Anda di halaman 1dari 10

RESUME

PASAR MODAL DAN PASAR MODAL SYARIAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Teori Portofolio dan Analisis 1”
Dosen Pengampu : Yulia Maris Herdianti, SE., ME

Disusun oleh:
Kelompok 1 kelas ES-5B :

1. Syaikul Rodina (12402183050)


2. Febry Dwi Retno Sari (12402183062)
3. Maghfirotul Ulya (12402183072)
4. Gangga (12402183084)
5. Muhammad Habibil K . (12402183448)

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
SEPTEMBER 2020

1
A. Gambaran Umum Pasar Modal, Pasar Modal Syariah, serta Strukturnya

Gambaran Umum Pasar Modal dan Pasar Modal Syariah


Pasar Modal adalah pasar abstrak, sekaligus pasar konkret dengan barang
yang diperjualbelikan adalah dana yang bersifat abstrak dan bentuk konkretnya
adalah lembar surat-surat berharga di bursa efek. Sedangkan yang dimaksud dengan
efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial,
saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak
berjangka atas efek, dan setiap derivative dari efek atau instrumen yang ditetapkan
oleh BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan) sebagai
efek.

Pasar modal syariah adalah pasar modal yang seluruh mekanisme kegiatannya
terutama mengenai emiten, jenis efek yang diperdagangkan dan mekanisme
perdagangannya telah sesuai dengan perinsip-prinsip syariah. Sedangkan yang
dimaksud dengan efek syariah adalah efek sebagaimana dimaksud dalam peraturan
perundang-undangan di bidang pasar modal yang akad, pengelolaan perusahaan,
maupun cara penerbitannya memenuhi prinsip prinsip syariah. Adapun yang
dimaksud dengan prinsip-prinsip syariah adalah prinsip yang didasarkan oleh syariah
ajaran Islam yang penetapannya dilakukan oleh DSN-MUI (Dewan Syariah Nasional-
Majelis Ulama Indonesia) melalui fatwa.

Struktur Pasar Modal


1) Pengelola
a. Bursa Efek, menurut Pasal 1 ayat (4) UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana
untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak pihak lain dengan tujuan
memperdagangkan efek diantara mereka. Bursa efek di Indonesia dikenal Bursa Efek
Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya (BES). Pada tanggal 30 Oktober 2007 BES dan
BEJ sudah dimerger dengan nama Bursa Efek Indonesia (BEI). Sehingga dengan
demikian hanya ada satu pelaksanaan bursa efek di Indonesia, yaitu BEI. Sedangkan

2
bagi pasar modal syariah, listing-nya dilakukan di Jakarta Islamic Index (JII) yang
telah diluncurkan sejak 3 Juli 2000.
b. Lembaga Kliring dan Penjaminan, adalah pihak yang menyediakan jasa
kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa. Lembaga yang menjalankan
fungsi lembaga kliring dan penjaminan di Indonesia adalah PT KPEI (Kliring
Penjaminan Efek Indonesia).
c. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian , di Indonesia dilaksanakan oleh PT
KSEI (PT Kustodian Sentral Efek Indonesia) yaitu lembaga dalam lingkungan Pasar
Modal Indonesia yang menjalankan fungsi sebagai Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian (LPP).
d. Penyelenggara Perdagangan Surat Utang Negara di Luar Bursa Efek, adalah
pihak yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam yakni antara lain Himpunan
Pedagang Surat Utang Negara (HIMDASUN).
2) Para Pelaku Pasar Modal
a. Emiten, adalah perusahaan yang akan melakukan penjualan surat surat
berharga atau melakukan emisi di bursa. Tujuan emisi adalah: 1) Untuk perluasan
usaha 2) Untuk memperbaiki struktur modal 3) Untuk mengadakan pengalihan
pemegang saham 4) Keterbukaan mendorong meningkatnya profesionalisme 5)
Menurunkan kesenjangan sosial, karena peluang masyarakat menjadi investor besar
6) Sarana promosi.
b. Investor, adalah pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya di
perusahaan yang melakukan emisi.
c. Perusahaan Pengelola Dana (Investment Company), merupakan perusahaan
yang beroperasi di pasar modal dengan mengelola modal yang berasal dari investor.
Perusahaan pengelola dana mempunyai dua unit yaitu pengelolaan dana (fund
management) dan penyimpanan dana (custodian).
d. Reksa Dana, adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh
manajer investasi.

