Anda di halaman 1dari 40

34

BAB II
TINJAUAN UMUM MENGENAI PERDAGANGAN DAN TRANSAKSI
EFEK YANG DILAKUKAN DI PASAR MODAL INDONESIA

A.

Pasar Modal Sebagai Alternatif Investasi


Pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan

dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang yang umumnya


lebih dari 1 (satu) tahun.1 Pasal 1 UU PM mendefinisikan pasar modal sebagai
kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan
efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,
serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Bagi negara dan masyarakatnya, pasar modal merupakan sarana dan
prasarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi pemerintah sekaligus
bagi masyarakat untuk melakukan kegiatan investasi melalui kegiatan
investasi surat-surat berharga dan kegiatan terkait lainnya.2 Eduardes
Tandelilin mengartikan pasar modal adalah pasar yang memperjualbelikan
sekuritas yang berfungsi sebagai perantara penghubung antara pihak yang
membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana. 3

Mohamad Samsul, Pasar Modal & Manajemen Portofolio, Jakarta : Erlangga, 2006,
hlm. 43
2
Iswi Hariyani dan R. Sergiano Dibyo Purnomo, Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar
Modal, Jakarta : Visimedia, 2010, hlm. 7
3
Eduardus Tandelilin, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, BPPE,
Ypgyakarta, hlm. 13

35

Pasar modal mendorong alokasi dana yang efisien karena dengan


adanya pasar modal maka pihak yang kelebihan dana (investor) dapat
memilih alternatif investasi yang memberikan keuntungan paling optimal.4
Alternatif investasi tersebut ditujukan bagi perusahaan-perusahaan yang
membutuhkan dana dalam jumlah besar serta kebutuhan penggunaan yang
diperlukan untuk jangka panjang5, sehingga investor maupun perusahaan efek
menjadi dua kelompok yang saling membutuhkan di pasar modal. Aliran dana
tersebut mengalir melalui pasar modal sebagaimana tabel dibawah ini.

TABEL A.1 Gambaran Umum Pasar Modal


Pada dasarnya bertemunya kedua pihak tersebut disebabkan oleh
beragam motif. Bagi perusahaan yang memerlukan dana jangka panjang
dalam jumlah besar, menjadi perusahaan terbuka merupakan hal yang
menarik karena dapat meningkatkan arus dana perusahaannya. 7 Di sisi lain,
banyak anggota masyarakat yang mempunyai dana aktif yang tidak
4

Ibid
Ibid
6
Mengenal Pasar Modal, https://www.ipotindonesia.com/ipot_new/education.php?
page=pasar_modal, dikutip pada tanggal 20 Oktober 2014
7
Eduardus Tandelilin, op.cit hlm. 14
5

36

diiventasikan, sehingga tertarik untuk memanfaatkannya di pasar modal.


Untuk dapat menyeimbangkan dan memanfaatkan kedua kebutuhan diatas,
pasar modal didirikan agar dapat menjadi wadah pengalokasian arus dana
secara efisien dari unit ekonomi yang mempunyai surplus tabungan kepada
unit ekonomi yang mempunyai defisit tabungan.8 Dibandingkan dengan
perbankan yang memperdagangkan dana jangka pendek maupun reksadana
yang memperdagangkan dana jangka pendek dan jangka panjang,

masyarakat dewasa ini lebih menyukai berinvestasi melalui perdagangan efek


di pasar modal.
Tjiptono Darmadji dan Hendy M Fakhruddin menyatakan bahwa pasar
modal memiliki dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi
ekonomi dari pasar modal adalah menyediakan fasilitas untuk memindahkan
dana dari pemilik dana kepada penerima dana dengan menginvestasikan
kelebihan dana tersebut sambil mengharapkan akan mendapat imbalan dan
investasi dana tersebut10, sedangkan fungsi keuangan pasar modal adalah
karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh
imbalan bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. 11

8
9

11

Ibid
Budi Untung, Hukum Bisnis Pasar Modal, Yogyakarta : Andi Yogyakarta, 2011, hlm

10

Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal di Indonesia


(Pendekatan Tanya Jawab), Cet.3., Jakarta: Salemba Empat, 2008, hlm. 2
11
Ibid., hlm 3

37

Secara umum terdapat 4 (empat) peranan strategis dari pasar modal


yaitu:12
a. Sebagai Sumber Penghimpun Dana
b. Sebagai Alternative Investasi Para Pemodal / Investor
c.

Biaya Pengimpunan Dana Pasar Modal Relatif Rendah

d. Pasar Modal Mendorong Perkembangan Investasi


Keempat peranan diatas secara tidak langsung memberikan manfaat
bagi perkembangan berinvestasi di pasar modal Indonesia, termasuk bagi
investor, perusahaan publik (emiten), maupun negara itu sendiri. Beragam
manfaat yang didapatkan ketiga komponen tersebut kemudian menciptakan
sudut pandang yang juga berbeda. Mohammad Samsul membedakan
ketiganya

dalam

berbagai

sudut

pandang.

Sudut

pandang

negara

mengatakan bahwa dengan adanya pasar modal, negara memiliki kekuatan


dan keuasaan untuk mengatur bidang perekonomiannya melalui kekuatan
swasta13, oleh karena itu pemerintah akan berusaha sekuat tenaga untuk
mengawasi dan menegakan hukum bagi masyarakat dan emiten di pasar
modal agar tetap memiliki kekuatan tersebut.
Lain halnya dengan pandangan emiten, emiten berpandangan bahwa
pasar modal merupakan sarana untuk mencari tambahan modal bagi

12

Marzuki Usman, Singgih Ripha, dan Syahrir Eka, Pengetahuan Dasar Pasar Modal,
Cet.1, Jakarta: Jurnal Keuangan dan Moneter, Badan Analisa Keuangan dan Moneter,
Departemen Keuangan Republik Indonesia, 1997, hlm. 13-18.
13

Mohamad Samsul, Op. Cit.,43-44

38

perusahaannya.14 Segala upaya akan dilakukan emiten agar perusahaannya


mendapat modal dari pasar ini termasuk upaya membuat masyarakat tertarik
membeli saham emiten. Perusahaan yang masuk ke dalam pasar modal akan
lebih dikenal karena pada setiap hari bursa namanya akan selalu muncul
dalam berita televisi, radio atau surat kabar.15 Perusahaan yang sudah dikenal
namanya akan lebih mudah mencari hubungan bisnis dengan perusahaan
domestik atau luar negeri. Perilaku manajemen perusahaan juga akan
berubah lebih terbuka, lebih transparan dan professional daripada manajemen
konvensional yang pada umumnya berawal dari manajemen keluarga.16
Di sisi lain, masyarakat baik calon investor maupun investor memiliki
sudut

pandang

bahwa

pasar

modal

dapat

menjadi

sarana

untuk

menginvestasikan uangnya. Sama halnya dengan emiten dan negara, segala


usaha akan dikerahkan investor agar mendapatkan keuntungan dari
perdagangan efek atas harga suatu emiten maupun negara di pasar modal.
Dengan berinvestasi di pasar modal, investor tidak memerlukan jumlah
investasi sebesar investasi dalam bentuk emas, tanah atau rumah, sehingga
jelas jika aktivitas di pasar modal itu berjalan sesuai rencana, maka alternatif
investasi ini akan mendatangkan kemakmuran bagi masyarakat.17
Berbagai macam sudut pandang yang terbentuk ini yang kemudian
membentuk gambaran bahwa pasar modal adalah alternatif investasi yang

