Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi nasional suatu
negara, diperlukan pembiayaan baik dari pemerintah dan masyarakat.
Peran masyarakat dalam pembiayaan pelaksanaan pembangunan
ekonomi dapat memperoleh dana untuk berinvestasi dari perbankan,
lembaga pembiayaan, maupun pasar modal. Pemerintah yang
membutuhkan dana dapat menerbitkan obligasi efek dalam bentuk
saham ataupun obligasi dan menjualnya ke masyarakat melalui pasar
modal.
Pasar modal mempertemukan pemilik dana dengan pengguna
dana untuk investasi jangka menengah. Kedua pihak melakukan jual beli
berupa efek. Pemilik dana menyerahkan sejumlah dana dan penerima
dana menyerahkakn surat bukti kepemilikan berupa efek.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan fungsi dari Pasar Modal?
2. Apa saja dasar hukum berdirinya pasar modal?
3. Siapa pihak-pihak yang terlibat dalam pasar modal?
4. Apa sajakah instrumen yang ada dalam pasar modal?
5. Apa sajakah kejahatan dan Pelanggaran yang terjadi dalam pasar
modal?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian dan Fungsi dari Pasar Modal
2. Untuk Mengetahui Dasar Hukum Pasar Modal
3. Untuk Mengetahui Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Pasar Modal
4. Untuk Mengetahui Instrumen yang ada dalam Pasar Modal

1
5. Untuk Mengetahui Kejahatan dan Pelanggaran yang Terjadi dalam
Pasar Modal

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pasar Modal

1.1. Pengertian Pasar Modal

Pasar modal (capital market) adalah pasar yang mempertemukan pihak


yang menawarkan dan yang memerlukan dana jangka panjang yang dapat
diperjual belikan, seperti saham (ekuiti), obligasi (surat utang), reksadana,
instrument devirativ maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan
saarana pendanaan bagi perusahaan maupun instituisi lain (misalnya
pemerintah) dan sebagai sarana bagi kegiatan pendanaan.1

UUPM Pasal 1 angka 13 mendefinisikan Pasar Modal adalah kegiatan yang


bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek perusahaan,
publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan
profesi yang berkaitan dengan efek.

Pengertian pasar modal (capital) dapat dibedakan : (1) barang modal


(capital goods) seperti tanah, bangunan, gedung, mesin; (2) modal uang (fund)
yang berupa financial assets.2

1.2. Manfaat Pasar Modal

1. Menyediakan sumber pembiyaan jangka panjang bagi dunia usaha


2. Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan
upaya di verivikasi
3. Pembayaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat
menengah

1
Abdul Halim, Analisis Investasi di Aset Keuangan, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2015,. hlm. 1
2
Irsan Nasarudin, Indra Surya, et al., Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Jakarta: Prenada Media,
2004., hlm. 10

3
4. Penyebaran keterbukaan, profesionalisme, dan menciptakan iklim
berusaha yang sehat
5. Memberikan kesempatan memiliki perusahan yang sehat dan
mempunyai prospek3

1.3. Fungsi Pasar Modal

Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena
pasar modal menjalankan dau fungsi sekaligus, yaitu:4

1. Fungsi ekonomi, dalam hal ini pasar modal menyediakan fasilitas atau
wahana yang mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak yang
memiliki kelebihan dan (investor) dan pihak yang memerlukan dan
(issuer) jangka panjang
2. Fungsi keuangan, dalam hal ini pasar modal memberikan kemungkinan
dan kesempatan memperoleh return dan capital gain interest bagi
investor sesuai dengan karateristik yang dipilih

Keberadaan pasar modal diharapkan aktivitas perekonomian menjadi


meningkat, Karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi
perusahaan sehingga perusahaan dapat beroperasi dengan skala besar, pada
gilirannya yang dapat meningkatkan profitabilitas (kemampuan kelabaan)
perusaan dan kemakmuran masyarakat luas.

