Nim : 502190041
Kelas : 3B Perbankan Syari’ah
Mata Kuliah : Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
1. Pengertian asuransi syariah adalah sebuah upaya untuk saling tolong menolong dan
melindungi antar pemegang polis. Asuransi syariah adalah sebuah usaha untuk saling
tolong menolong di antara sejumlah orang atau pihak melalui investasi berbentuk aset.
Kemudian memberikan pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad
sesuai syariah islam.
Perbedaan asuransi syari’ah dan asuransi konvensional yaitu perbedaan paling utama
antara asuransi syariah dan asuransi konvensional (Non Sayriah) adalah dari konsep
pengelolaannya. Proteksi Syariah memiliki konsep pengelolaan Sharing Risk sedangkan
Asuransi Konvensional (Non Syariah) Transfer Risk.
Kontrak/Perjanjian/ Akad
Kontrak/Akad pada asuransi syariah adalah akad hibah (jenis akad tabbarru’) sebagai
bentuk ta’awwun (tolong menolong/saling menanggung risiko di antara peserta) sesuai
dengan syariat Islam. Sedangkan kontrak pada asuransi konvensional yaitu kontrak
pertanggungang oleh perusahaan asuransi kepada peserta asuransi sebagai tertanggung.
Kepemilikan Dana
Proteksi Syariah menerapkan kepemilikan dana bersama (dana kolektif para peserta). Jika
ada peserta yang mengalami musibah maka peserta lain akan membantu (memberikan
santunan) melalui kumpulan dana tabarru’. Ini adalah bagian dari prinsip sharing of
risk. Sharing of risk ini tidak berlaku pada asuransi konvensional, di mana perusahaan
asuransi yang mengelola dan menentukan dana perlindungan nasabah yang berasal dari
pembayaran premi per bulan.
Surplus Underwriting
Transaksi pada Asuransi Syariah harus terhindar dari unsur Maysir (Untung-untungan),
Gharar (ketidakjelasan), Riba & Risywah (suap).
Halal
b. Bagi perusahaan
1. Penghasilan yang bersumber dari sewa modal yang dibayarkan oleh peminjam
dana.
2. Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh nasabah
memperoleh jasa tertentu. Bank syariah yang mengeluarkan produk gadai syariah
bisa mendapat keuntungan dari pembebanan biaya admin dan biaya sewaan
tempat penyimpanan emas.
3. Pelaksanaan misi perum pegadaian sebagai BUMN yang bergerak dibidang
pembiayaan berupa pemberian bantuan kepada masyarakat yang memerlukan
dana dengan prosedur yang relative sederhana.
Zakat berasal dari bentuk kata "zaka" yang berarti suci, baik, berkah, tumbuh, dan
berkembang. Dinamakan zakat, karena di dalamnya terkandung harapan untuk beroleh
berkah, membersihkan jiwa dan memupuknya dengan berbagai kebaikan (Fikih Sunnah,
Sayyid Sabiq )
Makna tumbuh dalam arti zakat menunjukkan bahwa mengeluarkan zakat sebagai sebab
adanya pertumbuhan dan perkembangan harta, pelaksanaan zakat itu mengakibatkan
pahala menjadi banyak. Sedangkan makna suci menunjukkan bahwa zakat adalah
mensucikan jiwa dari kejelekan, kebatilan dan pensuci dari dosa-dosa.
A. Pengumpulan Zakat
Pengumpulan zakat dilakukan oleh Badan Amil Zakat dengan cara menerima atau
mengambil dari muzakki atas dasar pemberitahuan muzakki. Badan Amil Zakat dapat
bekerja sama dengan Bank dalam pengumpulan zakat harta muzakki yang berada di Bank
atas permintaan muzakki. Badan Amil Zakat dapat menerima harta selain zakat, seperti
infaq, shadaqah, hibah, wasiat, waris, dan kafarat. Ada tiga strategi dalam pengumpulan
zakat, yaitu:
Hal ini dilakukan untuk memudahkan pengumpulan zakat, baik kemudahan bagi lembaga
pengelola zakat dalam menjangkau para muzakki maupun kemudahan bagi para muzakki
untuk membayar zakatnya, maka setiap Bdan Amil Zakat dapat membuka Unit
Pengumpul Zakat (UPZ) di berbagai tempat sesuai tingkatannya, baik nasional, provinsi
dan sebagainya.
