Anda di halaman 1dari 20

BURSA EFEK DAN BURSA EFEK SYARIAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Teori Portofolio dan Investasi

Dosen Pengampu:Husnurrosyidah, S.PD., M.E.SY.

Disusun Oleh:

Kelompok 2 – AKSYA 6A

1. Umi Kamilia (1820610017)


2. Hanik Umairotul Munafi’ah (1820610028)
3. Martha Eka Dzulliyanti (1820610038)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH

TAHUN 2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini dunia bisnis semakin berkembang, salah satunya ditandai oleh
adanya perdagangan saham di berbagai negara yang dijadikan sebagai sarana
untuk menarik investor agar menanamkan modalnya. Hal yang sama juga
berlangsung di Indonesia. Di suatu negara bursa efek dijadikan sebagai salah
satu tolok ukur maju atau mundurnya sebuah sistem perekonomian. Dalam
hal ini, bursa efek mengambil peranan yang signifikan untuk mengarahkan
dana dan sebagai wahana investasi bagi masyarakat.
Bursa efek merupakan satu bentuk dari kegiatan pasar modal.Pasar
modal menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 adalah kegiatan yang
berhubungan dengan perdagangan umum dan perdagangan efek perusahaan
publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan
profesi yang berkaitan dengan efek.Pada prinsipnya pasar modal sama halnya
pasar pada umumnya, namun yang membedakan hanyalah pada objek yang
ditransaksikan. Di pasar modal objek yang ditransaksikan yaitu berupa saham
atau modal.
Bursa efek merupakan suatu lembaga yang dijadikan sebagai
perantara (intermediasi) antara pemilik modal dan pembutuh modal sehingga
terjadi pemerataan usaha dan pendapatan di tengah masyarakat.Sehingga,
suatu negara dapat mencapai keadilan, kemakmuran, dan kesejahteraan
masyarakat.
Berdasarkan hal tersebut di atas, pemakalah membuat makalah dengan
tema “Bursa efek dan bursa efek syariah”. Di dalam makalah ini akan
menjelaskan mengenai sejarah perkembangan bursa efek, ruang lingkup bursa
efek dan bursa efek Syariah yang meliputi pengertian dan tugas bursa efek
dan bursa efek Syariah, dan produk bursa efek dan bursa efek Syariah, serta
menjelaskan mengenai mekanisme operasional di bursa efek dan prosedur
berinvestasi di pasar modal Syariah dan konvensional.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan bursa efek?
2. Bagamana ruang lingkup dari bursa efek dan bursa efek syaraiah?
3. Bagaimana mekanisme operasional di bursa efek?
4. Bagaimana prosedur berinvestasi di pasar modal Syariah dan pasr modal
konvensional?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan memahami mengenai sejarah perkembangan bursa efek
2. Mengetahui dan memahami mengenai ruang lingkup dari bursa efek dan
bursa efek syaraiah
3. Mengetahui dan memahami mengenai mekanisme operasional di bursa
efek
4. Mengetahui dan memahami mengenai prosedur berinvestasi di pasar
modal Syariah dan pasr modal konvensional

