Anda di halaman 1dari 2

C.

Perbedaan Pembiayaan Dana Syariah dan Pembiayaan Konvensional

Berbagai produk pembiayaan dalam industri pasar keuangan telah berkembang. Sekarang, Anda
dapat mengajukan pembiayaan dana tunai tanpa riba dan berpegang pada prinsip syariah.
Pembiayaan dana syariah ini tetap menawarkan keuntungan bagi konsumen. Meskipun demikian,
masih banyak masyarakat yang ragu untuk menggunakan layanan ini. Sebab, tidak banyak yang
paham benar apa perbedaan keduanya.

berikut adalah beberapa elemen yang membedakan pembiayaan dana syariah dan pembiayaan
konvensional.

1. Suku Bunga

Dalam pinjaman konvensional, kredit yang diberikan kepada konsumen disertai dengan bunga.
Sedangkan, pada pembiayaan dana syariah, bunga sama sekali tidak diperbolehkan karena dianggap
sebagai riba. Maka dari itu, pembiayaan syariah tidak mengenal prinsip akad bunga, melainkan
menggunakan akad yang berprinsip syariah, seperti akad murabahah, akad al-bai’ wa al-isti’jar, dan
lain sebagainya. Dengan demikian, konsumen akan terhindar dari transaksi ribawi, spekulatif, dan
ketidakjelasan dalam akad.

2. Perjanjian

Pada pembiayaan dana syariah, perjanjiannya menggunakan akad yang berprinsip syariah. Prinsip
yang digunakan tentu saja saling terbuka dan menguntungkan. Sebagai contoh, Anda dapat
mengajukan pembiayaan dana syariah dengan menggunakan akad al Bai’ al-isti’jar. Pada perjanjian
ini, Anda melakukan transaksi pembiayaan dana syariah untuk keperluan produktif (modal usaha)
atau keperluan konsumtif (wisata, umrah, pernikahan). Dalam hal ini, Anda sebagai konsumen dan
perusahaan pembiayaan sebagai penyedia dana syariah dapat bekerja sama dengan cara terbuka
untuk mencapai kesepakatan di awal agar saling menguntungkan.

3. Jenis Risiko

Dalam sistem pembiayaan konvensional, nasabah sepenuhnya menanggung risiko apabila tidak
dapat mengembalikan pinjaman. Sedangkan, dalam prinsip syariah, pihak perusahaan pembiayaan
sebagai penyedia dana syariah harus ikut menanggung sebagian risiko dari hasil perjanjian bersama
konsumen.Sebagai contoh, seorang konsumen meminjam dana tunai sekitar Rp 30 juta untuk
keperluan modal usaha dengan menggunakan prinsip pinjaman konvensional. Di sini, konsumen
tersebut diwajibkan untuk membayar kembali pokok pinjaman dengan risiko penambahan bunga
yang telah ditentukan. Sementara itu, pada pembiayaan dana syariah tidak berlaku bunga, sehingga
meminimalisir risiko yang terjadi saat proses pembayaran angsuran.

4. Ketersediaan Pinjaman

Pembiayaan dana syariah menawarkan layanan produk yang dapat digunakan untuk kepentingan
tertentu yang tidak terdapat dalam pinjaman konvensional. Contohnya, pembiayaan untuk layanan
produk umrah. Setelah mengetahui perbedaan antara pembiayaan syariah dengan pembiayaan
konvensional, Anda perlu juga mencermati beberapa aspek lain dalam mengajukan pembiayaan
dana syariah. Tujuannya, agar pembiayaan yang Anda inginkan tetap aman. Pertama, selalu pastikan
layanan pembiayaan yang Anda tuju sudah terdaftar dan diawasi Otoritas Jasa keuangan (OJK).
Dengan demikian, dapat dipastikan lembaga keuangan tersebut aman.
Kedua, perhatikan transparansi dari lembaga pembiayaan tersebut. Transparansi merupakan kunci
penting saat menggunakan fasilitas pinjaman. Selalu perhatikan, berapa nominal yang harus dibayar,
jangka waktu pinjaman, dan mekanisme pelunasannya. Pastikan juga, pinjaman yang Anda ajukan itu
dikenai biaya tambahan atau tidak.

https://money.kompas.com/read/2022/03/07/161600426/mengenal-perbedaan-pembiayaan-dana-
syariah-dan-pembiayaan-konvensional?page=all#page2

Anda mungkin juga menyukai