekspor
M = impor
Perilaku Konsumen dan Produsen

Konsumen merupakan pihak yang memanfaatkan, menggunakan, maupun


menghabiskan produkserta jasa untuk memenuhi kebutuhan. Sedangkan
sebaliknya produsen merupakan pihak yang membuat sekaligus menghasilkan
sesuatu untuk mendapatkan uang.

Kedua kegiatan tersebut tidak hanya dilakukan oleh konsumen dan produsen
saja, ada beberapa pihak lainnya melakukan aktivitas tersebut. Apa sajakah
itu? Inilah pelaku ekonomi yang menjalankan aktivitasnya.

1. Rumah Tangga Konsumsi (RTK)

Rumah Tangga memerlukan penghasilan untuk memenuhi kebutuhannya.


Penghasilan tersebut yaitu upah kerja (gaji), sewa, laba, serta hasil penjualan.

2. Rumah Tangga Produksi (RTD)

RTD bertugas untuk mengolah bahan mentah menjadi setengah jadi atau jadi.
Kemudian menjualnya kepada masyarakat.  

3. Pemerintah

Pemerintah bertugas untuk mengendalikan perekonomian masyarakat melalui


kebijakannya. Pemerintah juga memiliki peran ganda selain bertanggung
jawab mengatur perekonomian, yakni sebagai konsumen dan produsen.

4. Lembaga Keuangan Bank serta Non Bank

LKB atau LKNB memiliki peran memberikan sekaligus menyalurkan dana bagi
masyarakat untuk melakukan aktivitas berupa pinjaman atau lainnya.

5. Masyarakat Luar Negeri

Masyarakat luar negeri berfungsi sebagai konsumen dan produsen dalam


transaksi ke luar negeri atau disebut ekspor impor.

Apa Saja Peran Konsumen dan Produsen?


Konsumen dan produsen tentunya memiliki peran bagi perekonomian, lalu
apa sajakah itu. Berikut ini akan dibahas secara tuntas.

1. Peran konsumen
2. Penyedia faktor produksi
3. Sebagai pihak pengguna produk atau jasa
4. Membantu kelancaran perputaran produk
5. Sebagai pihak penerima imbalan atas bahan baku
6. Peran produsen
7. Pihak pemberi balas jasa atas sumber daya
8. Dapat meningkatkan PDB
9. Memberikan inovasi dalam memproduksi suatu barang
10.Menghasilkan benda maupun jasa

Apa Saja Teori Nilai Barang?


Setelah membahas pengertian dan prilaku konsumen dan produsen beserta
pelaku ekonomi, saatnya untuk membahas objek dari transaksi tersebut, yaitu
benda. Benda memiliki nilai baik nilai pakai maupun tukar.

1.  Teori Nilai Objektif


Teori ini memiliki beberapa nilai, diantaranya adalah

1. Pasar

Teori ini diusung oleh Hummed bersama Locke, menentukan bahwa suatu
harga suatu barang ditentukan oleh mekanisme pasar atau permintaan
sekaligus penawaran.

2. Produksi

Adam Smith berpendapat bahwa suatu benda dapat dinilai berdasarkan biaya
produksinya. Apabila biaya memproduksi produk tinggi maka harga benda
tersebut juga tinggi.

3. Tenaga Kerja

David Ricardo menyatakan bahwa biaya tenaga kerja yang dapat menentukan
nilai suatu benda atau jasa Tenaga kerja meliputi mesin, serta manusia.
4. Re-Produksi

Suatu benda bisa diproduksi kembali, oleh karena itu Carey berpendapat
apabila harga benda ditentukan oleh biaya re-produksi.

5. Kerja Rata-Rata

Berbeda dengan teori sebelumnya, Karl Marx menyatakan bahwa barang


dapat dinilai dengan biaya rata-rata tenaga kerja.

2.  Teori Nilai Subjektif


Teori nilai subjektif terdiri dari tiga pandangan, yaitu :

1. Kepuasan

Teori ini lebih dikenal dengan Hukum Gossen I serta II. Pada hukum gossen I
dijelaskan bahwa konsumsi dapat meningkatkan tingkat kepuasan, akan tetapi
pada titik tertentu apabila mengonsumsi secara terus menerus maka
tambahan kepuasan akan bernilai negatif serta secara total semakin
berkurang.

Sedangkan Hukum Gossen II menyebutkan bahwa manusia akan cenderung


memenuhi kebutuhannya dengan membagi pengeluaran secara rata dalam
kebutuhan beraneka ragam.

2. Austria

Carl Menger menyampaikan apabila manusia akan memenuhi kebutuhannya


dengan cara membagi pengeluaran secara rasional sesuai dengan tingkat
intensitasnya.

3. Batas

Nilai batas dari Von Bohm Bawerk menilai suatu barang yang dimiliki oleh
manusia paling akhir atau memiliki pemuasan terakhir.

Pendeketan Dalam Konsumsi


Perilaku memanfaatkan benda memiliki dua pendekatan, yaitu sebagai berikut
:

Pendekatan marginal utility

Pendekatan ini menunjukkan bahwa apabila seseorang mengonsumsi barang


secara terus menerus maka kepuasan akan semakin berkurang.

Keterangan :

 Pada titik Px tingkat kepuasan dapat maksimal apabila seseorang


mengonsumsi barang di titik X1.
 Apabila seseorang mengonsumsi sesuatu hingga mencapai titik X3,
maka seseorang dapat mengonsumsi lebih banyak sekaligus kepuasan
tidak bisa maksimal.
 Apabila konsumsi di titik X2 maka seseorang tersebut tidak mengalami
kepuasan.
 Apabila harga naik menjadi Px’ maka harus mengurangi konsumsi
hingga ke titik X4 agar mendapatkan kepuasan secara maksimal.
 Pendekatan kurva indiferen
Pendekatan jenis ini melihat kepuasan berdasarkan pilihan barang konsumsi.
Ada beberapa hal perlu diperhatikan, yaitu :

1. Semakin tinggi posisi kurva indiferen maka dapat menjadi pilihan


terbaik.
2. Slope selalu bernilai negatif.
3. Kurva tidak bersinggungan.
4. Ketika mendekati sumbu horizontal, kurva semakin flat.

Rumus Fungsi Produksi


Dalam produksi, terdapat fungsi produksi dapat dihitung melalui rumus
sebagai berikut :

Q = f(C,L,R,T)

dimana

Q : Kuantitas produk

f  : Simbol persamaan fungsional

C : Modal

L : Tenaga kerja

R : Sumber daya alam

T : Teknologi

Sedangkan produksi dibagi menjadi tiga sektor meliputi :

1. Sektor primer, terdiri dari bidang agraris serta ekstraktif.


2. Sektor sekunder, meliputi bidang perdagangan serta industri.
3. Sektor tersier, yaitu bidang jasa.
Saat memproduksi produk, diperlukan faktor produksi yang terdiri dari 4 jenis
diantaranya adalah

1. Sumber daya alam

Faktor SDA merupakan bahan mentah yang digunakan dalam membuat


produk. Bahan mentah tersebut meliputi air, tanah, hewan, mineral, sekaligus
tumbuhan.

2. Tenaga kerja

Sumber daya manusia merupakan faktor penting sebab berfungsi dalam


pengolahan  bahan mentah menjadi setengah jadi hingga barang jadi.

3. Modal
Modal digunakan saat membiayai proses pembuatan produk mulai dari
mengupah tenaga kerja, membeli bahan baku, maupun membeli peralatan.

4. Pengusaha

Ketika memproduksi suatu produk dibutuhkan strategi sekaligus pengawasan


secara ketat agar mendapatkan produk berkualitas.

Diagram Alur Kegiatan Ekonomi


Alur kegiatan ekonomi dibagi menjadi 3 yaitu :

1. Alur kegiatan ekonomi 2 sektor

Alur kegiatan ekonomi ini hanya membutuhkan RTK beserta RTP saat
melakukan transaksi jual beli.

2. Alur kegiatan ekonomi 3 sektor

Alur 3 sektor mendapatkan intervensi dari pemerintah ketika melakukan


kegiatan ekonomi, pemerintah bertugas untuk mengendalikan perekonomian
melalui berbagai kebijakan.
3. Alur kegiatan ekonomi 4 sektor

Pada alur 4 sektor terdapat tambahan masyarakat luar negeri yang


diimplementasikan pada perdagangan ekspor impor.

Nah, itulah beberapa ulasan mengenai perilaku konsumen dan produsen agar
adik-adik bisa lebih memahami materi tersebut. Adik-adik bisa menandai hal-
hal penting di artikel ini. Jangan lupa membagikan materi ini ke teman. Sampai
jumpa di postingan berikutnya, ya!
ELASTISITAS
Pengertian Elastisitas
Elastisitas adalah pengaruh perubahan dari harga terhadap jumlah dari barang yang diminta
(permintaan) atau barang yang ditawarkan (penawaran).
Dengan kata elastisitas merupakan tingkat kepekaan (perubahan) terhadap suatu gejala ekonomi
dengan perubahan gejala ekonomi yang lain.
Konsep Elastisitas
Elastisitas merupakan suatu ukuran derajat kepekaan (response) suatu variabel terhadap perubahan
variabel lainnya.
Semakin tinggi elastisitas, semakin besar derajat kepekaan variabel tersebut.
Elastisitas diukur dari Persentase (%) perubahan suatu variabel akibat perubahan 1% variabel lainnya.
Macam-macam Elastisitas
Elastisitas terbagi dalam 3 macam, yaitu sebagai berikut :
1. Elastisitas harga (price elasticity)
Elastisitas harga (price elasticity) adalah persentase dari perubahan jumlah permintaan barang, yang
disebabkan oleh persentase perubahan dari harga barang tersebut.
2. Elastisitas silang (cross elasticity)
Elastisitas silang (cross elasticity) adalah persentase dari perubahan jumlah permintaan barang, yang
disebabkan oleh persentase perubahan dari harga barang lain.
3. Elastisitas pendapatan (income elasticity)
Elastisitas pendapatan (income elasticity) adalah persentase dari perubahan permintaan akan sebuah
barang yang di akibatkan oleh persentase perubahan pendapatan ( income ) riil konsumen.
Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan ( elasticity of demand ) adalah pengaruh dari perubahan harga terhadap besar
kecilnya jumlah permintaan barang atau tingkat kepekaan dari perubahan jumlah permintaan barang
terhadap suatu perubahan dari harga barang.
Sedangkan besar kecil nya suatu perubahan permintaan tersebut dinyatakan dalam koefisien elastisitas
atau angka elastisitas yang di simbolkan ( E ), yang dinyatakan dalam rumus berikut ini :