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Bursa Efek


Bursa efek sudah lama dikenal di Amerika Serikat dan negara lainnya
di dunia. Pada tahun 1934 Securities Exchange Act secara formal membentuk
Securities and Exchange Commission (SEC) sebagai lembaga yang ditugasi
untuk administrasi peraturan perundang-undangan efek. SEC berwenang
untuk mengatur bursa dan pasar Over-the-Counter (OTC) dengan syarat
keterbukaan informasi bukan saja amisi baru tetapi juga terhadap efek yang
sudah di pasar. Dengan demikian kewenangan hukum SEC lebih lengkap dan
meliputi bursa, keanggotaannya, pialang di pasar OTC , efek-efek yang
diperdagangkan dipasar-pasar perdana, sekunder, tersier dan kuarter.
Di Indonesia, Bursa Efek baru didirikan pada awal tahun 1980-an.
Hingga saat ini hanya ada dua bursa efek yakni Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan
Bursa Efek Surabaya (BES). Kedua Bursa Efek di Indonesia ini, akhir-akhir
ini ingin di “merger” untuk lebih meningkatkan efisiensi dan potensi para
pialangnya.
Peraturan perundang-undangan tentang efek dikeluarkan terutama untuk :
a. Menjamin keterbukaan yang cukup akurat mengenai informasi bagi
investasi yang ada dan potensial.
b. Mencegah serta menghukum penyalahgunaan dan misrepresentasi
c. Membentuk lembaga yaitu komisi (seperti Badan Pengawas Pasar Moda-
BAPEPAM) dan bursa (seperti BEJ dan BES) yang ditugasi untuk
menegakkan hukum dan penyelenggara transaksi.
Di Bursa Efek Jakarta (BEJ) sejak 22 Mei 1995, komputerisasi
perdagangan telah dilakukan dengan menggunakan Jakarta Automated
Tranding System (JATS), yang membuat bursa efek Jakarta terintegrasi
dengan bursa efek lainnya didunia. Apa yang sedang terjadi di bursa efek lain
akan secara langsung berdampak pada perdagangan saham di BEJ, dan
sebaliknya. Terintegrasinya suatu bursa dengan bursa lainnya yang

3
menyebabkan suatu bursa sulit menghindar dari permainan para spekulan
dengan modal besar. Hal ini akan mengganggu kestabilan pasar modal di
suatu Negara, bahkan diseluruh dunia. Seperti halnya yang pernah terjadi di
Indonesia dan membuat krisis perekonomian, dimana dominasi pemilik
modal yang bisa mempermainkan harga membuat terpuruknya harga-harga
saham.1

B. Ruang Lingkup Bursa Efek dan Bursa Efek Syariah


1. Pengertian Bursa Efek dan Bursa Efek Syariah
Bursa efek adalah lembaga/perusahaan yang menyediakan
fasilitas sistem pasar untuk mempertemukan penawaran jual beli efek
antara berbagai perusahaan atau perorangan yang terlibat dalam tujuan
memperdagangkan efek perusahaan-perusahaan yang telah tercatat
dibursa efek. Menurut UU pasar modal no. 8 tahun 1995, bursa efek
adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau
sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak
lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara mereka. Bursa Efek
merupakan sebuah pasar yang terorganisasi dimana para pialang
melakukan transaksi jual beli saham / surat berharga dengan berbagai
perangkat aturan yang ditetapkan di Bursa Efek tersebut.
Bursa efek syariah adalah bursa efek yang instrumen-instrumen di
dalamnya berprinsipkan syariah Islam dengan adanya rekomendasi dari
Dewan Pengawas Syariah. Sesuai dengan syariat Islam berarti tidak boleh
ada penipuan, kezaliman, unsur riba, dan transaksi yang tidak jujur
lainnya.2
2. Tugas Bursa Efek dan Bursa Efek Syariah
Tugas Bursa Efek adalah sebagai berikut :
a. Tugas Bursa Efek sebagai fasilitator
 Menyediakan sarana perdagangan efek

1
Jusmaliani dkk, Bisnis Berbasis Syariah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 204-206
2
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta: EKONISIA, 2008), hlm. 204

4
 Mengupayakan likuiditas instrumen yaitu mengalirnya dana secara
cepat pada efek-efek yang dijual
 Menyebarluaskan informasi bursa ke seluruh lapisan masyarakat
 Memasyarakatkan pasar modal, untuk menarik calon investor dan
perusahan yang go public
 Menciptakan instrumen dan jasa baru
b. Tugas Bursa Efek sebagai SRO ( Self Regulatory Organization )
 Membuat peraturan yang berkaitan dengan kegiatan bursa
 Mencegah praktek transaksi yang dilarang melalui pelaksanaan
fungsi pengawasan
 Ketentuan Bursa Efek mempunyai kekuatan hukum yang mengikat
bagi pelaku pasar modal.
3. Dasar Hukum Bursa Efek dan Bursa Efek Syariah
 UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
 Peraturan Pemerintah no.45 tahun 1995 tentang Penyelenggaraan
Kegiatan di Bidang Pasar Modal.
 SK Bapepam No. Kep.07/PM/2003 Tgl. 20 Februari 2003 tentang
Penetapan Kontrak Berjangka atas Indeks Efek sebagai Efek
 Fatwa No. 20/DSN-MUI/IX/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan
Investasi Untuk Reksadana Syariah
 Fatwa No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman
Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal.
 Peraturan Bapepam & LK No IX.A.13 tentang Penerbitan Efek
Syariah
4. Produk Bursa Efek dan Bursa Efek Syariah
a. Saham
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal
seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau
perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak
tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas aset