14

Ibid
Ibid
16
Ibid
17
Ibid
15

39

digemari oleh seluruh komponen negara. Terlepas dari bagaimana sudut


pandangnya, apabila setiap lembaga pasar modal di suatu negara dan
perusahaan publik telah melaksanakan good corporate governance, tentunya
negara, emiten dan investor masing-masing akan mendapatkan manfaat yang
saling menguntungkan sehingga pasar modal Indonesia juga akan dapat lebih
maju seperti pasar modal di negara maju lainnya.
Sebagai wadah investasi masyarakat dan negara, pasar modal (capital
market) merupakan salah satu elemen penting dan tolak ukur kemajuan
perekonomian suatu negara. Iswi Hariyani dan R. Serfianto menjelaskan
dalam bukunya bahwa secara teknis pasar modal memiliki empat peran,
yakni:18
a. Mempertemukan pihak penjual efek (pihak yang butuh dana untuk
modal usaha, yaitu perusahaan emiten) dengan pihak pembeli efek
(pihak yang menawarkan dana, yaitu masyarakat investor atau
pemodal);
b. Menyediakan berbagai macam instrumen investasi yang dapat
memungkinkan adanya diversifikasi portofolio investasi;
c. Mengajak masyarakat investor (selain pendiri perusahaan) untuk
ikut serta memiliki perusahaan publik yang sehat dan berprospek
baik;
d. Sebagai lembaga penghubung dalam pengalokasian dana
masyarakat secara efisien, transparan dan akuntabel.

B.

Perdagangan dan Transaksi Efek di Pasar Modal Indonesia


1.

Instrumen dalam Perdagangan di Pasar Modal


Instrumen yang diperdagangkan oleh pelaku pasar modal di pasar

modal adalah surat berharga yang dikenal dengan nama Efek. Masing18

Iswi Hariyani dan R. Serfianto, op,cit., Hal. 11

40

masing surat berharga yang diperdagangkan mempunyai karakter yuridis


sendiri-sendiri dan diatur oleh peraturan dan ketentuan yang berbedabeda.19 Munir Fuady mengkategorikan efek-efek yang diperdagangkan di
bursa efek adalah sebagai berikut:20
a. Efek Penyertaan
Efek penyertaan adalah efek yang memberikan hak kepada
pemegang sahamnya untuk ikut serta ke dalam ekuiti suatu
perusahaan, yakni menjadi pemegang saham dari perusahaan
yang bersangkutan. Instrumen yang termasuk efek penyertaan
adalah saham-saham dengan berbagai jenisnya, derivatifnya
seperti bukti right, warran, opsi (put/call), unit pernyataan kontrak
investasi kolektif dan kontrak berjangka atas suatu efek.
b. Efek Hutang
Efek

hutang

adalah

efek

dimana

penerbitnya

(issuer)

mengeluarkan atau menjual surat hutang dengan kewajiban


menebus kembali suatu masa nanti sesuai kesepakatan di antara
para pihak. Hutang tersebut disertai bunga, yang dapat dihitung
secara diskon (discount rate) maupun dihitung dengan bunga
biasa (interest bearing). Penghitungan harga secara diskon
tersebut serting dipraktekkan terhadap efek di pasar modal.

19

Munir Fuady, Pasar Modal Modern : Tinjauan Hukum Buku Kesatu, Cet. 2,
Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2001, hlm. 16
20
Ibid, hlm. 7

41

Instrumen yang termasuk efek atas hutang adalah obligasi,


commercial paper, surat pengakuan hutan dan bukti atas hutang.
c. Efek Konversi
Efek konversi atau semi ekuiti adalah efek yang sebenarnya efek
hutang tetapi kemudian pada saat yang telah ditentukan dapat
menukarkan efek hutang dengan efek penyertaan. Pertukaran ini
dapat diwajibkan maupun atas pilihan pemegang efek yang
bersangkutan, sehingga kemudian dapat disebut sebagai obligasi
konversi.
d. Efek Derivatif
Efek Derivatif adalah efek yang merupakan turunan dari efek
lainnya, dimana nilainya sebagai instrument keuangan didasarkan
pada nilai surat berharga lainnya (underlying securities).
Berdasarkan bentuknya, Mohammad Samsul menjelaskan efek
terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain:21
a.

Saham, yaitu tanda bukti memiliki perusahaan dimana pemiliknya


juga disebut sebagai pemegang saham (shareholder atau
stockholder). Bukti bahwa suatu pihak dapat dianggap sebagai
pemegang saham adalah apabila pihak tersebut sudah tercatat
sebagai pemegang saham dalam Daftar Pemegang Saham.

21

Mohammad Samsul., Op, Cit., hlm. 45

42

Daftar Pemegang Saham diperlihatkan beberapa hari sebelum


Rapat Umum Pemegang Saham diselenggarakan dan dapat
diakses publik. Bukti bahwa suatu pihak adalah pemegang saham
juga dapat dilihat pada halaman belakang lembar saham apakah
namanya sudah tercatat atau belum. Saham sendiri dibagi
menjadi dua macam, yaitu:
1) Saham Preferen, yaitu jenis saham yang memiliki hak
terlebih dahulu untuk menerima laba dan memiliki laba
kumulatif. Hak kumulatif adalah hak untuk mendapatkan
laba yang tidak dibagikan pada suatu tahun yang
mengalami kerugian, tetapi akan dibayar pada tahun
yang mengalami keuntungan.
2) Saham Biasa, yaitu jenis saham yang akan menerima
laba setelah laba bagian saham preferen dibagikan.
Menurut Robbert Ang, saham biasa atau yang biasa
disebut sebagai saham adalah surat berharga sebagai
bukti penyerahan atau pemilikan individu maupun
institusi atas suatu perusahaan. Saham biasa adalah
42nstrument saham yang diperjualbelikan di bursa efek.
b.

Obligasi, yaitu tanda bukti perusahaan yang memiliki hutang


jangka panjang kepada masyarakat, yaitu di atas tiga tahun.

c.

Bukti Right, adalah hak untuk membeli saham pada harga tertentu
dalam jangka waktu tertentu. Harga disini berarti harganya sudah

43

ditetapkan di muka. Sementara jangka waktu tertentu artinya


kurang dari enam bulan sejak diterbitkannya saham tersebut.
d.

Bukti Waran, yaitu hak untuk membeli saham pada harga tertentu
dalam jangka waktu tertentu. Perbedaannya dengan right, jangka
waktu waran lebih lama ketimbang right. Jangka waktu waran
umumnya ditetapkan setelah 6 bulan atau setelah 3 tahun, 5
tahun atau 10 tahun.

e.

Indeks saham adalah angka indeks yang diperdagangkan untuk


tujuan spekulasi dan lindung nilai (hedging). Indeks saham
diperdagangkan

secara

berjangka,

dengan

mekanisme

perdagangan produk ini secara future dan option.


f.

Indeks Obligasi adalah angka indeks yang diperdagangkan untuk


tujuan spekulasi dan lindung nilai (hedging). Indeks obligasi
diperdagangkan

secara

berjangka,

dengan

mekanisme

perdagangan produk ini secara future dan option.

2.

