Anda di halaman 1dari 8

Makalah Diksi (Pilihan Kata)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas rahmat dan karunia-Nya saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah yang berjudul Diksi atau Pilihan Kata ini
membahas mengenai bagaimana menggunakan bahasa yang tepat dalam berkomunikasi, baik
secara lisan maupun tulisan.
 
Dalam penulisan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulisan makalah ini.

Kami  sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, Hal itu di karenakan
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita.

Akhir kata, kami memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak
kesalahan.
 

Serang, 08 Oktober 2013

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A.        Latar Belakang
Bahasa terbentuk dari beberapa tataran gramatikal, yaitu dari tataran terendah sampai
tertinggi, yaitu kata, frase, klausa, kalimat. Ketika menulis dan berbicara, kata adalah kunci
pokok dalam membentuk tulisan dan ucapan. Maka dari itu kata - kata dalam bahasa
Indonesia harus dipahami dengan baik, supaya ide dan pesan seseorang dapat dimengerti
dengan baik. Kata – kata yang digunakan dalam komunikasi harus dipahami dalam konteks
alinea dan wacana. Tidak dibenarkan menggunkan kata – kata dengan sesuka hati, tetapi
harus mengikuti kaidah – kaidah yang benar.
Memang harus diakui, kecenderungan orang semakin mengesampingkan pentingnya 
penggunaan bahasa,  terutama  dalam tata cara  pemilihan kata atau diksi.
Terkadang kita pun tidak mengetahui pentingnya penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan
yang benar, sehingga ketika kita berbahasa, baik lisan maupun tulisan, sering  mengalami 
kesalahan  dalam  penggunaan  kata, frasa, paragraf,  dan wacana.
Agar tercipta suatu komunikasi yang efektif dan efisien, penggunaan diksi atau
pemilihan kata dirasakan sangat penting, bahkan mungkin  vital, terutama  untuk 
menghindari   kesalapahaman  dalam berkomunikasi. Diksi atau pilihan kata dalam praktik
berbahasa sesungguhnya mempersoalkan kesanggupan sebuah kata dapat juga frase atau
kelompok kata untuk menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau
pendengarnya.
Indonesia memiliki bermacam-macam suku bangsa dan bahasa. Hal itu juga disertai
dengan bermacam-macam suku bangsa yang memiliki banyak bahasa yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Bahasa yang digunakan juga memiliki karakter berbeda-beda sehingga
penggunaan bahasa tersebut berfungsi sebagai sarana komunikasi dan identitas suatu
masyarakat tersebut. Sebagai makhluk sosial kita tidak bisa terlepas dari berkomunikasi
dengan sesama dalam setiap aktivitas. Dalam kehidupan bermasyarakat sering kita jumpai
ketika seseorang berkomunikasi dengan pihak lain tetapi pihak lawan bicara kesulitan
menangkap informasi dikarenakan pemilihan kata yang kurang tepat ataupun dikarenakan
salah paham.
Pemilihan kata yang tepat merupakan sarana pendukung dan penentu keberhasilan
dalam berkomunikasi. Pilihan kata atau diksi bukan hanya soal pilih-memilih kata, melainkan
lebih mencakup bagaimana efek kata tersebut terhadap makna dan informasi yang ingin
disampaikan. Pemilihan kata tidak hanya digunakan dalam berkomunikasi namun juga
digunakan dalam bahasa tulis (jurnalistik). Dalam bahasa tulis  pilihan kata (diksi)
mempengaruhi pembaca mengerti atau tidak dengan kata-kata yang kita pilih.
Dalam makalah ini, penulis berusaha menjelaskan mengenai diksi yang digunakan
dalam kehidupan sehari-hari baik dalam segi makna dan relasi, gaya bahasa, ungkapan, kata
kajian, kata popular, kata sapaan dan kata serapan.

B.     Rumusan masalah
Adapun yang menjadi  rumusan makalah ini adalah:
-          Pengertian Diksi (Plihan Kata)
-          penerapan diksi (pilihan kata) dalam kalimat ragam formal
-          pembahagian Diksi (Pilihan Kata)

C.     Tujuan
1.      Mengetahui pengertian makna kata, diksi, dan gaya bahasa, serta kata kajian dan kata
poluler.
2.      Mampu menggunakan bahasa yang tepat dalam berkomunikasi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Diksi atau Pilihan Kata


Diksi adalah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata yang tepat untuk
menyatakan sesuatu. Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia
karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Dalam memilih kata yang setepat-
tepatnya untuk menyatakan suatu maksud, kita tidak dapat lari dari kamus. Kamus
memberikan suatu ketepatan kepada kita tentang pemakaian kata-kata. Dalam hal ini, makna
kata yang tepatlah yang diperlukan. Kata yang tepat dapat membantu seseorang
mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin disampaikannya, baik lisan maupun tulisan.
Selain itu, pemilihan kata itu juga harus sesuai dengan situasi dan tempat penggunaan kata-
kata itu.
Singkatnya diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata, gaya bahasa, ungkapan-
ungkapan pengarang untuk mengungkapkan sebuah cerita.