Keterangan :
 ΔQ = perubahan terhadap jumlah permintaan.
 ΔP = perubahan dari harga barang.
 P = harga awal.
 Q = jumlah permintaan awal.
 Ed = elastisitas dari permintaan.
Contoh
Pada saat harga Rp500,00 jumlah barang yang diminta 25 unit, kemudian harga turun menjadi
Rp450,00 jumlah barang yang diminta 50 unit. Hitunglah besar koefisien elastisitasnya!
Jawab:

1. Macam – Macam Elastisitas Permintaan


Elastisitas permintaan ada 5 macam yaitu:

No Jenis Elastisitas Rumus Logika Contoh barang


1 Permintaan elastis E>1 %ΔQd > %ΔPd Keb. Lux atau mewah
2 Permintaan inelastic E<1 %ΔQd < %ΔPd Keb. Primer/pokok
3 Permintaan uniter (normal) E=1 %ΔQd = %ΔPd Keb. sekunder
4 Permintaan elastis sempurna E=~ %ΔQd , %ΔPd = 0 Keb. Dunia (gandum, minyak)
5 Permintaan inelastis sempurna. E=0 %ΔQd = 0, %ΔPd Keb. Tanah, air minum
Keterangan :
 % ΔQd = Persentase dari perubahan jumlah permintaan akan barang
 % ΔPd = Persentase dari perubahan harga barang
2. Kurva Elastisitas Permintaan
No Jenis permintaan Gambar Kurva

1 Permintaan elastis  

2 Permintaan inelastic  

3 Permintaan uniter (normal)  

4 Permintaan elastis sempurna  

5 Permintaan inelastis sempurna  


Elastisitas Penawaran
Elastisitas penawaraan (elasticity of supply) adalah pengaruh dari perubahan harga terhadap besar
kecilnya jumlah penawaran barang atau tingkat kepekaan terhadap perubahan jumlah penawaran
barang terhadap perubahan dari harga barang.
Sedangkan koefisien elastisitas dari penawaran adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara
perubahan jumlah penawaran barang dengan perubahan dari harganya.
Besar kecilnya koefisien elastisitas dari penawaran dapat dihitung dengan rumus berikut ini :

Keterangan :
 ΔQ = perubahan terhadap jumlah penawaran.
 ΔP = perubahan dari harga barang.
 P = harga barang awal.
 Q = jumlah penawaran awal.
 Es = elastisitas dari penawaran.
Contoh
Pada saat harga Rp600,00 jumlah barang yang ditawarkan 48 unit, kemudian harga turun menjadi
Rp300,00 jumlah barang yang ditawarkan 36 unit. Hitunglah besarnya koefisien elastisitas
penawarannya!
jawab:

1. Macam – Macam Elastisitas Penawaran


Elastisitas penawaran juga ada 5 macam, yaitu :

No Jenis Elastisitas Rumus Logika Contoh barang


1 Penawaran elastis E>1 %ΔQs > %ΔPs Keb. Lux atau mewah
2 Penawaran inelastic E<1 %ΔQs < %ΔPs Keb. Primer/pokok
3 Penawaran uniter (normal) E=1 %ΔQs = %ΔPs Keb. sekunder
4 Penawaran elastis sempurna E=~ %ΔQs , %ΔPs = 0 Keb. Dunia (gandum, minyak)
5 Penawaran inelastis sempurna. E=0 %ΔQs = 0, %ΔPs Keb. Tanah, air minum
Keterangan:
 % ΔQs = Persentase dari perubahan jumlah penawaran barang.
 % ΔPs = Persentase dari perubahan harga barang.
2. Kurva Elastisitas Penawaran
No Jenis permintaan Gambar Kurva

1 Penawaran elastis  

2 Penawaran inelastic  

3 Penawaran uniter (normal)  

4 Penawaran elastis sempurna  


5 Penawaran inelastis sempurna  

Rumus Singkat Elastisitas


Cara singkat menentukan besarnya elastisitas tanpa mencari turunan Q atau Q1 adalah :
1. Jika persamaan fungsinya menunjukkan P = a – bQ (fungsi permintaan) dan P = a + bQ (fungsi
Penawaran), maka rumus elastisitas nya yakni sebagai berikut :

2. Jika persamaan fungsinya menunjukkan Q = a – bP (fungsi permintaan) dan Q = a + bP (fungsi


penawaran), maka rumus elastisitas nya yakni sebagai berikut :
KESEIMBANGAN PASAR

Keseimbangan Pasar

Keseimbangan pasar ialah suatu kondisi di mana jumlah barang yang diminta sama dengan jumlah
barang yang ditawarkan pada tingkat harga tertentu.

Keseimbangan pasar juga dapat dipahami sebagai suatu kondisi di mana harga produk yang
ditawarkan sama dengan harga produk yang diminta oleh konsumen.

Ketika titik keseimbangan atau titik impas pasar tercapai, tidak ada kecenderungan perubahan harga
atau harga harus diperbaiki.

Harga ini disebut harga keseimbangan. Pembentukan harga keseimbangan pasar ditentukan dengan
kekuatan dalam permintaan dan penawaran.

Jika permintaan lebih kuat dari penawaran, harga akan meningkat. Di sisi lain, jika penawaran lebih
kuat dari permintaan, harga akan turun.

Dalam proses negosiasi harga barang, keseimbangan pasar dicapai ketika produsen dan konsumen
sepakat pada tingkat harga tertentu untuk barang yang menjadi subjek transaksi.

Pengaruhpajak-spesifikterhadap keseimbangan pasar.

Pajak yang dikenakan atas penjualan suatu barang menyebabkan harga jual barang tersebut naik.
Sebab setelah dikenakan pajak, produsen akan berusaha mengalihkan (sebagian) beban pajak tersebut
kepada konsumen, yaitu dengan jalan menawarkan harga jual yang lebih tinggi. Akibatnya harga
keseimbangan yang tercipta di pasar menjadi lebih tinggi daripada harga keseimbangan sebelum
pajak, di lain pihak jumlah keseimbangannya menjadi lebih sedikit.

Dikatakan Ambigu ketika terdapat lebih dari satu kemungkinan hasilnya.

Pembahasan;

Kesimpulan "Ambigu" pada analisis keseimbangan pasar terjadi ketika permintaan dan penawaran
berubah bersamaan tetapi tidak diketahui sisi mana yang berubah lebih besar. Sebagai contoh,
permintaan dan penawaran sama-sama meningkat maka akan menyebabkan kenaikan kuantitas
keseimbangan pasar, sedangkan harga keseimbangan ambigu. Artinya;

- Harga keseimbangan akan naik jika permintaan meningkat lebih besar dibanding kenaikan
penawaran

- Harga keseimbangan akan turun jika penawaran meningkat lebih besar dibanding kenaikan
permintaan

- Harga keseimbangan akan tetap jika permintaan meningkat sama besar dengan kenaikan penawaran\

Jadi, Dikatakan Ambigu ketika terdapat lebih dari satu kemungkinan hasilnya.
Fungsi Keseimbangan Pasar

Neraca atau keseimbangan pasar memiliki dua fungsi utama yang memainkan peran penting dalam
pembentukannya. Fungsi keseimbangan pasar meliputi:

 Fungsi Permintaan

Fungsi atau kegunaan permintaan adalah persamaan yang dapat menunjukkan hubungan dalam
jumlah barang yang dipesan dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya.

Fungsi ini berfungsi sesuai dengan hukum permintaan, yaitu, jika harga suatu barang meningkat,
permintaan untuk barang tersebut akan berkurang.

Di sisi lain, jika harga barang naik, permintaan barang tersebut akan meningkat.

Hubungan antara harga dan jumlah barang dalam fungsi atau kegunaan permintaan berbanding
terbalik.

Artinya, ketika harga produk turun, permintaan meningkat. Dan sebaliknya. Oleh karena itu, gradien
fungsi permintaan selalu negatif.

Bagaimana jika harga barang yang berlaku di pasar lebih rendah dari harga keseimbangan?

Ini jelas akan menghasilkan permintaan berlebih (kekurangan pasar).

Kelebihan permintaan adalah suatu kondisi di mana jumlah barang yang diminta lebih besar dari
jumlah barang yang dapat ditawarkan pada harga pasar saat ini.

Kondisi ini menciptakan persaingan di antara konsumen untuk mendapatkan barang, karena barang
yang ada atau tersedia pun terbatas.

Konsekuensi tambahan, harga akan dinaikkan sehingga jumlah permintaan dan penawaran menjadi
seimbang.

 Fungsi penawaran

Fungsi atau kegunaan penawaran dapat dipahami melalui persamaan yang dapat menunjukkan
hubungan dalam harga produk dan jumlah produk yang sudah ditawarkan dengan produsen.

Fungsi atau kegunaan penawaran bekerja sesuai dengan hukum penawaran, di mana kenaikan harga
produk akan diikuti oleh peningkatan jumlah produk yang ditawarkan.

Di sisi lain, penurunan harga produk akan diikuti oleh penurunan jumlah produk yang ditawarkan.

Terbukti, penerapan hukum penawaran ini menggunakan asumsi cateris paribus, yaitu faktor-faktor
lain yang mempengaruhinya dianggap permanen.

Dalam pengertian ini, harga dan kuantitas yang dapat ditawarkan selalu menghasilkan hubungan yang
positif.
Proses Terbentuknya Keseimbangan Pasar

Bagaimana keseimbangan atau neraca pasar terbentuk?

Pada dasarnya, setiap orang melakukan kegiatan ekonomi baik dalam perannya sebagai produsen atau
penjual maupun pembeli atau konsumen.

