Anda di halaman 1dari 40

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang mendukung

penelitian yang akan dilakukan. Teori-teori yang dijelaskan berguna untuk

memperkuat penelitian yang akan dilakukan. Pada bab ini akan dibahas mengenai

pasar modal, saham, analisis penilaian saham, dan faktor-faktor yang

mempengaruhi harga saham sekaligus merupakan variabel independen penelitian.

B. Pasar Modal

Pasar merupakan tempat dimana penjual dan pembeli dapat bertemu untuk

saling bertukar produk masing-masing atau melakukan transaksi. Sebuah pasar

tidak selalu harus mempunyai tempat dalam arti fisik, misalnya pasar keuangan

(financial market), yakni tempat terjadinya penawaran dan permintaan dana serta

investasi melalui transaksi bisnis secara langsung.

Ada dua macam pasar keuangan yang utama, yaitu pasar uang dan pasar

modal. Pasar uang terbentuk karena adanya penawaran dan permintaan dana

jangka pendek (jangka waktu kurang dari 1 tahun) dalam bentuk sekuritas

(security) atau surat berharga, warkat komersial (commercial paper), dan

sertifikat deposito. Sedangkan pasar modal terbentuk karena adanya penawaran

dan permintaan dana jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun), baik

18 18
dalam bentuk modal sendiri (stock) maupun hutang (bond), baik yang diterbitkan

oleh pemerintah (public authorities) maupun oleh perusahaan swasta (privat

sectors). Surat berharga utama yang diperdagangkan adalah saham (stock, share),

obligasi (bond) dan derivatif (derivative).

Dalam perdagangan surat berharga, dikenal ada 2 jenis pasar surat berharga,

yaitu pasar perdana (primary market) dan pasar sekunder (secondary market).

Seluruh surat berharga, baik di pasar uang maupun di pasar modal, diterbitkan

pertama kali di pasar perdana. Dalam pasar ini penerbit (perusahaan yang go

public, disebut juga emiten) langsung terlibat dalam transaksi dan bermaksud

untuk mencari modal baru. Perdagangan surat berharga pertama kali terjadi di sini

sebelum dicatatkan di bursa efek. Pada pasar perdana ini surat berharga untuk

pertama kalinya ditawarkan kepada pemodal oleh pihak Penjamin Emisi

(Underwriter) melalui Perantara Pedagang Efek (Broker-Dealer) yang bertindak

sebagai Agen Penjual surat berharga. Proses ini biasa disebut dengan Penawaran

Umum Perdana (Initial Public Offering/IPO). Jadi pasar perdana adalah tempat

penjualan surat-surat berharga yang baru.

Selanjutnya perdagangan surat berharga yang telah dicatatkan di bursa efek

akan berlangsung di pasar sekunder. Pasar sekunder memberi kesempatan kepada

para pemodal untuk membeli atau menjual surat berharga yang tercatat di bursa

setelah terlaksananya penawaran perdana. Di pasar sekunder ini, surat berharga

diperdagangkan dari satu pemodal kepada pemodal lainnya. Dengan kata lain,

pasar sekunder merupakan tempat perdagangan surat berharga yang telah beredar.

Organisasi yang menyediakan tempat dimana pasar sekunder dapat berlangsung

19
disebut dengan bursa efek. Menurut UU No 8 tahun 1995, bursa efek (stock

exchange) merupakan pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan

atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek kepada pihak-

pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek. Sementara itu, efek merupakan

surat berharga yang berupa pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham,

obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak kolektif, kontrak berjangka

atas efek, dan setiap derivatif dari efek.

Pasar modal terbentuk karena adanya permintaan dan penawaran antara

perusahaan atau pemerintah yang membutuhkan dana dan investor yang memiliki

modal, maka investor menginvestasikan kelebihan dananya di pasar modal.

Investor menginvestasikan kelebihan dana yang dimilikinya dengan harapan

memperoleh keuntungan. Perusahaan yang mengalami kekurangan modal dapat

memperoleh tambahan dana melalui pasar modal, sehingga perusahaan dapat

memperoleh keuntungan dari usahanya yang lebih baik.

Dalam UU No. 8 tahun 1995, pasar modal adalah Pasar Modal adalah

kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek,

Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta

lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek. Beberapa ahli seperti (Suad,

2004 : 3) menyatakan bahwa pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrument

keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam

bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh masyarakat,

public authorities, maupun perusahaan swasta. Sedangkan (Martono, 2011:383)

menyatakan bahwa pasar modal adalah suatu pasar di mana dana-dana jangka

20
panjang baik hutang maupun modal sendiri diperdagangkan. Sementara itu

(Rusdin, 2008) mengemukakan bahwa pasar modal merupakan kegiatan yang

berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik

yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang

berkaitan dengan efek. Pasar modal menyediakan berbagai alternatif investasi

bagi para investor selain alternatif investasi lainnya. Pasar modal bertindak

sebagai penghubung antara para investor yang memiliki kelebihan dana dengan

perusahaan yang membutuhkan dana atau pun institusi pemerintah melalui

perdagangan instrumen keuangan jangka panjang.

Selain beberap ahli tersebut diatas, (Serfianto, 2010) mengemukakan bahwa

pasar modal memperjualbelikan efek (surat berharga) seperti saham, obligasi,

derivatif dan reksadana. Perusahaan yang membutuhkan dana tambahan modal

usaha bisa menjual sebagian sahamnya melalui pasar modal atau menerbitkan

surat utang (obligasi). Penambahan modal usaha dengan cara menerbitkan saham

atau obligasi dilakukan perusahaan karena dianggap lebih murah daripada

mengajukan kredit di perbankan.

Berdasarkan definisi-definisi yang dikemukakan oleh para ahli, maka dapat

disimpulkan, pasar modal adalah merupakan tempat bertemunya investor sebagai

pihak yang memiliki kelebihan dana dan perusahaan yang membutuhkan dana.

Investor dalam hal ini, mengharapkan keuntungan yang dihasilkan dari kelebihan

dana yang diinvestasikan, sedangkan emiten mengharapkan adanya tambahan

modal sehingga dapat memperbesar usahanya. Hubungan ini bisa berlangsung

dalam jangka waktu panjang maupun jangka waktu pendek.

21
Peranan pasar modal dilihat dari sudut ekonomi makro, pasar modal

merupakan suatu tempat untuk melakukan alokasi sumber daya ekonomi secara

optimal. Dengan adanya pasar modal maka perusahaan-perusahaan akan lebih

mudah untuk mendapatkan dana sehingga akan mendorong perekonomian

nasional menjadi lebih maju, yang selanjutnya akan menciptakan lapangan

pekerjaan yang luas yang bermanfaat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi

negara. (Rusdin, 2008) mengemukakan bahwa peranan pasar modal di Indonesia

adalah sebagai berikut:

1. Pasar modal merupakan wahana pengalokasian dana secara efisien.

Para investor dapat melakukan investasi pada beberapa perusahaan

melalui pembelian efek-efek yang baru ditawarkan ataupun yang

diperdagangkan dipasar modal. Sebaliknya, perusahaan dapat memperoleh

dana yang dibutuhkan dengan menawarkan instrumen keuangan jangka

panjang melalui pasar modal tersebut.

