Dosen Pengampu:
Hanna Pertiwi, Ssy.,ME
Disusun oleh:
Tara Sonia
NIM 1730104214
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah yang
tidak sedikit. Dalam pelaksanaannya diarahkan untuk berlandaskan kepada
kemampuan sendiri, disamping memanfaatkan dari sumber lainnya sebagai
pendukung. Sumber pendukung tersebut tidak selamanya dapat diandalkan untuk
pembangunan. Oleh sebab itu, perlu ada usaha yang sungguh-sungguh untuk
mengarahkan dana investasi yang bersumber dari dalam, yaitu tabungan
masyarakat, tabungan pemerintah, dan penerimaan devisa.
Untuk mengatasi kelangkaan dana tersebut, banyak negara yang sedang
berkembang terlibat dengan pinjaman luar negeri. Meskipun disadari tabungan
masyarakat di negara berkembang masih rendah dibanding dengan negara-negara
maju, tetapi yang paling penting dalam era pembangunan ini adalah
mengusahakan efektifitas pengerahan tabungan masyarakat itu kepada sektor-
sektor yang produktif.
Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana efektif untuk mempercepat
pembangunan suatu negara. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal
merupakan sarana yang dapat menggalang pengerahan dana jangka panjang dari
masyarakat untuk disalurkan ke sektor-sektor produktif. Apabila pengarahan dana
masyarakat melalui lembaga-lembaga keuangan maupun pasar modal sudah
berjalan dengan baik, maka dana pembangunan yang bersumber dari luar negeri
makin lama makin dikurangi. Dikarenakan aktivitas pasar modal yang merupakan
salah satu potensi perekonomian nasional yang memiliki peranan penting dalam
menumbuh kembangkan perekonomian suatu negara. Dan hal tersebut akan
dibahas lebih lanjut pada pembahasan mengenai pasar modal didalam makalah
ini.
2
PEMBAHASAN
1
Prof. Drs. H. Abdul Manan, S.H.,S.IP.,M.Hum.,Hukum Ekonomi Syariah Dalam Perspektif Kewenangan
Peradilan Agama, (Jakarta: Kencana, 2016), hlm 168
2
Efendy Kurniawan, 1 BAB I PENDAHULUAN, eprints.ums.ac.id, diakses pada tanggal 22 Januari 2021
3
Prof. Drs. H. Abdul Manan, S.H.,S.IP.,M.Hum., Op.cit, hlm 169
3
dan jasa. Harga saham pada pasar perdana adalah tetap, pihak yang
berwenang adalah penjamin emisi dan pialang.
3. Bursa Paralel
Bursa paralel adalah suatu sistem perdagangan efek yang terorganisasi di
luar Bursa Efek Jakarta, bentuk pasar sekunder, diatur dan diselenggarakan
dengan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE), diawasi
dan dibina oleh Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam). Pada bursa
paralel, produser pasar perdananya sama. Pendaftaran emisi diajukan kepada
ketua Bapepam melalui penjamin emisi. Setelah mendapat surat izin emisi
saham dari ketua Bappam, baru saham tersebut ditawarkan kepada
masyarakat. Setelah ditawrkan di pasar perdana, baru saham yang
bersangkutan diperdagangkan di bursa paralel.5
4
M. Nur Rianto Al-Arif, Lembaga Keuangan Syariah Suatu Kajian Teoritis Praktis, (Bandung: Pustaka
Setia Bandung, 2013) hlm 56
5
Prof. Drs. H. Abdul Manan, S.H.,S.IP.,M.Hum.,Hukum Ekonomi Syariah Dalam Perspektif Kewenangan
Peradilan Agama, (Jakarta: Kencana, 2016), hlm 171-172
4
Ada beberapa manfaat pasar modal yang dirasakan oleh negara yaitu
sebagai berikut:
1) Salah satu sumber pendapatan negara
Manfaat pasar modal bagi negara yang pertama adalah sebagai salah
satu sumber pendapatan negara. Pendapatan negara yang didapat dari
pasar modal ialah berupa pajak. Setiap pajak yang dikenakan dalam
transaksi di pasar modal bisa masuk kas negara dan dicatat sebagai
pemasukan.
