Anda di halaman 1dari 18

Nama: Tsuwaibatul Aslamiyyah

NIM: 1820610001

Kelas: Aksya-4-A

BAB 8

AKUNTANSI TRANSAKSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH

A. Soal Teori
1. Jelaskan definisi pembiayaan musyarakah.
Jawab:
Pembiayaan musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih
untuk suatu usaha tertentu dengan kondisi masing-masing pihak memberikan
kontribusi dana, dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan
kesepakatan, sedangkan kerugian berdasarkan porsi kontribusi dana.

2. Jelaskan perbedaan antara transaksi dengan skema musyarakah dan yang dengan
skema mudharabah.
Jawab:
Tidak ada jawabannya, karena susunan pertanyaannya tidak jelas dan berantakan
sehingga mengakibatkan soal/pertanyaan ini sulit dimengerti.

3. Jelaskan rukun transaksi musyarakah.


Jawab:
- Transaktor; pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi musyarakah harus
cakap hukum, serta berkompeten dalam memberikan atau diberikan
kekuasaan perwakilan.
- Objek musyarakah; ada 3 yaitu modal (modal yang diberikan dapat berupa
kas dan/atau aset non-kas), kerja (partisipasi para mitra dalam pekerjaan),
keuntungan dan kerugian (kewajiban para mitra untuk menghitung secara
jelas keuntungan untuk menghindari perbedaan dan sengketa pada waktu
alokasi keuntungan maupun ketika penghentian musyarakah).
- Ijab dan qabul; harus dinyatakan oleh para pihak untuk menunjukkan
kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad).

4. Jelaskan perbedaan antara musyarakah menurun dengan musyarakah permanen.


Jawab:
- Musyarakah menurun atau musyarakah mutanaqisha adalah musyarakah
dengan ketentuan bagian dana salah satu mitra akan dialihkan bertahap
kepada mitra lainnya, sehingga bagian dananya akan menurun dan pada
akhir masa akad mitra lain tersebut akan menjadi pemilik penuh usaha itu.
- Musyarakah permanen adalah musyarakah dengan ketentuan bagian dana
setiap mitra bersifat tetap hingga akhir masa.

5. Jelaskan perbedaan antara revenue sharing, profit sharing, dan gross profit
sharing. Jelaskan juga kelebihan dan kelemahan masing-masing metode bagi hasil
tersebut.
Jawab:
perbedaan antara revenue sharing, profit sharing, dan gross profit sharing pada
perhitungan keuntungan yang dibagikan. Revenue sharing menggunakan
perhitungan pembagian keuntungan atas dasar penjualan atau kegiatan usaha pada
tahun berlangsung tanpa dikurangi beban-beban. Profit sharing pembagian
keuntungan didasari perhitungan pendapatan dikurangi beban-beban. Gross profit
sharing pembagian keuntungan didasari perhitungan pendapatan dengan
dikurangi harta pokok dan dikurangi beban-beban.
Kelebihan dan kelemahan masing-masing metode diatas:
- Revenue sharing, kelebihan: nasabah akan selalu untung (tidak ada resiko
kerugian), pembagian keuntungan stabil. Kekurangan: laba yang
dibagikan selalu sama walaupun kondisi usaha sedang maju-majunya.
- Profit sharing, kelebihan: pembagian keuntungan disesuaikan dengan
kondisi usaha sehingga bisa saja pembagian keuntungan sangat besar.
Kelemahan: terdapat kemungkinan rugi dan pembagian keuntungan
fluktuatif.
- Gross profit sharing, kelebihan: diperuntukkan bagi usaha mikro sehingga
dapat dijangkau oleh kalangan menengah kebawah dan terdapat
kemudahan dalam perhitungan pembagian. Kelemahan: tidak dapat
dijangkau investor besar.