2. Pasar modal sebagai alternatif investasi.

Pasar modal memudahkan alternatif berinvestasi dengan memberikan

keuntungan serta sejumlah risiko tertentu bagi penanam modal dan

perusahaan.

3. Memungkinkan para investor untuk memiliki perusahaan yang sehat dan

berprospek baik.

Perusahaan yang sehat mempunyai prospek yang baik, sebaiknya tidak

hanya dimiliki oleh sejumlah orang-orang tertentu saja, karena penyebaran

22
kepemilikan secara luas akan mendorong perkembangan perusahaan menjadi

lebih transparan.

4. Pelaksanaan manajemen perusahaan secara professional dan transparan.

Keikutsertaan masyarakat dalam kepemilikan perusahaan mendorong

perusahaan untuk menerapkan manajemen secara lebih professional, efisien

dan berorientasi pada keuntungan.

5. Meningkatkan aktifitas ekonomi nasional.

Dengan keberadaan pasar modal, perusahaan-perusahaan akan lebih

mudah memperoleh dana, sehingga akan mendorong perekonomian nasional

menjadi lebih maju, yang selanjutnya akan menciptakan kesempatan kerja

yang luas, serta meningkatkan pendapatan pajak bagi pemerintah.

Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kinerja

perusahaan melalui modal yang diperoleh, dengan menjual saham atau

menerbitkan obligasi yang umumnya berjangka panjang. sehingga perusahaan

dapat meningkatkan kinerjanya dengan modal tambahan. Saham merupakan bukti

sebagian kepemilikan atas suatu perusahaan, sedangkan obligasi adalah suatu

sertifikat yang berisi perjanjian kontrak antara investor dan perusahaan yang

menyatakan bahwa investor telah meminjamkan sejumlah uang kepada

perusahaan.

Peran pasar modal dalam perekonomian suatu negara salah satunya untuk

meningkatkan pendapatan nasional, memberikan keuntungan bagi pihak

perusahaan dan investor. Pasar modal juga berperan sebagai tempat untuk

mempermudah alternative berinvestasi. Dari pasar modal inilah investor

23
mendapatkan keuntungan dengan sejumlah risiko tertentu, dan risiko ini

merupakan bagian dari penanaman modal. Pasar modal merupakan salah satu

tempat berinvestasi yang akan memberikan keuntungan baik untuk emiten sebagai

pengguna dana maupun untuk investor sebagai penyimpan dana.

C. Pelaku Pasar Modal

Lembaga yang dikelompokkan sebagai pelaku pasar modal, sebenarnya

adalah lembaga terkait dalam pasar modal. Keterlibatan para pelaku pasar modal

bersifat terus menerus dan merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan

dengan lembaga itu sendiri. (Rusdin, 2008) mengemukakan bahwa lembaga-

lembaga yang menjadi pelaku dan masing-masing peranannya di pasar modal,

adalah sebagai berikut:

1. Emiten

Merupakan perusahaan-perusahaan yang memperoleh dana melalui pasar

modal dengan menerbitkan saham atau obligasi dan menjualnya secara umum

kepada masyarakat. Perusahaan memanfaatkan pasar modal untuk menarik

dana umumnya didorong oleh beberapa tujuan, yaitu untuk perluasan usaha,

memperbaiki struktur modal dan melaksanakan divestment atau pengalihan

pemegang saham.

2. Investor

Merupakan masyarakat (perorangan atau lembaga) yang memberikan

dana kepada perusahaan dengan membeli saham atau obligasi yang

diterbitkan dan dijual oleh perusahaan.

24
3. Lembaga penunjang.

Berfungsi sebagai penunjang atau pendukung beroperasinya pasar modal.

Keberadaan lembaga penunjang merupakan salah satu faktor penting. Dalam

menjalankan fungsinya lembaga penunjang berada di antara emiten dan

pemodal. Mereka menyediakan jasa yang diperlukan oleh emiten dan

pemodal, atau untuk kedua-duanya. Lembaga penunjang terdiri dari :

a. Biro administrasi efek

b. Bank kustodian

c. Wali amanat

d. Pemeringkat efek

D. Saham dan Jenis Saham

Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang

atau badan terhadap suatu perusahaan. Pengertian saham ini artinya adalah surat

berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan

Terbatas (PT) atau yang biasa disebut emiten. Saham menyatakan bahwa pemilik

saham tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan itu. Dengan

demikian kalau seorang investor membeli saham, maka ia pun menjadi pemilik

atau pemegang saham perusahaan.

Dalam buku (Ali, 2010) mengemukakan bahwa saham merupakan surat

penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan usaha dalam suatu perusahaan,

sementara (Rusdin, 2008) mengemukakan bahwa saham sebagai sertifikat yang

menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan dan pemegang saham memiliki

25
hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan. Berdasarkan manfaat yang

diperoleh pemegang saham, maka dapat dijelaskan jenis saham dan

karakteristiknya sebagi berikut:

1. Saham biasa (Common Stock)

Saham biasa merupakan jenis efek yang paling sering dipergunakan oleh

emiten untuk memperoleh dana dari masyarakat dan merupakan jenis yang

paling populer di pasar modal. Saham biasa memiliki karakteristik sebagai

berikut:

a. Hak klaim terakhir atas aktiva perusahaan jika perusahaan dilikuidasi.

b. Hak suara proporsional pada pemilihan direksi serta keputusan lain yang

diterapkan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

c. Deviden, jika perusahaan memperoleh laba dan disetujui dalam RUPS.

d. Hak tanggung jawab yang terbatas.

e. Hak memesan efek terlebih dahulu sebelum efek tersebut ditawarkan

kepada masyarakat.

2. Saham preferen (Prefern Stock)

Jenis saham ini merupakan gabungan antara obligasi dan saham biasa.

Jenis saham ini sering disebut juga dengan sekuritas campuran. Saham ini

tidak memiliki tanggal jatuh tempo sama halnya dengan saham biasa. Di sisi

lain, jumlah dividen saham ini nilainya tetap selama masa saham ini berlaku.

Berbeda dengan saham biasa, Saham preferen memiliki karakteristik sebagai

berikut:

a. Pembayaran deviden dalam jumlah yang tetap.

26
b. Hak klaim lebih dahulu dibanding saham biasa jika perusahaan dilikuidasi.

c. Dapat dikonversikan menjadi saham biasa.

Berdasarkan definisi di atas saham merupakan suatu bukti tanda kepemilikan

modal atas dana berlebih yang diinvestasikan pada suatu perusahaan. Bukti

kepemilikan tersebut sewaktu-waktu dapat diperjualbelikan dengan mudah dan

cepat dengan memperhatikan kondisi perdagangan saham yang terjadi di pasar

modal.