Fungsi Ekonomi dari Pasar Modal

Pasar modal memiliki peranan yang penting dalam perekonomian suatu negara
karena memiliki 4 fungsi, yaitu:5

1. Fungsi saving
Pasar modal dapat menjadi alternative bagi masyarakat yang ingin
menghindari mata uang karena inflasi
2. Fungsi kekayaan

3
Abdul Halim,Op.Cit ,. hlm. 1
4
Ibid., hlm. 2
5
Ibid,. hlm. 3-4

4
Masyarakat dapat mengembangkan nilai kekayaan dengan berinvestasi
dalam berbagai instrument pasar modal yang tidak anak mengalami
penyusutan nilai sebagaimana yang terjadi pada investasi nyata,
misalnya rumah atau perhiasan.
3. Fungsi likuiditas
Instrument pasar modal pada umumnya mudah untuk dicairkn sehingga
memudahkan masyarakat memperolehkembali dananya dibandingkan
rumah dan tanah
4. Fungsi pinjaman
Pasar modal merupakan sumber pinjaman bagi pemerintah maupun
perusahaan membiayai kegiatannya.

1.4. Dasar Hukum Pasar Modal

1) Undang-Udang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.


2) Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan
Kegiatan di Bidang Pasar Modal.
3) Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara
Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal.
4) Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 645/KMK.010/ 1995, tentang
Pencabutan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1548 Tahun 1990
tentang Pasar Modal.
5) Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 646/KMK.010/ 1995, tentang
Pemilikan Saham atau Unit Penyertaan Reksadana oleh Pemodal Asing.
6) Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 647/KM K.010/ 1995,
tentang Pembatasan Pemilikan Saham Perusahaan Efek oleh Pemodal
Asing.
7) Keputusan Presiden Nomor 117/1999 tentang Perubahan atas Keppres
Nomor 97/ 1993 tentang Tata cara Penanaman Modal sebagaimana
telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 115/1998.

5
8) Keputusan Presiden Nomor 120/1999 tentang Perubahan atas Keppres
Nomor 33/1981 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal
sebagaimana terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 113/1998.
9) Keputusan Presiden Nomor 121/1999 tentang perubahan atas
Keputusan Presiden Nomor 183/1998 tentang Badan Koordinasi
Penanaman Modal, yang telah diubah dengan Keputusan Presiden
Nomor 37 / 1999.
10) Keputusan Menteri Negara Investasi/Kepala Badan Koordinasi
Penanaman Modal Nomor 38/S1K/1999 tentang Pedoman dan Tata cara
Permohonan Penanaman Modal yang didirikan dalam rangka
Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing.

FATWA DSN–MUI NO.80 TAHUN 2011


Dari sekitar 16 fatwa DSN-MUI yang berhubungan dengan pasar modal
islam, ada satu fatwa yang diterbitkan oleh DSN-MUI khusus mengenai cara
melakukan transaksi saham syariah di BEI agar memenuhui prinsip islam.
Fatwa DSN-MUI No.80 adalah fatwa tentang penerapan prinsip syariah dalam
mekanisme perdagangan bersifat ekuitas di pasar regular bursa efek, Fatwa
diterbitkan pada tahun 2011 dan menjadi fatwa pertama di dunia tentang
transaksi saham syariah di pasar sekunder

Fatwa ini diminta oleh BEI dengan pertimbangan bahwa selama ini
terjadi pemahaman yang salah di masyarakat tentang investasi saham di pasar
modal, Masyarakat masih menganggap bahwa investasi di pasar modal adalah
transaksi judi sehingga haram atau tidak mungkin memenuhi prinsip islam,
padahal faktanya, investasi di pasar modal adalah transaksi jual beli yang
notabane di perbolehkan secara syariah.

Untuk meyakinkan masyarakat bahwa pasar modal bukan judi, maka diperlukan
fatwa yang menguatkan dan menjelaskan kondis sebenarnya terkait investasi
saham, di pasar modal, meskipun sudah ada fatwa DSN-MUI N0. 40 tentang
pasar modal syariah yang di butuhkan masyarakat adalah penjelasan yang
lebih khusus yaitu transaksi saham di BEI. Fatwa DSN-MUI No. 80 keluar tidak

6
lama setelah BEI meluncurkan ISSI. Fatwa ini menjadi pelengkap yang sangat
efektif dalam pengembangan pasar modal syariah Indonesia.

