Anda di halaman 1dari 10

BAB 7 AKAD MUDHARABAH

PERTANYAAN

1. Apa yang dimaksud dengan akad mudharabah?


Jawab:
Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama
(pemilik dana/shahibul maal) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak kedua (pengelola
dana/mudharib) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan dibagi diantara mereka atas
dasar nisbah bagi hasil sesuai kesepakatan sedangkan kerugian finansial hanya ditanggung
oleh pemilik dana.

2. Apakah mudharabah merupakan bentuk profit and loss sharing?


Jawab:
Dalam mudharabah istilah profit and loss sharing tidak tepat digunakan karena yang
dibagi hanya keuntungan saja, tidak termasuk kerugiannya. Sehingga digunakan istilah
prinsip bagi hasil seperti yang digunakan dalam Undang-Undang No. 10 tahun 1998, karena
apabila usaha tersebut gagal, kerugian tidak akan dibagi diantara pemilik dana dan
pengelola dana, tetapi harus ditanggung sendiri oleh pemilik dana.

3. Jelaskan jenis – jenis akad mudharabah!


Jawab:
 Mudharabah muthlaqah adalah mudharabah dimana pemilik dana memberikan
kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolahan investasinya.
 Mudharabah muqayyadah adalah mudharabah dimana pemilik dana memberikan
batasan kepada pengelola antara lain mengenai dana, lokasi, cara, dan objek
investasi atau sektor usaha.
 Mudharabah musytarakah adalah mudharabah dimana pengelola dana menyertakan
modal atau dananya dalam kerja sama investasi.

4. Jelaskan hukum asal dari mudharabah!


Jawab:
 Al-Quran
“Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah kamu dimuka bumi dan carilah
karunia Allah SWT.” (QS 62:10)
“…Maka, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang
dipercayai itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah
Tuhannya…”(QS 2:283)
 As-Sunnah
Dari shalil bin suaib r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda, “tiga hal yang didalamnya
terdapat keberkatan: jual beli secara tangguh, muqaradhah (mudharabah), dan
mencampuradukkan gandum dengan jewawut untuk keperluan rumah tangga bukan
untuk dijual.” (HR Ibnu Majah)
5. Jelaskan rukun dan ketentuan syariah mudharabah!
Jawab:
Rukun mudharabah ada 4 yaitu:
 Pelaku, terdiri atas pemilik dana dan pengelola dana
 Objek,berupa modal dan kerja
 Ijab Kabul/serah terima
 Nisbah keuntungan

Ketentuan syariah yaitu:


 Pelaku
a. Pelaku harus cakap hokum dan baligh
b. Pelaku dapat dilakukan sesama muslim atau non muslim
c. Pemilik dana tidak boleh ikut campur dalam pengelolaan usaha tatapi ia boleh
mengawasi.
 Objek
a. Modal yang diserahkan dapat berbentuk uang atau asset lainnya
b. Modal harus tunai dan tidak utang
c. Pengelola dana memiliki kebebasan untuk mengatur modal menurut
kebijaksanaan dan pemikirannya sendiri selama tidak dilarang syariah
d. Kerja adalah hak pengelola dana dan tidak boleh diintervensi oleh pemilik dana
e. Pengelola dana harus menjalankan usaha sesuai dengan syariah
f. Pengelola dana harus mematuhi semua ketetapan yang ada dalam kontrak
 Ijab Kabul, merupakan pernyataan dan ekspresi saling rida atau rela diantara pihak-
pihak pelaku akad yang dilakukan secara verbal, tertulis melalui korespondensi atau
menggunakan cara-cara komunikasi modern.
 Nisbah keuntungan
a. Nisbah adalah besaran yang digunakan untuk pembagian keuntungan,
mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh kedua pihak atas keuntungan
yang diperoleh
b. Perubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak
c. Pemilik dana tidak boleh meminta pembagian keuntungan dengan menyatakan
nilai nominal tertentu karena dapat menimbulkan riba.

6. Kapankah akad mudharabah dianggap selesai?


Jawab:
 Dalam hal mudharabah tersebut dibatasi waktunya, maka mudharabah berakhir pada
waktu yang telah ditentukan
 Salah satu pihak memutuskan mengundurkan diri
 Salah satu pihak meninggal dunia atau hilang akal
 Modal sudah tidak ada

7. Bagaimana cara perhitungan pembagian laba?


Jawab:
 Prinsip Pembagian Hasil Usaha (PSAK 105 PAR 11)
Dalam mudharabah istilah profit and loss sharing tidak tepat digunakan karena
yang dibagi hanya keuntungan (profit) saja, tidak termasuk kerugiannya (loss). Istilah
prinsip bagi hasil ini digunakan dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, karena
apabila usaha tersebut gagal kerugian tidak dibagi di antara pemilik dan pengelola dana,
tetapi harus ditanggung oleh pemilik dana. Untuk menghindari
perselisihan dalam hal biaya yang dikeluarkan oleh pengelola dana, dalam akad harus
disepakati biaya-biaya apa saja yang dapat dikurangkan dari pendapatan.