E. Harga Saham

Harga saham merupakan nilai yang terjadi pada penjualan saham dan harga

efek ditentukan oleh kekuatan pasar, dalam arti tergantung pada permintaan atau

pembelian dan penawaran atau penjualan. Untuk mengetahui kondisi pasar dalam

perdagangan saham, maka perusahaan harus memperhatikan pergerakan harga

saham yang terjadi di bursa efek (Rusdin, 2008). Saham yang diperdagangkan di

bursa ditentukan dalam satuan perdagangan yang disebut lot. Satu lot terdiri atas

100 saham, dengan demikian jumlah saham yang dapat dibeli atau dijual

sekurang-kurangnya haruslah berjumlah 100 saham dan kelipatannya.

Jumlah permintaan dan penawaran terhadap suatu saham perusahaan tertentu

dapat menjadi cerminan kuatnya pasar dalam kegiatan ekonomi. Jika jumlah

penawaran lebih besar dari jumlah permintaan, pada umumnya kurs saham akan

mengalami penurunan dan sebaliknya jika permintaan lebih besar dari penawaran

suatu efek, maka harga akan meningkat. Macam-macam harga saham yang ada

dalam pasar modal adalah sebagai berikut:

27
1. Harga pembukaan (opening price)

Harga pembukaan adalah harga yang dimiliki oleh penjual dan pembeli

pada saat pembukaan perdagangan di bursa efek. Bisa saja terjadi di dalam

bursa efek pada saat dimulainya hari bursa itu, jika sudah terjadi transaksi

atas suatu saham dan harga tersebut sesuai dengan yang diminta oleh penjual

dan pembeli. Dalam keadaan demikian, harga pembukaan tersebut dapat

menjadi harga pasar pada saat terjadi transaksi. Berdasarkan penelitian ini

dapat disimpulkan bahwa harga pembukaan bisa menjadi harga pasar, begitu

juga sebaliknya bahwa harga pasar mungkin saja akan menjadi harga

pembukaan, keadaan ini tidak selalu terjadi.

2. Harga penutupan (closing price )

Harga penutupan merupakan harga yang dimiliki oleh penjual dan

pembeli pada saat akhir hari bursa. Keadaan demikian, bisa saja terjadi pada

saat akhir bursa dimana tiba-tiba terjadi transaksi atas suatu saham pada saat

penutupan harga saham. Jika hal ini terjadi, maka harga penutupan itu akan

menjadi harga pasar dengan demikian harga ini tetap menjadi harga

penutupan pada hari bursa tersebut.

3. Harga tertinggi (high price)

Harga ini merupakan harga yang paling tinggi yang terjadi dalam suatu

hari bursa baik terjadi pada saat pembukaan harga saham, maupun pada saat

penutupan harga saham.

28
4. Harga terendah (low price)

Harga ini merupakan harga yang paling rendah yang terjadi dalam suatu

hari bursa. Ketika transaksi saham masih berjalan, low price adalah harga

terendah pada saat itu dan ketika bursa tutup, low price adalah harga terendah

untuk hari itu.

F. Nilai Saham

Beberapa nilai yang berhubungan dengan saham yaitu nilai buku (book

value), nilai pasar (market value) dan nilai intrinsik (intrinsic value) (Jogiyanto,

2010). Nilai buku merupakan nilai saham menurut pembukuan perusahaan

emiten. Nilai pasar merupakan nilai saham yang terjadi di pasar saham dan nilai

instrinsik merupakan nilai sebenarnya yang merupakan nilai dari saham tertentu.

Memahami keempat konsep nilai ini merupakan hal yang perlu dan berguna,

karena konsep- konsep itu dapat digunakan untuk mengetahui saham- saham

mana yang bertumbuh ( growth) dan mana yang murah ( undervalued). Dengan

mengetahui nilai buku dan nilai pasar, pertumbuhan perusahaan dapat diketahui.

Pertumbuhan menunjukan investment opportunity set, atau set kesempatan

investasi di masa datang, yaitu menggunakan rasio nilai pasar dibagi dengan nilai

buku sebagai indikator pengukur pertumbuhan perusahaan. Perusahaan

mengalami pertumbuhan apabila mempunyai rasio lebih dari nilai satu (1), yang

berarti pasar percaya bahwa nilai pasar perusahaan bersangkutan lebih besar dari

nilai bukunya.

29
Untuk lebih jelasnya, Ketiga nilai saham yang telah disinggung di atas dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1. Nilai buku (book value)

Nilai buku merupakan nilai saham menurut pembukuan perusahaan

emiten. Untuk menghitung nilai buku suatu saham, beberapa nilai yang

berhubungan dengan ini yaitu:

a. Nilai nominal

Merupakan nilai kewajiban yang ditetapkan untuk tiap-tiap lembar saham.

Kepentingan dari nilai nominal ini adalah untuk bersangkutan dengan

hukum. Nilai ini merupakan modal per lembar saham yang secara hukum

harus ditahan di perusahaan untuk proteksi kepada kreditor yang tidak

dapat diambil oleh pemegang saham.

b. Agio saham

Merupakan selisih yang dibayar oleh pemegang saham kepada perusahaan

dengan nilai nominal sahamnya.

c. Nilai modal disetor

Merupakan total yang dibayar oleh pemegang saham kepada perusahaan

emiten untuk ditukarkan dengan saham preferen atau dengan saham biasa.

d. Laba ditahan

Merupakan laba yang tidak dibagikan kepada pemegang saham. Laba yang

tidak dibagikan ini diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai sumber

dana internal.

30
e. Nilai buku per lembar saham

Menunjukkan aktiva bersih yang dimiliki oleh pemegang saham dengan

memiliki satu lembar saham.

2. Nilai pasar (market value)

Nilai pasar berbeda dengan nilai buku. Jika nilai buku merupakan nilai

yang dicatat pada saat saham dijual oleh perusahaan, maka nilai pasar adalah

harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan

oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran

saham bersangkutan di pasar bursa.

3. Nilai intrinsik

Nilai intrinsik disebut juga nilai fundamental. Analisis ini banyak

digunakan untuk menentukan nilai sebenarnya dari suatu saham. Analisis ini

menggunakan data fundamental yaitu data yang berasal dari keuangan yang

terdapat di perusahaan.

Analisis terhadap saham merupakan taksiran nilai intrinsik suatu saham,

kemudian membandingkannya dengan harga pasar suatu saham saat ini. Nilai

intrinsik menunjukkan present value arus kas yang diharapkan dari saham

tersebut. (Husnan, 2005) menyatakan bahwa pedoman yang dipergunakan

untuk menganalisis nilai instrinsik terhadap harga pasar yang sedang terjadi

adalah sebagai berikut:

a. Nilai intrinsik > harga pasar

Apabila nilai intrinsik > harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai

31
undervalued (harganya terlalu rendah), dan seharusnya saham dibeli atau

ditahan apabila saham tersebut telah dimiliki.

b. Nilai intrinsik < harga pasar

Apabila nilai intrinsik < harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai

overvalued (harganya terlalu mahal), dan seharusnya saham saham yang

telah dimilki sebaiknya dijual.

c. Nilai intrinsik = harga pasar

Apabila nilai intrinsik sama dengan harga pasar saat ini, maka saham

tersebut dinilai wajar harganya dan berada dalam kondisi keseimbangan.

Konsep ini digunakan untuk mengetahui atau menganalisis saham mana

yang tumbuh dan saham mana yang murah sehingga dapat menjadi

alternative pengambilan keputusan atas saham yang telah dimiliki, yang mau

dibeli ataupun yang akan dijual.