Mekanisme Perdagangan Saham di Pasar Modal


Perdagangan saham yang dilakukan di pasar modal pada dasarnya

berkaitan dengan jenis perjanjian dalam transaksi perdagangan dan objek


yang diperdagangkan. Berkembangnya perdagangan efek di Indonesia
dewasa ini juga tidak lain dipengaruhi sistem terbuka (openbaar system)
yang diimplementasikan oleh asas kebebasan berkontrak sebagaimana
diatur dalam Pasal 1338 Ayat (1) KUH Perdata yang menyatakan bahwa

44

semua perjanjian yang dibuat

secara sah berlaku sebagai Undang-

Undang bagi mereka yang membuatnya. Artinya bahwa suatu perjanjian


yang dibuat secara sah (tidak bertentangan dengan undang-undang) dan
secara langsung telah mengikat kedua belah pihak.22
Secara implisit Pasal 1338 Ayat (1) KUH Perdata menyatakan bahwa
ketika syarat perjanjian telah terpenuhi maka siapapun dapat dengan
leluasa membuat perjanjian apapun dengan siapapun. Syarat sahnya
suatu perjanjian diatur dalam Pasal 1320 KUH Perdata yang menyatakan
bahwa perjanjian sah apabila adanya kesepakatan kedua belah pihak,
kecakapan untuk melakukan perbuatan hukum, adanya obyek yang jelas
dan adanya klausa yang halal. Hal tersebut membuat sifat perjanjian
dalam perdagangan efek bersifat flexible dan mudah untuk berkembang.
Keempat peran tersebut kemudian diwujudkan pasar modal dengan
membagi pasar modal menjadi tiga macam, yaitu pasar perdana, pasar
sekunder dan pasar paralel.23 Pasar perdana merupakan sarana dimana
saham suatu perseroan untuk pertama kalinya ditawarkan di pasar modal
selama waktu tertentu sebelum saham tersebut dicatatkan di bursa. 24
Harga saham pada pasar perdana ditetapkan atas dasar kesepakatan
antara emiten dan penjamin emisi, hanya saja tidak boleh ditawarkan

22

Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata Cetakan 29, Jakarta:Intermasa, 2001, Hal.

139

23

Warkum Sumitro, Asas Asas Perbankan dan Lembaga-Lembaga Terkait, dikutip


dari Adrian Sutedi, Segi-Segi Hukum Pasar Modal, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009, Hal.
21
24
Sumantoro, Aspek-Aspek Hukum dan Potensi Pasar Modal Di Indonesia, Ghalia
Indonesia, Jakarta, 1988, hlm. 27.

45

dibawah harga nominal. Dengan demikian kegiatan pasar modal yang


berkaitan dengan penawaran umum (IPO) berlangsung di pasar perdana
atau pasar primer.
Ciri-ciri penawaran umum di pasar perdana adalah:
a. Harga saham tetap;
b. Tidak dikenakan komisi;
c. Pemesanan dilakukan melalui agen penjual;
d. Jangka waktu terbatas.
Pasar

Sekunder

merupakan

pasar

dimana

pemodal

dapat

melakukan jual beli saham setelah saham tersebut dicatatkan di bursa.


Pasar sekunder adalah titik sentral kegiatan pasar modal karena di pasar
sekunder ini terjadi aktivitas perdagangan yang mempertemukan penjual
dan pembeli efek. Pada pasar sekunder, harga efek ditentukan
berdasarkan harga kurs efek yang terbentuk dari match order-nya
permintaan dan penawaran yang terjadi. Pasar sekunder adalah kegiatan
penjualan dan pembelian efek setelah penjualan pasar perdana
berakhir.25
Ciri-ciri perdagangan efek di pasar sekunder adalah:
a. Harga berfuktuasi sesuai dengan kekuatan pasar;
b. Dibebankan komisi;
c. Untuk pembelian maupun penjualan saham;
25

Warkum Sumitro, Ibid

46

d. Pemesanan dilakukan melalui anggota bursa;


e. Jangka waku tidak terbatas.
Pasar Paralel merupakan bursa efek yang ada. Bagi perusahaan
yang menerbitkan efek yang akan menjual efeknya melalui bursa dapat
dilakukan melalui bursa parallel. Bursa parallel merupakan alternatif bagi
perusahaan yang go public memperjualbelikan efeknya jika dapat
memenuhi syarat yang ditentukan pada bursa efek. Sistem perdagangan
efek dalam pasar paralel merupakan sistem perdagangan efek yang
terorganisir di luar Bursa Efek Indonesia, dengan bentuk pasar sekunder,
diatur dan diselenggarakan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan
Efek-Efek (PPUE), diawasi dan dibina oleh OJK.26
Ditinjau dari segi mekanisme perdagangannya, jenis pasar modal
yang dikembangkan di suatu negara terbagi ke dalam 4 pasar, yang
secara sederhana dijelaskan Mohammad Samsul sebagai berikut:27
a.

Pasar pertama adalah tempat atau sarana bagi perusahaan


untuk pertama kalinya menawarkan saham atau obligasi ke
masyarakat umum. Dikatakan tempat karena secara fisik
masyarakat pembeli dapat bertemu dengan penjamin emisi atau
agen penjual untuk melakukan pemesanan atau membayar
pesanan.

26
27

Ibid
Mohamad Samsul., op.cit., hlm. 46

47

b.

Pasar kedua adalah tempat atau sarana jual-beli efek antar


investor dan harga dibentuk oleh investor melalui perantara efek.
Disini dikatakan tempat karena secara fisik para perantara efek
berada dalam satu gedung di lantai perdagangan seperti BEI.
Disini dikatakan saran karena para perantara efek bisa juga tidak
berada dalam satu gedung, namun berada dalam satu jaringan
sistem perdagangan. Harga di pasar kedua dibentuk oleh
tawaran jual-beli dari para investor tersebut sehingga disebut
order driven market.

c.

Pasar ketiga adalah sarana transaksi jual beli antara market


maker serta investor. Harga suatu efek dibentuk oleh market
maker. Investor dapat memilih market maker yang memberi
harga terbaik. Market maker dibatasi harus berasal dari anggota
bursa. Pasar ketiga disebut juga dealer driven market.

d.

Pasar keempat yaitu sarana transaksi jual beli antara investor


jual dengan investor beli tanpa melalui perantara efek. Transaksi
ini dilakukan melalui electronic communication network asalkan
pelaku memiliki efek dan dana di central custodian dan central
clearing house. Electronic Communication Network
terdaftar sebagai bursa efek.

harus

48

Perdagangan efek di Indonesia sampai saat ini masih mengikuti


mekanisme pasar kedua karena Indonesia belum memiliki pasar ketiga
yang memerlukan pengembangan bursa menjadi Bursa Efek Skala Besar.28
Meskipun perdagangan di pasar modal berada pada ruang ringkup
hukum perdata, transaksi jual beli saham melalui pasar modal pada
dasarnya berbeda dengan transaksi jual beli barang atau jasa menurut
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Karakteristik utama perdagangan
di pasar modal terletak pda poin-poin dibawah ini:
a.

Pada transaksi di pasar modal jual beli tidak dilakukan secara


langsung antara penjual maupun pembeli, melainkan melalui
perantara subjek lain seperti broker atau perantara pedagang
efek. Konsep ini mengakibatkan penjual tidak mengetahui
kondisi pembeli begitu pula sebaliknya. Berbeda dengan
transaksi jual beli barang atau jasa dalam KUH Perdata yang
biasanya para pihak saling mengenal satu sama lain sebelum
melakukan jual beli barang atau jasa;

b.

Penyerahan objek tidak dilakukan dengan membuat akta otentik


dan tidak dilakukan secara fisik, melainkan dengan cara
pemindah bukuan dari rekening efek investor jual ke rekening
efek investor beli. Hal ini terjadi karena saham yang dikeluarkan
oleh emiten telah dititipkan pada KPEI dalam bentuk elektronik.
Ketika transaksi dilakukan, objeknya juga tidak serta merta

28

Ibid

49

berada

pada

penguasaan

pembeli.

Pihak

pembeli

baru

menguasai objek tersebut pada hari ketiga setelah transaksi


(T+3);
c.

Pada tahap penyelesaian transaksi, lembaga yang berperan


dalam penyelesaian transaksi bursa adalah KPEI dan KSEI.
KPEI sebagai kliring penjaminan efek, sedangkan KSEI sebagai
kustodian sentral efek;

d.