 Bagi Hasil untuk Akad Mudharabah Musytarakah (PSAK 105 PAR 34)
Ketentuan bagi hasi untuk akad jenis ini dapat dilakukan dengan 2 pendekatan,yaitu:
1. Hasil investasi dibagi antara pengelola dana dan pemilik dana sesuai dengan
nisbah yang disepakati, atau
2. Hasil investasi dibagi antara pengelola dana (sebagai musytarik) dan pemilik
dana sesuai dengan porsi modal masing-masing.

 Perlakuan Akuntansi (PSAK 105)


Apabila akadnya mudharabah muqayyah, dimana dana dari pemilik dana langsung
disalurkan kepada pengelola dana lain (kedua) dan pengelola dana pertama hanya
bertindak sebagai perantara yang mempertemukan antara pemilik dana dengan
pengelola dana lain (kedua); maka dana untuuk jenis ini seperti akan dilaporkan Off
Balance Sheet. Atas kegiatan tersebut pengelola dana pertama akan menerima komisi
atas jasa mempertemukan kedua belah pihak. Sedangkan antara pemilik dan pengelola
dana lain (kedua) berlaku nisbah bagi hasil.

8. Berdasarkan ilustrasi diatas, jawablah pertanyaan dari bapak A berdasarkan pertimbangan


saudara?
Jawab:
Pertanyaan Bapak A mengenai akad mudharabah :
Akad mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua belah pihak, dimana
pihak pertama (pemilik dana/shohibul maal)menyediakan seluruh dana, sedangkan
pihak kedua (pengelola dana/mudharib) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan
dibagi diantara mereka atas dasar nisbah bagi hasil sesuai kesepakatan sedangkan
kerugian finansial yang disebabkan bukan karena kelalaian dari pihak pengelola
dana/mudharib ditanggung sepenuhnya oleh pemilik dana/shohibul maal.
Alur Transaksi Mudharabah Alur dari transaksi mudharabah ini diawali dengan
nasabah yang melakukan pengajuan pembiayaan kepada pihak bank. Selanjutnya modal
didistribusikan untuk bisa memulai menjalankan usaha. Tentunya, sebelum
mendistribusikan dan melakukan usaha, maka akan dilakukan terlebih dahulu
kesepakatan. Skill yang telah dimiliki untuk menjalankan usaha juga menjadi
pertimbangan tersendiri. Evaluasi terhadap perkembangan usaha yang dilakukan akan
dilaksanakan berdasarkan kesepakatan sebelumnya. Keuntungan yang diperoleh dari
hasil usaha tersebut sebagian diberikan kepada bank sesuai dengan perjanjian
sebelumnya. Pihak bank juga akan memperoleh pengembalian modal secara penuh dari
nasabah sehingga menandai berakhirnya transaksimudharabah ini. Rukun dalam
melakukan mudharabah diawali dengan adanya pemilik dana dan pihak yang akan
melaksanakan usaha. Selanjutnya, ditentukan pula dana yang digunakan untuk objek
mudharabah dan kerja. Setelah kedua hal ini dilakukan dan dipenuhi, maka selanjutnya
adalah melakukan ijab kabul antara kedua belah pihak. Hal terakhir yang tentunya
ditunggu-tunggu adalah pembagian dari keuntungan dari hasil usaha.

Pertanyaan Bapak A mengenai cara perhitungan pembagian bagi hasil dengan


bank syariah tersebut :
Pembagian hasil usaha mudharabah dapat dilakukan berdasarkan pengakuan
penghasilan usaha mudharabah, dalam praktik dapat diketahui berdasarkan laporan bagi
hasil atas realisasi penghasilan hasil usaha dari pengelola dana. Tidak diperkenankan
mengakui pendapatan dari proyeksi hasil usaha.
Ketentuan bagi hasil untuk akada mudharabah dapat dilakukan dengan 2 pendekatan,
yaitu :
 Hasil investasi dibagi antara pengelola dan adan pemilik dana sesuai dengan
nisbah yang disepakati, selanjutnya bagian hasil investasi setelah dikurangi untuk
pengelola dana tersebut dibagi antara pengelola dana (sebagai musytarik) dengan
pemilik dana sesuai dengan porsi modal masing-masing.
 Hasil investasi dibagi antara pengelola dana (sebagai musytarik) dan pemilik dana
sesuai dengan porsi modal masing-masing, selanjutnya bagian hasil investasi
setelah dikurangi untuk pengelola dana (sebagai musytarik) tersebut dibagi antara
pengelola dana dengan pemilik dana sesuai dengan nisbah yang disepakati