G. Analisis Penilaian Saham

Sebelum calon investor melakukan penanaman modalnya di pasar modal,

investor harus melakukan analaisis mengenai penilaian saham yang berguna untuk

pengambilan keputusan investasi agar tidak salah dalam penanaman modalnya.

Menurut (Suad, 2005) mengemukakan bahwa penilaian harga saham dilakukan

untuk merumuskan bagaimana menentukan harga saham yang seharusnya, yang

dilakukan oleh analis keuangan dengan tujuan untuk memperoleh tingkat

keuntungan yang menarik. Penilaian harga saham dapat dilakukan dengan

menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham. Terdapat dua

32
pendekatan penilaian saham yaitu analisis faktor fundamental dan analisis

teknikal. (Suad, 2005) mengemukakan bahwa analisis fundamental mencoba

memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai

faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan

datang, dan menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh

taksiran harga saham. Sedangkan analisis teknikal merupakan upaya untuk

memperkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga

saham di waktu yang lalu. Berdasarkan penjelasan di atas maka untuk melakukan

penanaman modal, calon investor harus mengamati keadaan pasar serta faktor-

faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham untuk memperoleh

keuntungan yang menarik baik dilihat dari faktor internal perusahaan maupun

faktor eksternal perusahaan.

1. Analisis faktor fundamental

Analisis faktor fundamental merupakan analisis yang dilakukan untuk

penilaian harga saham berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi harga

saham di masa yang akan datang. (Rusdin, 2008) mengemukakan bahwa

analisis fundamental yang fokus pada berita keuangan, ekonomi serta

perkembangan politik suatu negara dalam mengukur kekuatan permintaan

dan penawaran. Untuk mengetahui lebih rinci mengenai kinerja yang dicapai

oleh suatu perusahaan maka dilakukan analisis terhadap laporan keuangan,

analisis laporan keuangan meliputi analisis rasio keuangan yang terjadi pada

perusahaan. Laporan keuangan merupakan data yang dimiliki oleh suatu

perusahaan dan dipublikasikan kepada investor untuk mengetahui kinerja

33
perusahaan yang akan menjadi pengambilan keputusan untuk berinvestasi.

Analisis fundamental memperkirakan harga saham yang akan terjadi dimasa

yang akan datang dengan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

harga saham dengan melihat kondisi internal dari suatu perusahaan dari

laporan keuangan perusahaan. Para analisis mencoba memperkirakan harga

saham dimasa yang akan datang dengan mengestimasi nilai dari faktor-faktor

fundamental yang mempengaruhi harga saham dimasa yang akan datang dan

menerapkan hubungan faktor-faktor tersebut sehingga diperoleh taksiran

harga saham .

Berdasarkan penjelasan di atas bahwa analisis fundamental menggunakan

data perusahaan yang berupa laporan keuangan sebagai alat analisis. Pada

umumnya faktor fundamental yang diteliti untuk memprediksi harga saham

adalah nilai intrinsik, nilai pasar, likuiditas, Return on Asset (ROA), Return

on Equity (ROE), Price Book Value (PBV), Debt to Equity Ratio (DER),

Dividend Earning, Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS),

Book Value (BV), Dividend Payout Ratio (DPR) dan Dividend Yield. Pada

penelitian ini tidak akan menggunakan seluruh faktor fundamental, tetapi

penilaian harga saham akan prediksi melalui Earning Per Share (EPS),

Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE).

2. Analisis teknikal

Analisis teknikal merupakan penilaian terhadap harga saham berdasarkan

pergerakan perubahan harga saham di masa yang lalu. Analisis ini

mempelajari pergerakan harga dan volume dari suatu instrumen keuangan.

34
(Suad, 2005) mengemukakan pemikiran yang mendasari analisis teknikal ini

adalah harga saham yang mencerminkan informasi yang relevan, informasi

tersebut ditunjukkan oleh terjadinya perubahan harga saham di waktu yang

lalu dengan sekarang serta perubahan harga saham akan mempunyai pola

tertentu yang akan berulang. Analisis ini dapat dilakukan terhadap saham

individual atau pun secara keseluruhan kondisi pasar. Analisis teknikal

biasanya digambarkan dengan grafik maupun berbagai indikator teknis

lainnya dan hal yang utama untuk melakukan analisis teknikal ini adalah

harga dan volume perdagangan sebagai alat untuk analisis. Pada dasarnya

analisis teknikal merupakan upaya untuk menentukan kapan akan membeli

atau menjual saham dengan pertimbangan indikator-indikator teknis ataupun

menggunakan analisis grafik.

Dengan menggunakan data-data mengenai harga, pasokan serta

permintaan di masa lalu, analisis teknikal saham bertujuan memprediksi

bagaimana permintaan dan pasokan dimasa mendatang, serta menganalisa

harga saham yang mungkin akan terbentuk karenanya. Tujuannya adalah

untuk mengidentifikasikan suatu tren atau pola yang berulang dari pergerakan

harga saham dan kemudian dieksploitasi untuk mendapatkan kentungan. Para

analis teknikal juga percaya bahwa proses perubahan harga saham yang

disebabkan oleh adanya suatu informasi yang baru di pasar akan cenderung

mengikuti suatu tren tertentu. Dengan menyimpulkan hal-hal tersebut,

analisis teknikal dipakai untuk mendasari keputusan kapan harus mengambil

35
untung (profit taking), mengurangi kerugian (cut loss), mulai melakukan

akumulasi saham atau mulai menahan posisi (wait & see).

Analisa harga saham dan volume perdagangan adalah sarana utama dari

analisis teknikal saham dan grafik adalah sarana untuk menampilkan data

tersebut. Data volume perdagangan akan digunakan untuk memberikan

gambaran umum mengenai kondisi pasar dan akan membantu untuk

memperkirakan tren harga selanjutnya. Perubahan harga saham baik kenaikan

atau penurunan biasanya akan berkorelasi dengan kenaikan atau penurunan

volume perdagangan. Penurunan harga dari satu pola tertentu yang diikuti

oleh volume penjualan yang sangat tinggi, umumnya akan diterjemahkan

bahwa pasar (saham) akan mengalami bearish (harganya menurun).

Analisis teknikal saham lebih banyak menggunakan data-data pasar. Oleh

karena itu, para analis teknikal lebih suka memperhatikan pergerakan harga

saham di bursa dibanding mengamati laporan keuangan atau membaca berita-

berita koran yang berkaitan dengan emiten yang sedang diamati. Tugas

mereka memang mengamati perubahan harga saham tersebut untuk

mempelajari pola berpikir atau perilaku pihak-pihak lain yang terlibat di

bursa. Dari analisa harga saham tersebutlah mereka lalu memprediksikan arah

pergerakan harga saham tersebut melalui data-data yang tersaji dalam bentuk

grafilk (charts).