Sebagai produsen, mereka menginginkan laba maksimum dan karenanya menetapkan harga barang
setinggi mungkin.

Sementara di sisi konsumen, jelas bahwa Anda ingin kepuasan membeli produk dengan harga
serendah mungkin.

Jika masing-masing pihak mempertahankan keinginannya, transaksi pembelian dan penjualan tidak
akan pernah terjadi. Karena itu, ada proses negosiasi.

Proses negosiasi bertujuan untuk mendapatkan kesepakatan harga antara penjual dan pembeli.

Jika kedua belah pihak menyetujui harga tertentu, transaksi pembelian dan penjualan dapat dilakukan
pada harga yang disepakati, di mana harga kontrak mencerminkan harga saldo atau keseimbangan.

Kesepakatan atau perjanjian tingkat harga antara jumlah barang yang diminta dan jumlah barang yang
ditawarkan merupakan keseimbangan pasar.

Ketika keseimbangan pasar terbentuk, tidak akan ada lagi barang untuk penjual atau konsumen yang
tidak mendapatkannya dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Karena itu, tidak ada alasan untuk menaikkan dan menurunkan harga produk dengan asumsi bahwa
Cateris Paribus.

Pembentukan keseimbangan pasar terjadi bersamaan dengan pencapaian harga keseimbangan, di


mana produsen dan konsumen tidak ingin menambah atau mengurangi barang yang dijual atau
dikonsumsi.

Neraca harga ini terjadi ketika permintaan dan penawaran berada pada titik yang sama, tidak lebih dan
tidak kurang.

Ini berarti bahwa pasar tidak mengalami kelebihan permintaan atau kelebihan pasokan.

Ketika keseimbangan atau neraca pasar terbentuk, posisi jumlah permintaan akan sama dengan jumlah
penawaran, sehingga membentuk nilai keseimbangan.

Begitu pula dengan harganya. Harga yang diminta akan sama dengan harga yang ditawarkan,
sehingga saldo harga terbentuk.

Dari penjelasan di atas, jika kondisi keseimbangan pasar dinyatakan dengan matematis, maka akan
menjadi sebagai berikut.

Permintaan = Penawaran

 QD = QS = QE
 PD = PS = P

Secara grafis, keseimbangan pasar atau neraca pasar yang terjadi ada pada titik persimpangan antara
kurva dalam permintaan dan kurva dalam penawaran

Pengendalian dan Harga Dalam Pembentukan Keseimbangan Pasar

Kondisi pasar yang tidak pasti yang seringkali sulit diprediksi. Banyak faktor yang mempengaruhi
neraca pasar sehingga sulit dibentuk.

Dengan asumsi cateris paribus, neraca pasar dikurangi menjadi permintaan dan penawaran,
mengabaikan faktor-faktor yang memengaruhi lainnya.

Dalam transaksi ekonomi, harga saat ini ditentukan oleh mekanisme pasar.

Oleh karena itu, harga suatu barang umumnya tidak stabil. Fluktuasi harga membuat sulit untuk
menyeimbangkan harga pasar.

Harga yang terlalu tinggi merugikan konsumen, sementara harga yang terlalu rendah merugikan
produsen.

Untuk menjaga harga stabil, kebijakan ekonomi diperlukan sebagai bentuk intervensi pemerintah.

Kebijakan ini diperlukan agar harga barang-barang esensial, terutama barang-barang kebutuhan dasar
masyarakat, tetap dapat diakses.

Secara umum, kebijakan ekonomi untuk menstabilkan harga produk adalah mengendalikan harga
dasar dan harga maksimum.

 Pengendalian harga dasar atau terendah

Pengendalian atau kontrol harga dasar atau terendah adalah penentuan batas bawah dari harga
maksimum barang yang dapat dijual oleh produsen.

Kebijakan ini dilakukan ketika harga jual produk sangat rendah, dengan risiko merugikan produsen
atau penjual.

Dengan kebijakan ini, konsumen diharapkan mengurangi permintaan mereka. Di sisi lain, produsen
dapat menggunakannya untuk menambah jumlah produk yang ditawarkan.

Peningkatan jumlah barang yang ditawarkan berpotensi menyebabkan kelebihan pasokan,


menghasilkan surplus.

Dalam hal ini, pemerintah akan membeli kelebihan, menabung, dan menjualnya kembali di masa
depan.

Selain itu, kondisi surplus juga memungkinkan produsen untuk mengekspor produknya untuk
memenuhi kebutuhan pasar luar negeri.

 Pengendalian dan harga maksimum atau dengan harga tertinggi

Penentuan harga maksimum atau tertinggi adalah penentuan harga jual maksimum yang diizinkan
bagi produsen untuk menawarkan kepada konsumen.
Intervensi ini dilakukan ketika harga produk sangat tinggi, sehingga sulit menjangkau konsumen.

Batas harga yang lebih tinggi ini harus dihormati oleh produsen, untuk menawarkan produk mereka
dengan harga yang lebih tinggi dari batas tertinggi yang ditetapkan oleh pemerintah.

Tujuan dari intervensi ini adalah untuk menjaga stabilitas harga, sehingga tetap dapat diakses oleh
masyarakat.

Dalam praktiknya, menentukan harga maksimum akan mendorong peningkatan jumlah permintaan.

Di sisi lain, total pasokan barang oleh produsen sebenarnya menurun. Akibatnya, terjadi kelebihan
permintaan yang memicu kelangkaan barang.

Untuk memenuhi kelebihan permintaan domestik, kebijakan impor atau tekanan untuk meningkatkan
volume produksi barang dalam pasokan pendek.
STRUKTUR PASAR DAN INDEKS LERNER

Pengertian Struktur Pasar


Pengertian Secara Umum
Secara umum, struktur pasar merupakan suatu keadaan pasar yang memberikan petunjuk dan
penjelasan mendetail mengenai aspek aspek yang memegang peranan penting dalam perilaku usaha
dan kinerja pasar.

Unsur-unsur Struktur Pasar

Adapun beberapa unsur dari struktur pasar yang perlu untuk diketahui.

  Distribusi Penjual
Dalam persaingan pasar sempurna terdiri atas banyak sekali penjual. Dimana tidak ada satupun
perusahaan yang dapat mempengaruhi harganya. Tentunya setiap perusahaan yang berada di pasar
persaingan sempurna akan menawarkan produknya dengan harga yang relatif sama dengan peluang
harganya.
 Distribusi Pembeli
Tidak hanya jumlah penjualnya saja mempengaruhi struktur pasar, melainkan besar kecilnya pembeli
juga sangat berpengaruh terhadap struktur suatu pasar. Apabila jumlah pembeli relatif besar, sangat
kecil kemungkinannya apabila pembeli dapat mengatur harga yang diinginkannya. Namun dalam
produk yang dibuat atas dasar sebuah pesanan dalam jumlah yang relatif besar dan juga berkelanjutan.
Seorang pembeli dapat menekan harga yang ditawarkan oleh penjual.
 Diferensiasi Produk
Pada pasar persaingan sempurna, produk yang dijual sifatnya homogen. Sehingga dalam prosesnya
tidak mengenal istilah diferensiasi. Diferensiasi produk ini baru dapat terjadi apabila struktur pasar
yang persaingan berjeniskan monopolistik, oligopoli, dan juga pasar monopoli. Diferensiasi bisa
terjadi apabila kualitas produk yang dimiliki sama, namun berbeda warna, rasam dan lain sebagainya.
Diferensiasi produk juga dapat terjadi apabila suatu produk memiliki perbedaan kualitas.
 Halangan Masuk Pasar
Halangan masuk pasar ini juga dapat disebut dengan hambatan masuk industri. Hambatan masuk
industri adalah suatu kondisi dimana perusahaan potensial yang akan atau telah masuk dalam ranah
industri akan dihadapkan dengan berbagai kesulitan. Hal itu dikarenakan tidak adanya keunggulan
kompetitif yang dimiliki oleh sebuah perusahaan sebelum ia terjun di dunia industri.
 Struktur Biaya
Struktur biaya ini nantinya erat kaitannya dengan bagaimana cara yang dapat dilakukan oleh sebuah
perusahaan untuk menciptakan skala ekonomi, lingkup ekonomi ataupun perubahan teknologi yang
nantinya dapat digunakan untuk memenangkan sebuah persaingan.
 Integrasi Vertikal
Integrasi vertikal merupakan upaya yang dilakukan untuk menjaga hubungan baik yang terjalin antara
perusahaan denan suplier ataupun pembeli dalam rangka penguasaan pasar. Hal itu dilakukan melalui
kekuatan penggabungan ataupun kerja sama yang sifatnya intensif.
 Konglomerasi
Konglomerasi merupakan upaya yang ditujukan apakah suatu perusahaan berkonsentrasi pada satu
jenis produk saja ataukah masih berkeinginan untuk meraih berbagai macam produk yang berlainan.
Bentuk-bentuk Struktur Pasar

Adapun beberapa bentuk dari struktur pasar.

 Pasar persaingan sempurna, pasar yang menyediakan barang dalam satu jenis dan tidak akan ada
persaingan harga didalamnya.
 Pasar monopoli, pasar monopoli menyediakan berbagai jenis dari barang. Hal itu dikarenakan hanya
akan ada satu penjual yang menjual satu jenis barang tertentu saja.
 Pasar persaingan monopolistik,  pasar yang menjual atau menghasilkan produk yang berbeda beda.
 Pasar oligopoli, struktur pasar yang lebih didominasi oleh sebagian kecil perusahaan yang hendak
bersaing satu sama lain.