3
Jadi secara umum, pasar modal ini merupakan sarana pembentuk modal dan
akumulasi dana yang diarahkan, untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pengarahan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional.

B. Jenis Pasar Modal dan Pasar Modal Syariah


1) Pasar Perdana (Primary Market)
Pasar perdana merupakan pasar di mana emiten pertama kali
memperdagangkan saham atau surat berharga lainnya. Kegiatan ini biasa dinamakan
dengan penawaran umum atau Initial Public Offering (IPO). Dalam pasar perdana,
perusahaan akan memperoleh dana yang diperlukan. Perusahaan dapat menggunakan
dana hasil emisi untuk mengembangkan dan memperluas barang modal untuk
memproduksi barang dan jasa.
Emiten menawarkan efek kepada masyarakat luas melalui penjamin emisi,
dan penjamin emisi menunjuk beberapa agen penjual untuk menjangkau investor
yang tersebar di kota-kota besar seluruh negeri. Misalnya, ketika ada masyarakat luas
yang ingin membeli efek maka dapat melakukan pesanan beli langsung kepada
penjamin emisi atau kepada agen penjual terdekat, sekaligus dengan pembayarannya.
Agen penjual yang ditunjuk oleh penjamin emisi berasal dari perusahaan efek,
koperasi, atau yayasan.
2) Pasar Sekunder (Secondary Market)
Pasar sekunder adalah tempat terjadinya transaksi jual beli saham diantara
investor setelah melewati masa penawaran di pasar perdana. Dengan adanya pasar
sekunder para investor dapat membeli dan menjual efek setiap saat. Harga saham di
pasar sekunder tidak lagi ditentukan oleh emiten dan penjamin emisi, tetapi
berdasarkan atas teori penawaran dan permintaan serta prospek perusahaan yang
menerbitkan saham. Dengan demikian, harga saham di pasar sekunder dapat lebih
tinggi dari pasar perdana.
Tempat terjadinya pasar sekunder berada di dua tempat, yaitu:
a. Bursa Reguler adalah bursa efek resmi, yakni Bursa Efek Jakarta dan Bursa
Efek Surabaya.

4
b. Bursa Pararel, adalah suatu sistem perdagangan efek yang terorganisir di luar
bursa efek resmi.
3) Pasar ketiga (Third Market), atau OTC (Over The Counter) adalah sarana
transaski jual-beli efek antara anggota bursa (market maker) serta investor dan
harga dibentuk oleh market maker.
4) Pasar Keempat (Fourth Market), adalah sarana transaksi jual-beli antara
investor jual dan investor beli tanpa perantara efek serta hanya dilaksaakan
oleh para investor besar karena dapat menghemat biaya transaksi daripada jika
dilakukan di pasar sekunder karena dapat menghemat biaya.

C. Instrumen- Instrumen Pasar Modal dan Pasar Modal Syariah

Pada pasar modal, barang yang diperjualbelikan dinamakan dengan instrumen


pasar modal. Instrumen pasar modal syariah berbeda dengan instrumen pasar modal
konvensional. Saham yang memenuhi kriteria syariah adalah saham yang dikeluarkan
perusahaan yang bergerak di bidang usaha yang sesuai dengan syariah. Instrumen-
instrumen pasar modal yang diperjualbelikan di pasar modal konvensional adalah
surat-surat berharga (securities) seperti saham, obligasi sedangkan instrumen-
instrumen turunannya (derivatif) seperti reksa dana.
Instrumen-instrumen yang diperdagangkan di pasar modal seperti:
1. Saham (stock), adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada
suatu perusahaan terbatas. Dengan demikian sipemilik saham merupakan pemilik
perusahaan. Dengan penyertaan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim
atas pendapatan perusahaan. Sedangkan Saham Syariah adalah sertifikat yang
menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan yang diterbitkan oleh emiten yang
kegiatan usaha maupun cara pengelolaannya tidak bertentangan dengan prinsip
Syariah. Di Indonesia penyertaan modal diwujudkan berupa pembentukan indeks
saham yang memenuhi prinsip syariah. Dalam hal ini, di BEI terdapat Jakarta Islamic
Indeks (JII).