Mengidentifikasikan suatu tren atau pola pergerakan harga saham yang

berulang adalah tujuan utama dari pada analis teknikal, tentunya dengan

harapan agar dapat menemukan sinyal untuk beli (buy), tahan (hold) atau jual

36
(sell). Dalam melakukan analisis teknikal saham hanya ada beberapa data

utama yang diperlukan, yaitu perubahan harga saham atau instrumen lainnya

dan nilai transakasi. Para analis teknikal (chartist) memilah harga menjadi

empat jenis : harga pembukaan, harga tertinggi, harga terendah dan harga

penutupan.

Kita semua memahami, bahwa harga saham dapat naik dan turun secara

cepat atau pun secara berangsur-angsur sehingga pada grafik akan terlihat

membentuk beberapa puncak, lembah atau bisa juga mendatar (harga

bergerak dalam kisaran sempit). Dalam upaya menganalisa harga saham dan

mengidentifikasikan suatu tren perubahan harga saham, para chartist

berpedoman pada dua asumsi penting. Pertama, harga bergerak pada tren

tertentu dan kedua, tren ini akan terus berlangsung hingga terdapat suatu

kejadian yang membuat tren akan berubah.

Untuk memberikan gambaran mengenai cara bekerja para analis teknikal,

berikut ini ada beberapa metode analisis teknikal saham yang paling umum

digunakan dan mudah dipahami.

a. Moving Average (MA)

Moving average (MA) atau rata-rata bergerak adalah salah satu dari sekian

banyak metode analisa harga saham yang sering digunakan dalam analisis

teknikal saham. Moving average (MA) adalah rata-rata harga saham

selama periode waktu yang telah lalu dan kemudian diplot ke dalam grafik

beserta harga saham aktual di pasar saat itu. MA yang berasal dari rata-rata

harga saham selama lima hari perdagangan, contohnya, ditulis sebagai

37
MA-5. MA yang berasl dari rata-rata harga selama 15 hari ditulis sebagai

MA-15. Jadi moving average menyatakan rata-rata harga saham tersebut

akan dihitung lagi seiring dengan berjalannya waktu. Data harga yang

digunakan biasanya adalah harga penutupan (closing price).

Gambar 2. 1
Grafik harga saham
b. Double Top dan Double Bottom

Metode analisa teknikal saham berikutnya adalah metode double top dan

double bottom. Double Top, pola ini terbentuk ketika ada perubahan harga

saham berupa kenaikan sampai pada level tertentu, lalu turun dan

kemudian naik lagi dengan volume perdagangan lebih kecil menyamai

level harga tertinggi sebelumnya dan kemudian menurun lagi. Jika

kejadian tersebut berulang sekali lagi, maka akan terbentuk kurva yang

memiliki dua puncak kembar seperti huruf “M”. Pola dari analisa harga

saham ini menunjukan bahwa pasar telah dua kali gagal mencoba

menembus batas harga atas atau tertinggi tersebut. Jika harga kemudian

menurun sampai menembus tingkat harga terendah sebelumnya (sebelum

puncak yang kedua), itu mengindikasikan tren pergerakan harga saham

akan terus menurun. Pola double top ini memberikan sinyal untuk segera

melakukan aksi jual. Kebalikan dari pola Double Top yaitu pola double

38
bottom (seperti huruf W). Dengan logika yang sama, pola ini memberikan

sinyal untuk melakukan aksi beli karena diperkirakan harga akan terus

meningkat.

Gambar 2. 2
Double Top dan Double Bottom
c. Triangle

Metode analisa teknikal saham pola kurva segitiga (triangle) dibagi

menjadi dua, yaitu segitiga menaik (Ascending Triangle) dan segitiga

menurun (Descending Triangle). Descending Triangle terbentuk jika ada

beberapa lembah yang sama rendah dengan beberapa puncak yang

semakin menurun. Dengan kata lain, terjadi perubahan harga saham antara

garis batas bawah yang horizontal dengan garis batas yang mempunyai

kemiringan menurun. Jika harga menembus garis batas bawah disertai

dengan peningkatan volume perdagangan, ini memberi sinyal untuk

melakukan aksi jual karena analisa harga saham tersebut diperkirakan

harga akan terus menurun. Sementara Ascending Triangle terbentuk jika

pergerakan harga saham mengikuti pola yang berkebalikan dengan

Descending Triangle. Pola ini memberikan sinyal untuk melakukan aksi

beli saham karena diperkirakan harga akan terus menaik.

39
Gambar 2. 3
Model triangle
d. Head & Shoulder

Analisis teknikal saham Head & Shoulder memberikan sinyal untuk jual

karena diperkirakan harga akan terus menurun. Garis leher (neckline)

digambarkan dengan menarik garis lurus dari bagian paling bawah kedua

bahu untuk mendapatkan suatu sinyal kapan aksi jual dilakukan. Jika dari

analisa harga saham, pergerakan harga saham (bahu kanan) menembus

garis leher dari atas ke bawah (piercing the neckline), inilah sinyal untuk

segera menjual saham untuk mengurangi kerugian (cut loss). Head &

shoulder dapat terjadi secara terbalik (Inverse Head & Shoulder), dua bahu

dan kepala mengarah kebawah. Garis leher terbentuk dengan menarik garis

lurus diatas kedua bahu. Jika pola itu terbentuk dan kurva harga dibahu

kedua atau bahu kanan menembus garis leher dari bawah keatas, maka itu

adalah sinyal untuk beli karena ada kecenderungan perubahan harga saham

di mana harga bakal terus naik.

Gambar 2. 4
Head & Shoulder

40
Bentuk dan ukuran Head & Shoulder maupun Inverse Head & Shoulder

ini dapat bervariasi, kurva ini bisa dalam jangka waktu yang pendek dan

panjang, bisa mendatar atau memiliki kemiringan tertentu.

e. Support Level & Resistance Level

Gambar 2. 5
Support Level & Resistance Level

Pada analisa teknikal saham support level and resistance level ini, harga

dikatakan berada pada Support Level (SL) jika harga tersebut berada pada

level terendah dan pada level tersebut pergerakan harga saham berupa

penurunan sangat sukar terjadi. Umumnya SL terbentuk setelah suatu

saham mengalami kenaikan harga yang besar dan kemudian mengalami

penurunan karena adanya aksi ambil untung (profit taking) dari para

investor. Sementara, harga saham dikatakan berada pada Resistance Level

(RL) jika harga berada pada level tertinggi dan pada level tersebut harga

sangat sukar untuk naik. Sebuah RL cenderung akan terbentuk setelah

suatu saham mengalami penurunan yang cukup signifikan dari harga

sebelumnya. SL dan RL dapat diterjadi saat harga sedang dalam tren naik

(uptrend), mendatar (sideway) atau turun (downtrend).

41
H. Earning Per Share

Komponen penting yang harus diperhatikan dalam analisis perusahaan adalah

laba per lembar saham atau lebih dikenal dengan EPS, karena informasi EPS

suatu perusahaan menunjukan besarnya laba bersih perusahaan yang siap

diberikan pada semua pemegang perusahaan. Earning Per Share (EPS) adalah

perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan (laba bersih) dan jumlah saham

yang beredar. EPS menggambarkan profitabilitas perusahaan yang tergambar pada

setiap lembar saham.