Daya Monopoli (Monopoly Power) Dan Indeks Lerner


Dalam kenyataan, jarang sekali struktur pasar tanpa persaingan. Umumnya yang ada adalah satu atau
beberapa perusahaan lebih dominan dibanding perusahaan lainnya (oligopoli). Karenanya pengertian
monopoli dalam teori ekonomi berbeda dengan pengertian awam (masyarakat umum) dalam
kehidupan sehari-hari.
Kaum awam membayangkan monopoli sebagai kemampuan melakukan apa saja untuk memperoleh
laba sebesar-besarnya; Perusahaan monopoli yang memiliki kekuatan tanpa batas, sehingga mampu
mengeruk laba tanpa batas pula.
Pengertian di atas adalah keliru. Daya monopoli (monopoly power) yaitu kemampuan perusahaan
melakukan eksploitasi pasar dalam rangka mencapai laba maksimum hanyalah sebatas kemampuan
mengatur jumlah output dan harga.
Daya monopoli dikatakan makin besar bila keputusan harga dan output perusahaan makin sulit
dilawan oleh pasar. Abba Lerner mengukur kemampuan perusahaan berlandaskan permintaan yang
dihadapi perusahaan dengan menghitung angka indeks, yang dikenal sebagai indeks Lerner (Lerner
Index).
di mana:
L              = indeks Lerner
P             = harga output
MC         = biaya marjinal
Berdasarkan persamaan di atas, daya monopoli makin besar bila nilai L makin besar . Indeks Lerner
mempunyai nilai antara 0 dan 1. Dalam pasar persaingan sempurna daya monopoli adalah nol (L=0)
karena dalam keseimbangan harga sama dengan biaya marjinal (P=MC). Besarnya indeks Lerner
dipengaruhi oleh beberapa faktor:
1. Elastisitas Harga Permintaan
Dalam pasar persaingan sempurna, elastisitas permintaan tak terhingga. Laba maksimum tercapai bila
P=MC. Karena itu, dalam pasar persaingan sempurnal nilai L sama dengan nol. Perusahaan tidak
mempunyai daya monopoli (price taker). Makin in-elastis permintaan, makin besar nilai L atau daya
monopoli.
2. Jumlah Perusahaan dalam Pasar
Makin sedikit jumlah perusahaan, daya monopoli makin besar. Dalam pasar persaingan sempurna,
jumlah perusahaan banyak sekali, sehingga konsumen leluasa memilih produsen. Permintan elastis
sempurna, sehingga nilai L sama dengan nol.
3. Interaksi Antar Perusahaan
Makin solid interaksi antar perusahaan, makin besar daya monopoli. Dalam pasar persaingan
sempurna, karena jumlah perusahaan sangat banyak, amat sulit melakukan konsolidasi untuk
mencapai kekuatan monopoli. Makin sedikit jumlan perusahaan, makin mudah melakukan konsolidasi
(interaksi). Karena itu, struktur pasar yang berpotensi besar untuk memiliki daya monopoli besar
adalah oligopoli.
Indeks Lerner bukanlah indeks laba (profit index). Sebab laba berkaitan dengan biaya rata-rata.
Walaupun memiliki daya monopoli yang besar (nilai L besar), tanpa efisiensi perusahaan bahkan akan
mengalami kerugian.
Diskriminasi Harga / Price Discrimination dan Contoh

Jika suatu perusahaan menetapkan hanya satu harga untuk semua pelanggan, harga akan terjadi pada
P  dan kuantitas yang dihasilkan akan sejumlah Q .
Idealnya, perusahaan ingin menetapkan harga yang lebih tinggi kepada konsumen bersedia membayar
lebih dari harga P, sehingga perusahaan menangkap beberapa surplus konsumen di bawah wilayah
kurva permintaan.
Perusahaan juga ingin menjual kepada konsumen bersedia membayar harga yang lebih rendah dari P ,
tetapi hanya jika hal itu tidak berarti menurunkan harga untuk konsumen lain.
Dengan cara itu, perusahaan juga bisa menangkap beberapa kelebihan di bawah wilayah dari kurva
permintaan.
Maka dilakukanlah diskriminasi harga: penetapan harga yang berbeda untuk konsumen yang berbeda
terhadap barang yang sama.
Ada 3 Degree / derajad Diskriminasi Harga:

1. first-degree price discrimination    


Diskriminasi harga derajat 1 dilakukan dengan cara menerapkan harga yang berbeda-beda untuk
setiap konsumen berdasarkan reservation price (Willingness To Pay) masing-masing konsumen
dibedakan pada kemampuan daya beli masing-masing konsumen.
Contoh: seorang dokter memberlakukan tarif konsultasi yang berbeda-beda pada setiap pasiennya.

2. Second-Degree Price Discrimination


Diskriminasi harga derajat 2 dilakukan dengan cara menerapkan harga yang berbeda-beda per unit
untuk jumlah yang berbeda produk yang dijual.

Disebut juga block pricing, menetapkan harga yang berbeda untuk penjualan jumlah/blok yang
berbeda dari suatu barang.
Contoh: perbedaan harga per unit pada pembelian grosir dan pembelian eceran, pembeli yang
membeli mie instan 1 bungkus dan 1 kardus akan berbeda harga per satuannya. 
3. third-degree price discrimination   
 Diskriminasi harga derajat 3 dilakukan dengan cara menerapkan harga yang berbeda untuk setiap
kelompok konsumen berdasarkan reservation price masing-masing kelompok konsumen.
BIAYA PRODUKSI

Apa Itu Biaya Produksi?


Dalam operasional bisnis, pengertian biaya produksi adalah sejumlah dana yang dikeluarkan oleh
perusahaan dalam rangka melakukan pengolahan dan produksi bahan baku demi terciptanya suatu
produk.
Biaya produksi diperlukan untuk mengetahui harga jual suatu produk. Setelah seluruh biaya produksi
dihitung, perusahaan bisa membaginya dengan total output yang dihasilkan dari biaya tersebut dan
menetapkan harga lengkap dengan margin labanya.

Jenis Jenis Biaya Produksi


Secara garis besar, biaya produksi perusahaan ada dua jenis, yaitu biaya produksi eksplisit dan
implisit. Selengkapnya tentang penjelasan dua jenis biaya produksi tersebut adalah sebagai berikut.
1. Biaya Eksplisit (Langsung)
Biaya eksplisit atau langsung merupakan jenis biaya produksi yang dialokasikan perusahaan dalam
membeli sejumlah kebutuhan dengan pembayaran tunai. Dalam hal ini, contoh biaya produksi adalah
pembelian bangunan, tanah, mesin, gaji karyawan, dan bahan baku.
Jenis biaya produksi eksplisit akan dicatat secara langsung dalam laporan keuangan. Besaran biaya
langsung seringkali berbeda setiap waktunya. Mengingat harga bahan baku atau kebutuhan lainnya
mengalami naik turun.
2. Biaya Implisit (Tersembunyi)
Terakhir, jenis biaya produksi adalah biaya implisit (tersembunyi). Biaya implisit merupakan
pengeluaran perusahaan dalam memberikan fasilitas produksi tanpa mempengaruhi proses manufaktur
secara langsung. Namun hasilnya dirasakan dalam jangka panjang. Biasanya biaya tidak langsung ini
dimasukkan dalam biaya overhead. Contoh biaya produksi eksplisit yaitu perawatan mesin, pelatihan
SDM, biaya sewa, dan sebagainya.

Komponen Biaya Produksi


Komponen biaya produksi terdiri dari biaya tetap, variabel, rata-rata, marginal, dan total. Berikut
penjelasan masing-masing komponen biaya produksi.
1. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap adalah komponen biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan besaran tetap
dan tidak akan berubah walaupun kapasitas produksi meningkat atau menurun. Keuntungannya,
perusahaan dapat membuat anggaran dana secara pasti. Contoh biaya produksi tetap yaitu sewa
pabrik, gaji SDM bulanan, modal mendirikan bangunan.
2. Biaya Variabel (Variable Cost)
Terdapat beberapa pengeluaran yang tidak bisa dipastikan besaran nominalnya karena akan
mengalami perubahan. Dalam hal ini, komponen biaya produksi adalah biaya variabel.
Besaran biaya variabel tergantung jumlah output. Saat tingkat produksi semakin tinggi, maka biaya
variabel juga ikut meningkat. Sebaliknya, jumlah produksi rendah, maka biaya variabel akan
menurun. Tetapi, biaya variabel hanya dibutuhkan ketika proses produksi sedang berlangsung. Contoh
biaya variabel yaitu bahan baku.
3. Biaya Rata-Rata (Average Cost)
Biaya rata-rata adalah hasil pembagian total pengeluaran dan besaran hasil produksi besaran sehingga
didapatkan harga per satuan produk. Dengan biaya tersebut, perusahaan dapat mengukur persentase
laba.
4. Biaya Marginal
Selanjutnya, komponen biaya produksi adalah biaya marginal. Biaya marginal merupakan biaya
pengeluaran modal perusahaan dilakukan secara fleksibel. Biasanya, biaya marginal dikategorikan
sebagai biaya tambahan agar produksi meningkat. Perhitungannya akan ditambahkan bersama biaya
variabel.
Tujuan alokasi biaya marginal yaitu agar perusahaan mampu memaksimalkan aktivitas operasional
sehingga mendapat keuntungan lebih tinggi. Dalam komponen ini, contoh biaya produksi adalah saat
terjadi peningkatan kuantitas produksi sehingga diadakan biaya marginal.
5. Biaya Total
Biaya total merupakan komponen biaya produksi dari penjumlahan biaya variabel dan campuran.
Perhitungan biaya total dilakukan setelah produksi selesai. Hasil akhir ini merupakan total dana yang
dikeluarkan perusahaan selama proses produksi dan akan diolah sebagai pertimbangan penetapan
harga jual.
INFLASI
Pengertian Inflasi
Inflasi merupakan suatu keadaan perekonomian di suatu negara dimana terjadi kecenderungan
kenaikan harga-harga suatu barang dan jasa secara umum dalam waktu yang panjang (kontinu)
disebabkan karena tidak seimbangnya arus uang dan barang.

Kenaikan harga yang sifatnya sementara ini tidak termasuk dalam inflasi, misalnya saja kenaikan
harga-harga menjelang hari raya Idul Fitri.

Pada umumnya inflasi juga bisa terjadi ketika jumlah uang yang beredar di masyarakat lebih banyak
daripada yang dibutuhkan. Inflasi ialah gejala ekonomi yang tidak mungkin dapat dihilangkan secara
tuntas. Berbagai upaya yang dapat dilakukan biasanya hanya sebatas pengendalian inflasi saja.