Agar menghasilkan cerita yang menarik, diksi atau pemilihan kata harus memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut:
1. Ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan gagasan
2. Pengarang harus memiliki kemampuan dalam membedakan secara tepat nuansa-
nuansa makna, sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan menemukan
bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa pembaca.
3. Menguasai berbagai macam kosakata dan mempu memanfaatkan kata-kata tersebut
menjadi kalimat yang jelas, efektif, dan efisien.
Contoh paragraf :
1. Hari ini Aku pergi ke pantai bersama dengan teman-temanku. Udara di sana sangat sejuk.
Kami bermain bola air sampai tak terasa hari sudah sore. Kamipun pulang tak lama
kemudian.

2. Liburan kali ini Aku dan teman-temanku berencana untuk pergi ke pantai. Kami sangat
senang ketika hari itu tiba. Begitu sampai disana kami sudah disambut oleh semilir angin
yang tak heti-hentinya bertiup. Ombak yang berkejar-kejaran juga seolah tak mau kalah
untuk menyambut kedatangan kami. Kami menghabiskan waktu sepanjang hari di sana. Kami
pulang dengan hati senang.

Kedua paragraph diatas memiliki makna yang sama, tetapi dalam pemilihan kata atau diksi,
paragraph kedua lebih menarik bagi pembaca karena enak dibaca dan tidak membosankan.

B. Syarat-Syarat Pemilihan Kata


1. Makna Denotatif dan Konotatif
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini adalah
makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang terkandung
sebuah kata secara objektif. Makna denotatif sering disebut makna konseptual. Misalnya, kata
makan yang bermakna memasukkan sesuatu kedalam mulut, dikunyah dan ditelan.

Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial,
sikap pribadi dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual. Kata
makan pada makna konotatif berarti untung atau pukul. Makna konotatif selalu berubah dari
zaman ke zaman. Contoh lainnya misalnya kamar kecil dapat bermakna konotatif jamban,
sedangkan makna denotative adalah kamar yang kecil.

2. Makna Umum dan Makna Khusus


Kata umum adalah kata yang acuannya lebih luas. Kata khusus adalah kata yang acuannya
lebih sempit atau khusus. Misalnya ikan termasuk kata umum, sedangkan kata khusus dari
ikan adalah mujair, lele, gurami, gabus, koi. Contoh lainnya misalnya lele dapat menjadi kata
umum, jika kata khususnya adalah lele lokal, lele dumbo.

3. Kata Konkrit dan Kata Abstrak


Kata konkrit adalah kata yang acuannya dapat diserap oleh pancaindra. Misalnya meja,
rumah, mobil, air, cantik, hangat, wangi, suara. Sedangkan kata abstrak adalah kata yang
acuannya sulit diserap oleh pancaindra. Misalnya perdamaian, gagasan. Kegunaan kata
abstrak untuk mengungkapkan gagasan rumit. Kata abstrak dapat membedakan secara halus
antara gagasan yang bersifat teknis dan khusus. Pemakaian kata abstrak yang banyak pada
suatu karangan akan menjadikan karangan tersebut tidak jelas dalam menyampikan gagasan
penulis.

4. Sinonim
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang sama, tapi
bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan.
Misalnya kata cermat dan cerdik yang keduanya bersinonim, tetapi keduanya tidaklah sama
persis.

5. Kata Ilmiah dan Kata Populer


Kata ilmiah merupakan kata-kata logis dari bahasa asing yang dapat diterjemahkan kedalam
bahasa Indonesia. Kata-kata ilmiah biasa digunakan oleh kaum pelajar dalam berkomunikasi
maupun dalam tulisan-tulisan ilmiah seperti karya tulis ilmiah, laporan ilmiah, skripsi, tesis,
desertasi. Selain itu digunakan pada acara-acara resmi. Kata popular adalah kata yang biasa
digunakan dalam komunikasi sehari-hari masyarakat umum.

Berikut adalah contoh dari kata-kata tersebut.

Kata Ilmiah:                             Kata Popular:

Analogi                                    kiasan
Final                                        akhir
Diskriminasi                             perbedaan perlakuan
Prediksi                                   ramalan
Kontradiksi                              pertentangan
Format                                     ukuran
Anarki                                     kekacauan
Biodata                                    biografi singkat
Bibliografi                                daftar pustaka

C. Pembentukkan Kata
Terdapat dua cara dalam pembentukkan kata, yaitu dari luar dan dari dalam bahasa Indonesia.
Pembentukkan dari dalam yaitu terbetuknya kata baru dengan dasar kata yang sudah ada,
sedangkan dari luar melalui proses serapan.