EPS menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan

bagi para pemegang saham yang telah berpartisipasi dalam perusahaan. Semakin

tinggi kemampuan perusahaan untuk mendistribusikan pendapatan kepada

pemegang saham, maka hal ini menunjukkan semakin besar keberhasilan usaha

yang dijalankan oleh perusahaan tersebut. Karena para pemodal seringkali

memusatkan perhatian pada besarnya (EPS) ketika melakukan analisis saham.

Semakin tinggi nilai EPS tentu saja menguntungkan bagi para pemegang saham

karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham.

Menurut (Kasmir, 2013), mendefinisikan Earning Per Share (EPS) “Rasio

laba per lembar saham atau disebut juga rasio nilai buku, merupakan rasio untuk

mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang

saham. Menurut (Darmadji, 2012) Earning Per Share (EPS) adalah rasio yang

mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba untuk setiap

lembar saham yang beredar.

42
Salah satu alasan investor membeli saham adalah untuk mendapatkan

deviden, jika nilai laba per saham kecil maka kecil pula kemungkinan perusahaan

untuk membagikan deviden. Maka dapat dikatakan investor akan lebih meminati

saham yang memiliki earnings per share tinggi dibandingkan saham yang

memiliki earnings per share rendah. Earnings per share yang rendah cenderung

membuat harga saham turun.

Rumusnya adalah :

Laba Bersih/ EAT


EPS=
Jumlah Saham yang Beredar

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi EPS

Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi earning per share adalah :

a. Pengguna hutang

Dalam menentukan sumber dana untuk menjalankan perusahaan,

manajemen dituntut untuk mempertimbangkan kemungkinan perusahaan

dalam struktur modal yang mampu memaksimumkan harga saham

perusahaannya. Menurut Brigham dan Houston yang dialih bahasakan oleh

Suharto dan Wibowo (2001) bahwa “Perubahan dalam penggunaan hutang

akan mengakibatkan perubahan laba per lembar saham (EPS) dan karena

itu juga mengakibatkan perubahan harga saham”. Dari penjelasan tersebut

terlihat bahwa perubahan penggunaan hutang, merupakan faktor yang

mempengaruhi tingkat besaran EPS. Selain itu, seperti yang dikemukakan

oleh Wild et al (2008) bahwa “motivasi utama perusahaan memperoleh

pendanaan usaha melalui utang adalah potensi biaya yag lebih rendah.

Dari sudut pandang pemegang saham, utang lebih murah dibandingkan

43
dengan pendanaan ekuitas”. Pendapat tersebut didasarkan oleh karena

bunga sebagian besar jumlahnya tetap, dan jika bunga labih kecil dari

pengembalian yang diperoleh dari pendanaan utang, selisih lebih atas

pengembalian akan menjadi keuntungan bagi investor ekuitas. Selain itu,

karena bunga merupakan beban yang dapat mengurangi pajak sedangkan

dividen tidak, dampaknya adalah besarnya pajak yang ditanggung

perusahaan akan semakin kecil sebagai akibat dari penggunaan utang

dalam struktur modal perusahaan sehingga pada akhirnya adalah terjadi

kanaikan pada EPS.

b. Tingkat laba bersih sebelum bunga dan pajak (EBIT)

Dalam memenuhi sumber dananya, manajemen pun dihadapkan pada

beberapa alternatif sumber pendanaan, apakah dengan modal sendiri atau

dengan pinjaman (modal asing). Menurut Sutrisno (2001) “Dalam memilih

alternatif sumber dananya tersebut, perlu diketahui berapakah profit pada

tingkat sebelum bunga dan pajak (EBIT=Earning Before Interest and Tax),

apabila dibelanjai dengan modal sendiri atau hutang menghasilkan EPS

yang sama”. Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat laba

bersih sebelum bunga dan pajak (EBIT) merupakan faktor yang

mempengaruhi besarnya laba per lembar saham.

2. Faktor penyebab kenaikan earning per share yaitu :

a. Laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasa yang beredar tetap.

b. Laba bersih tetap dan jumlah lembar saham biasa yang beredar turun.

c. Laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasa yang beredar turun.

44
d. Presentase kenaikan laba bersih lebih besar daripada presentase kenaikan

jumlah lembar saham biasa yang beredar.

e. Presentase penurunan jumlah lembar saham biasa yang beredar lebih besar

daripada presentase penurunan laba bersih.

3. Faktor penyebab penurunan earning per share yaitu :

a. Laba bersih tetap dan jumlah lembar saham biasa yang berdar naik.

b. Laba bersih turun dan jumlah lembar saham biasa yang beredar tetap.

c. Laba bersih turun dan jumlah lembar saham biasa yang beredar naik.

d. Presentase penurunan laba bersih lebih besar deripada presentase

penurunan jumlah lembar saham biasa yang beredar.

e. Presentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar lebih besar

daripada presentase kenaikan laba bersih.

Jadi bagi suatu badan usaha nilai laba per lembar saham akan meningkat

apabila presentase kenaikan laba bersihnya lebih besar deripada presentase

kanaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar. (Weston dan Eugene 1993)

I. Return On Asset

Return on Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas. Dalam

analisis laporan keuangan, rasio ini paling sering dilihat, karena dapat

menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. ROA

mampu mengukur kemampuan perusahaan manghasilkan keuntungan pada masa

lampau untuk kemudian diproyeksikan di masa yang akan datang. Asset atau

aktiva yang dimaksud adalah keseluruhan harta perusahaan, yang diperoleh dari

45
modal sendiri maupun dari modal asing yang telah diubah perusahaan menjadi

aktiva-aktiva perusahaan yang digunakan untuk kelangsungan hidup perusahaan.

Return on asset menjelaskan seberapa besar pengembalian terhadap asset

perusahaan, digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang ditanamkan

dalam aktiva yang digunakan dalam operasi perusahaan untuk menghasilkan

keuntungan dan merupakan salah satu pengukuran profitabilitas (rentabilitas).

Menurut (Sawir, 2005) “Return On Assets (ROA) merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam

memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu

perusahaan, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan dan

semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset

(Bambang, 2008) mengemukakan bahwa rentabilitas merupakan kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. (Rusdin, 2008)

return on asset mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan

keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya, dihitung melalui

jumlah laba bersih yang dihasilkan setelah pembayaran pajak terhadap total asset

yang dimiliki oleh perusahaan sebagai modal untuk melaksanakan operasi

perusahaannya.

Dari uraian di atas maka return on asset merupakan salah satu pengukuran

dana yang ditanamkan untuk menghasilkan keuntungan, mengukur tingkat profit

yang bisa dihasilkan oleh perusahaan dalam produksi, juga mengukur kinerja

perusahaan melalui efektivitas perusahaan dalam menghasilkan sejumlah

keuntungan atas asset yang dimilikinya.

46
Tinggi rendahnya Return On Asset tergantung pada pengelolaan asset

perusahaan oleh manajemen yang menggambarkan efisiensi dari operasional

perusahaan. Semakin tinggi ROA semakin efisien operasional perusahaan dan

sebaliknya, rendahnya ROA dapat disebabkan oleh banyaknya asset perusahaan

yang menganggur, investasi dalam persediaan terlalu banyak, kelebihan uang

kertas, aktiva tetap beroperasi dibawah normal dan lain-lain.