Adanya pengawasan transaksi jual beli yang dilakukan oleh


otoritas pasar modal dalam rangka mewujudkan pasar modal
yang teratur wajar dan efisen serta mampu memberikan
perlindungan yang maksimal terhadap investor yang melakukan
transaksi perdagangan di pasar modal. Perlindungan hukum
yang diberikan oleh otoritas bursa tersebut dilakukan untuk
mencegah atau mengurangi risiko-risiko yang dapat timbul
dalam jual beli saham di pasar modal, antara lain risiko
terjadinya gagal serah, risiko penipuan, manipulasi pasar dan
perdagangan orang dalam. Untuk mencegah atau menghindari
risiko gagal serah, Pasal 55 ayat (2) UU PM menyatakan bahwa
KPEI

atau

Lembaga

Kliring

dan

Penjaminan

menjamin

penyelesaian transaksi bursa. Dasar dari penjaminan oleh KPEI


adalah karena transaksi bursa merupakan transaksi yang terkait
dari waktu ke waktu, dimana transaksi yang terjadi sebelumnya
merupakan

dasar

dari

transaksi

berikutnya,

sehingga

50

pembatalan transaksi bursa sebelumnya akan mempengaruhi


transaksi bursa berikutnya.29
Sebelum dapat melakukan transaksi di pasar sekunder, investor
harus menjadi nasabah terlebih dahulu di perusahaan efek atau kantor
broker. Investor dapat menjadi nasabah melalui pembukaan rekening
dengan mengisi dokumen pembukaan rekening. Dokumen pembukaan
rekening harus memuat identitas nasabah lengkap termasuk tujuan
investasi dan keadaan keuangan dan keterangan tentang investasi yang
akan dilakukan.30 Dalam perdagangan saham, jumlah saham yang
diperjual-belikan dilakukan dalam satuan perdagangan yang disebut
dengan lot.31 Di Bursa Efek Indonesia, satu lot artinya 500 saham dan
itulah batas minimal pembelian sahamnya.
Setelah investor resmi terdaftar sebagai nasabah di perusahaan
efek, barulah investor dapat melakukan transaksi melalui Wakil Perantara
Pedagang Efek (broker) yang merupakan anggota bursa efek. Order
dapat diberikan nasabah pada broker secara langsung dimana investor
datang ke kantor broker atau bisa disampaikan melalui sarana
komunikasi, yang nantinya order tersebut akan diteruskan ke floor trader
(petugas bursa yang berada di lantai bursa).32 Floor trader akan
memasukkan (entry) semua order yang diterimanya ke dalam sistem
29

Indonesia, Undang-Undang Pasar Modal, Penjelasan Pasal 55 ayat (2)


BEI,
Mekanisme
Perdagangan,
http://www.idx.co.id/
MainMenu/Education/MekanismePerdagangan/tabid/194/lag/id-ID/language/idID/Default.aspx.> diakses tanggal 20 Oktober 2008 Jam 16.10
31
Ibid
32
Ibid
30

51

komputer JATS (Jakarta Automated Trading System).33 JATS adalah


sistem perdagangan efek yang berlaku di Bursa untuk perdagangan yang
dilakukan secara otomasi (automatic) dengan menggunakan sarana
komputer.
Transaksi bursa terjadi dan mengikat pada saat penawaran jual telah
diperjumpakan dengan permintaan beli oleh JATS. Ketika Anggota bursa
efek memasukkan penawaran jual dan/atau permintaan beli ke JATS, dan
penawaran jual dan/atau permintaan beli tersebut telah diperjumpakan
oleh JATS (matched), maka transaksi tersebut dikatakan sah sebagai
transaksi bursa menurut Peraturan Bursa Efek Nomor II-A Tentang
Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas.
JATS memperjumpakan penawaran jual dengan permintaan beli
secara keseluruhan maupun sebagian berdasarkan price dan time priority.
Berdasarkan Ketentuan VI.9.3 dan VI.9.4 dalam Peraturan Bursa Efek
Nomor II-A Tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas, dijelaskan bahwa
price priority adalah prioritas JATS terhadap harga dalam penawaran jual
dan permintaan beli. Permintaan beli pada harga yang lebih tinggi lebih
diprioritaskan daripada permintaan beli pada harga yang lebih rendah,
sedangkan penawaran jual pada harga yang lebih rendah lebih
diprioritaskan daripada penawaran jual pada harga yang lebih tinggi.
Sama halnya dengan time priority, JATS memberikan prioritas kepada
permintaan beli atau penawaran jual yang lebih dahulu diajukan.
33

Ibid

52

Berbagai macam order yang masuk ke dalam sistem JATS dapat


dipantau dengan baik oleh floor trader atau petugas di kantor broker dan
investor.

Penawaran

jual

dan/atau

permintaan

beli

yang

dapat

dilaksanakan di bursa hanyalah pesanan terbatas (limit order), yaitu


penawaran jual dan/atau permintaan beli yang dilaksanakan oleh anggota
bursa efek sampai dengan batas harga atau parameter yang ditetapkan
investor atau nasabah. Biasanya dalam tahapan ini terdapat komunikasi
antara pihak broker dengan investor agar dapat terpenuhi tujuan order
yang disampaikan investor baik untuk permintaan beli maupun penawaran
jual.
Berdasarkan perintah investor terhadap order sebelumnya, floor
trader dapat melakukan beberapa perubahan order seperti perubahan
harga penawaran dan perubahan lainnya sampai pada saat sebelum
transaksi

bursa

terjadi.34

Dalam

hal

perubahan

yang

dimaksud

mengurangi jumlah efek pada JATS untuk tingkat harga yang sama tidak
mengakibatkan prioritas waktu, sedangkan penambahan jumlah efek
untuk tingkat harga yang sama dapat dilakukan dengan memasukkan
penawaran jual maupun permintaan beli baru ke JATS dan diperlakukan
sama dengan penawaran jual maupun permintaan beli baru.
Setelah semua order bertemu di sistem JATS dan telah sesuai harga
dari masing-masing order serta telah tercatat di sistem JATS, maka
sebuah transaksi dapat dikatakan telah terjadi (done). Done berarti order
34

Ibid

53

beli dan order jual telah bertemu dengan harga yang cocok. Floor trader
kemudian akan memberikan informasi kepada investor bahwa order yang
disampaikan telah terpenuhi, dan kemudian diikuti dengan penyelesaian
transaksi (settlement).35 Pada tahap settlement, dibutuhkan beberapa
proses seperti kliring, pemindahbukuan dan lain-lain hingga akhirnya hakhak investor terpenuhi.
Penyelesaian transaksi bursa dijamin oleh KPEI sesuai dengan
ketentuan Peraturan Bapepam Nomor III-B.6 Tentang Penjaminan
Penyelesaian Transaksi Bursa dan Peraturan KPEI. Penyelesaian
transaksi bursa dilaksanakan di KSEI setelah melalui kliring secara netting
oleh KPEI melalui pemindahbukuan efek dan/atau dana ke rekening efek
anggota bursa. Netting merupakan kegiatan kliring yang menimbulkan hak
dan kewajiban bagi setiap anggota kliring untuk menyerahkan dan/atau
menerima saldo efek tertentu untuk setiap jenis efek yang ditransaksikan
dan untuk menerima atau membayar sejumlah uang untuk seluruh efek
yang ditransaksikan.
Anggota bursa efek dalam melakukan penyerahan efek harus
menyelesaikan kewajibannya dengan cara sebagai berikut:36
VI.12.10.1.

35

Memindahbukukan efek bersifat ekuitas tersebut ke


rekening efek serah yang bersangkutan yang berada pada
KSEI, paling lambat pukul 12.15.00 WIB pada tanggal

Ibid
Republik Indonesia, Keputusan Direksi PT Bursa Efek Nomor : Kep-00071/BEO/112013 Tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas, Jakarta: Bursa Efek, 2013, Ketentuan
VI.12.10
36

54

yang

ditetapkan

Daftar

Hasil

Kliring

(DHK);

VI.12.10.2.