5
2. Obligasi, merupakan instrumen hutang bagi perusahaan yang hendak
memperoleh modal. Pihak perusahaan yang mengeluarakan obligasi hanya mengakui
mempunyai hutang kepada si pemegang obligasi sebesar obligasi dimilikinya.
Obligasi di pasar modal konvensional merupakan suatu jenis produk keuangan yang
tidak dibenarkan oleh Islam karena menggunakan sistem bunga. Sedangkan Obligasi
Syariah (Sukuk) akan mendapatkan keuntungan bukan dalam bentuk bunga
melainkan dalam bentuk bagi hasil/margin/fee. Konsep imbalan/ bagi hasil sebagai
pengganti bunga dalam obligasi Syariah adalah dengan adanya akad atau perjanjian
antara para pihak yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip Syariah.
3. Reksadana, digunakan sebagai wadah yang umumnya dipergunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam
portofolio efek oleh manager investasi. Sedangkan Reksadana Syariah adalah
reksadana yang beroperaasi menurut ketentuan dan prinsip syariah Islam, baik dalam
bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta (shahihb al-mal/rabb al-mal)
dengan manajer investasi, begitu pula pengelolaan dana investasi sebagai wakil
shahib al-mal, maupun antara manajer investasi sebagai wakil shahib al-mal dengan
pengguna investasi.

D. Mekanisme Kerja Pasar Modal dan Pasar Modal Syariah

Analisis Penawaran Efek

Bagi para investor, berinvestasi dengan benar adalah bagaimana menjadi


rekan bagi perusahaan sambil mendapatkan keuntungan dari laba dari waktu ke
waktu. Oleh karena itu, investasi di pasar modal seharusnya tidak berkisar pada
prediksi naik turunnya harga saham dalam jangka pendek. Oleh karenanya
berinvestasi di pasar modal syariah harus dilakukan pada instrument dari perusahaan
yang solid, serta didukung oleh manajemen yang baik dan perencanaan bisnis yang
jitu. Para investor harus berorientasi jangka panjang dan tidak terpengaruh oleh pasar
yang meyebabkan panic selling (menjual karena panic disebabkan harga saham yang
melonjak tajam atau menurun drastis). Para investor melakukan penjualan saham

6
karena mengetahui ada sesuatu yang mempengaruhi kinerja perusahaan yang
menyebabkan kinerja perusahaan menurun, seperti pergantian manajemen yang tidak
baik, produksi yang dikeluarkan gagal, tidak mampu bersaing, dan lain sebagainya.

Penanaman pasar modal dapat dilakukan dengan 2 cara:


1) Transaksi di Pasar Perdana /Pasar Primer, adalah penawaran saham pertama kali dari
emiten kepada para pemodal selama waktu yang ditetapkan oleh pihak penerbit
(issuer). Bagi investor yang ingin membeli saham di pasar perdana haruslah
menggunakan pertimbangan-pertimbangan yang bersumber dari kondisi perusahaan
yang mengeluarkan efek tersebut melalui prospektus (gabungan antara profil
perusahaan dan laporan tahunan yang menjadikannya sebuah dokumen resmi yang
digunakan oleh suatu lembaga atau perusahaan untuk memberikan gambaran
mengenai saham yang ditawarkannya untuk dijual kepada publik) yang memberikan
informasi dari catatan keuangan historis sampai proyeksi laba dan dividen yang akan
dibayarkan untuk tahun berjalan. Bagi investor muslim, tentu lebih didorong untuk
memilih emitem yang telah terdaftar dalam listing JII (Jakarta Islamic Index) sebagai
instrumen keuangan syariah.

Adapun prosedur pembelian efek di pasar perdana secara umum:

a. Pembeli menghubungi agen penjualan yang ditunjuk oleh underwriter


(penjamin emisi) untuk mengisi formulir pemesanan. Formulir pemesanan yang
telah diisi oleh investor dikembalikan kepada agen penjualan disertai dengan
tanda tangan dan kopian kartu identitas investor serta jumlah dana sesuai
dengan nilai efek yang dipesan. Formulir pemesanan biasanya berisi informasi
tentang harga efek, jumlah efek yang dipesan, indentitas pemesanan, tanggal
penjatahan dan pengembalian dana jika kelebihan permintaan jumlah yang
dibayarkan, agen penjualan yang dihubungi dan cara pemesanan. Satuan yang
dipakai dikenal dengan istilah lot, di mana satu lot saham di Indonesia saat ini
mewakili 500 lembar saham dan kelipatan harga saham disebut point.