1. Perhitungan return on asset

Menurut Sawir (2005), Secara matematis ROA dapat dihitung dengan

menggunakan rumus:

Net Income
Return On Asset= x 100 %
Total Asset

Semakin besar ROA suatu perusahaan, semakin besar pula tingkat

keuntungan yang dicapai perusahaan dan semakin baik pula posisi perusahaan

tersebut dari segi penggunaan asset.

2. Kelebihan dan kelemahan return on asset

Adapun kelebihan dan kelemahan Return On Asset adalah sebagai

berikut:

a. Kelebihan ROA diantaranya sebagai berikut:

1) ROA mudah dihitung dan dipahami.

2) Merupakan alat pengukur prestasi manajemen yang sensitif terhadap

setiap pengaruh keadaan keuangan perusahaan.

3) Manajemen menitikberatkan perhatiannya pada perolehan laba yang

maksimal.

47
4) Sebagai tolok ukur prestasi manajemen dalam memanfaatkan asset

yang dimiliki perusahaan untuk memperoleh laba.

5) Mendorong tercapainya tujuan perusahaan.

6) Sebagai alat mengevaluasi atas penerapan kebijakan – kebijakan

manajemen.

b. Kelemahan ROA diantaranya sebagai berikut:

1) Kurang mendorong manajemen untuk menambah asset apabila nilai

ROA yang diharapkan ternyata terlalu tinggi.

2) Manajemen cenderung fokus pada tujuan jangka pendek bukan pada

tujuan jangka panjang, sehingga cenderung mengambil keputusan

jangka pendek yang lebih menguntungkan tetapi berakibat negatif

dalam jangka panjangnya.

3. Faktor – faktor yang mempengaruhi ROA

Profitabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan

menghasilkan laba. Return on Assets (ROA) termasuk salah satu rasio

profitabilitas. Faktor – faktor yang mempengaruhi rasio return on asset ada

beberapa rasio antara lain: rasio perputaran kas, rasio perputaran piutang, dan

rasio perputaran persediaan.

J. Return On Equity

Return on equity merupakan jumlah imbal hasil dari laba bersih terhadap

ekuitas dan dinyatakan dalam bentuk persen. Ini di gunakan untuk mengukur

kemampuan suatu emiten dalam menghasilkan keuntungan dengan bermodalkan

48
ekuitas yang telah diinvestasikan oleh pemegang saham, dinyatakan dalam

persentasi dan di hitung dengan rumus. Return on equity (ROE) adalah salah satu

rasio keuangan yang sering digunakan oleh investor untuk menganalisis saham.

Rasio ini menunjukkan tingkat efektivitas tim manajemen perusahaan dalam

menghasilkan laba dari dana yang diinvestasikan pemegang saham. Semakin

tinggi ROE, semakin besar laba yang dihasilkan dari sejumlah dana yang

diinvestasikan sehingga mencerminkan tingkat kesehatan keuangan perusahaan.

Menurut (Fahmi, 2011), rasio return on equity (ROE) disebut juga laba atas

equity. Dalam beberapa referensi disebut juga dengan rasio total asset turn over

atau perputaran total asset. Rasio ini menilai sejauh mana suatu perusahaan

mempergunakan seumber daya yang dimiliki untuk mampu memberikan laba atas

ekuitas.

Menurut (Kasmir, 2013) mendefinisikan return on equity (ROE) sebagai

berikut : “Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity atau rentabilitas modal

sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal

sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin

tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat,

demikian pila sebaliknya.” Adapun pengertian lebih lanjut mengenai return on

equity adalah sebagai berikut: Menurut (Riyanto, 2010) tingkat pengembalian

ekuitas merupakan perbandingan antara laba bersih dengan ekuitas. Menurut

(Fahmi, 2012) menyatakan bahwa ROE adalah suatu perhitungan yang sangat

penting pada suatu perusahaan yang memperlihatkan suatu ROE yang tinggi dan

konsisten yang mengindikasikan :

49
1. Perusahaan mempunyai suatu keunggulan yang tahan lama dalam persaingan.

2. Investasi anda di dalam bentuk modal para pemegang saham akan tumbuh

pada suatu tingkat pertumbuhan tahunan yang tinggi, sehingga akan

mengarahkan kepada suatu harga saham yang tinggi di masa depan.

Rumus ROE adalah sebagai berikut :

Earning After Interest∧Tax


ROE=
EQUITY
Sumber : Kasmir (2013)

Laba setelah bunga dan pajak


ROE= X 100 %
MODAL
Sumber : Bambang Riyanto (2012)

Dari penjelasan di atas dapat dinyatakan bahwa return on equity adalah rasio

untuk mengetahui besarnya kembalian yang diberikan oleh perusahaan untuk

setiap rupiah modal dari pemilik. Rasio ini menunjukkan kesuksesan manajemen

dalam memaksimalkan tingkat kembalian pada pemegang saham. Penulis

menggunakan rumus dari Kasmir karena rumus yang sering digunakan pada

umumnya.

Menurut (Tandelilin, 2010) adapun faktor – faktor yang mempengaruhi

return on equity dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor, yaitu :

1. Margin laba bersih

Besarnya keuntungan yang dinyatakan dalam persentase dan jumlah

penjualan bersih. Profit margin ini mengukur tingkat keuntungan yang

dicapai oleh Perusahaan dihubungkan dengan penjualan.

2. Perputaran total aktiva

Turn over dari operating assets jumlah aktiva yang digunakan dalam

operasi perusahaan terhadap jumlah penjualan yang diperoleh selama periode.

50
3. Rasio hutang

Debt to rasio yang memperlihatkan proporsi antara kewajiban yang

dimiliki dan total kekayaan yang dimiliki

K. Pengaruh Earning Per Share, Return On Asset dan Return On Equity

Terhadap Harga Saham.

Analisis fundamental merupakan salah satu cara untuk menilai suatu saham.

Analisis fundamental merupakan analisis yang dilakukan berdasarkan laporan

keuangan suatu emiten. Penilaian suatu saham berguna untuk pengambilan

keputusan investor dalam menanamkan modalnya di perusahaan untuk

memperoleh keuntungan. Untuk memperoleh ketepatan investasi, maka investor

harus menganalisis kinerja saham perusahaan yang akan menjadi tempat investasi

dengan mengetahui harga saham perusahaan tersebut. Harga saham harus

diperhatikan untuk menilai tinggi rendahnya harga dan tingkat pengembalian yang

akan diperoleh yang berupa capital gain. Terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi harga saham dengan menganalisis fundamental. Jika laba

perusahaan tinggi maka para investor akan tertarik untuk membeli saham tersebut,

sehingga harga saham tersebut akan mengalami kenaikan”. Sehingga dari

penjelasan di atas dapat diketahui hubungan antara Earning Per Share dengan

harga pasar saham sangat erat. . Begitu juga dengan profitabilitas, rasio ini sangat

penting karena rasio ini mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan. Semakin