Membuat kesepakatan pinjam meminjam efek bersifat


ekuitas dengan KPEI dan menginformasikan kepada KPEI
bahwa kewajiban anggota bursa efek untuk menyerahkan
efek bersifat ekuitas pada tanggal yang ditetapkan dalam
DHK yang diselesaikan dengan menggunakan efek
bersifat
ekuitas
yang
dipinjam
dari
KPEI;

VI.12.10.3.

Membeli efek bersifat ekuitas tersebut melalui pasar tunai


dimana penyelesaian transaksi bursanya jatuh pada
tanggal yang sama dengan tanggal penyelesaian
kewajiban serah efek bersifat ekuitas tersebut;

VI.12.10.4.

Menyerahkan uang pengganti (Alternate Cash Settlement)


pada tanggal yang ditetapkan dalam DHK sesuai dengan
ketentuan VI.12.12 Peraturan ini; atau

VI.12.10.5.

Mengkombinasikan sebagian atau seluruh metode dari


ketentuan
VI.12.10.1
sampai
dengan
ketentuan
VI.12.10.4. Peraturan ini.

Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud diatas tidak dilaksanakan


oleh anggota bursa efek, maka anggota bursa efek tersebut wajib untuk
menyelesaikan kewajibannya dengan alternate cash settlement yang
besarannya ditetapkan sebesar 125% (seratus dua puluh lima perseratus)
dari harga tertinggi atas efek bersifat ekuitas yang sama, yang terjadi di
pasar regular dan pasar tunai yang penyelesaiannya jatuh tempo pada
tanggal yang sama dan pasar regular pada sesi I pada hari penyelesaian
transaksi yang jatuh temponya sebagaimana dimaksud dalam peraturan
ini.

55

Gambaran

umum

mekanisme

perdagangan

pasar

modal

di

Indonesia seperti pada gambar di bawah ini:37

Tabel A.2 Mekanisme Perdagangan JATS


Beragamnya perdagangan saham di pasar modal tentunya membuat
nilai harga saham pada harga pembukaan dan penutupan berbeda. Harga
pembukaan dan harga penutupan terbentuk berdasarkan akumulasi
jumlah penawaran jual dan permintaan beli terbanyak untuk saham yang
sama yang dapat diperjumpakan pada satu harga tertentu. Jika harga
penutupan tidak terbentuk maka harga penutupan ditetapkan berdasarkan
harga dari transaksi bursa yang terakhir kali terjadi.38 Semakin banyak

37

Proses Pelaksanaan Perdagangan di Bursa,


http://www.idx.co.id/Portals/0/BEJGambarForKontenStatik/DAG-INA%20Floor.jpg, diunduh pada
tanggal 22 Oktober 2014
38
Ketentuan VI.10.5, Ibid

56

permintaan beli, maka semakin tinggi pula harga saham, begitu pula
semakin banyak penawaran jual maka harga saham akan semakin
rendah39, sehingga perubahan harga penutupan dan pembukaan akan
tergantung dengan banyaknya permintaan beli dan/atau penawaran jual.
Di BEI, proses penyelesaian transaksi berlangsung selama 3 hari
bursa. Artinya jika melakukan penyelesaian transaksi hari ini (T =
Transaction), maka hak-hak investor akan dipenuhi selama tiga hari bursa
berikutnya, atau dikenal dengan istiliah T+3.40 Berbeda dengan transaksi
bursa di pasar tunai yang diselesaikan pada hari bursa yang sama dengan
terjadinya transaksi bursa (T+0)
Dengan adanya mekanisme settlement seperti ini di pasar modal
(Transaksi + 3), investor yang berinvestasi jangka pendek di pasar modal
dapat meminjam saham kepada anggota bursa untuk ditransaksikan
dengan catatan dalam jangka waktu sebelum 3 hari setelah dilakukan
transaksi, investor tersebut harus mencari saham yang sama dan
mengembalikannya pada pihak peminjam setelah sebelumnya membayar
upah (fee) sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pinjam-meminjam
saham untuk ditransaksikan ini yang kemudian melahirkan transaksi short
selling di pasar modal.

39

Nugroho, Bhuono Agung, Surono, Pengaruh Laba Akuntansi dan Rasio


Profitabilitas Perusahaan Publik Terhadap Harga Saham di Bursa Efek Jakarta,
Semarang: Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, 2001, hlm. 32
40
Op. Cit., Ketentuan VI.12.3, Ibid

57

Hubungan Hukum Pihak Pihak Terkait di Pasar Modal

C.

Pasar Modal memiliki hubungan hukum dengan pihak-pihak yang


cukup banyak dibandingkan lembaga keuangan lainnya. Keterlibatan para
pelaku pasar modal dalam kegiatan pasar modal bersifat terus menerus, dan
merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam keberlangsungan
hidup

pihak-pihak

perusahaan

go

terkait.

public

Pihak-Pihak

(emiten),

tersebut

pemodal

diantaranya

(investor),

penjamin

adalah
emisi

(underwriter), Bursa Efek, Perusahaan Efek, KPEI dan KSEI, Lembaga Profesi
dan Lembaga Penunjang di pasar modal serta lembaga pengawas serta
pengatur (Bapepam sekarang OJK).
Uraian berikut akan menjelaskan pengertian dan hubungan hukum dari
pihak pihak terkait di pasar modal.
1. Perusahaan go public (emiten)
Emiten

adalah

pihak

yang

melakukan

emisi efek,

melakukan

penawaran umum (go public) yang merupakan sebuah kegiatan penawaran


efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat
berdasarkan tata cara yang diatur dalam UU PM dan peraturan
pelaksananya.41 Kegiatan penawaran umum dilakukan emiten dengan
bantuan perusahaan efek sebagai penjamin emisi efeknya. Emiten dapat
disebut sebagai produsen efek karena efek yang terdapat pada bursa efek
41

58

pada dasarnya adalah efek yang dikeluarkan dari emiten, baik efek yang
bersifat ekuitas, maupun bersifat utang seperti obligasi.
Emiten atau perusahaan publik adalah perseroan yang sahamnya telah
dimiliki sekurang-kurangnya oeh 300 pemegang saham dan memiliki modal
disetor sekurang-kurangnya tiga miliar rupiah atau suatu jumlah pemegang
saham dan modal disetor yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah,
hal mana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka (22) UU PM.
Artinya, jika saham emiten telah dimiliki oleh publik lebih dari 300
pemegang saham dan telah memiliki modal disetor lebih dari tiga miliar
rupiah, maka dapat dikatakan sebuah perusahaan tersebut telah menjadi
perusahaan publik.42
Setelah suatu perusahaan tertutup berubah menjadi perusahaan publik,
maka kewajibannya juga tentu berubah pula. Apabila sebelumnya hanya
tunduk pada UU PT, setelah melakukan proses IPO maka perusahaan
tersebut juga tunduk pada UU PM. Emiten berhubungan dengan hampir
semua pihak di pasar modal, hal itu dikarenakan segala macam
perdagangan efek yang terjadi di pasar modal berkaitan dengan efek yang
dikeluarkan oleh perusahaan publik atau emiten.
2. Pemodal (investor)

42

Iswi Hariyani dan R. Serfianto D.P., Op. Cit, hlm. 156

59

Investor pada umumnya adalah individu atau organisasi yang


membelanjakan uangnya di pasar modal.43 Para investor yang masuk dan
berinvestasi di pasar modal berasal dari berbagai kalangan masyarakat
dengan tujuan yang berbeda-beda. Apabila ditinjau dari tujuan mereka
menjadi investor, maka dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut:44
a. Kelompok yang bertujuan mendapatkan dividen
b. Kelompok dengan tujuan berdagang
c. Kelompok yang berkepentingan dalam pemilikan perusahaan
d. Kelompok spekulator
Investor dalam melakukan transaksi efek di Bursa Efek Indonesia harus
membuka rekening efek di salah satu perusahaan efek yang telah terdaftar
sebagai anggota bursa. Investor dapat melakukan transaksi jual beli setelah
pihak tersebut disetujui menjadi nasabah di perusahaan efek. Setiap
perusahaan efek mewajibkan kepada nasabahnya untuk mendepositokan
sejumlah dana dengan nominal tertentu sebagai jaminan bahwa nasabah
tersebut layak melakukan jual beli saham.45 Jumlah deposit yang
diwajibkan bervariasi, ada yang mewajibkan untuk mendepositokan
sejumlah Rp. 15.000.000 ada juga yang mewajibkan lebih sedikit dan lebih
besar.