Penyebab Inflasi
Inflasi ini tidak terjadi begitu saja, tapi disebabkan oleh berbagai faktor. Secara umum, penyebab
inflasi ialah karena terjadinya kenaikan suatu permintaan dan biaya suatu produksi.

Selengkapnya beberapa penyebab inflasi diantaranya adalah :

1. Meningkatnya Permintaan (Demand Pull Inflation)

Inflasi yang telah terjadi dapat disebabkan karena peningkatan permintaan untuk jenis suatu barang/
jasa tertentu. Dalam hal ini, peningkatan permintaan jenis suatu barang/ jasa ini dapat terjadi secara
agregat (agregat demand).

Hal ini terjadi juga bisa disebabkan oleh beberapa faktor yakni :

 Meningkatnya suatu belanja pemerintah.


 Meningkatnya permintaan suatu barang untuk diekspor.
 Meningkatnya permintaan suatu barang untuk swasta.

2. Meningkatnya Biaya Produksi (Cost Pull Inflation)

Inflasi yang terjadi ini karena meningkatnya biaya produksi. Adapun peningkatan biaya produksi yang
disebabkan oleh kenaikan harga bahan-bahan baku, contohnya :

 Harga bahan bakar naik


 Upah buruh naik

3. Tingginya Peredaran Uang

Inflasi yang terjadi ini juga karena uang yang beredar di masyarakat lebih banyak dibanding yang
dibutuhkan. Ketika jumlah suatu barang tetap sedangkan uang yang beredar meningkat dua kali lipat,
maka bisa terjadi kenaikan harga-harga hingga mencapai 100%.

Hal ini bisa terjadi ketika pemerintah dapat menerapkan sistem anggaran defisit, dimana kekurangan
anggaran tersebut dapat diatasi dengan mencetak uang baru.

Namun hal tersebut dapat membuat jumlah uang yang beredar di masyarakat semakin bertambah dan
mengakibatkan inflasi.
Jenis – Jenis Inflasi
Inflasi dapat dibedakan menjadi 3 jenis yakni berdasarkan tingkat keparahan, penyebab, dan
sumbernya. Berikut adalah penjelasan selengkapnya sebagai berikut :

1. Jenis Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahannya

Berdasarkan tingkat keparahannya, inflasi dibagi menjadi 4 diantaranya :

 Inflasi Ringan yakni suatu inflasi yang mudah untuk dikendalikan dan belum begitu
menganggu perekonomian suatu negara. Terjadi kenaikan harga suatu barang/ jasa secara
umum, yaitu di bawah 10% per tahun dan dapat dikendalikan.
 Inflasi Sedang yakni suatu inflasi yang dapat menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat
berpengahsilan tetap, namun belum membahayakan kegiatan perekonomian suatu negara.
Inflasi ini juga berada di kisaran 10% – 30% per tahun.
 Inflasi Berat adalah suatu inflasi yang mengakibatkan kekacauan perekonomian di suatu
negara. Pada kondisi ini umumnya masyarakat lebih memilih untuk menyimpan barang dan
tidak mau menabung karena bunganya jauh lebih rendah ketimbang nilai inflasi. Inflasi ini
berada pada kisaran 30% – 100% per tahun.
 Inflasi Sangat Berat (Hyperinflation) merupakan inflasi yang telah mengacaukan
perekonomian suatu negara dan sangat sulit untuk dikendalikan meskipun dapat dilakukan
kebijakan moneter dan fiskal. Inflasi ini juga berada di kisaran 100% ke atas per tahun

2. Jenis Inflasi Berdasarkan Penyebabnya

Berdasarkan penyebabnya, inflasi dapat dibedakan menjadi 2 adalah sebagai berikut :

 Demand pull inflation yakni suatu inflasi yang terjadi karena permintaan akan barang/ jasa
lebih tinggi dari yang bisa dipenuhi oleh produsen.
 Cost push inflation yaitu inflasi yang terjadi karena terjadi kenaikan biaya suatu produksi
sehingga harga penawaran barang naik.
 Bottle neck inflation merupakan suatu inflasi campuran yang disebabkan oleh faktor
penawaran atau faktor permintaan.

3. Jenis Inflasi Berdasarkan Sumbernya

Berdasarkan sumbernya, inflasi dapat dibedakan menjadi 2, yakni :

 Domestic inflation yakni inflasi yang bersumber dari dalam negeri. Inflasi ini terjadi karena
jumlah uang di masyarakat sangat lebih banyak daripada yang dibutuhkan. Inflasi jenis ini
juga dapat terjadi ketika jumlah suatu barang/ jasa tertentu berkurang sedangkan permintaan
tetap sehingga harga-harga naik.
 Imported inflation adalah suatu inflasi yang bersumber dari luar negeri. Inflasi ini terjadi pada
negara yang melakukan perdagangan bebas dimana ada kenaikan suatu harga di luar negeri.
Contohnya saja Indonesia yang melakukan impor barang modal dari negara lain. Ternyata
harga barang-barang modal di negara tersebut naik, jadi kenaikan harga tersebut berdampak
bagi Indonesia sehingga mengakibatkan inflasi.
Dampak dari Inflasi
Mengacu pada pengertian inflasi di atas, suatu kondisi ekonomi ini memiliki dampak positif dan
negatif bagi suatu negara. Berikut ini adalah beberapa dampak inflasi secara umum diantaranya :

1. Dampak Inflasi Terhadap Pendapatan

Inflasi dapat juga memberikan dampak positif dan negatif terhadap pendapatan masyarakat. Pada
kondisi tertentu, misalnya inflasi lunak, justru akan mendorong para pengusaha untuk memperluas
suatu produksi sehingga meningkatkan perekonomian.

Namun, inflasi juga akan berdampak buruk bagi mereka yang berpenghasilan tetap karena nilai
uangnya tetap sedangkan harga barang/ jasa naik

2. Dampak Inflasi Terhadap Ekspor

Kemampuan ekspor suatu negara akan dapat berkurang ketika mengalami inflasi, karena biaya ekspor
akan lebih mahal. Selain itu, daya saing barang ekspor juga dapat mengalami penurunan, yang pada
akhirnya pendapatan dari devisa pun berkurang.

3. Dampak Inflasi Terhadap Minat Menabung

Seperti yang telah disebutkan pada pengertian inflasi di atas, pada suatu kondisi inflasi minat
menabung sebagian besar orang akan berkurang. Alasannya, karena pendapatan dari bunga tabungan
ini jauh lebih kecil sedangkan penabung harus membayar biaya administrasi tabungannya juga.

4. Dampak Inflasi Terhadap Kalkulasi Harga Pokok

Kondisi inflasi akan mengakibatkan perhitungan penetapan harga pokok yang menjadi sulit karena
bisa menjadi terlalu kecil atau terlalu besar. Persentase inflasi yang terjadi di masa depan seringkali
tidak dapat diprediksikan secara akurat.

Hal ini kemudian akan membuat suatu proses penetapan harga pokok dan harga jual menjadi tidak
akurat. Pada kondisi tertentu, inflasi ini juga akan membuat para produsen kesulitan dan
mengakibatkan kekacauan perekonomian.

Cara mengatasi Inflasi


Tingkat inflasi yang terlalu tinggi bisa membahayakan perekonomian suatu negara. Oleh sebab itu,
inflasi harus dapat segera diatas. Tindakan yang dapat diambil untuk mengatasi suatu inflasi dapat
berupa :

1. Kebijakan Moneter

 Kebijakan penetapan persediaan kas : Bank sentral dapat mengambil kebijakan untuk
mengurangi uang yang beredar dengan jalan untuk menetapkan persediaan uang yang beredar
dengan jalan menetapkan persediaan uang kas pada bank-bank. Dengan mewajibkan bank-
bank umum yang dapat diedarkan oleh bank-bank umum menjadi sedikit. Dengan
mengurangi jumlah uang beredar, inflasi juga dapat ditekan.
 Kebijakan diskonto : Untuk dapat mengatasi inflasi, bank sentral dapat menerapkan kebijakan
diskonto yaitu dengan cara meningkatkan nilai suku bunga. Tujuannya ialah agar masyarakat
terdorong untuk menabung. Dengan demikian, dapat diharapkan jumlah uang yang beredar
dapat berkurang sehingga tingkat inflasi dapat ditekan.
 Kebijakan operasi pasar terbuka : melalui kebijakan ini, bank sentral juga dapat mengurangi
jumlah uang yang beredar dengan cara menjual surat-surat berharga, contohnya saja Surat
Utang Negara (SUN). Semakin banyak jumlah surat-surat berharga yang terjual, maka jumlah
uang beredar akan berkurang sehingga dapat mengurangi tingkat inflasi. 
2. Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal merupakan suatu langkah untuk memengaruhi penerimaan dan pengeluaran
pemerintah. Kebijakan itu juga dapat memengaruhi tingkat inflasi. Kebijakan itu diantaranya :

 Menghemat pengeluaran pemerintah : Pemerintah dapat juga menekan inflasi dengan cara
mengurangi pengeluaran, sehingga permintaan akan barang dan jasa dapat berkurang yang
pada akhirnya dapat menurunkan harga.
 Menaikkan tarif pajak : Untuk menekan suatu inflasi, pemerintah dapat menaikkan tarif
pajak. Naiknya tarif pajak untuk rumah tangga dan suatu perusahaan akan mengurangi tingkat
konsumsi. Pengurangan tingkat konsumsi juga dapat mengurangi permintaan barang dan jasa,
sehingga harga dapat turun. 