1. Kesalahan Pembentukkan dan Pemilihan Kata


Pada subbab ini akan disebutkan kesalahan dalam pembentukkan kata, yang sering
ditemukkan dalam bahasa lisan maupun tulis.
1. Penanggalan awalan meng-
2. Penanggalan awalan ber-
3. Peluluhan bunyi /c/
4. Penyengauan kata dasar
5. Bunyi /s/, /k/, /p/, dan /t/ yang tidak luluh
6. Awalan ke- yang keliru pemakaian akhiran –ir
7. Padanan yang tidak serasi
8. Pemakaian kata depan di, ke, dari, bagi, pada, daripada, dan terhadap
9. Penggunaan kesimpulan, keputusan, penalaran, dan pemukiman
10. Penggunaan kata yang hemat
11. Analogi
12. Bentuk jamak dalam bahasa Indonesia

2. Definisi
Definisi adalah suatu pernyataan yang menerangkan pengertian suatu hal atau konsep istilah
tertentu. Dalam hal membuat definisi hal yang tidak boleh dilakukan adalah mengulang kata
yang kita definisikan.

Contoh definisi:
Majas personifikasi adalah kiasan yang menggambarkan binatang, tumbuhan dan benda-
benda mati seakan hidup selayaknya manusia, seolah punya maksud, sifat, perasaan dan
kegiatan seperti manusia. Definisi terdiri dari:

1. Definisi nominalis
Definisi nominalis adalah menjelaskan sebuah kata dengan kata lain yang lebih umum
dimengerti. Biasanya digunakan untuk membuka suatu pembicaraan atau diskusi.

2. Definisi realis
Definisi realis adalah penjelasan tentang isi yang terkandung dalam sebuah istilah, bukan
hanya menjelaskan tentang istilah. Defiisi realis terbagi atas : 
 Definisi esensial, yaitu penjelasan dengan cara menguraikan perbedaan antara
penjelasan dengan cara menunjukkan bagian-bagian suatu benda(definisi analitik) dengan
penjelasan dengan cara menunjukkan isi dari suatu term yang terdiri atas genus dan
diferensia(definisi konotatif).
 Definisi diskriptif, yaitu pejelasan dengan cara menunjukkan sifat-sifat khusus yang
menyertai hal tersebut dengan penjelasan dengan cara menyatakan bagaimana suatu hal
terjadi.

3. Definisi praktis
Definisi praktis adalah penjelasan tentang suatu hal yang dijelaskan dari segi kegunaan atau
tujuan. Definisi praktis terbagi atas tiga macam, yaitu : 
 Definisi operasional, yaitu penjelasan dengan cara menegaskan langkah-langkah
pengujian serta menunjukkan bagaimana hasil yang dapat diamati.
 Definisi fungsional, yaitu penjelasan sesuatu hal dengan cara menunjukkan kegunaan
dan tujuannya.
 Definisi persuasif, yaitu penjelasan dengan cara merumuskan suatu pernyataan yang
dapat mempengaruhi orang lain, bersifat membujuk orang lain.

3. Kata Serapan
Kata serapan adalah kata yang diadopsi dari bahasa asing yang sesuai dari EYD. Kata
serapan merupakan bagian perkembangan bahasa Indonesia. Kosa kata bahasa Indonesia
banyak yang menyerap dari bahasa asing. Bahasa-bahasa asing yang diserap kedalam bahasa
Indonesia antara lain bahasa Sansekerta, Arab, Belanda, Inggris dan Tionghoa. Penyerapan
kata kedalam bahasa Indonesia meliputi dua unsur, yaitu:

 Keteraturan bahasa(analogi): dikatakan analogi jika kata tersebut memiliki bunyi yang
sesuai antara ejaan dan pelafalannya.
 Penyimpangan atau ketidakteraturan bahasa(anomali): dikatakan anomali apabila kata
tersebut tidak sesuai antara ejaan dan pelafalannya.