6. Perhatikan dan screen shoot-lah penyajian dan pengungkapan yang berkaitan


dengan transaksi pembiayaan musyarakah di laporan keuangan di salah satu bank
syariah. Analisislah, apakah praktik yang dilakukan sudah mengikuti ketentuan
yang terdapat dalam PSAK 106 maupun PAPSI 2013.
Jawab;
Pengungkapan transaksi musyarakah menurut PAPSI 2013 adalah:
1. Rincian jumlah pembiayaan musyarakah berdasarkan modal mitra, jenis valuta,
jenis penggunaan, sektor ekonomi, status bank dalam pembiayaan musyarakah
(mitra pasif), dan mitra aktif (jika mitra aktif bukan berasal dari salah satu mitra
musyarakah).
2. Klasifikasi pembiayaan musyarakah menurut jangka waktu akad pembiayaan,
kualitas pembiayaan, dan tingkat bagi hasil rata-rata.
3. Jumlah dan persentase pembiayaan musyarakah yang diberikan kepada pihak-
pihak berelasi.
4. Jumlah dan persentase pembiayaan musyarakah yang telah direstrukturisasi dan
informasi lain tentang pembiayaan musyarakah yang direstrukturisasi selama
periode berjalan.
5. Kebijakan manajemen dalam pelaksanaan pengendalian risiko portofolio
pembiayaan musyarakah.
6. Besarnya pembiayaan musyarakah bermasalah dan cadangan kerugian penurunan
nilai untuk setiap sektor ekonomi.
7. Kebijakan dan metode yang dipergunakan dalam penanganan musyarakah
bermasalah.
8. Ikhtisar pembiayaan musyarakah yang dihapus buku yang menunjukkan saldo
awal, penghapusan selama tahun berjalan, penerimaan atas pembiayaan
musyarakah yang telah dihapusbukukan dan pembiayaan musyarakah yang telah
dihapustagih dan saldo akhir pembiayaan musyarakah yang dihapus buku.
Pengungkapan transaksi musyarakah menurut PSAK 106 adalah:
- Mitra mengungkapkan hal-hal yang terkait transaksi musyarakah, tetapi tidak
terbatas, pada:
a) Isi kesepakatan utama usaha musyarakah, seperti porsi dana, pembagian
hasil usaha, aktivitas usaha musyarakah, dan lain-lain.
b) Pengelola usaha, jika tidak ada mitra aktif; dan
c) Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK 101: Penyajian Laporan
Keuangan Syariah.
Analisisnya: laporan keuangan diatas sudah sesuai dengan peraturan yang ada di PSAK
106 dan PAPSI 2013 seperti yang sudah dilampirkan diatas. Laporan keuangan diatas
jika ditelusuri asal dananya, akan terlihat jika dana tersebut diambil dan dicatat sudah
sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku. PSAK 106 dan PAPSI 2013 merupakan
satu dari banyak peraturan yang saling melengkapi, suatu peraturan tidak akan mencakup
hal/permasalahan secara keseluruhan, maka dari itu diperlukan peraturan-peraturan lain
untuk menjelaskan secara rinci tentang hal tersebut.
B. Soal Kasus
Pada tanggal 12 Januari 20XA, BPRS Bangun Marwah Warga (BMW)dan Bapak Hendra
menandatangani akad musyarakah permanen untuk pembiayaan usaha fotokopi senilai
Rp 40.000.000, yang terdiri dari Rp 30.000.000 kontribusi BPRS dan Rp 10.000.000
kontribusi Bapak Hendra. Bagi hasil didasarkan pada laba bruto (penjualan dikurangi
biaya kertas) dengan nisbah bagi hasil 20% BPRS dan 80% Bapak Hendra. Bagi hasil
disepakati untuk dibayar dan dilaporkan setiap tanggal 20 mulai bulan Frbruari.
Pembiayaan musyarakah disepakati jatuh tempo pada tanggal 20 April 20XA. Buatlah
jurnal untuk transaksi berikut.
1. Tanggal 12 Januari BPRS (saat akad) membuka cadangan pembiayaan
musyarakah untuk Bapak Hendra
2. Tanggal 12 Januari (saat akad) BPRS membebankan biaya administrasi sebesar
0,2% dari nilai pembiayaan dan langsung diambil dari rekening Bapak Hendra.
3. Tanggal 20 Januari BPRS mentransfer sebesar Rp 30.000.000 ke rekening Bapak
Hendra sebagai pembayaran porsi investasi BPRS
4. Tanggal 20 Februari 20XA Bapak Hendra melaporkan laba bruto usahanya
sebesar Rp 5.000.000 dan pada tanggal yang sama membayarkan secara tunai
porsi bank sebesar 20% dari lana bruto.
5. Tanggal 20 Maret 20XA Bapak Hendra melaporkan laba bruto usahanya sebesar
Rp 4.000.000 dan membayarkan secara tunai porsi bank sebesar 20% dari laba
bruto pada tanggal 25 Maret 20XA.
6. Tanggal 20 April 20XA Bapak Hendra melaporkan laba bruto usahanya sebesar
Rp 6.000.000 dan pada tanggal yang sama membayarkan secara tunai porsi bank
sebesar 20% dari laba bruto.
7. Tanggal 20 April 20XA, saat jatuh tempo, Bapak Hendra melunasi pembiayaan
musyarakah sebesar Rp 30.000.000 via debit rekening.

Jawab:
Ayat jurnalnya adalah:

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

12 Januari 20XA Db. Pos lawan komitmen administratif pembiayaan 30.000.000

Kr. Kewajiban komitmen administratif 30.000.000


pembiayaan

12 Januari 20XA Db. Kas/Rekening nasabah-Bapak Hendra 60.000

Kr. Pendapatan administrasi 60.000

(Rp 30.000.000 x 0,2% = Rp 60.000)


20 Januari 20XA Db. Pembiayaan musyarakah 30.000.000

Kr. Kas/Rekening nasabah 30.000.000

Db. Kewajiban komitmen administratif pembiayaan 30.000.000

Kr. Pos lawan komitmen administratif pembiayaan 30.000.000

20 Februari Db. Kas/Rekening nasabah 1.000.000


20XA

Kr. Pendapatan bagi hasil musyarakah 1.000.000

(Rp 5.000.000 x 20% = Rp 1.000.000)

20 Maret 20XA Db. Piutang pendapatan bagi hasil musyarakah 800.000

Kr. Pendapatan bagi hasil musyarakah-akrual 800.000

25 Maret 20XA Db. Kas/Rekening nasabah 800.000

Kr. Piutang pendapatan bagi hasil musyarakah 800.000

Db. Pendapatan bagi hasil musyarakah-akrual 800.000

Kr. Piutang pendapatan bagi hasil musyarakah 800.000

(Rp 4.000.000 x 20% = Rp 800.000)

20 April 20XA Db. Piutang pendapatan bagi hasil musyarakah 1.200.000

Kr. Pendapatan bagi hasil musyarakah-akrual 1.200.000

(Rp 6.000.000 x 20% = Rp 1.200.000)

20 April 20XA Db. Kas/Rekening nasabah 30.000.000

Kr. Pembiayaan musyarakah 30.000.000

Anda mungkin juga menyukai