2) Membantu menjalankan roda perekonomian
Dengan bertumbuhnya investor yang membeli saham perusahaan
yang terdaftar di pasar modal maka perusahaan tersebut memiliki
pendapatan untuk mengekspansi bisnisnya lebih luas lagi. Semakin
tumbuh besar perusahaan-perusahaan di dalam berbanding lurus dengan
kemajuan ekonomi negara. Selain itu, apabila perusahaan semakin besar
bisnisnya dan semakin banyak jumlahnya maka tenaga kerja yang
dibutuhkan juga semakin meningkat yang artinya membuka lapangan
pekerjaan bagi masyarakat.
3) Menarik investor ke dalam negeri
Manfaat berikutnya bagi negara adalah bisa menarik investor asing
untuk berinvestasi di dalam negeri. Jika pasar modal dikelola dengan
baik, maka investor asing akan tertarik untuk menanamkan modalnya di
Indonesia. Dengan adanya investor asing, perusahaan bisa
mengembangkan bisnis menjadi lebih luas lagi. Seperti yang disinggung
sebelumnya, perusahaan-perusahaan yang semakin tumbuh besar
berjalan beriringan dengan kemajuan ekonomi suatu negara.6
6
Purba. Victor. 2000. Perkembangan dan Struktur Pasar Modal Indonesia Menuju Era AFTA 2003. Jakarta:
Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia
5
dividen dari investasi di pasar modal dalam bentuk saham. Apabila
saham yang kita investasikan nilainya terus meningkat di pasar modal,
akan menjadi keuntungan yang sangat besar.
2) Menambah alternatif investasi
Manfaat pasar modal bagi masyarakat adalah menambah alternatif
berinvestasi. Jika yang dilakukan di bidang properti seperti tanah
ataupun rumah pada umumnya membutuhkan modal yang besar, kini
masyarakat juga bisa berinvestasi di pasar modal tanpa modal yang
besar. Contohnya, di investasi reksa dana, calon investor bisa
berinvestasi hanya dengan modal awal dibawah Rp. 500.000. Begitu
juga dengan investasi disektor saham.7
2. Obligasi
Obligasi adalah surat utang yang dikeluarkan oleh emiten (bisa berupa
badan hukum atau perusahaan, bisa juga dari pemerintah) yang memerlukan
dana untuk kebutuhan operasional maupun ekspansi dalam memajukan
investasi yang mereka laksanakan.9 Obligasi merupakan sekuritas
berpendapatan tetap (fixed income securities) yang diterbitkan berhubungan
dengan perjanjian utang. Sebagai sekuritas berpenghasilan tetap. Obligasi
mempunyai karakteristik yaitu:
7
Sumber www.cimbniaga.co.id, diakses pada tanggal 22 Januari 2021
8
Prof. Drs. H. Abdul Manan, S.H.,S.IP.,M.Hum., Hukum Ekonomi Syariah Dalam Perspektif Kewenangan
Peradilan Agama, (Jakarta: Kencana, 2016), hlm 283
9
Adiwarman. A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT. Rajawali Grafindo Persada,
2003), hlm 91
6
1) Surat berharga yang memiliki kekuatan hukum
2) Memiliki jangka waktu tertentu atau jatuh tempo
3) Memberikan pendapatan tetap secara periodik
4) Mempunyai nilai nominal
3. Reksa Dana
Reksa dana adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya
menitipkan uang kepada pengelola reksa dana untuk digunakan sebagai
modal berinvestasi di pasar modal. Reksa dana tersebut dapat berbentuk
perseroan atau kontrak investasi kolektif. Reksa dana yang berbentuk
perseroan adalah emiten yang kegiatan usahanya menghimpun dana dengan
menjual saham, dan selanjutnya dana dari hasil penjualan saham tersebut
diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasar modal
dan pasar uang. Sedangkan reksa dana berbentuk kontrak investasi kolektif
menghimpun dana dengan menerbitkan unit penyertaan kepada masyarakat
pemodan dan selanjutnya dana tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis
efek yang diperdagangkan di pasar uang dan pasar modal.10
10
P. Eko dan Nugraha Pratomo dan Ubaidilah, Reksa Dana Solusi Perencanaan Investasi di Era Modern,
(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009), hlm 11
7
3. Mekanisme transaksi dalam pasar modal tidak menetapkan batasan apapun,
transaksi yang tidak jelas, manipulatif dan judi juga diizinkan dalam pasar
modal konvensional. Sedangkan pada pasar modal syariah, hal-hal tersebut
diatur secara ketat. Pasar modal syariah bebas dari transaksi ribawi, gharar,
manupulatif dan juga jugi.