4.Analogi
Karena analogi adalah keteraturan bahasa, tentu saja lebih banyak berkaitan dengan kaidah-
kaidah bahasa, baik dalam bentuk fonologi, sistem ejaan, atau struktur bahasa. Beberapa kata
yang sudah sesuai dengan sistem fonologi, baik melalui proses penyesuaian maupun tidak,
misalnya:

Bahasa Indonesia                      Bahasa Aslinya


aksi                                          action(inggris)
bait                                          bait(arab)
boling                                       bowling(inggris)
dansa                                       dance(inggris)
derajat                                     darrajat(arab)
ekologi                                     ecology(inggris)
fajar                                          fajr(arab)
insane                                       insane(arab)

Menurut taraf integrasinya unsur pinjaman dari bahasa asing dapat dibagi dua golongan.
Pertama unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia. Unsur
pertama ini digunakan dalam bahasa Indonesia, tetapi penulisan dan pengucapannya masih
mengikuti aturan bahasa asing. Unsur yang kedua kata pinjaman yang penulisan dan
pengucapannya telah disesuaikan ke dalam bahasa Indonesia.

5. Anomali
Perhatikan kata-kata berikut ini :
Bahasa Indonesia                     Bahasa Aslinya
bank                                        bank(inggris)
intern                                       intern(inggris)
qur’an                                     qur’an(arab)
jum’at                                      jum’at(arab)

Beberapa kata diatas merupakan kata yang mengandung unsur anomali. Bila diamati lafal
yang kita keluarkan dari mulut dengan ejaan yang tertera, tidak sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia yaitu bank=(nk), jum’at=(’).

Sedangkan kata-kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia secara utuh tanpa
mengalami perubahan penulisan memiliki kemungkinan untuk dibaca bagaimana aslinya,
sehingga timbul anomali dan fonologi, seperti contoh berikut : 

Bahasa Indonesia                       Bahasa Aslinya


expose                                       expose
export                                        export
exodus                                       exodus

Kadang-kadang kata tidak hanya satu morfem, ada juga yang terdiri dari dua morfem atau
lebih, sehingga penyerapannya dilakukan secara utuh, misalnya : 

Bahasa Indonesia                      Bahasa Aslinya


federalisme                                federalism(inggris)
bilingual                                     bilingual(inggris)
dedikasi                                    dedication(inggris)
edukasi                                     education(inggris)

BAB III
PENUTUP
A.            KESIMPULAN
Diksi adalah ketepatan pemilihan kata di pengaruhi oleh kemampuan pangguna bahasa
yang terkait dengan kemampuan yang memahami, mengetahui, menguasai dan penggunaan
kata aktif dan efektif kepada pembaca dan pendengarnya.
Makna denotasi adalah makna yang sebenarnya yang sama dengan makna lugas untuk
menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Makna pada kalimat yang denotatif tidak
mengalami perubahan makna.
Makna konotasi adalah makna yang bukan sebenarnya yang umumnya bersifat sindiran
dan merupakan makna denotasi yang mengalami penambahan.
Makna umum adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang luas dari kata
yang lain. Makna khusus adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang sempit
dari kata yang lain.
Kata bersinonim adalah kata yang bentuknya berbeda namun pada dasarnya memiliki
makna yang hampir mirip atau serupa. Homonim, homo artinya sama, nym berarti nama, jadi
homonim adalah sama nama. Homofon adalah Bunyi atau suara yang mempunyai sama,
berbeda tulisan dan berbeda makna. Homograf adalah Sama tulisan, berbeda bunyi dan
berbeda makna.

B.      KRITIK DAN SARAN


a.      Kritik
Pada dasarnya masyarakat kita telah memahami penggunaan tata kaidah bahasa Indonesia
yang baik dan benar, akan tetapi dalam pelaksanaannya seringkali masyarakat dihadapkan
pada situasi dan kokondisi  berbahasa yang tidak mendukung.
maksudnya ialah masyarakat  masih enggan untuk mengikuti kaidah tata bahasa Indnesia
yang baik danbenar dalam komunikasinya sehari-
hari,masyarakat sering terdikte oleh aturan-aturan tata bahasa yang salah.

b.      Saran
      Dengan berpedoman pada EYD, khususnya cara pelafalan huruf hendaknya mengikuti aturan
yang sudah dibakukan. Untuk membaca singkatan kata (termasuk kata asing termasuk
akronim), begitu juga dengan pemilihan kata (diksi) yang dibaca huruf demi huruf, jika
penutur sedang berbahasa Indonesia, pelafalannya harus sesuai dengan lafal huruf bahasa
Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Keraf, Gorys. 1985. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.

Moeliono, Anton M. 1982 “Diksi atau Pilihan Kata: Suatu Spesifikasi di dalam kosa kata”
Dalam Majalah Pembinaan Bahasa Indonesia. Jilid III. Nomor 3. Jakarta: Bharata.

http://dinamika.uny.ac.id/akademik/sharefile/files/
28102008121137_PAPER_BAHASA_INDONESIA1_fix.doc

http://www.google.co.id/search?hl=id&cr=countryID&q=pilihan+kata+dalam+
bahasa+indonesia&star=10&sa

Anda mungkin juga menyukai