Nah, dalam sistem ini, seluruh aktivitas keuangan mulai dari akad
hingga imbal jasanya disesuaikan dengan prinsip syariah.
Bila dilihat dari sistem bagi hasil, tersedia dua sistem yaitu profit dan
revenue yang dikenal dengan nama nisbah.
2. Prinsip Sewa
Jenis pinjaman syariah berikutnya adalah dengan prinsip sewa.
Dalam prinsip sewa tersedia dua akad yaitu Al-Ijarah dan Muntahiya
Biltamlik.
Halal
Sudah pasti melakukan pinjaman dana di bank syariah atau lembaga
sejenis sudah dijamin kualitas halalnya. Ini adalah tanggapan dari
sebagian orang yang merasa sensitif atau enggan meminjam di bank
konvensional karena di
dalam pinjamannya menerapkan sistem bunga yang diharamkan dalam
Islam. Jika kamu salah satunya, maka melakukan peminjaman dana
di bank syariah bisa menjadi solusi yang tepat.
Fasilitas yang sama dengan bank konvensional
Fasilitas yang ditawarkan oleh bank syariah atau lembaga syariah ini
juga tak kalah menarik dan juga lengkap dibandingkan dengan bank
konvensional. Bisa dikatakan hampir semua bank syariah di Indonesia
memiliki fasilitas yang memudahkan nasabahnya dalam hal
bertransaksi. Misalnya kamu akan menemukan kemudahan dalam
pembayaran cicilan, fitur internet banking, dan lain sebagainya.
1. Akad Mudharabah
Yang paling terkenal adalah akad mudharabah dimana pemilik modal
nantinya menyerahkan harta yang dimiliki kepada nasabah guna
diperdagangkan yang nantinya ada pembagian keuntungan di akhir
dan telah disepakati sebelumnya.
Selain itu, dana juga digunakan untuk investasi khusus dimana sumber
dari dana khusus disalurkan secara khusus pula dengan syarat yang
telah ditetapkan oleh pihak bank sebagai penyalur dana pinjaman.
2. Akad Al Musyarakah
Ada juga akad yang disebut dengan al musyarakah dimana dua pihak
melakukan kerja sama untuk sebuah usaha tertentu dengan masing-
masing pihak mampu memberikan kontribusi dana atas dasar
kesepakatan.
3. Akad Al Muzara’ah
Terakhir, akad dari mudharabah adalah al muzara’ah yang artinya
adalah kerja sama dalam hal pengolahan pertanian antara dua pihak
yang berperan sebagai pemilik lahan dan penggarap lahan.
Sementara itu tersedia juga bentuk lainnya yang disebut dengan bai’ as-
salam dimana pembeli wajib untuk membayar seluruh harga barang
atau harta yang telah disepakati sebelumnya di muka.
Sementara untuk akad jual beli lainnya disebut dengan bai’ al-istiana
dimana bentuk proses pembuatan atau pemesanan barang
berdasarkan dari kriteria dan persyaratan tertentu yang sebelumnya
telah disepakati oleh penjual dan pemesan.
Oleh sebab itu, di dalam pinjaman syariah tidak mengenal prinsip akad
bunga, namun memakai akad murabahah atau jual beli, ijarah wa iqtina
atau sewa dengan perubahan kepemilikan serta musyarakah
mutanaqishah atau capital sharing.
Oleh bank, mobil tersebut akan dibeli yang kemudian akan menjualnya
kembali kepada nasabah yang menginginkannya dengan harga Rp155
juta.
2. Berbagi Resiko
Di dalam system pembiayaan konvensional, pihak nasabah sepenuhnya
menanggung resiko apabila tidak dapat mengembalikan pinjaman.
3. Halal
Di dalam pembiayaan syariah, dana haruslah disalurkan untuk
kepentingan yang halal.
4. Ketersediaan Pinjaman
Dalam hal dokumen, baik pinjaman syariah maupun kredit
konvensional tidaklah jauh berbeda.