5
perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS).
Ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli
atau memiliki saham:
 Bagi Dividen
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan
perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan
perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari
pemegang saham dalam RUPS. Dividen dapat berupa dividen tunai
atau dapat pula berupa dividen saham.
 Keuntungan Modal
Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga
jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan
saham di pasar sekunder. Misalnya Investor membeli saham ABC
dengan harga per saham Rp 3.000 kemudian menjualnya dengan
harga Rp 3.500 per saham yang berarti pemodal tersebut
mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 untuk setiap saham yang
dijualnya.
Sebagai instrumen investasi, saham memiliki risiko, antara lain:
 Kerugian Kapital
Kerugian Kapital merupakan kebalikan dari Capital Gain,
yaitu suatu kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah
dari harga beli. Misalnya saham PT. XYZ yang di beli dengan
harga Rp 2.000, - per saham, kemudian harga saham tersebut terus
mengalami penurunan hingga mencapai Rp 1.400, - per saham.
Karena takut harga saham tersebut akan terus turun, investor
menjual pada harga Rp 1 . 400, - tersebut sehingga mengalami
kerugian sebesar Rp 600, - per saham.
 Risiko Likuidasi
Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut
oleh Pengadilan, atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal

6
ini hak pemegang saham dari pemegang saham yang mendapat
prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat
dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika masih
terdapat sisa dari hasil penjualan perusahaan tersebut, maka sisa
tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruhm pemegang
saham.
b. Obligasi
Obligasi surat utang jangka menengah-panjang yang dapat
dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk
membayar hutang berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi
pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak yang
mengundurkan diri tersebut.
c. Derivatiif
Derivatif merupakan kontrak finansial antara dua atau lebih
pihak-pihak guna memenuhi janji untuk membeli atau menjual asset
yang dijadikan sebagai obyek yang diperdagangkan pada waktu dan
harga yang merupakan kesepakatan bersama antara pihak penjual dan
pihak pembeli.3

C. Mekanisme Operasional di Bursa Efek


Pasar modal yang lingkup kegiatannya sangat luas, pada dasarnya
terbagi menjadi dua segmen pasar yaitu:
1. Pasar Perdana (Primary Market)
Pasar perdana merupakan tempat ditransaksikan Efek atau
sekuritas untuk pertama kali sebelum Efek tersebut dicatatkan di Bursa
Efek. Pasar perdana juga dapat diartikan sebagi pasar tempat
pembelian surat berharga oleh pemodal sebelum surat berharga
tersebut dicatatkan di bursa utama.

3
Gagah Satria Utama, Studi Perbandingan Pasar Modal Konvensional dengan Pasar Modal
Syariah, Business Lawn Review Volume One, Hlm. 28-29

