TINJAUAN PUSTAKA
permintaan surat berharga. Di tempat inilah para pelaku pasar yaitu individu-
individu atau badan usaha yang mempunyai kelebihan dana (surplus fund)
modal juga menjalankan dua fungsi yaitu pertama sebagai sarana pendanaan
usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari
menyatakan bahwa:
13
14
berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait
lainnya”.
bahwa :
menyatakan bahwa :
dengan efek”.
mekanisme transaksi jual beli instrument pasar modal jangka panjang antara
penjual dan pembeli baik itu individu, korporasi maupun pemerintah. Pasar modal
memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara. Selain sebagai sarana
untuk berinvestasi, pasar modal juga merupakan sumber dana bagi perusahaan.
Sekaligus berperan dalam menjalankan kedua fungsinya yaitu fungsi ekonomi dan
fungsi keuangan.
15
surplus dana untuk berinvestasi dalam instrument keuangan jangka panjang, pasar
diversifikasi investasi.
Menurut (Hadi, 2013:16) Pasar modal juga memberikan fungsi besar bagi
1. Bagi perusahaan
capital) rendah dibandingkan sumber dana jangka pendek dari pasar uang.
2. Bagi investor
stabilitas ekonomi. Hal tesebut ditunjukan dengan fungsi pasar modal yang
Jenis – jenis pasar modal menurut (Sunariyah, 2011:12) adalah sebagai berikut :
saham (emiten) kepada pemodal selama waktu yang ditetapkan oleh pihak
masa penawaran pada pasar perdana. Jadi, pasar sekunder dimana saham
Pasar ketiga adalah tempat perdagangan saham atau sekuritas lain di luar
bursa (over the counter market). Bursa paralel merupakan suatu sistem
Perdagangan Uang dan Efek dengan diawasi dan dibina oleh lembaga
keuangan.
Tabel 2.1
Jenis Pasar Modal
Pasar Perdana Pasar Sekunder Pasar Ketiga Pasar Keempat
dengan penawaran umum adalah kegiatan yang dilakukan emiten untuk menjual
efek kepada masyarakat, berdasarkan tata cara yang diatur oleh undang-undang
public cara yang dilakukan perusahaan agar mendapatkan tambahan dana baru
persaingannya, banyak sekali kendala yang akan dihadapi perusahaan. Salah satu
Penambahan modal dari para pendiri dan pihak ketiga hanya mampu
perusahaan dengan membeli saham atau obligasi yang diterbitkan dan dijual oleh
dalam (http://www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/Information/ForCompany/Panduan-Go
Public.pdf) yaitu :
20
untuk ekspansi usaha adalah faktor yang sering menjadi kendala banyak
partner kerjanya seperti pemasok dan pembeli untuk turut menjadi pemegang
saham perusahaan.
Pengembangan usaha melalui merger atau akuisisi merupakan salah satu cara
perusahaan.
dapat bertahan dalam kondisi apapun termasuk dalam kondisi yang dapat
Go public suatu cara agar perusahaan akan selalu mendapat perhatian media
keseluruhan.
melakukan penawaran umum serta syarat yang telah ditetapkan oleh OJK.
Kegiatan yang dilakukan dalam proses penawaran umum yang diakses dalam
(http://www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/Information/ForCompany/Panduan-Go
bursa.
1. Tahap Persiapan
berkaitan dengan proses penawaran umum. Hal yang pertama kali dilakukan
c. Penilaian independen.
e. Notaris
saham melalui agen penjual yang telah ditunjuk. Masa penawaran umum ini
2.3 Underpricing
2.3.1 Pengertian Underpricing
perusahan akan melakukan IPO (Initial Public Offering). Saham yang nanti nya
Harga saham yang ditawarkan pada saat IPO ditentukan oleh emiten dengan
publik secara rerata murah (Hartono, 2014:36). Banyak para ahli mengemukakan
sebagai berikut :
”Bila harga Initial Public Offering (IPO) saham lebih rendah dari
di pasar sekunder”.
Initial return adalah keuntungan yang didapat pemegang saham karena perbedaan
harga saham yang dibeli di pasar perdana dengan harga jual saham yang
Hartono (2014:37) initial return adalah return dari aktiva dipenawaran perdana
mulai dari saat dibeli di pasar primer sampai pertama kali di daftarkan di pasar
selisih antara harga saham pada hari pertama penutupan (closing price) pada pasar
sekunder dibagi dengan harga saham perdana (offering Price). Dapat dirumuskan
Keterangan :
IR = Initial Return
OP = Offering Price
CP = Closing Price
baron bahwa, penjamin emisi dianggap memiliki informasi yang lebih baik
yang besar dari suatu perusahaan emiten tentang harga saham maka
permintaan terhadap jasa penjamin saham akan semakin besar. Semakin tinggi
3. Signalling Theory
Signalling Theory yang dibahas dalam Risqi dan Harto (2013:1) adalah
maupun non financial yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik
27
2. Signal tersebut sulit atau terlalu mahal untuk dapat ditiru oleh
membedakan perusahaan yang baik dan yang kurang baik. Perusahaan yang baik
akan memberi sinyal positif bagi investor dengan melakukan IPO yang
2.4 Prospektus
yang berlaku. Salah satu dokumen itu adalah prospektus. Prospektus adalah
2014:66).