tinggi nilai return on asset maka calon investor akan semakin tertarik untuk

melakukan penanaman modalnya di perusahaan tersebut. Hubungan Return on

51
Equity (ROE) dengan harga saham menurut (Houston, 2010)menyatakan bahwa

jika ROE tinggi, maka harga saham juga cenderung akan tinggi dan tindakan yang

meningkatkan ROE kemungkinan juga akan meningkatkan harga saham. Rasio-

rasio lainnya memberikan informasi tentang seberapa baik aset lainnya seperti

persediaan, piutang usaha dan aset tetap yang telah dikelola dan bagaimana

perusahaan mendapattkan dana. Seperti yang akan kita lihat, semua faktor ini

mempengaruhi ROE, dan manajemen menggunakan rasio-rasio lain, terutama

untuk membantu menyusun rencana yang dapat memperbaiki rata-rata ROE

dalam jangka panjang.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa harga saham perlu diperhatikan

dalam pengambilan keputusan investasi. earning per share, return on asset dan

earning on equity yang memuaskan akan menyebabkan harga saham yang

semakin meningkat dimasa mendatang. Harga saham dapat berpengaruh terhadap

pendapatan atau laba yang akan diperoleh dari penanaman modal yang dilakukan

oleh investor, dengan demikian jumlah investor akan semakin meningkat karena

investor tertarik dengan performa perusahaan yang bagus yang dilihat dari

perkembangan harga saham. Dengan demikian EPS yang menjadi ukuran kinerja

perusahaan, return on asset yang menjadi ukuran profitabilitas suatu perusahaan,

dan return on equity yang menunjukkan kesuksesan manajemen dalam

memaksimalkan tingkat kembalian pada pemegang saham, mempengaruhi harga

saham yang akan menjadi keputusan investasi para calon investor.

52
L. Penelitian Terdahulu

Tabel 2. 1
Tabel penelitian terdahulu

No Nama Peneliti Judul Persamaan Perbedaan Hasil

1. Tammy Aryanti Pengaruh EPS, ROE, Perusahaan Hasil dari


Putri Suparlan return on Harga (obyek penelitian
(Universitas equity (roe) saham penelitian), tersebut
Komputer dan earning variabel menunjukkan
Bandung tahun per share (eps) penelitian bahwa return on
2017) terhadap harga hanya 3, equity dan
saham (studi penulis 4 earning per
kasus pada variabel, share meningkat
perusahaan periode 3 namun tidak
manufaktur tahun, sedang diikuti oleh
sektor otomotif penulis rentang kenaikan harga
yang terdaftar penelitian 12 saham, dan
di bursa efek tahun. sebaliknya
indonesia penurunan
tahun periode return on equity
2012-2014) dan earning per
share tidak
diikuti oleh
penurunan harga
saham
2 Rahmalia Nur Pengaruh EPS, ROA, Perusahaan Hasil dari
Hasanah return on asset ROE, Harga (obyek penelitian
(Universitas (roa) return on saham penelitian), tersebut
Mulawarman equity (roe) rentang menunjukkan
Samarinda tahun dan earning periode 5 bahwa secara
2014) per share (eps) tahun, sedang parsial Return
terhadap harga penulis 12 On Asset tidak
saham (survey tahun. berpengaruh
pada secara signifikan
perusahaan lq terhadap harga
45 yang saham. Serta
terdaftar di Retun On Equity
bursa efek dan Earning Per
indonesia Share
periode 2007- berpengaruh
2011) signifikan
terhadap harga
saham. Secara
simultan Return

53
On Asset,
Return On
Equity dan
Earning Per
Share
berpengaruh
secara signifikan
terhadap harga
saham.
3 Zulia Hanum, Pengaruh EPS, ROA, Perusahaan Hasil penelitian
SE,M.Si Return On ROE, Harga (obyek ini menunjukan
(Universitas Asset (Roa), saham penelitian), bahwa secara
Muhammadiyah Return On rentang parsial Return
Sumatera Utara Equity (Roe) periode 4 On Asset (ROA)
tahun 2015) Dan Earning tahun, sedang tidak memiliki
Per Share penulis 12 pengaruh yang
(Eps) tahun. signifikan
Terhadap terhadap Harga
Harga Saham saham dan
Pada Return On
Perusahaan Equity (ROE)
Otomotif Yang secara parsial
Terdaftar Di berpengaruh
Bursa Efek signifikan
Indonesia negative
Periode 2008- terhadap Harga
2011 Saham, dan juga
Earning Per
Share (EPS)
secara parsial
berpengaruh
signifikan dan
positif terhadap
Harga Saham
4 Akbar Ridwan Analisis ROE, ROE, Perusahaan Hasil uji f
Setiawan Pengaruh Harga (obyek menunjukkan
(Universitas Return On saham penelitian), bahwa secara
Muhammadiyah Asset (ROA) , variabel bersama-sama
Surakarta tahun Return On penelitian variabel ROA,
2015.) Equity (ROE), NPM, sedang ROE dan NPM
Dan Net Profit penulis EPS, mempunyai
Margin (NPM) periode 3 pengaruh
Terhadap tahun, sedang terhadap Harga
Harga Saham penulis rentang Saham.
Pada penelitian 12 sedangkan hasil
Perusahaan tahun. analisis

54
Hotel Dan koefisien
Travel Yang determinasi (r²)
Terdaftar di sebesar 0.406.
BEI hal ini berarti
40.6%
menunjukkan
bahwa variasi
dari harga
saham dapat
dijelaskan oleh
variabel ROA,
ROE dan NPM,
sedangkan
sisanya 59.4%
dijelaskan atau
dipengaruhi
oleh faktor-
faktor lain
diluar variabel
yang diteliti.
sedangkan dari
hasil analisis
data, uji t
diketahui bahwa
secara parsial
variabel ROA
mempunyai
pengaruh
negatif dan
tidak signifikan
terhadap harga
saham.
sedangkan
variabel ROE
dan NPM
berpengaruh
signifikan
terhadap harga
saham dengan
nilai positif
untuk ROE dan
negatif untuk
NPM.

5 Elis Darnita ( Analisis EPS, ROA, Perusahaan Hasil dengan


Sekolah Pascasa Pengaruh ROE, Harga (obyek menggunakan

55
rjana Return On saham penelitian), uji F
Universitas Assets (ROA), variabel menunjukan
Sumatra Utara Return On penelitian 5 bahwa kinerja
tahun 2014 ) Equity (ROE), ditambah perusahaan
Net Profit NPM, sedang yang diukur
Margin (NPM) penulis 4 dengan ROA,
Dan Earning variabel, ROE, NPM dan
Per Share periode 5 EPS
(EPS) tahun, sedang mempunyai
Terhadap penulis rentang pengaruh
Harga Saham penelitian 12 signifikan
(Studi Pada tahun. terhadap harga
Perusahaan saham. Secara
Food Dan parsial dengan
Beverages uji t
Yang Terdaftar disimpulkan
Di Bursa Efek bahwa secara
Indonesia parsial variabel
(BEI) Pada ROA dan EPS
Tahun 2008- tidak
2012) berpengaruh
secara
signifikan
terhadap harga
saham,
sedangkan
variabel ROE
dan NPM
berpengaruh
signifikan
terhadap harga
saham.

56
57

Anda mungkin juga menyukai