3. Kebijakan Lain di Luar Suatu Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal

Untuk bisa memperbaiki dampak yang diakibatkan inflasi, pemerintah menerapkan kebijakan moneter
dan kebijakan fiskal. Tetapi selain kebijakan moneter dan fiskal, pemerintah juga masih mempunyai
cara lain. Cara-cara dalam mengendalikan inflasi diantaranya :

 Meningkatkan produksi dan menambah jumlah barang di pasar : Untuk menambah suatu
produksi, pemerintah dapat mengeluarkan produksi. Hal itu dapat juga ditempuh, dengan
misalnya, dengan memberi premi atau subsidi pada suatu perusahaan yang dapat memenuhi
target tertentu. Selain itu, untuk menambah jumlah barang yang beredar, pemerintah juga
dapat melonggarkan keran suatu impor. Misalnya, dengan menurunkan bea cukai masuk
barang impor.
 Menetapkan harga maksimum untuk beberapa jenis barang : Penetapan suatu harga tersebut
akan mengendalikan harga yang ada sehingga inflasi dapat juga dikendalikan. Tetapi
penetapan itu juga harus  bisa realistis. Kalau penetapan itu tidak realistis, akan berakibat
terjadi pasar gelap (black market).
INDEKS HARGA
Indeks harga merupakan suatu ukuran statistic untuk menyatakan perubahan – perubahan harga yang
terjadi dari satu periode ke periode lainnya. Indeks harga ini nantinya digunakan untuk mengetahui
perkembangan inflasi.
Jenis – Jenis indeks harga
1. Indeks Harga Konsumen (IHK)
Sesuai dengan namanya indeks harga konsumen melihat perubahan harga barang dan jasa yang
dikonsumsi dari waktu ke waktu. Indeks harga konsumen diambil dari data empat kelompok, yaitu
kelompok makanan, perumahan, aneka barang, dan jasa. IHK ini digunakan oleh Badan Pusat
Statistik sebagai indikator inflasi di Indonesia.
 
2. Indeks Harga Perdagangan Besar/Indeks Harga Produsen (IHPB)
Indeks harga perdagangan besar merupakan angka indeks yang menunjukkan perubahan pada
harga pembelian barang oleh para pedagang besar. Berbeda nih dengan indeks harga konsumen
yang ditetapkan dalam satuan kecil, indeks harga perdagangan besar ditetapkan dalam
ukuran/kuantitas borongan seperti hasil pertanian, hasil pertambangan, hasil industri, impor dan
ekpor. 

3. Indeks Harga yang Diterima dan Dibayar Petani


Sesuai dengan namanya sudah tahu dong definisinya indeks harga jenis ini. Ya! Indeks harga yang
diterima dan dibayar petani adalah indeks haga yang harus dibayar oleh pertani baik untuk biaya
hidup maupun untuk biaya produksi termasuk juga biaya hipotek, pajak, upah. Rasio antara indeks
harga yang dibayar dan diterima dalam waktu tertentu disebut dengan rasio paritas.

4. Indeks Harga Implisit


Indeks harga jenis ini sebenarnya merupakan suatu metode untuk membandingkan pertumbuhan
ekonomi nominal dengan pertumbuhan ekonomi riil. Perhitungan cara ini melibatkan semua
barang yang diproduksi. Indeks harga implsit menjadi ukuran inflasi dari periode di mana harga
dasar untuk perhitungan GNP riil digunakan sampai GNP sekarang .
Selain dengan angka indeks, inflasi juga dapat dihitung dengan GNP/GDP deflator. GNP deflator
adalah rasio GNP nominal pada tahun tertentu terhadap GNP rill pada tahun tersebut.
Atau dirumuskan sebagai berikut :

GNP Nominal
GNP Deflator=
GNP rill

atau

GDP Nominal
GDP Deflator=
GDP rill

Inflasi=Pertumbuhan ekonomi nominal−P ertumbuhan ekonomi rill


Oleh karena itu, angka inflasi dapat dihitung jika mita memiliki data PDB menurut harga berlaku
(PDB Nominal) dan data PDB berdasarkan harga konstan (PDB riil).
Giro Wajib Minimum (GWM)

Definisi GWM
Giro Wajib Minimum (GWM) dana yang harus disimpan bank dalam bentuk saldo rekening giro yang
ditempatkan di Bank Indonesia. Besaran GWM ditetapkan oleh bank sentral yang didasarkan pada
persentase dana pihak ketiga yang dihimpun perbankkan.

Fungsi GWM
GWM berfungsi sebagai instrumen moneter untuk mengatur uang beredar di masyarakat yang secara
langsung memiliki pengaruh terhadap indeks inflasi.

Jenis GWM
Indonesia menerapkan tiga jenis kebijakan GWM sebagai instrumen kebijakan moneter, berikut
adalah tiga jenis kebijakan GWM:

· GWM Primer
GWM Primer adalah simpanan minimum dalam rupiah yang wajib dipelihara bank dalam rekening
giro Bank Indonesia yang besarannya ditetapkan dalam rasio terhadap dana pihak ketiga yang
dihimpun perbankan.

· GWM Sekunder
GWM Sekunder merupakan cadangan minimum rupiah yang wajib dipelihara bank berupa surat
berharga, seperti Sertifikat Bank Indonesia, Sertifikat Deposito Bank Indonesia dan Surat Berharga
Negara yang besarannya ditetapkan dalam rasio terhadap dana pihak ketiga.

· GWM Loan to Funding Ratio (LFR)


GWM LFR adalah GWM berdasarkan rasio kredit seluruh penghimpunan dana bank, yaitu simpanan
minimum rupiah yang wajib dipelihara bank dalam bentuk rekening giro di bank Sentral sebesar
persentase tertentu yang dihitung berdasarkan selisih realisasi LFR dan LFR target yang ditetapkan
Bank Indonesia.
Pengertian Koperasi
Koperasi: badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan
pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi
aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip
koperasi. Koperasi didirikan dengan berlandaskan pada Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945.
Koperasi dijalankan dengan asas kekeluargaan. Artinya, koperasi tidak bertujuan untuk
menguntungkan satu orang saja, tetapi mencapai keuntungan bersama. Hal ini membedakan koperasi
dengan badan usaha lainnya.
Jenis-jenis Koperasi
Ada beberapa jenis koperasi berdasarkan fungsinya. Dalam UU RI No. 17 Tahun 2012, disebutkan
bahwa jenis-jenis koperasi di Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Koperasi Konsumen
Sesuai namanya, koperasi ini diperuntukkan bagi konsumen barang dan jasa. Biasanya, mereka
menjual berbagai kebutuhan harian seperti kelontong atau alat tulis sehingga sekilas tampak seperti
toko biasa. Bedanya, keuntungan yang didapat dari penjualan akan dibagikan kepada anggotanya.
Selain itu, karena biasanya yang membeli dari koperasi konsumen adalah anggotanya juga, maka
harga barangnya cenderung lebih murah dari toko biasa.

2. Koperasi Produsen
Sesuai namanya, koperasi ini diperuntukkan bagi produsen barang dan jasa. Koperasi ini menjual
barang produksi anggotanya, misalnya koperasi peternak sapi perah menjual susu sedangkan koperasi
peternak lebah menjual madu. Dengan bergabung dalam koperasi, para produsen bisa mendapatkan
bahan baku dengan harga lebih murah dan menjual hasil produksinya dengan harga layak.
3. Koperasi Jasa
Koperasi jasa hampir sama seperti koperasi konsumen, tetapi yang disediakan oleh koperasi ini adalah
kegiatan jasa atau pelayanan bagi anggotanya. Misalnya saja, koperasi jasa angkutan atau koperasi
jasa asuransi.

4. Koperasi Simpan Pinjam


Koperasi simpan pinjam memberikan pinjaman kepada anggotanya. Koperasi ini bertujuan untuk
membantu anggotanya yang membutuhkan uang dalam jangka pendek dengan syarat yang mudah dan
bunga yang rendah.

5. Koperasi Serba Usaha


Beberapa koperasi menyediakan beberapa layanan sekaligus. Misalnya, selain menjual barang
kebutuhan konsumen, koperasi tersebut juga menyediakan jasa simpan pinjam. Koperasi seperti ini
disebut sebagai Koperasi Serba Usaha (KSU).

Hak dan Kewajiban Anggota Koperasi


Saat seseorang menjadi anggota koperasi, secara otomatis dia akan mendapatkan hak dan kewajiban.
Hak dan kewajiban anggota koperasi diatur dalam pasal 20 UU No. 25 1992.

Kewajiban anggota koperasi adalah sebagai berikut:

1. Mematuhi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi serta semua keputusan yang
telah disepakati bersama dalam rapat anggota.
2. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh koperasi.
3. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan azas kekeluargaan
Hak anggota koperasi adalah sebagai berikut:
1. Menghadiri, menyatakan pendapat dan memberikan suara dalam rapat anggota.
2. Memilih dan atau dipilih menjadi pengurus.
3. Meminta diadakan rapat anggota menurut ketentuan-ketentuan dalam anggaran dasar
4. Mengemukakan pendapat atau saran-saran kepada pengurus diluar rapat anggota, baik diminta
atau tidak diminta.
5. Memanfaatkan koperasi dengan mendapat pelayanan yang sama antar sesama anggota.
6. Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan menurut ketentuan dalam anggaran dasar
Tidak ada yang dapat mencabut hak anggota koperasi, termasuk Pengurus sekalipun. Hak dan
kewajiban seorang anggota koperasi akan gugur hanya saat dia tidak lagi menjadi anggota.

Prinsip Koperasi
Menjalankan koperasi berbeda dengan menjalankan usaha biasa karena ada prinsip-prinsip yang harus
dipenuhi. Prinsip-prinsip itu adalah:

 Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka


Sukarela artinya anggota bergabung tanpa paksaan. Terbuka berarti siapa saja yang mampu
menjalankan kewajiban sebagai anggota berhak bergabung dalam koperasi.

 Pengawasan oleh anggota diselenggarakan secara demokrasi


Demokrasi artinya setiap anggota diperbolehkan menyampaikan pendapat sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Pengurus maupun Pengawas tidak bisa mencabut hak-hak seorang anggota kecuali
anggota tersebut mengundurkan diri dari posisinya.

 Anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi koperasi


Setiap anggota memiliki perannya sendiri-sendiri dalam koperasi, baik sebagai pengurus, pengawas
maupun anggota yang berkontribusi dengan melaksanakan kegiatan usaha koperasi.

 Pemberian balas jasa sesuai modal


Balas jasa berupa SHU diberikan kepada anggotanya secara adil. Bagi anggota yang menyertakan
modal besar, maka SHU yang diterima akan besar juga. Begitu juga sebaliknya.

 Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom dan independen


Artinya dalam menjalankan usahanya koperasi tidak dipengaruhi oleh kepentingan individu
anggotanya maupun kepentingan pihak luar.

 Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan


Pendidikan dan pelatihan diberikan baik untuk anggota atau masyarakat umum. Pendidikan dan
pelatihan untuk anggota bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mereka sehingga koperasi dapat
beroperasi lebih baik, sedangkan pelatihan untuk masyarakat umum bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat akan peran koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan.

 Koperasi memperkuat gerakan dengan bekerjasama


Kerjasama dengan koperasi lain maupun dengan organisasi lain dapat dilakukan lewat jaringan
kegiatan pada tingkat lokal, regional, nasional dan internasional. Tujuan dari kerja sama adalah untuk
memperkuat gerakan koperasi sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar lagi bagi
perekonomian nasional.

Modal Koperasi
Untuk menjalankan usahanya, koperasi memerlukan modal. Modal digunakan untuk membeli barang
dagangan atau alat-alat produksi. Modal bisa didapat dari dua sumber, yaitu dari anggotanya sendiri
(internal) dan dari luar (eksternal).
Modal Internal Koperasi
Modal internal terdiri dari:

1. Simpanan pokok
Simpanan pokok dibayarkan selama satu kali saat mendaftar sebagai anggota dan besarannya sudah
ditentukan. Simpanan ini tidak bisa diambil selama masih menjadi anggota koperasi.

2. Simpanan wajib
Simpanan wajib dibayarkan setiap bulan dengan besaran yang sudah ditentukan. Simpanan ini tidak
bisa diambil selama masih menjadi anggota koperasi.

3. Simpanan sukarela
Simpanan ini sifatnya sukarela, begitu pula jumlahnya. Simpanan ini dapat diambil kapan saja.

4. Dana cadangan
Dana cadangan adalah bagian dari SHU (Sisa Hasil Usaha) yang tidak dibagikan kepada anggotanya.
Jumlahnya sesuai dengan kesepakatan saat rapat anggota.

Modal Eksternal Koperasi


Modal Eksternal terdiri dari:

1. Hibah
Hibah adalah pemberian dari pihak lain untuk koperasi. Hibah dapat berupa uang, lahan, atau barang-
barang modal.

2. Pinjaman
Koperasi dapat meminjam modal dari pihak lain, misalnya bank, untuk memenuhi kebutuhan modal.

3. Sumber lain yang sah

Perangkat Koperasi
Untuk bisa berjalan lancar, koperasi memerlukan perangkat. Perangkat yang dimaksud di sini adalah:

1. Rapat Anggota
Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Keputusan-keputusan
penting dalam koperasi seperti pemilihan pengurus, pembagian SHU, dan penetapan dana cadangan
diambil pada saat Rapat Anggota.

Rapat anggota dihadiri oleh seluruh anggota. Setiap anggota memiliki satu suara yang dapat
digunakan saat pengambilan keputusan. Umumnya, Rapat Anggota diadakan setahun sekali dan
sering disebut sebagai RAT (Rapat Anggota Tahunan).

2. Pengurus
Untuk menjalankan koperasi, diperlukan beberapa orang yang bertanggung jawab melakukannya.
Orang-orang ini disebut sebagai pengurus dan bertugas menjalankan koperasi secara umum.

Pengurus dipilih melalui Rapat Anggota dan memiliki masa jabatan selama lima tahun.

3. Pengawas
Untuk mencegah adanya kecurangan dalam pengelolaan koperasi, kinerja Pengurus akan diawasi oleh
Pengawas. Setiap tahunnya, Pengawas melakukan audit atas kondisi manajerial, kondisi finansial,
serta kondisi fisik/inventaris koperasi. Pengawas juga melaporkan hasil kinerja Pengurus.

Pengawas dipilih melalui Rapat Anggota.

4. Pengelola
Pengurus bertugas menjalankan koperasi secara umum, sedangkan pengelola bertugas menjalankan
usaha koperasi sesuai arahan dari Pengurus. Pengelola sering juga disebut sebagai manajer.

Pengelola ditunjuk oleh Pengurus.

Struktur Organisasi Koperasi


Struktur Internal Organisasi Koperasi
Perangkat-perangkat koperasi tadi memiliki kedudukan di dalam struktur organisasi koperasi seperti
ditunjukkan dalam gambar berikut:
Koperasi Sekolah
Pengertian Koperasi Sekolah
Koperasi sekolah merupakan salah satu koperasi yang dibentuk di lingkungan sekolah, baik lembaga
pendidikan formal dan non-formal, di mana anggotanya adalah siswa di sekolah.

Struktur Organisasi Koperasi Sekolah

 Anggota
 Pengurus
 Badan Pemeriksa
 Pembina dan Pengawas
 Badan Penasihat

Tujuan Koperasi Sekolah

 Untuk membentuk jiwa gotong royong, toleransi, serta memberikan pendidikan


keorganisasian bagi para siswa.
 Menumbuhkan rasa cinta dan rasa memiliki terhadap sekolah di dalam diri para siswa.
 Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para siswa melalui operasional koperasi.
 Membangun dan meningkatkan rasa tanggungjawab di dalam diri para siswa sehingga
menjadi pribadi yang bermanfaat bagi masyarakat.
 Menumbuhkan rasa saling pengertian di dalam diri para anggota sehingga tercipta rasa
kebersamaan yang kuat.
 Mendidik dan melatih para siswa dalam berdemokrasi, mengeluarkan pendapat, dan merasa
sederajat dengan sesama anggota.
 Menjadi wahana bagi siswa untuk belajar, bekerja, sekaligus memenuhi keperluan
sekolahnya.

Karakteristik Koperasi Sekolah

 Pendiriannya didasarkan pada surat keputusan bersama dari departemen terkait.


 Meskipun diakui oleh pemerintah, koperasi ini tidak memiliki badan hukum.
 Lama keanggotaan terbatas, yang berakhir ketika siswa lulus dari sekolah.
 Keberadaan koperasi tidak boleh mengganggu kegiatan belajar mengajar di sekolah.
 Siswa adalah anggota koperasi, dan jika diperlukan siswa juga dapat menjadi administrator
koperasi.

Fungsi Koperasi Sekolah

 Menunjang program pembangunan pemerintah di sektor perkoperasian melalui program


pendidikan sekolah.
 Menumbuhkan kesadaran berkoperasi di kalangan siswa.
 Membina rasa tanggung jawab, disiplin, setia kawan, dan jiwa koperasi.
 Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan berkoperasi, agar kelak berguna di masyarakat.
 Membantu kebutuhan siswa serta mengembangkan kesejahteraan siswa di dalam dan luar
sekolah.
Bentuk Usaha Koperasi Sekolah

 Unit Usaha Toko : Unit usaha yang menjual alat tulis, buku teks, seragam sekolah, dan
berbagai peralatan lainnya.
 Unit Usaha Kafetaria : Unit usaha yang menjual makanan dan minuman untuk siswa.
 Unit Usaha Simpan Pinjam : Unit usaha yang mewajibkan anggotanya untuk membayar
simpanan wajib untuk koperasi dan simpanan sukarela sehingga dapat digunakan sebagai
modal koperasi untuk koperasi.
 Unit Usaha Jasa : Unit usaha yang menjual jasa untuk para anggotanya. Misalnya jasa
mengetik, jasa jilid buku, dan jasa fotokopi.

Prinsip Koperasi Sekolah

 Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka


 Pengelolaan dilakukan secara demokratis
 Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa
usaha masing-masing anggota (andil anggota tersebut dalam koperasi)
 Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
 Kemandirian
 Pendidikan perkoprasian
 Kerjasama antar koperasi

Peran Koperasi Sekolah

 Menunjang pendidikan sekolah ke arah kegiatan-kegiatan praktis guna mencapai kebutuhan


ekonomis di kalangan siswa.
 Mengembangkan rasa tanggung jawab, disiplin, setia kawan dan jiwa demokratis pada siswa.
 Sebagai tempat memperdalam pengetahuan berkoperasi.
 Sebagai tempat untuk melatih keterampilan berkoperasi seperti praktik pembukuan atau
akuntansi, praktik administrasi, praktik tata niaga, dan lain sebagainya.
 Memenuhi kebutuhan ekonomi para siswa, misalnya penyediaan alat tulis menulis, baju,
seragam, makanan, dan sebagainya.

Jenis-Jenis Koperasi Sekolah

 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) ialah suatu koperasi yang memiliki usaha tunggal yaitu
menampung simpanan anggota dan melayani peminjaman. Anggota yang menabung
(menyimpan) akan mendapatkan imbalan jasa dan bagi peminjam dikenakan jasa. Besarnya
jasa bagi penabung dan peminjam ditentukan melalui rapat anggota.Dari sinilah, kegiatan
usaha koperasi dapat dikatakan “dari, oleh, dan untuk anggota.”
 Koperasi Serba Usaha (KSU) yaitu sebuah koperasi yang bidang usahanya bermacam-
macam. Misalnya, unit usaha simpan pinjam, unit pertokoan untuk melayani kebutuhan
sehari-hari anggota juga masyarakat, unit produksi, unit wartel.
 Koperasi Konsumsi yakni salah satu koperasi yang bidang usahanya menyediakan
kebutuhan sehari-hari anggota. Kebutuhan yang dimaksud misalnya kebutuhan bahan
makanan, pakaian, perabot rumah tangga.
 Koperasi Produksi merupakan sejenis koperasi yang bidang usahanya membuat barang
(memproduksi) dan menjual secara bersama-sama.Anggota koperasi ini pada umumnya sudah
memiliki usaha dan melalui koperasi para anggota mendapatkan bantuan modal dan
pemasaran.
Perangkat Organisasi Koperasi Sekolah

 Membentuk atau menetapkan anggaran dasar koperasi.