4. Instrumen yang dijual dalam pasar modal konvensional adalah saham,
obligasi, dan reksa dana. Sedangkan di dalam pasar modal syariah instrumen
yang dijual adalah saham, obligasi syariah, dan reksa dana syariah.
11
P. Almira, Widjaja, Gunawan dan Ramaniya, Reksa Dana dan Peran Serta Tanggung Jawab Manajer
Investasi Di Pasar Modal, (Jakarta: Jurnalindo Aksara Grafika, 2006), hlm 45
8
Bagi umat Islam yang menginginkan keselamatan dan kebahagian hidupnya
di dunia dan akhirat, segala kegiatan yang dilakukannya harus berpedoman
kepada petunjuk Al-Quran dan Hadis Rasulullah SAW dan Ijtihah rumusan dan
pendapat para ulama yang kredibel. Pasar modal, sesuai dengan namanya
merupakan kegiatan transaksi jual beli yang seharusnya mengikuti ketentuan
syari’ah, tidak ada paksaan, tidak ada penipuan, ketidakpastian sesuatu yang
dijual dan sebagainya. Dalam Al-Quran Allah mengingatkan antara lain dalam
surah an-Nisa’ ayat 29 Allah mengingatkan yang artinya : “Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang
bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di
antara kamu” dan dalam sebuah hadis dari Abu Hurairah disebutkan “Rasulullah
SAW mencegah jual-beli dengan lontaran batu kecil dan yang mengandung unsur
penipuan”.
Menurut Ibn Taimiyah, seperti yang dikutip A. A. Islahi bahwa seluruh
kegiatan perekonomian itu dibolehkan, kecuali yang secara ekspilit dilarang oleh
syariat. Karena pasar modal itu tidak ada nash yang melarang, maka boleh saja
dilaksanakan, selama batas usahanya tersebut tidak bertentangan dengan syariat
Islam.
Dalam mencermati perkembangan selanjutnya tentang pelaksanaan pasar
modal ini, tentunya masih ada beberapa kendala yang mesti dicermati dan dikaji
lebih dalam. Pasar modal sangat terkait dengan usaha pinjam meminjam dan
implikasinya akan berdampak atau menyerempet kepada persoalan riba dan
timbulnya spekulan-spekulan. Transaksi spekulatif ini dipandang oleh ekonomi
Islam dari dua sudut pandang. Pertama, transaksi spekulatif dianggap sebagai
jenis perjudian karena mengakibatkan keuntungan dan kerugian tanpa
meningkatkan kegunaan barang yang diperlukan. Kedua, transaksi spekulatif
dipandang dari nilai implisitnya, sebagai penjualan dan pembelian sesuatu yang
tidak dimiliki atau tidak diinginkan kelanjutan usahanya.
Spekulasi pasar modal sesungguhnya cenderung mengguncangkan harga
melalui pembelian yang berlebihan, ketika harga diperkiarakan meningkat, atau
penjualan manakala diperkirakan akan turun. Dalam kenyataannya, dikarenakan
rumor yang sengaja disebarkan oleh orang dalam dan mereka yang mempunyai
kepentingan tertentu, ada gelombang pembelian dan penjualan spekulatif yang
9
melaju di satu arah yang sama, menjurus pada spekulasi yang tidak normal dan
tidak sehat.