Selain membuka unit pengumpul zakat di berbagai tempat, lembaga pengelola zakat
dapat membuka kounter atau loket tempat tempat bersangkutan. Kounter atau loket
tersebut harus dibuat yang representatif seperti layaknya loket lembaga keuangan
profesional yang dilengkapi dengan ruang tunggu bagi muzakki yang akan membayar
zakat, disediakan alat tulis an penghitung seperlunya, disediakan tempat penyimpanan
uang atau brankas sebagai tempat pengamanan semetara sebelum disetor ke bank,
ditunggui dan dilayani oleh tenaga-tenaga penerima zakat yang siap setiap saat sesuai jam
pelayanan yang sudah ditentukan.
B .Pendistribusian Zakat
Agar dana zakat yang disalurkan dapat berdaya guna dan berhasil guna, maka
pemanfaatannya harus selektif untuk konsumtif atau produktif. Masing-masing dari
kebutuhan konsumtif dan produktif tersebut kemudian dibagi dua, yaitu konsumtif
tradisional dan konsumtif kreatif, sedangkan yang berbentuk produktif dibagi menjadi
produktif konvensional dan produktif kreatif.
1. Konsumtif Tradisional
Pendistribusan zakat secara konsumtif tradisional adalah bahwa zakat dibagikan kepada
mustahiq dengan secara langsung untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari, seperti
pembagian zakat fitrah berupa beras dan uang kepada faqir miskin setiap idul fitri.
2. Konsumtif Kreatif
Pendistribusian zakat secara konsumtif kreatif adalah zakat yang diwujudkan dalam
bentuk barang konsumtif dan digunakan untuk membantu orang miskin dalam mengatasi
permasalahan sosial dan ekonomi yang dihadapinya. Bantuan tersebut antara lain berupa
alat-alat sekolah dan beasiswa untuk para pelajar, bantuan sarana ibadah seperti sarung
dan mukena, bantuan alat pertanian, seperti cangkul untuk petani, gerobak jualan untuk
pedagang kecil dan sebagainya.
3. Produktif Konvensional
Pendistribusian zakat secara produktif konvensional adalah zakat yang diberikan dalam
bentuk barang-barang produktif, di mana dengan menggunakan barang-barang tersebut,
para mustahiq dapat menciptakan suatu usaha, seperti pemberian
bantuan ternak kambing, sapi perahan atau untuk membajak sawah, alat pertukangan,
mesin jahit dan sebagainya.
4. Produktif Kreatif
Pendistribusian zakat secara produktif kreatif adalah zakat yang diwujudkan dalam
bentuk pemberian modal bergulir, baik untuk permodalan proyek sosial, seperti
membangun sekolah, sarana kesehatan atau tempat ibadah maupun sebagai modal.
5. Baitul Maal wa Tamwil (BMT) atau disebut juga dengan “Koperasi Syariah”, merupakan
lembaga keuangan syariah yang berfungsi menghimpun dan menyalurkan dana kepada
anggotanya dan biasanya beroperasi dalam skala mikro. BMT terdiri dari dua istilah,
yaitu “baitulmaal” dan “baitultamwil” Baitulmaal merupakan istilah untuk organisasi
yang berperan dalam mengumpulkan dan menyalurkan dana non profit, seperti zakat,
infak dan sedekah. Baitultamwil merupakan istilah untuk organisasi yang mengumpulkan
dan menyalurkan dana komersial. Dengan demikian BMT mempunyai peran ganda yaitu
fungsi sosial dan fungsi komersial