7
Di pasar perdana, pihak emiten menawarkan efek kepada
masyarakat umum untuk pertama kalinya, oleh karena itu kegiatan di
pasar perdana disebut dengan penawaran umum (Initial Public
Offering/IPO) yang merupakan kegiatan penawaran Efek yang
dilakukan oleh emiten untuk menjual Efek kepada masyarakat (Pasal 1
Angka 15 UUPM).Emiten dalam menawarkan Efeknya ke masyarakat
umumnya dibantu oleh penjamin emisi efek. Untuk membantu
penawaran umum tersebut biasa ditunjuk agen penjual sehingga
investor yang membeli Efek umumnya membeli melalui agen penjual.
Meskipun penawaran umum dibantu oleh agen penjual atau penjamin
emisi efek, namun pihak utama dalam transaksi di pasar perdana
adalah emiten selaku penjual Efek dan investor selaku pembeli Efek
karena fungsi dari agen penjual atau Penjamin Emisi Efek
(underwriter) hanya sebagai perantara (financial intermediatory) dan
bukan sebagai para pihak.
Adapun mekanisme IPO yaitu sebagai berikut:
a. Prosedur IPO
Di Indonesia, calon emiten yang akan melaksanakan penawaran
umum wajib memenuhi ketentuan tata cara pendaftaran dalam
rangka penawaran umum. Tata cara melakukan penawaran umum
tersebut diatur dalam peraturan No.IX.A.2 tentang Tata Cara
Pendaftaran dalam Rangka Penawaran Umum, sebagai berikut:
1) Emiten harus menyampaikan pernyataan pendaftaran dan
dokumen pendukungnya kepada Bapepam.
2) Pernyataan pendaftaran tersebut harus dinyatakan efektif oleh
OJK.
3) Setelah pernyataan pendaftaran disampaikan kepada Bapepam,
emiten harus memenuhi kewajiban untuk menyampaikan
prospectus ringkas dan menyampaikan kepada Bapepam bukti
pengumuman prospectus ringkas.

8
4) Apabila emiten akan melakukan penawaran awal (book
building), maka penawaran awal tersebut hanya dapat
dilaksanakan dengan menggunakan prospectus awal dan baru
bisa dilaksanakan setelah diumumkan prospectus ringkas.
5) Jangka waktu antara tanggal laporan keuangan terakhir yang
diperiksa akuntan dengan efektifnya pernyataan pendaftaran
tidak lebih dari 6 (enam) bulan.
6) Masa penawaran umum sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari.
7) Penawaran efek dalam masa penawaran umum dapat dilakukan
oleh penjamin emisi efek dengan bantuan agen penjualan efek.
8) Jika ada oversubribed (kelebihan permintaan efek), maka harus
dilakukan penjatahan yang dilaksanakan selambat-lambatnya 2
(dua) hari kerja setelah penawaran umum.
9) Jika emiten menyatakan dalam prospectus bahwa efek akan
dicatatkan dalam bursa efek, tetapi tidak dapat memenuhi
persyaratan pencatatan di Bursa Efek, maka penawaran umum
harus dibatalkan dan uang pemesanan harus dikembalikan oleh
manajer penjatahan atau agen penjualan kepada pemesan.
10) Uang pemesanan harus dikembalikan, dalam hal ada penolakan
pemesanan Sebagian atau seluruhnya atau pembatalan
penawaran umum.
11) Jika da keterlambatan pengembalian uang pemesanan, harus
ditentukan persyaratan dan tata cara penggantian ganti rugi di
dalam prospectus.
12) Bukti kepemilikan fek harus tersedia kepada pembeli efek
selambat-lambatnya 2 hari kerja setelah penjatahan baik untuk
efek yang dicatatkan maupun yang tidak dicatatkan.
13) Jika efek ditawarkan dalam penawaran umum akan dicatatkan
di Bursa Efek, maka pencatatannya wajib dilaksanakan
selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja sejak tanggal
penjatahan.

9
14) Miten atau penjamin emisi Efek wajib menyerahkan laporan
hasil penawaran umum kepada Bapepam selambat-lambatnya
3 (tiga) hari kerja setelah penjatahan.
15) Jangka waktu sejak efektifnya pernyataan pendaftaran sampai
dengan disampaikan hasil penawaran umum kepada Bapepam
selambat-lambatnya 10 (sepuluh hari kerja).4
b. Tahapan IPO
Secara lebih terstruktur, tahapan IPO pada dasarnya terbagi atas
tahapan pra emisi, emisi, emisi dan sesudah emisi, yang dapat
dilihat pada skema dibawah ini:5

4
Mas Rahmah, Hukum Pasar Modal: Edisi Pertama, (Jakarta: Kencana, 2019, Hlm. 139-
155.
5
Heri Sudarsono. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. (Yogyakarta: Ekonisia-Kampus
FE UII tahun 2003), Hlm.23