Secara garis besar,fatwa no. 80 DSN-MUI memuat tentang hal-hal sebagai


berikut:

 Perdagangan saham syariah di BEI adalah taransaksi jual beli dengan


metode tawar menawar atau lelang yang berkelanjutan dengan
menggunakan harga pasar yang wajar sehingga akad yang digunakan
adalah bai’ al-musawamah. Saham dinnyatakan sebagai saham syariah
apabila terdapat dalam DES yang dikeluarkan OJK
 Konsep kepemilikan saham syariah adalah kepemilikan Secara hukum
(qabd hukmi) artinya meskipun penyelesaian transaksi saham syaraih
dilakukan di kemudain hari (pada saat ini adalah dua hari setelah
transaksi atau T+2) tetapi Secara hukum, saham syariah yang dibeli
sudah milik investor sehingga bleh dijual kembali sebelum T+2.6

6
Irwan Abdalloh, Pasar Modal Syariah, Jakarta: Elex Media Komputindo, 2018., hlm. 72-73

7
B. Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Pasar Modal

2.1. Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Jika dilihat definisi pasar modal dari UU OJK, maka definisi pasar modal
pada UU OJK mengacu pada pasal 1 angka 13 UU Pasar Modal. Sedangkan
pemodal yang disebut-sebut dalam UUPM lebih ditegaskan dalam pasal 1
angka 15 UU OJK dengan sebutan “konsumen”. Dalam UU OJK definisi
konsumen adalah “pihak-pihak yang menempatkan dananya dan/
memanfaatkan pelayanan yang tersedia di lembaga jasa keuangan antara lain
nasabah pada perbankan, pemodal di pasar modal, pemegang polis pada
perasuransian, dan peserta pada dana pensiun, berdasakan peraturan
perundang-undangan di sektor jasa keuangan.

OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap beberapa


sektor yaitu :

a. Kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan


b. Kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal
c. Kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun lembaga
pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya.

8
Dalam pasal 55 ayat 1 UU OJK tentang ketentuan peralihan disebutkan
bahwa :

“Sejak tanggal 31 Desember 2012, fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan


dan pengawasan kegiatan jasa keuangan disektor pasar modal, perasuransian,
dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan Lainnya
beralih dari meteri keuangan dan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
keuangan ke OJK.”

Ketentuan ini dengan jelas telah memberikan amanat bahwa semua fungsi
pengawasan yang dilakukan oleh BAPEPAM, beralih menjadi wewenang OJK,
termasuk pula pengawasan pasar modal.

2.2. Emiten
Emiten adalah pihak yang melakukan penawaran umum untuk menjaring
dana bagi kegiatan dana bagi kegiatan usaha perusahaan atau pengembangan
usaha perusahaan yang dilakukan dengan menjual efek kepada masyarakat
melalui pasar modal.

2.3. Perusahaan Publik


Perusahaan publik adalah tahap selanjutnya setelah emiten. Perusahaan
publik adalah sahamnya telah dimiliki sekurang-kurangnya oleh 300 pemegang
saham dan memiliki modal disetor sekurang-kurangnya 3 milyar rupiah atau
memiliki jumlah pemegang saham dan modal yang disetor yang ditetapkan oleh
peraturan pemerintah (UUPM Pasal 1 angka 22).7

2.4. Investor
Pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya di perusahaan
yang melakukan emisi (disebut investor). Sebelum membeli surat berharga
yang ditawarkan, investor bisasanya melakukan penelitian atau analisis
tertentu, penelitian ini mencakup bonafiditas perusahaan, prospek usaha

7
Irsan Nasarudin, Indra Surya, et al., Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Jakarta: Prenada Media,
2004., hlm. 155

9
emiten dan analisis lainnya. Dan tujuan para investor dalam pasar modal antara
lain :
a) Memperoleh deviden. Ditunjukan kepada keuntungan yang akan
diperolehnya berupa bunga yang dibayar oleh emitendalam bentuk
deviden kepemilikan perusahaan. Semakin banyak saham yang
dimiliki maka semakin besar pengusahaan (menguasai)
perusahaan.
b) Berdagang. Saham dijual kembali pada saat harga tinggi,
pengharapanya adalah pada saham yang benar-benar dapat
menaikkan keutunganya dari jual beli sahamnya.8