Pertanyaan Bapak A mengenai cara mencatat penerimaan dan pengeluaran


terkait dana yang diperoleh dari bank syariah tersebut:
Pencatatan penerimaan dana dalam bentuk kas, adalah dengan mendebet akun
“Kas” sebesar nilai nominal kas yang diberikan dan mengkreditkan akun “Setoran Dana
Syirkah” sebesar nilai nomilal dari kas yang diberikan.
Pencatatan penerimaan dalam bentuk aset tetap dilakukan dengan cara mendebet
akun “Peralatan” sebesar nilai wajar dari aset tersebut, dan mengkredit akun “Setoran
Dana Syirkah” sebesar nilai wajar dari aset tersebut.
Pencatatan pengeluaran dilakukan dengan cara mendebet akun beban yang
terkait dan mengkredit sumber ekonomi yang dikorbankan..
LATIHAN

1. PT. A menandatangani akad mudharabah dengan Bank Syariah Berjaya, Bank Syariah
Berjaya sebagai pemilikdana menyerahkan Rp 100.000.000. Buatlah jurnal penyerahan dana
tersebut oleh PT. A dan Bank Syariah Berjaya!
Jawab:

Bank PT. A
Db. Investasi Mudharabah Rp Db. Kas Rp 100.000.000
Kr. Aset Mudharabah Rp
100.000.000 100.000.000
Kr. Kas / Rekening Nasabah Rp
100.000.000

2. Jika bank syariah menyerahkan asset tetap dengan harga perolehan Rp 200.000.000,- dan
akumulasi penyusutan Rp 50.000.000,-. Saat diserahkan harga pasar asset tetap adalah Rp
125.000.000,-. Buatlah jurnal penyerahan tersebut oleh PT. A dan Bank Syariah Berjaya!

Bank Syariah Berjaya PT. A

Ketika saat penyerahan Db. Pembiayaan Mudharabah


teradapat Rp.125.000.000,- Db. Persediaan
penurunan nilai asset tetap Db. Akumulasi penyusutan aktiva Rp 125.000.000,-
Rp.50.000.000,-
 Harga perolehan asset Rp Db. Kerugian penyerahan aktiva Kr. Dana Syirkah Temporer
200.000.000 Rp. 25.000.000,- Rp 125.000.000,-
 Akumulasi penyusutan asset
Rp Kr. Aktiva non kas
50.000.000 Rp.200.000.000,-
 Harga pasar asset tetap pada
saat
diserahkan Rp 125.000.000

Jawab:

3. PT. B yang memiliki perjanjian pembiayaan mudharabah dengan Bank At Taufik selama 2
tahun dengan bagi hasil atas pendapatan 70 % dan 30 %. Pada tahun pertama menghasilkan
pendapatan yang dibiayai dari dana mudharabah adalah Rp 70.000.000 dan total beban Rp
40.000.000. Seluruh hak bank At Taufik langsung diberikan secara tunai terkait pembagian
laba tersebut. Buatlah jurnal untuk pembagian laba serta penyajian bagian laporan keuangan
untuk PT. B dan bank At Taufik!
Jawab:

Bank At Taufik PT.B


Apabila hasil pengelolaan dana Db. Beban Bagi Hasil Rp
pada Db. Kas Rp 9.000.000 9.000.000,-

periode tertentu adalah


Kr. Pendapatan Bagi Hasil Kr. Kas
Mudharabah Rp.9.000.000 Rp.9.000.000,-

 Pendapatan dibukukan Rp

70.000.000,-

 Beban yang dihasilkan Rp

40.000.000,-
 Laba bersih (pendapatan
dikurangi
beban) sebesar Rp
30.000.000,-
Berdasarkan bagi hasil yang
disepakati

adalah 70 % dan 30 %

Maka,

PT. B : 70 % x Rp 30.000.000 =
Rp

21.000.000,-

Bank At Taufik : 30 % x Rp
30.000.000

= Rp 9.000.000,-

Karena ada bagi hasil yang


bagikan maka dilakukan ayat (dibagikan langsung atas laba
jurnal penutup bersih PT B)

Penyajian laporan keuangan Aset : Utang :