Jadi, tidak kalah pentingnya adalah perlunya dibenahi perorganisasian pasar
modal yang memadai bagi pembiayaan suatu usaha dengan modal sendiri yang
merupakan elemen kunci dalam reorganisasi suatu perekonomian yang sejalan
dengan aturan Islam. Masalah ini belum mendapat perhatian yang memadai dari
para ekonom Islam, dan juga masalah pembaharuan perusahaan patungan
berdasarkan ajaran Islam, untuk menjamin imbalan yang adil bagi investor.12
12
R. Romansyah, Pasar Modal Dalam Perspektif Islam - Neliti, (Jurnal: Media.neliti.com) diakses pada 23
Januari 2021
10
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana efektif untuk mempercepat
pembangunan suatu negara. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal
merupakan sarana yang dapat menggalang pengerahan dana jangka panjang dari
masyarakat untuk disalurkan ke sektor-sektor produktif. Manfaat pasar modal
bagi negara salah satunya adalah sebagai salah satu sumber pendapatan negara.
Pendapatan negara yang didapat dari pasar modal ialah berupa pajak. Setiap pajak
yang dikenakan dalam transaksi di pasar modal bisa masuk kas negara dan dicatat
sebagai pemasukan.
Pasar modal mempunyai andil yang besar dalam proses pemberdayaan
ekonomi suatu negara. Adanya pemerataan dengan pengalihan sebagian saham
membuahkan hasil dimana akan terjalin kerjasama antar individu (pemegang
saham dan pembeli saham) sehingga tercipta pembagian kerja dan penghapusan
pengangguran yang mengarah kemiskinan. Pasar modal yang ada sekarang ini
hendaknya dicermati dan dikaji lebih mendalam, khususnya bila ditilik dari kajian
ekonomi Islam. Beberapa unsur yang terkait dalam pasar modal yang tidak
sejalan dengan syari’ah harus disingkirkan dan diupayakan pengganti yang lebih
efektif yang dapat menaungi kepentingan orang banyak, khususnya bagi umat
Islam. Seperti penghapusan unsur riba dengan pembelian margin yang kontan,
menghilangkan adanya penguasaan individu secara mutlak, memberlakukan
praktek bagi hasil sehingga spekulan tidak berdaya, mengutamakan unsur
kerjasama dan tolong menolong, dan keterbukaan materi yang diperjualbelikan
sehingga ada kejelasan barang-barang yang diperdagangkan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Adiwarman. A. Karim. 2003. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: PT.
Rajawali Grafindo Persada
Efendy Kurniawan. 1 BAB I PENDAHULUAN. eprints.ums.ac.id. diakses pada
tanggal 22 Januari 2021
M. Nur Rianto Al-Arif. 2013. Lembaga Keuangan Syariah Suatu Kajian Teoritis
Praktis. Bandung: Pustaka Setia Bandung
P. Almira, Widjaja, Gunawan dan Ramaniya. 2006. Reksa Dana dan Peran Serta
Tanggung Jawab Manajer Investasi Di Pasar Modal. Jakarta: Jurnalindo Aksara
Grafika
P. Eko dan Nugraha Pratomo dan Ubaidilah. 2009. Reksa Dana Solusi Perencanaan
Investasi di Era Modern. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Prof. Drs. H. Abdul Manan, S.H.,S.IP.,M.Hum. 2016. Hukum Ekonomi Syariah
Dalam Perspektif Kewenangan Peradilan Agama. Jakarta: Kencana
Purba. Victor. 2000. Perkembangan dan Struktur Pasar Modal Indonesia Menuju Era
AFTA 2003. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia
Romansyah. Pasar Modal Dalam Perspektif Islam - Neliti. Jurnal:
Media.neliti.com diakses pada 23 Januari 2021
Sumber www.cimbniaga.co.id. diakses pada tanggal 22 Januari 2021
12