10
2. Pasar Sekunder (Secondary Market)
Pasar sekunder merupakan tempat dilakukan perdagangan Efek
setelah melewati masa penawaran umum di pasar perdana dan
kemudian dicatatkan di Bursa Efek. Melalui pasar sekunder, Efek
diperjualbelikan secara luas di antara para investor melalui kegiatan
perdagangan di Bursa Efek. Pasar sekunder menyediakan likuiditas
karena memungkinkan investor memiliki Efek dapat menjual Kembali
efek atau instrument keuangannya. Dengan kata lain, di Bursa Efek,
investor yang membeli Efek di pasar perdana dapat menjual Kembali
efeknya Ketika investor tersebut membutuhkan uang atau likuiditas di
pasar sekunder. Sebaliknya, investor yang tidak memperoleh Efek di
pasar perdana, dapat membelinya di pasar sekunder.
Adapun mekanisme transaksi jual-beli saham dalam pasar
sekunder, sebagai berikut:
a. Investor menghubungi perusahaan efek baik untuk membeli
atau menjual saham
b. Order beli atau jual saham yang disampaikan investor
diteruskan oleh petugas Perusahaan Efek (dealer) ke pialang
yang ada di lantai bursa, pialang tersebut akan memasukkan
order tersebut dalam system computer BEI
c. Semua transaksi yang terjadi di system IATS selanjutnya
dikirim ke system computer yang ada di LKP atau LPP untuk
memasuki tahap penyelesaian transaksi (settlement)
d. Melakukan Netting
e. Melakukan pemindah bukuan atar rekening dalam
menyelesaikan transaksi
f. Menyampaikan hasil penyelesaian transaksi tersebut pada
masing-masing perusahaan efek.6
3. Tahapan Perdagangan Efek di Bursa Efek

6
Ali Husein Mubarok,Mekanisme Pasar Sekunder Dan Fungsi Lembaganya Dalam Pasar Modal
Indonesia, Business Law Review, Vol.3, hlm.49

11
Perdagangan efek di bursa dapat dibagi menjadi beberapa
tahap,dimulai dari proses pembukaan rekening efek dan penyampaian
order dari nasabah kepada Anggota bursa, pemrosesan order,
pelaksanaan transaksi (matching), proses kliring, serta penjaminan dan
penyelesaian transaksi. Secara umum tahapan tersebut berlaku untuk
semua jenis efek yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI),
perbedaannya hanya terletak pada spesifikasi transaksi seperti fraksi
harga dan batasan harga yang diperkenankan. Proses perdagangan efek
di bursa efek di sajikan dalam bagan berikut:7

7
Linda Pratiwi, Mekanisme Perdagangan Efek Syariah Di Indonesia, Volume II/ Nomor
01/ Januari 2020, Hlm. 39-41.

12
D. Prosedur Berinvestasi di Pasar Modal Syariah dan Konvensional
1. Prosedur Berinvestasi di Pasar Modal Syariah
Adapun jenis-jenis efek yang ditawarkan dalam pasar modal yang
berdasarkan syariah adalah:
a. Saham
Secara umum, proses investasi saham pada pasar modal yaitu:
1) Investor yang ingin membeli saham di bursa efek (pasarsekunder)
terlebih dahulu harus menjadi nasabah atau membuka rekening di
salah satu pialang atau perusahaan efek.
2) Pembelian saham dilakukan dengan bentuk pesanan, dimana
investor memberikan instruksi pialang beli. Proses pemesanan ini
dapat dilakukan secara langsung dengan cara datang langsung ke
kantor atau melalui sarana komunikasi lainnya.
3) Pesanan yang masuk akan diteruskan ke Floor Trade. Dalam hal ini
pialang beli yang digunakna oleh investor akan menghubungi
pialang jual yang ada di lantai bursa.
4) Apabila harga saham yang diinginkan investor telah sesuai dan
cocok, maka transaksi dapat dilakukan.
5) Setelah transaksi terjadi maka investor tidak otomatis mendapatkan
hak-haknya karena dibutuhkan proses penyelesaian yang
berlangsung selama 3 hari.