Db. Investasi Mudharabah Rp
xxx Utang Bagi Hasil Rp xxx
Kr. Penyisihan KerugianRp
xxx Dana Syirkah Temporer Rp xxx

4. Terkait soal nomor 3, jika pola bagi hasil dilakukan atas laba operasi, buatlah jurnal untuk
pembagian laba tersebut serta penyajian laporan keuangan untuk PT. B dan At Taufik!
Jawab

Bank At Taufik PT. B


Apabila hasil pengelolaan dana pada
periode
tertentu adalah
 Pendapatan dibukukan Rp
70.000.000,-
 Beban yang dihasilkan Rp
40.000.000,-
Berdasarkan bagi hasil yang
disepakati
adalah 70 % dan 30 % namun
pembagian
berdasarkan pendapatan
Maka,
Db. Beban Bagi Hasil Rp
PT. B : 70 % x Rp 70.000.000 = Rp Db. Kas Rp 174.000.000 21.000.000,-
Kr. Pendapatan Bagi Hasil Kr. Kas Rp
49.000.000,- Mudharabah 21.000.000,-
Rp 24.000.000
Bank At Taufik : 30 % x Rp
70.000.000 = Kr. Investasi Mudharabah Rp
Rp 21.000.000,- 150.000.000

Karena ada bagi hasil yang bagikan Db. Pendapatan yang


maka belum dibagikan
dilakukan Ayat Jurnal Penutup Rp 21.000.000
Kr. Beban Bagi Hasil Rp
21.000.000
Penyajian laporan keuangan Aset : Utang :
Rp
Investasi Mudharabah Rp xxx Utang Bagi Hasil xxx
Dana Syirkah Temporer
Penyisihan KerugianRp xxx Rp xxx
Penyisihan Kerugian Rp
xxx

5. PT. C memiliki perjanjian mudharabah dengan bank Al Imamah selama 1 tahun dengan
pola bagi hasil atas laba operasi 60 % dan 40 % senilai Rp 150.000.000. Pada akhir tahun
pertama menghasilkan pendapatan yang dihasilkan dari dana mudharabah adalah Rp
60.000.000 dan total beban Rp 40.000.000. Buatlah jurnal yang terkait dengan
pengembalian dana mudharabah oleh PT. C dan Bank Imamah
Jawab:

Bank At Taufik PT. B


Pembiayaan yang diberikan Rp
150.000.000,-
Bagi Hasil yang disepakati
adalah
sebesar 60 % dan 40 %
Apabila hasil pengelolaan dana
pada
periode tertentu adalah
 Pendapatan dibukukan Rp
60.000.000,-
 Beban yang dihasilkan Rp
40.000.000,-
 Laba bersih (pendapatan
dikurangi
beban) sebesar Rp
20.000.000,-
Berdasarkan bagi hasil yang
disepakati
adalah 60 % dan 40%
Maka,
PT. B : 60 % x Rp 20.000.000 Db. Beban Bagi Hasil Rp
= Rp Db. Kas Rp 8.000.000 8.000.000,-
Kr. Pendapatan Bagi Hasil
12.000.000,- Mudharabah Rp Kr. Kas Rp 8.000.000,-
8.000.000
Bank At Taufik : 40 % x Rp
20.000.000 = Rp 8.000.000,-
Apabila tidak langsung dibagi Db. Piutang bagi hasil Rp Db. Beban bagi hasil Rp
atas 8.000.000 8.000.000
nisbah bagi hasil yang telah Kr. Pendapatan bagi hasil Rp Kr. Utang bagi hasil
disepakati 8.000.000 mudharabah Rp
8.000.000
Ketika melakukan setoran atas
Ketika penerimaan bagi hasil bagi hasil yang
Db. Kas Rp. 8.000.000 diterima oleh bank
Kr. Piutang Bagi Hasil Rp Db. Utang bagi hasil
8.000.000 mudharabah Rp
8.000.000
Kr. Kas Rp 8.000.000
Karena ada bagi hasil yang Db. Pendapatan belum
bagikan dibagikan Rp
maka dilakukan Ayat Jurnal
Penutup 8.000.000
Kr. Beban bagi hasil Rp
8.000.000

Penyajian laporan keuangan Aset : Utang :


Utang Bagi
Db. Investasi Mudharabah Rp hasi
150.000.000 Rp.8.000.000
Db. Bagi hasil yang ditangguhkan Dana Syirkah Temporer Rp
Rp 150.000.000
8.000.000 Penyisihan kerugian Rp 0
Kr. Penyisihan KerugianRp 0

Anda mungkin juga menyukai