43

Sawidji Widioatmodjo, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta :


Ghalia Indonesia, 2009, hlm. 37
44
M. Irsan Nasarudin, Op,Cit, hlm. 167
45
BEI, Mekanisme Perdagangan, Op. Cit

60

Order (pesanan) investor untuk melakukan transaksi efek untuk harga


tertentu dapat disampaikan kepada perusahaan efek melalui dealer.46
Order tersebut akan diteliti oleh perusahaan efek yang kemudian akan
disampaikan kepada pialang di bursa efek untuk dilaksanakan.47 Investor
harus menyebutkan jumlah efek yang akan dibeli atau dijual serta
menyebutkan harga yang diinginkan secara jelas pada perusahaan efek,
agar kekeliruan dalam melakukan penawaran dan permintaan tidak terjadi.
Order beli maupun jual investor yang diteruskan perusahaan efek ke
bursa efek akan bertemu apabila terjadi pertemuan antar order tersebut.
Suatu transaksi akan dikatakan sah apabila antar order tersebut bertemu
dan match di floor trader (tempat bertemunya permintaan dan penawaran).
Order dari nasabah perusahaan efek dapat dikategorikan ke dalam 3 jenis,
yakni:48
a. Market Order, yaitu pesanan yang terjadi pada harga pasar dan
dilaksanakan pada saat permintaan dan penawaran yang terbaik
pada waktu itu.
b. Limit Order, yaitu pesanan bersifat terbatas yang dilakukan
menurut batas harga yang ditetapkan
c. Discretionary order, yaitu pesanan sebaik mungkin yang dapat
dilakukan broker dan merupakan yang terbaik bagi investor.

46

Ibid, hlm. 135


Ibid
48
Vonny Dwiyanti, Panduan Praktis Bermain Saham, Yogyakarta : Atma Media Press,
2010, hlm. 44
47

61

Ilustrasi sederhana investor dalam melakukan transaksi jual beli dapat


dipahami dengan contoh berikut. Sebut saja ada investor A yang berminat
membeli saham PT ABC sebanyak 1 lot (500 saham) pada harga Rp 500,-.
Investor A akan menghubungi broker dan menyampaikan hal tersebut.
Setelah pesanan tersebut diproses oleh perusahaan efek, maka akan
disampaikan

kepada

broker

di

lantai

bursa

(floor

trader)

untuk

dilaksanakan. Di sisi lain terdapat investor B yang memiliki pesanan yang


sama dengan investor A dengan minat harga yang berbeda, sebut saja
investor B memesan 1 lot dengan harga Rp. 600,-. Pesanan beli dari para
investor tersebut kemudian akan bertemu di lantai bursa dan floor trader
akan menemukan kecocokan transaksi dari order beli atau order jual,
apakah itu investor A atau investor B yang didasari kriteria prioritas harga
dan prioritas waktu.
Prioritas harga adalah investor yang memasukan order harga paling
tinggi akan diprioritaskan untuk dapat bertemu dengan investor manapun
yang memasukan order harga jual yang paling rendah. Sedangkan prioritas
waktu adalah investor manapun yang memasukan order beli atau jual
terlebih dahulu maka akan mendapatkan prioritas pertama untuk dicocokan
oleh sistem.
Kembali dalam contoh diatas, maka investor B tidak selalu akan
diprioritaskan dibandingkan investor A hanya karena pesanan harganya
lebih tinggi. Sistem juga menentukan prioritas waktu oleh karena itu
investor harus selalu update terhadap segala informasi yang ada dalam

62

bursa agar dapat menentukan harga yang cocok dan waktu yang tepat
untuk berinvestasi.
3. Bursa Efek Indonesia
Gambaran mengenai bursa efek adalah sebuah gedung tempat
perusahaan efek melakukan transaksi jual beli efek. Sementara tempat
berkumpulnya para perusahaan efek di gendung tersebut dikenal dengan
istilah trading floor (lantai perdagangan).49 Bursa Efek dalam perdagangan
pasar modal merupakan wadah utama yang berhubungan dengan semua
pihak-pihak terkait. Perusahaan efek yang ingin berdagangan di pasar
modal harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan pihak bursa efek
untuk mendapatkan Surat Persetujuan Anggota Bursa (SPAB) dan Surat
Persetujuan Wakil Perantara Pedagang Efek (SPWPPE)50.
Persyaratan-persyaratan itu antara lain: (a) harus memiliki 1 saham
bursa efek, (b) memiliki organisasi formal seperti susunan direksi dan
komisaris, (c) direksi dan komisaris memenuhi persyaratan bursa dan (d)
memiliki Wakil Perantara Pedagang Efek yang memenuhi persyaratan
bursa.51 Apabila perusahaan efek telah memenuhi persyaratan tersebut,
pihak bursa akan mengeluarkan Surat Persetujuan Anggota Bursa (SPAB),
dan seterusnya istilah yang digunakan untuk perusahaan efek yang
berdagang di bursa adalah Anggota Bursa (AB), sehingga dalam hal ini

49

Mohammad Samsul, Op. Cit., hlm.59


Ibid
51
Ibid
50

63

anggota bursa pada dasarnya adalah cerminan dari perusahan efek.


Semua kegiatan perdagangan yang dilakukan di bursa efek.. Semua
kegiatan perdagangan dilakukan oleh WPPE (Wakil Perantara Pedagang
Efek) atau disebut dengan broker efek.52 Begitu pula hubungan bursa efek
dengan KPEI dan KSEI. setiap transaksi jual beli saham yang dilakukan
anggota bursa haruslah diketahui KPEI dan KSEI karena keduanya
merupakan tempat pembayaran (KPEI) dan tempat penyimpanan efek
(KSEI). 53
4. Perusahaan Efek
Perusahaan efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha
sebagai penjamin emisi efek, perantara perdagangan efek dan/ atau
manajer investasi. Sebagai perseroang, saham dari perusahaan efek telah
dimiliki sekurang-kurangnya oleh tiga ratus pemegang saham dan memiliki
modal disetor sekurang-kurangnya Rp 300 juta atau suatu jumlah
pemegang saham dan modal disetor yang ditetapkan dengan peraturan
pemerintah sesuai Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995, Bab1, Pasal 2.
Pihak yang dapat melakukan kegiatan usaha sebagai perusahaan efek
adalah perseroan yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam.
Dengan izin tersebut, perusahaan efek dapat melakukan kegiatan sebagai
penjamin emisi efek, perantara pedagang efek atau manajer investasi.

52
53

Ibid
Ibid

64

Ketiga perusahaan inilah yang dikenal sebagai perusahaan-perusahaan


efek.54
Adapun kegiatan perusahaan efek hanya untuk yang bersifat utang
yang jatuh temponya tidak lebih dari satu tahun, sertifikat deposito, polis
asuransi, efek yang diterbitkan atau dijamin pemerintah Indonesia atau efek
lain yang ditetapkan oleh Bapepam.55 Pihak yang dapat melakukan
kegiatan sebagai wakil penjamin efek, wakil perantara pedagang efek atau
wakil manajer investasi hanyalah orang perseorangan yang telah
memperoleh izin dari Bapepam dan mereka dilarang bekerja pada lebih dari
satu perusahaan efek.56
Untuk dapat melindungi kepentingan nasabah, UU PM Pasal 35
mengatur

perilaku

perusahaan

efek

dan

kewajiban-kewajibannya.