7
b. Jika pemesanan efek melebihi efek yang ditawarkan, maka prosedur selanjutnya
adalah masa penjatahan dan masa pengembalian dana. Masa penjatahan
dilakukan paling lambat 12 hari kerja terhitung sejak berakhirnya masa
penawaran yang dilakukan oleh penjamin emisi. Penjatahan dilakukan dengan
mendahulukan investor kecil. Sedangkan masa pengembalian dana merupakan
pengembalian dana akibat tidak terpenuhinya pesanan oleh penjamin emisi
paling lambat 4 hari kerja setelah akhir masa penjatahan.
c. Penyerahan efek dilakukan setelah ada kesesuaian antara banyaknya efek yang
dipesan dengan banyak efek yang dapat dipenuhi emiten. Penyerahan efek
dilakukan oleh penjamin emis atau agen penjual paling lambat 12 hari kerja
mulai berakhirnya masa penjatahan. Investor mendatangi penjamin emisi atau
agen penjual dengan membawa bukti pembelian.
2) Transaksi di Pasar Sekunder, adalah pasar keuangan yang digunakan untuk
memperdagangkan skuritas yang telah diterbitkan dalam penawaran umum perdana.
Mekanisme perdagangan efek di bursa efek hanya dapat dapat dilakukan oleh anggota
bursa efek. Keanggotaan bursa efek dapat diberikan kepada perorangan atau badan
hukum. Syarat keanggotaan bursa efek umumnya menyangkut permodalan dan
kemampuan sebagai anggota bursa efek. Perdagangan efek di bursa efek dilakukan
melalui perantara pedagangan efek dan pedagang efek yang merupakan anggota bursa
efek. Ciri-cirinya pasar ini yaitu harga berfluktuasi dibebankan komisi untuk
pembelian dan penjualan, serta pemesanan jangka waktu tidak terbatas.
a. Transaksi melalui perantara pedagangan efek (broker), berfungsi sebagai agen
yang melakukan transaksi untuk dan atas nama klien. Dari kegiatan ini perantara
pedagangan efek mendapat komisi maksimum 1% dari nilai transaksi.
b. Transaksi melalui pedagangan efek (dealer), berfungsi sebagai prinsipil
(bagian pokok) yang melakukan transaksi untuk kepentingan perusahaan anggota.
Perusahaan efek berfungsi sebagai investor sehingga pedagang efek menerima
konsekuensi, baik untung maupun rugi.

8
Analisis aspek Syariah dalam perdagangan Efek di Bursa Perdagangan Efek di
bursa pada umumnya dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu, tahapan pembukaan
rekening, tahap order, tahap pelaksanaan transaksi, tahap kliring dan penjaminan serta
penyelesaian. Mekanisme dan tahapan perdagangan Efek tersebut, juga berlaku untuk
perdagangan Efek Syariah di bursa. Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah
pelaksanaan perdagangan Efek Syariah di bursa tidak bertentangan dengan prinsip-
prinsip syariah di Pasar Modal, kita perlu mengetahui secara detail isu-isu syariah
dalam pelaksanaan kegiatan pada tiap-tiap tahapan. Isu-isu syariah pada perdagangan
Efek terdiri dari banyak hal. Beberapa hal yang menjadi topik diskusi antara lain
pembukaan rekening, pelaksanaan order yang dilakukan perantara, pelaksanaan
transaksi melalui mekanisme perdagangan secara lelang berkesinambungan dan
penyelesaian transaksi transaksi. Perdagangan Efek Syariah di Bursa Efek Indonesia
(BEI) saat ini menggunakan prosedur dan tata cara yang sama dengan perdagangan
Efek konvensional. Hal ini dapat dilihat pada transaksi investor, sistem perdagangan
dengan mekanisme lelang berkesinambungan (continuous action) jenis pasar yang
digunakan dan tata cara penyelesaian dan penjaminan transaksi efek tersebut.

Pasar modal memiliki peran penting yang pertama bagi perekonomian suatu
negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi yaitu sebagai sarana pendanaan,
dan yang kedua menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen
seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Kamaruddin.2004). Dasar-dasar Manajemen Investasi dan Portofolio.


Jakarta: PT Rineka Cipta.
Malinda, Maya dan Martalena. 2019. Pengantar Pasar Modal. Yogyakarta: ANDI.
Maqdis: Jurnal Kajian Ekonomi Islam-Vol.1,No. 2. 2016
Marati, Fudji Sri. ”Mengenal Pasar Modal”. Jurnal Among Makarti 3.
Muchtar, Bustari, dkk. 2016. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta:
KENCANA.
Samsul, Mohamad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta: PT.
Gelora Aksara Pratama.
Soemitra, Andri. 2009. Pasar Modal Syariah . Jakarta: KENCANA.

10

Anda mungkin juga menyukai