28
komunikatif.
prospektus.
akan dipilihnya.
2.5 Saham
atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.
perusahaan.
dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap
pemegangnya.
adalah :
Dalam pasar modal ada dua jenis saham yang paling umum dikenal oleh
publik yaitu saham biasa (ordinary shares) dan saham istimewa (preference
bahwa:
30
Jadi dapat dikatakan bahwa, modal saham dapat berupa kas maupun aset
lainnya yang dibayarkan untuk perusahaan oleh pemegang saham, dengan harapan
memiliki hanya satu kelas saham maka disebut dengan saham biasa. Sedangkan
“Saham biasa adalah suatu surat berharga yang dijual oleh suatu
perusahaan yang menjelaskan nilai nominal, dimana pemegangnya
diberi hak untuk mengikuti RUPS dan RUPSLB serta berhak untuk
menentukan membeli right issue atau tidak, yang selanjutnya diakhir
tahun akan memperoleh dividen”
“Saham istimewa adalah suatu surat berharga yang dijual oleh suatu
perusahaan yang menjelaskan nilai nominal dimana pemegangnya
akan memperoleh pendapatan tetap dalam bentuk dividen yang akan
diterima setiap kuartal (tiga bulanan).
preference shares:
31
bersih sesudah pajak dan modal sendiri. Rasio ini menunjukan efisiensi modal
sendiri, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik. Artinya, posisi pemilik
mana suatu perusahaan menggunakan sumber daya yang dimiliki agar mampu
underpricing pada perusahaan Sektor Property dan Real Estate yang melakukan
Ratio). DER merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan
ekuitas, rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan
modal sendiri yang digunakan sebagai sumber pendanaan. Semakin besar DER
(Indriyanti, Isti dkk, 2013:4). Menurut Kasmir (2014:124) rumus DER yang
underpricing pada perusahaan Sektor Property dan Real Estate yang melakukan
diberikan kepada pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki.
Menurut Kasmir (2014:115) EPS disebut juga dengan rasio nilai buku, merupakan
setiap lembar saham biasa atau laba bersih per lembar saham biasa (Retnowati,
bahwa :
share. Thus, companies report earnings per share only for ordinary
shares”.
Jadi laba per lembar saham menunjukan pendapatan yang diterima oleh
setiap saham biasa. Dengan demikian, perusahaan melaporkan laba bersih per
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas yang baik. Menurut Kieso,
1. Basic EPS
34
2. Diluted EPS
underpricing pada perusahaan Sektor Property dan Real Estate yang melakukan
saham pada saat IPO ditentukan oleh emiten dengan underwriter. Sedangkan
menurut Pasal No.17 UU No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal menyatakan
bahwa :
dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang terjual”.
dari selisih harga beli dan harga jual dari saham yang disebut spread.
seluruh saham yang ditawarkan. Bila ada yang tidak terjual, maka
Jadi, tipe penjaminan emisi yang biasa diberikan oleh undewriter yaitu
tipe penjaminan Agen Best Efforts dan Full Commitment. Underwriter yang belum
underwriter bereputasi tinggi berani menetapkan harga saham yang tinggi sebagai
return bagi investor. Pengukuran untuk menilai reputasi underwriter ini ditentukan
berdasarkan top 50 most active brokerage house quarterly IDX berdasarkan total
underwriter non top 10. Skala pengukuran ini juga pernah diteliti oleh Purwanto
dkk (2015).
36
Salah satu syarat untuk go public adalah penjelasan dan pernyataan bahwa
2012:7). Menurut Balvers dkk (1998) dalam Johnson (2011:2) ketika suatu
dimasa mendatang.
pendapat atas keabsahan laporan keuangannya. Sehingga diharapkan hal ini akan
Maka, jika emiten menggunakan auditor bereputasi baik maka akan mengurangi
tingkat underpricing (Risqi dan Harto, 2013:2). Dalam hal ini, reputasi auditor
dipertaruhkan karena jika suatu saat perusahaan yang dijamin tersebut bermasalah
pada laporan keuangannya, maka auditor beserta KAP tersebut yang akan
2015:54).