Beberapa perilaku yang dilarang oleh UU PM diatas antara lain:


a.
b.
c.

d.

e.

54

Menggunakan pengaruh atau mengadakan tekanan yang


bertentangan dengan kepentingan nasabah;
Menggunakan nama atas kegiatan nasabah kecil diberi instruksi
tertulis oleh nasabah;
Mengemukakan secara tidak benar atau tidak mengemukakkan
fakta yang material kepada nasabah mengenai kemampuan
usaha atau keadaan keuangan;
Merekomendasikan kepada nasabah untuk membeli atau menjual
efek tanpa memberitahukan adanya kepentingan perusahaan efek
dan penasihat investasi dalam efek tersebut; atau
Membeli atau memiliki efek untuk rekening perusahaan efek itu
sendiri atau untuk rekening pihak terafliasi jika terdapat kelebihan
permintaan beli dalam penawaran umum dalam hal perusahaan
efek tersebut bertindak sebagai penjamin emisi efek atau agen

Budi Untung, Op, Cit., hlm.100


Ibid
56
Ibid
55

65

penjualan kecuali pesanan pihak yang tidak terafliasi telah


terpenuhi seluruhnya
UU PM mengenal tiga jenis perusahaan efek, yakni penjamin emisi
efek, perantara pedagang efek dan manajer investasi. Penjamin emisi efek
adalah setiap perusahaan yang menjual efek (saham atau obligasi) yang
pada dasarnya menginginkan penerimaan dana dari hasi penjualan itu
dalam waktu yang telah ditentukan sesuai dengan jumlah tertentu.57
Penjamin emisi melakukan kegiatan meliputi; (i) membantu emiten dalam
rangka

mempersiapkan

pernyataan

pendaftaran

berikut

dokumen

pendukungnya, (ii) memberikan konsultasi di bidang keuangan seperti


jumlah dan jenis efek yang akan diterbitkan, bursa yang akan dipilih untuk
mencatat saham, jadwal emisi, penunjukan lembaga penunjang lain,
metode pendistribusian efek dan sebagai-nya, (iii) melakukan penjaminan
terhadap efek yang diemisikan, (iv) melakukan evaluasi terhadap kondisi
keuangan perusahaan antara lain keuangan, manajemen, pemasaran,
produksi berikut prospeknya, (v) menentukan harga saham bersama
dengan emiten dan (iv) sebagai pembentuk pasar (market maker) di bursa
paralel.58
Lain halnya dengan perantara pedagang efek. Perantara pedagang
efek atau yang biasa disebut pialang atau broker adalah mereka yang
diperkenankan masuk ke lantai bursa. Contoh mudahnya adalah apabila
pemodal ingin membeli saham PT Bukaka Teknik Utama sebanyak 1000

57
58

Budi Untung, Op, Cit., hlm. 102


Ibid

66

saham dengan harga Rp 4.000 per saham, maka ia cukup memberitahukan


kepada pialang melalui komputer yang online dengan komputer pialang
atau broker.59 Dalam hal ini, pialang diperkenankan untuk membeli
dan/atau menjual di luar harga yang dipesan oleh pemodal asalkan lebih
menguntungkan kepentingan pemodal.60
Manajeri investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola
efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk
sekelompok nasabah, termasuk mengelola dana dari reksadana.61 Manajer
investasi adalah bagian dari kegiatan perusahaan efek yang dapat
dilaksanakan secara terpisah maupun bersama-sama dengan kegiatan
lainnya yaitu penjamin emisi dan perantara pedagang efek. Peranan
manajer investasi sangat penting terutama di dalam mengelola serta
mengsponsori tumbuhnya reksandana di pasar modal Indonesia dan
merupakan perusahaan efek yang memberikan jasa pengelolaan portofolio
efek nasabahnya dengan memperoleh imbalan dihitung berdasarkan
persentase tertentu dari nilai dana yang dikelolanya.62
5. Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan Kustodian Sentral
Efek Indonesia (KSEI)
KPEI atau PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia didirikan berdasarkan
UU PM untuk menyediakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian
59

Budi Untung, Op, Cit., hlm. 116-117


Ibid
61
Budi Untung, Op, Cit., hlm. 121
62
Budi Untung, Op, Cit., hlm. 102
60

67

transaksi bursa yang teratur wajar dan efisien. KPEI sebagai mitra
pengimbang

(Central

Counter

Party)

dalam

kegiatan

kliring

dan

penyelesaian transaksi perusahaan efek (anggota bursa) berkewajiban


untuk menerapkan proses automatic proses kliring dan penyelesaian
transaksi dengan menggunakan e-CLEARS (Electronic Clearing System).63
Proses kliring adalah suatu proses penentuan hak dan kewajiban
Anggota Kliring (AK) yang timbul dari suatu transaksi efek. Tujuannya
adalah agar masing-masing AK mengetahui hak dan kewajiban atas efek
maupun uang yang harus diselesaikan pada tanggal penyelesaian bursa.64
Kegiatan

kliring

meliputi

validasi

transaksi

bursa,

netting,

novasi,

positioning, hingga proses reporting melalui sistem e-CLEARS.65


Selain itu, KPEI mempunyai jasa pelayanan penjaminan dan jasa
pinjam meminjam efek. Jasa penjaminan adalah jasa untuk memberikan
kepastian dipenuhinya hak dan kewajiban AK yang timbul dari transaksi
bursa yang bertujuan untuk memberi kepastian terselenggaranya transaksi
bursa bagi AK yang sudah memenuhi kewajibannya.66 Jasa penjaminan
penyelesaian transaksi bursa dijalankan KPEI melalui sistem E-Clears dan
sistem ARMS (Automated Risk Monitoring System). Jasa pinjam meminjam
efek disediakan KPEI untuk membantu AK dalam memenuhi kebutuhan
efek sementara untuk menghindari terjadinya kegagalan penyelesaian
63

Tim Studi Bapepam-LK, Perkembangan Kebijakan Settlement And Clearing Efek Di


Pasar Modal Indonesia, Jakarta : Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2009, hlm.
5
64
Ibid
65
Idem
66
Idem

68

transaksi bursa. Anggota Kliring dan Bank Kustodian yang berminat dapat
mendaftar untuk menjadi Lender/Borrower dalam mekanisme PME KPEI.67
Bersama-sama dengan KPEI dalam melaksanakan kegiatan bursa efek
di Indonesia, Kustodian Sentral Efek Indonesia atau KSEI bertugas untuk
mengamankan

proses

pemindahbukuan

efek

serta

menyelesaikan

penyerahan efek.68 Kustodian adalah pihak yang memberikan jasa


penitipan efek (termasuk penitipan kolektif) dan harta lain yang berkaitan
dengan efek serta jasa lain termasuk menerima dividen, bunga dan hak-hak
lain, menyelesaikan transaksi efek dan mewakili pemegang rekening yang
menjadi nasabahnya. Efek yang terdapat pada lembaga penyimpanan dan
penyelesaian akan dicatat dalam buku pemegang efek emiten atas nama
PT KSEI sebagaimana diatur dalam Pasal 56 ayat (1) UU PM yang
menyatakan demikian:
Efek dalam penitipan kolektif pada lembaga penyimpanan dan
penyelesaian dicatat dalam buku daftar pemegang efek emiten atas
nama lembaga penyimpanan dan penyelesaian untuk kepentingan
pemegang rekening pada lembaga penyimpanan dan penyelesaian
yang bersangkutan
Setiap bentuk transaksi efek yang terjadi di bursa dilakukan dengan
cara pemindahbukuan antar rekening efek yang tercatat pada lembaga
penyimpanan dan penyelesaian KSEI. Dengan demikian KSEI sebagai
lembaga penyimpanan dan penyelesaian akan mempunyai rekeningrekening