 Menetapkan organisasi umum, manajemen, dan kebijakan bisnis koperasi.
 Menetapkan pemilihan, penunjukan, dan pemberhentian pengawas dan pengawas koperasi.
 Menetapkan rencana kerja, rencana anggaran untuk pendapatan dan pengeluaran koperasi,
dan ratifikasi laporan keuangan.
 Menetapkan ratifikasi tanggung jawab dewan dalam menjalankan tugasnya.
 Menetapkan distribusi sisa hasil bisnis.
 Membentuk merger, konsolidasi, distribusi, dan pembubaran koperasi sekolah.
Rumus Multiplier Effect

Dalam multiplier effect, dikenal istilah MPC dan MPS. MPC adalah marginal propensity to
consume, sedangkan MPS merupakan marginal propensity to save. Kedua hal ini punya fungsi dan
teknis perhitungan berbeda.
MPC adalah perbandingan pertambahan konsumsi dan pertambahan pendapatan disposibel. Artinya,
hal ini bisa dihitung dengan rumus pertambahan konsumsi dibagi pendapatan disposabel. Sedangkan
MPS merupakan tambahan tabungan karena adanya tambahan pendapatan. Menghitung MPS
dilakukan dengan membagi tambahan tabungan dengan tambahan pendapatan.
Hubungan MPS dan MPC adalah sebagai berikut:
MPC + MPS = 1
atau,
MPC = 1 – MPS
MPS = 1 – MPC
Lalu, untuk menghitung multiplier effect bisa dilakukan dengan cara:
1. Angka Pengganda Pengeluaran Pemerintah
Angka pengganda pengeluaran pemerintah didapatkan dengan rumus: 1 dibagi MPS, lalu dikalikan
dengan perubahan pengeluaran pemerintah.
2. Angka Pengganda Pajak
Sedangkan untuk angka pengganda pajak didapatkan dengan rumus: bagi MPC dengan MPS, lalu
kalikan dengan perubahan pajak.
3. Angka Pengganda Investasi
Untuk angka pengganda ini, dilakukan dengan cara atau rumus: 1 dibagi MPS, lalu kalikan dengan
perubahan investasi.
PAJAK
Pajak adalah Konstribusi wajib kepada negara yang terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatakan balas jasa secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara demi kemakmuran masyarakat. Karakteristik pajak adalah sebagai
berikut:
Pajak merupakan arus uang dan bukan barang yang berasal dari rakyat untuk kas negara.
 Pajak dipungut dengan berlandaskan undang-undang.
 Balas jasa tidak diberikan secara langsung kepada masyarakat yang membayar pajak.
 Pendapatan dari pajak digunakan untuk mendanai pengeluaran pemerintah.

FUNGSI, MANFAAT, DAN TARIF PAJAK


Fungsi Pajak :
 Budgetair. pajak sebagai penerimaan pemerintah terbesar, pajak digunakan untuk mendanai
pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan pemerintah.
 Mengatur. pajak merupakan alat untuk mengatur sekaligus untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan
pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.
 Menjaga Stabilitas. pajak sebagai alat untuk menjaga keseimbangan atau stabilitas dari nilai tukar
rupiah.
 Sarana Redistribusi. pembangunan infrastruktur dipenuhi melalui pajak yang dibayar oleh
masyarakat yang membayar pajak dan infrastruktur yang dibangun tersebut dapat digunakan atau
dimanfaatkan oleh semua pihak.

Manfaat Pajak:
 Mendanai pembangunan fisik
 Mendanai pembangunan fisik
 Menggaji pegawai negeri
 Membantu korban bencana
 Dana alokasi umum
 Pemilihan umum
 Penegakan hukum
 Subsidi pangan dan BBM
 Pelayanan kesehatan
 Pertahanan dan keamanan
 Pelestarian lingkungan hidup
 Pelestarian budaya
 Transportasi massal

TARIF PAJAK
Tarif Proporsional atau tarif sebanding : tarif yang sejenis untuk setiap jumlah pendapatan. Misalnya
PPN dengan tarif 10% dikenakan terhadap penyerahan suatu barang kena pajak. Dengan jumlah dasar
pengenaan pajak semakin besar dengan tarif persentase tetap akan menyebabkan jumlah utang pajak
menjadi lebih besar.

Tarif Progresif : tarif pajak semakin besar jika penghasilan bertambah. Berdasarkan kenaikan
tarifnya, tarif progresif dibagi menjadi beberapa tarif, yaitu:

1. Tarif Progresif Progresif : kenaikan presentase pajaknya semakin besar.


2. Tarif Progresif Tetap : kenaikan presentase pajaknya tetap.
3. Tarif Progresif Degresif : kenaikan presentase pajaknya menurun.
Tarif Degresif (Menurun) : tarif pajak menurun untuk pendapatan yang meningkat.
Tarif Tetap : dikenakan tarif tetap dengan jumlah rupiah tertentu. Misalnya bea materai untuk cek
dan bilyet giro berapapun jumlahnya dikenakan bea materai yang sama yaitu Rp 5.000.

Tarif Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)


 Wajib pajak orang pribadi lajang Rp 54.000.000
 Istri yang penghasilannya digabung dengan suami Rp 54.000.000
 Wajib pajak yang kawin mendapatkan tambahan Rp 4.500.000
 Untuk setiap tambahan anggota keluarga sedarah dengan garis keturunan lurus serta anak angkat yang
menjadi tanggungan sepenuhnya yaitu sebesar Rp 4.500.000.
Perbedaan pajak dengan pungutan resmi lainnya (retribusi)
Aspek
Pajak Retribusi
Perbedaan

Pemungut Pemerintah pusat dan daerah Hanya pemerintah daerah

Dasar hukum UU Nomor 16 Tahun 2000 Peraturan pemerintah dan peraturan menteri

Balas jasa Tidak diterima secara langsung Diterima secara langsung

Objek Dilakukan oleh orang yang  enggunakan jasa


Dilakukan secara umum
pemungut pemerintah saja

Sifat dan Bersifat memaksa. Bagi yang tidak Bersifat memaksa namun keputusan akhir
sanksi membayar pajak akan mendapat sanksi diserahkan kepada pihak yang bersangkutan

Lembaga Dipungut oleh pemerintah pusat dan


Dipungut oleh pemerintah daerah saja
pemungut daerah

ASAS PEMUNGUTAN PAJAK


 ASAS EQUALITY: Pemungutan disesuaikan dengan batas kemampuan wajib pajak.
 ASAS CERTAINTY: Menekankan pentingnya kepastian pemungutan pajak yang menjamin wajib
pajak untuk tidak ragu membayar pajak.
 ASAS CONVENIENCE OF PAYMENT: Menekankan pentingnya saat dan waktu yang tepat dalam
memenuhi kewajiban perpajakan.
 ASAS ECONOMIC: Menekankan pada pentingnya prinsip ekonomi artinya biaya untuk pemungutan
pajak tidak lebih besar dari jumlah pajak yang dipungut.
JENIS-JENIS PAJAK

Berdasarkan Pihak yang Menanggung


1. Pajak langsung (direct tax) : pajak ditanggung sendiri oleh wajib pajak. Contoh : PPh
2. Pajak tak langsung (indirect tax) : pajak yang pembayarannya dapat dialihkan ke pihak lain.
Contoh : PPN

Berdasarkan Lembaga Pemungut:


1. Pajak negara : pajak yang pemungutannya dilakukan oleh pemerintah pusat
2. Pajak daerah : pajak yang pemungutannya dilakukan oleh pemerintah daerah tingkat I dan II

Berdasarkan Sifatnya :
1. Pajak subjektif : pajak yang memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh : PPh
2. Pajak objektif : pajak yang tidak memperhatikan diri wajib pajak atau didasarkan pada objek pajak.
Contoh : PpaBW

SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK DI INDONESIA


1. Official assessment system : pihak yang berwenang menentukan besarnya pajak adalah pemerintah.
Contoh : PBB
2. Self assessment system : pihak yang menentukan besarnnya pajak adalah Wajib Pajak sendiri.
Contoh: PPh
3. With holding system : pihak yang menentukan besarnya pajak yang terutang adalah pihak ketiga.
Bukan wajib pajak yang bersangkutan maupun fiskus. Contoh : Penghasilan karyawan sudah dipotong
oleh bendahara perusahaan sehingga tidak perlu membayar pajak kekantor pajak.

SUBJEK PAJAK
 Orang pribadi : baik yang tempat tinggalnya di dalam negeri maupun luar negeri.
 Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak.
 Badan : sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha
maupun yang tidak.
 Bentuk Usaha Tetap (BUT) : bentuk usaha yang dijalankan oleh orang pribadi yang tidak bertempat
tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia yang tidak lebih dari 183 hari dalam 1
tahun, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat di Indonesia untuk menjalankan atau
melakukan kegiatan di Indonesia.
Tidak Termasuk Subjek Pajak
 Kantor perwakilan negara asing
 Pejabat-pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat
 Organisasi-organisasi internasional
 Pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional

OBYEK PAJAK
Objek pajak adalah segala sesuatu menurut undang-undang dijadikan dasaran pemungutan pajak.
Berikut ini adalah daftarnya:
 Imbalan atas pekerjaan (gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun
atau imbuhan lainnya).
 Hadiah dari undian, pekerjaan, kegiatan, dan penghargaan.
 Laba Usaha.
 Keuntungan atas penjualan karena pengalihan harta.
 Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya dan pembayaran
tambahan pengembalian pajak.
 Bunga, termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang.
 Deviden.
 Royalti atau imbalan atas penggunaan hak.
 Sewa dan penghasilan lain yang berhubungan dengan penggunaan harta.
 Penerimaan pembayaran berkala.
 Keuntungan atas pembebasan utang.
 Keuntungan selisih kurs mata uang asing.
 Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva.
 Premi asuransi.
 Iuran yang diterima atas perkumpulan anggota (Wajib Pajak) dari menjalankan usaha bersama.
 Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak.
 Penghasilan dari usaha yang berbasis syariah.
 Imbalan bunga.
 Surplus Bank Indonesia.

CARA PEMUNGUTAN PAJAK


 Stelsel Nyata: pemungutan dilaksanakan di akhir tahun pajak yaitu setelah penghasilan sebenarnya
diketahui.
 Stelsel Anggapan: Pemungutan dilakukan pada awal tahun karena penghasilan selama satu tahun
dianggap sama.
 Stelsel Campuran: stelsel anggapan digunakan untuk menentukan pajak di awal tahun pajak, dan
stelsel nyata digunakan untuk menentukan pajak pada akhir tahun pajak.

Anda mungkin juga menyukai