37
KAP yang berafiliasi dengan KAP Big Four dan KAPA (Kantor Akuntan Publik
1.(https://en.wikipedia.org/wiki/Big_Four_%28audit_firms%29)
2.(http://pppk.kemenkeu.go.id/Publikasi/GetPdfFile?fileName=Profil%20
AP%20dan%20KAP%202015.pdf).
berafiliasi dengan KAP Big Four dan KAPA, sedangkan 0 untuk KAP yang tidak
berafiliasi dengan KAP Big Four dengan KAPA. Skala pengukuran ini juga
internal maupun eksternal perusahaan. Pendanaan cukup besar dengan waktu yang
cukup singkat diperoleh perusahaan dengan cara melakukan IPO (Initial Public
Offering) atau biasa disebut dengan Go public. Saat melakukan IPO perusahaan
memilih underwriter sebagai penjamin emisi yang ditetapkan pada RUPS (Rapat
menerbitkan prospektus.
Penentuan Harga saham pada saat IPO ditentukan oleh kesepakatan antara
emiten dengan underwriter. Namun, harga saham pada saat IPO cenderung lebih
rendah dibandingkan dengan harga saham pada hari pertama di pasar sekunder,
adanya Asimetri Informasi terjadi jika salah satu pihak dari suatu transaksi
menjual harga saham perdananya lebih murah. Isfatun dan Hatta (2010:67)
uninformed melakukan penawaran secara sembarangan, baik pada sahm IPO yang
Signalling Theory yang dibahas dalam Risqi dan Harto (2013:1) adalah
berinvestasi. Sinyal positif yang dibuat oleh emiten dengan underwriter dapat
membedakan perusahaan yang baik dan yang kurang baik. Penerbitan prospektus
dilakukan oleh emiten yang akan go public untuk memberikan sinyal positif nya
bagi investor. Informasi yang dimuat dalam prospektus akan membantu investor
dalam membuat keputusan yang rasional mengenai resiko nilai saham yang
sesungguhnya yang ditawarkan emiten (Kim, Krinsky dan Lee, 1995) dalam
Retnowati (2013:183).
untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dan modal sendiri. Rasio ini
menunjukan efisiensi modal sendiri, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik.
Artinya, posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya. ROE
mengkaji sejauh mana suatu perusahaan menggunakan sumber daya yang dimiliki
Hapsari dan Mahfud (2012) yang menunjukan bahwa hasil ROE berpengaruh
yang dilakukan oleh Kurniawan (2008) dan Hapsari (2012) yang menunjukan
dari penelitian terdahulu serta teori yang bersangkutan, maka semakin tinggi ROE
ekuitas, rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan
modal sendiri yang digunakan sebagai sumber pendanaan. Semakin besar DER
Faktor ini pernah diteliti oleh Ihsany (2013) yang menunjukan hasil bahwa
penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2011) dan Wahyusari (2013) yang
Berdasarkan hasil dari penelitian terdahulu serta teori yang bersangkutan, maka
diberikan kepada pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki.
Menurut Kasmir (2014:115) EPS disebut juga dengan rasio nilai buku, merupakan
share. Thus, companies report earnings per share only for ordinary
share”.
dalam menghasilkan arus kas yang baik. EPS ini pernah diteliti oleh Retnowati
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap initial return. Berdasarkan hasil dari
penelitian terdahulu serta teori yang bersangkutan, maka semakin tinggi EPS
diharapkan oleh emiten adalah memberikan pelayanan terbaik bagi para investor.
dari suatu perusahaan underwriter yang dipilih menunjukan bahwa mereka puas
underpricing, Penelitian ini sejalan dengan Risqi dan Harto (2013), Junaeni dan
(2012), Hapsari dan Mahfud (2012). Berdasarkan hasil dari penelitian terdahulu
serta teori yang bersangkutan, maka semakin tinggi reputasi underwriter semakin
memiliki reputasi tinggi maka akan memberikan tingkat kepercayaan yang lebih
Maka, jika emiten menggunakan auditor bereputasi baik maka akan mengurangi
hasil dari penelitian terdahulu serta teori yang bersangkutan, maka semakin tinggi
`
Emiten
Kreditor
Investor
IPO
Prospektus Underwriter
(Initial Public Offering)
Informasi Informasi
Keuangan Non Keuangan
Reputasi Reputasi
ROE DER EPS Underwriter Auditor
H1: (-) H2: (+) H3: (-) H4: (-) H5: (-)
Underpricing
Gambar 2.1
Keterangan : Kerangka Pemikiran
: Diteliti
: Tidak Diteliti
61
H6
H1: (-)
ROE
H2: (+)
DER
H3: (-)
Underpricing
EPS
H4: (-)
Reputasi
Underwriter
H5: (-)
Reputasi
Auditor
Gambar 2.2
Paradigma Penelitian
Dari kerangka pemikiran yang telah diuraikan oleh peneliti, maka peneliti
underpricing.
tingkat underpricing.
H3: Earning Per Shares secara parsial berpengaruh negatif terhadap tingkat
underpricing.
62
tingkat underpricing.
underpricing.