67
68

efek

dari

perusahaan

efek

sebagai

Ibid
Iswi Hariyani dan Serfianto D.P., Op. Cit, hlm. 53

perusahaan

yang

69

menyelenggarakan kegiatan perdagangan efek dan bank kustodian sebagai


lembaga yang memberikan jasa penitipan efek.
Kegiatan

penitipan

kolektif

pada

69

lembaga

penyimpanan

dan

penyelesaian terdiri atas dua macam kepemilikan, yaitu kepemilikan


manfaat (beneficial ownership) dan kepemilikan terdaftar (registered
ownership). Kepemilikan terdaftar adalah hak pemegang efek terhadap
emiten berkaitan dengan efek yang terdaftar dalam Daftar Pemegang
Saham Emiten (DPS Emiten) dan yang berkedudukan sebagai registered
ownership dalam penitipan kolektif adalah lembaga penyimpanan dan
penyelesaian atau KSEI untuk kepentingan rekening di LPP.
Kepemilikan manfaat adlaah hak pemegang rekening efek atas manfaat
tertentu berkaitan dengan efek dalam penitipan kolektif yang didasarkan
pada kontrak rekening efek antara pemegang rekening dengan kustodian.
Kepemilikan dalam beneficial ownership ini adalah investor atau nasabah
pada perusahaan efek dan bank kustodian. Hak-hak yang terdapat dalam
kepemilikan manfaat atas efek dalam penitipan kolektif yaitu ha katas
pembagian dividen, saham bonus, hak atas pembayaran bunga/ pokok
obligasi, hak pre-emtive rights serta hak untuk hadir dan memberikan suara
dalam RUPS/RUPO dan hak-hak lainnya yang berkaitan dengan efek.70
KSEI juga berkewajiban untuk membuat fasilitas Single Investor
Identification (SID) bagi nasabahnya agar nasabahnya dapat secara
69
70

Widjaja, hlm. 170


Pasal 1 huruf b dan Pasal 2 huruf c Peraturan Bapepam No. IV.A.3

70

langsung memonitor mutasi saldo efek dan/atau dana yang disimpan pada
Sub Rekening Efek atas nama nasabahnya tersebut sebagaimana
dimaksud dalam Peraturan Nomor III.C.7 Tentang Sub Rekening Efek Pada
Lembaga

Penyimpanan

dan

Penyelesaian.

Peluncuran fasilitas

ini

merupakan salah satu upaya pasar modal dalam rangka memberikan


perlindungan

investor

dalam

berinvestasi

di

pasar

modal

melalui

keterbukaan informasi atas portofolio investasinya yang disimpan di KSEI.


6. Lembaga Profesi
Dalam proses Initial Public Offering (IPO), penjamin emisi (underwriter)
bekerja sama dengan lembaga profesi seperti akuntan publik, notaris,
konsultan hukum dan perusahaan penilai yang tugas-tugasnya adalah
sebagai berikut:71
a. Akuntan publik bertanggung jawab memberikan opini setelah
mengaduit laporan keuangan perusahaan dan memberikan
comfort letter. Akuntan publik bertanggung jawab terhadap
kewajaran laporan keuangan yang disusun berdasarkan prinsip
akuntansi yang berlaku umum serta peraturan Bapepam sesuai
dengan Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI).
b. Notaris bertanggung jawab terhadap anggaran dasar perusahaan
yang harus disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku di pasar
modal.

71

Mohamad Samsul, Op, Cit., hlm. 60

71

c. Konsultan hukum bertanggung jawab memberikan opini hukum


tentang keabsahan aktiva perusahaan yang sudah diatasnamakan
perusahaan dan membuka perjanjian-perjanjian dengan pihak
ketiga yang mengikat ektiva perusahaan yaitu perjanjian yang
menimbulkan hak dan kewajiban perusahaan.
d. Perusahaan penilai bertanggung jawab atas kebenaran nilai saat
ini aktiva perusahaan berdasarkan metode penilaian yang secara
umum dapat diterima. Penilaian aktiva ini sangat penting karena
nilai aktiva perusahaan yang tertera dalam laporan keuangan
yang diaudit pada umumnya sangat rendah akibat menganut
prinsip harga perolehan yang sudah pasti tidak cocok dengan
harga sekarang.
7. Lembaga Penunjang
Proses IPO juga melibatkan lembaga penunjang dengan tugas sebagai
berikut :72
a. Biro

Administrasi

Efek

adalah

pihak

yang

bertugas

mengadministrasikan pemesanan saham, mengadiministrasikan


kepemilikan

saham

dan

mengadministrasikan

pembayaran

dividen.
b. Kustodian

adalah

penyimpanan

pihak

harta/efek,

yang

bertugas

memberi

mengadiministrasikan

jasa

penerimaan

dividen, bunga dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi efek


72

Ibid

72

dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.


Kustodian

yang

menyelenggarakan

kegiatan

penitipan

bertanggung jawab untuk menyimpan efek milik pemegang


rekening dan memenuhi kewajiban lainsesuai dengan kontrak
antara kustodian dengan pemegang rekening tersebut.73
c. Wali amanat adalah pihak yang bertugas mewakili kepentingan
pemegang efek yang bersifat utang. Lembaga ini dipercaya untuk
mewakili kepentingan seluruh pemegang obligasi atau sekuritas
kredit. Peranan wali amanat diperlukan dalam emisi obligasi.
8. Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Otoritas Jasa Keuangan atau OJK adalah lembaga independen
pengawas perbankan dan lembaga pengawasan jasa keuangan seperti
pasar modal, reksadana, perusahaan pembiayaan dana pension dan
asuransi. Fungsi pengaturan dan pengawasan di pasar modal yang
sebelumnya dibawahi oleh BAPEPAM-LK kemudian dialihkan pada OJK
sesuai dengan Pasal 55 ayat (1) Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011
Tentang Otoritas Jasa Keuangan yang berisikan tentang:
Sejak tanggal 31 Desember 2012, fungsi, tugas, dan wewenang
pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar
Modal, Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan
Lembaga Jasa Keuangan Lainnya beralih dari Menteri Keuangan dan
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ke Otoritas
Jasa Keuangan.

73

Budi Untung, Op, Cit., hlm. 81

73

Dengan lahirnya UU OJK, wewenang pengaturan dan pengawasan


seluruh kegiatan jasa keuangan kini dipegang oleh OJK.

OJK

yang

memiliki tugas pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan pasar modal


di Indonesia74, diberi wewenang khusus untuk mengatur dan mengawasi
kegiatan bursa efek di pasar modal. Sebagai bentuk pengaturan yang
dimiliki OJK, OJK berwenang untuk menetapkan peraturan dan keputusan
OJK serta menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi
sesuai dengan ketentuan peratuan perundang-undangan di sektor jasa
keuangan.
Sebagai

bentuk

pengawasan,

OJK

memiliki

wewenang

untuk

melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan konsumen


dan tindakan lain terhadap lembaga jasa keuangan, pelaku, dan/atau
penunjang kegiatan jasa

keuangan

sebagaimana

dimaksud

dalam

peraturan perundangan di sektor jasa keuangan, serta dapat menetapkan


sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan pelanggaran terhadap
peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.75

74
75

Pasal 6 Undang Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan
Ibid, Pasal 8 , 9

Anda mungkin juga menyukai