13
6) Bagian contacting menerima rekap transaksi dari dealer,
memproses transaksi nasabah investor dan mengirimkan informasi
transaksi ke nasabah.
b. Obligasi Syariah
Proses melakukan investasi obligasi harus melalui tahapan:
1) Membuka rekening di perusahaan yang telah dipilih dan kemudian
mendapatkan informasi perkembangan dan perdagangan obligasi
2) Memahami produk obligasi agar investor dapat mudah mengambil
keputusan
3) Melakukan analisis
4) Memberikan amanat pembelian kepada trader atau broker obligasi
yang telah kita pilih
5) Menyiapkan dana karena satuan pembelian biasanya bernilai Rp. 1
Milyar namun ada juga bernilai Rp.50 juta atau Rp. 100 juta sesuai
dengan besarnya perusahaan dan nilai obligasi perlembarnya.
6) Menyelesaikan pembayaran obligasi yang dilakukan melalui
transfer ke rekening sekuritas dan akan tercantum di dalam
rekening perusahaan yang tercatat di KSEI ( Kustidoan sentral Efek
Indonesia)
c. Reksa Dana Syariah
Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 yang
dimaksud dengan reksa dana adalah wadah yang digunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya
diinvestasikan kembali dalam bentuk portofolio efek oleh manajer
investasi.
d. Efek Beragun Aset Syariah (Derivatif)
Efek beragun asset Syariah dalah efek yang disekuritasi. Artinya
asset tersebut dinilai dengan efek yang kemudian diperjualbelikan.8
2. Prosedur Berinvestasi di Pasar Modal Konvensional

8
Syukri Iska dan Ifelda Nengsih, Manajemen Lembaga Keuangan Syariah Non Bank
Teori Praktek Dan Regulasi, (Padang: CV Jasa Surya, 2016), hal 145-148

14
Bagi para investor, penanaman modal di pasar modal dapat dilakukan
dengan dua cara:
a. Transaksi di Pasar Perdana
Adapun prosedur pembelian efek di pasar perdana secara umum adalah
sebagai berikut:
1) Pembeli menghubungi agen penjual yang ditunjuk oleh underwriter
untuk mengisi formulir pemesanan. Formulir yang telah diisi
investor dikembalikan kepada agen penjual disertai tandatangan
dan kopian kartu identitas investor serta jumlah dana sesuai nilai
efek yang dipesan. Formulir biasanya berisi informasi tentang
harga efek, jumlah efek yang dipesan, identitas pemesan, tanggal
penjatahan dan pengembalian dana jika kelebihan permintaan,
jumlah yang dibayarkan, agen penjual yang dihubungi dan tata cara
pemesanan. Satuannya disebut lot, 1 lot saham di Indonesia
mewakili 500 lembar saham dan kelipatan harga saham disebut
point.
2) Jika pemesanan efek melebihi efek yang ditawarkan, selanjutnya
adalah masa penjatahan dan pengembalian dana. Masa penjatahan
paling lambat 12 hari kerja terhitung sejak berakhir masa
penawaran oleh penjamin emisi dengan mendahulukan investor
kecil. Masa pengembalian dana merupakan pengembalian
kelebihan dana akibat tidak terpenuhinya pesanan oleh penjamin
emisi paling lambat 4 hari kerja setelah akhir masa penjatahan.
3) Penyerahan efek dilakukan setelah ada kesesuaian antara
banyaknya efek yang dipesan dengan banyaknya efek yang dapat
dipenuhi, penyerahan dilakukan oleh penjamin emisi atau egen
penjual paling lambat 12 hari kerja mulai tanggal berakhirnya masa
penjatahan. Investor mendatangi penjamin emisi membawa bukti
pembelian.
b. Transaksi di Pasar Sekunder
1) Transaksi melalui perantara pedagang efek (Broker)

15
Berfungsi sebagai agen yang melakukan transaksi untuk dan atas
nama klien, perantara akan mendapatkan komisi maksimum 1%
dari nilai transaksi.
2) Transaksi melalui pedagang efek (Dealer)
Padagang efek berfungsi sebagai prinsipil yang melakukan
transaksi untuk kepentingan perusahaan anggota. Perusahaan efek
berfungsi sebagai investor sehingga pedagang efek menerima
konsekuensi, baik untung maupun rugi.9

9
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah,  (Jakarta: Kencana,2010), hal
157

16
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Perkembangan Bursa Efek
Bursa efek sudah lama dikenal di Amerika Serikat dan negara
lainnya di dunia. Di Indonesia, Bursa Efek baru didirikan pada awal tahun
1980-an. Hingga saat ini hanya ada dua bursa efek yakni Bursa Efek
Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). Terintegrasinya suatu
bursa dengan bursa lainnya yang menyebabkan suatu bursa sulit
menghindar dari permainan para spekulan dengan modal besar. Hal ini
akan mengganggu kestabilan pasar modal di suatu Negara, bahkan
diseluruh dunia.
2. Ruang Lingkup Bursa Efek dan Bursa Efek Syariah
a. Pengertian Bursa Efek dan Bursa Efek Syariah
Bursa Efek merupakan sebuah pasar yang terorganisasi dimana
para pialang melakukan transaksi jual beli saham / surat berharga
dengan berbagai perangkat aturan yang ditetapkan di Bursa Efek
tersebut.
Bursa efek syariah adalah bursa efek yang instrumen-
instrumen di dalamnya berprinsipkan syariah Islam dengan adanya
rekomendasi dari Dewan Pengawas Syariah. Sesuai dengan syariat
Islam berarti tidak boleh ada penipuan, kezaliman, unsur riba, dan
transaksi yang tidak jujur lainnya.
b. Tugas Bursa Efek dan Bursa Efek Syariah
Tugas Bursa Efek sebagai fasilitator dan SRO ( Self
Regulatory Organization )
c. Dasar Hukum Bursa Efek dan Bursa Efek Syariah
 UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
 Fatwa No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman
Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal.

17
d. Produk Bursa Efek dan Bursa Efek Syariah yaitu saham, obligasi, dan
derivative
3. Mekanisme Operasional di Bursa Efek
Perdagangan efek di bursa dimulai dari proses pembukaan rekening
efek dan penyampaian order dari nasabah kepada Anggota bursa,
pemrosesan order, pelaksanaan transaksi (matching), proses kliring, serta
penjaminan dan penyelesaian transaksi.
4. Prosedur Berinvestasi di Pasar Modal Syariah dan Konvensional
a. Prosedur Berinvestasi di Pasar Modal Syariah
Adapun jenis-jenis efek yang ditawarkan dalam pasar modal
yang berdasarkan syariah adalah saham, obligasi syariah, reksadana
syariah, efek beragun aset syariah (derivatif)
b. Prosedur Berinvestasi di Pasar Modal Konvensional
Bagi para investor, penanaman modal di pasar modal dapat
dilakukan dengan cara transaksi di pasar perdana dan transaksi di pasar
sekunder.

18
DAFTAR PUSTAKA
Jusmaliani dkk. 2008. Bisnis Berbasis Syariah. (Jakarta: Bumi Aksara)
Sudarsono, Heri. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta:
Ekonisia)
Utama, Gagah Satria. Studi Perbandingan Pasar Modal Konvensional dengan
Pasar Modal Syariah, Business Law Review Volume One
Rahmah, Mas. 2019. Hukum Pasar Modal: Edisi Pertama. (Jakarta: Kencana)
Sudarsono, Heri. 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. (Yogyakarta:
Ekonisia)
Mubarok, Ali Husein. Mekanisme Pasar Sekunder Dan Fungsi Lembaganya
Dalam Pasar Modal Indonesia. Business Law Review, Vol.3.
Pratiwi, Linda. 2020. Mekanisme Perdagangan Efek Syariah Di Indonesia.
Volume II/ Nomor 01.
Iska, Syukri dan Ifelda Nengsih. 2016. Manajemen Lembaga Keuangan Syariah
Non Bank Teori Praktek dan Regulasi. (Padang: CV Jasa Surya)
Soemitra, Andri. 2010. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah,   (Jakarta:
Kencana)

19

Anda mungkin juga menyukai