2.5. Bursa Efek


Bursa efek adalah lembaga/perusahaan yang menyelenggarakan dan
menyediakan fasilitas sistem pasar yang mempertemukan penawaran jual dan
beli efek antara berbagai perusahaan atau perorangan yang terlibat dalam
tujuan memperdagangkan efek perusahaan yang telah tercatat di bursa efek.9
Tujuan pendirian bursa efek adalah untuk menyelenggarakan perdagangan
efek yang teratur, wajar, dan efisien. Adapun fungsi dari bursa efek adalah
sebagai berikut.10
1. Menyediakan sarana perdagangan.
2. Membuat aturan di bursa. Pasal 9 UU Nomor 8 Tahun 1995 memberi
kewenangan bursa efek sebagai lembaga Self Regulatory
Organization (SRO), yakni untuk mengeluarkan dan menegakkan
peraturan yang ada kaitannya dengan pencatatan efek, keanggotaan
bursa, dan perdagangan efek.
3. Menyediakan informasi pasar.
4. Memberikan pelayanan kepada anggota bursa, emiten, dan publik.

8
Yenni Samri, Peranan Pasar Modal Dalam Perekonomian Negara,Human Falah Vol.2, FEB UIN-SU,
Medan, 2015, hlm.107
9
Lathif, Azharuddin , Nahrowi, Pengantar hukum bisnis, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009,.
hlm. 133
10
Tavinayati, Yulia Qamariah, Hukum Pasar Modal di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2013,. hlm.16

10
2.6. Lembaga Kliring Dan Penjaminan (LKP)

Lembaga kliring dan penjaminan (LKP) berbentuk perseroan, yaitu PT.


Kliring Penjamin Efek Indonesia (KPEI).
Dilansir dalam web resmi KPEI, KPEI sebagai salah satu Self-Regulatory
Organization (SRO) dibawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK),
diberi kewenangan untuk membuat dan menerapkan peraturan terkait
fungsinya sebagai LKP di pasar modal Indonesia. Hal ini sesuai dengan amanat
UU Pasar Modal No 8 tahun 1995, yang menyebutkan bahwa tugas LKP adalah
untuk menyediakan jasa klriing dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa
yang teratur, wajar dan efisien serta jasa lain berdasarkan ketentuan yang
ditetapkan oleh OJK.
Keberadaan KPEI dalam industri pasar modal Indonesia berfungsi
sebagai LKP yang menjalankan kegiatan kliring dan fungsi penjaminan
penyelesaian transaksi bursa. Kegiatan kliring dimaksud melalui proses
penentuan hak dan kewajiban atas transaksi bursa, dari setiap Anggota Kliring
(AK) yang wajib diselesaikan pada tanggal penyelesaian. Adapun fungsi
penjaminan penyelesaian transaksi bursa dilakukan dengan cara memberikan
kepastian secara hukum untuk dipenuhinya hak dan kewajiban bagi AK yang
timbul dari transaksi bursa.

2.7. Lembaga Penyimpanan Dan Penyelesaian (LPP)

Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian berbentuk perseroan, yaitu PT


Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Dilansir dalam web resmi KSEI, KSEI
merupakan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) di Pasar Modal
Indonesia yang menyediakan layanan jasa Kustodian sentral dan penyelesaian
transaksi Efek yang teratur, wajar, dan efisien, sesuai amanat UU Nomor 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Didirikan di Jakarta pada 23 Desember 1997
dan memperoleh izin usaha pada 11 November 1998, KSEI merupakan salah
satu Self-Regulatory Organization (SRO) bersama PT Bursa Efek Indonesia
(BEI) dan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI). KSEI mulai

11
menjalankan kegiatan operasional penyelesaian transaksi Efek dengan warkat
pada tanggal 9 Januari 1998, mengambil alih fungsi sejenis dari PT Kliring
Depositori Efek Indonesia (KDEI) sebagai Lembaga Kliring Penyimpanan dan
Penyelesaian (LKPP).

2.8. Perusahaan Efek

Perusahaan Efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha dan


memiliki izin Otoritas Jasa Keuangan sebagai Penjamin Emisi Efek (PEE),
Perantara Pedagang Efek (PPE), dan atau Manajer Investasi (MI).

Berikut terdapat 3 macam kegiatan usaha yang dilakukan perusahaan efek:

1. Penjamin Emisi Efek (underwriter)


Penjamin Emisi Efek adalah pihak yang membuat kontrak
dengan emiten untuk melakukan penawaran umum bagi kepentingan
emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak
terjual. Peran dari penjamin emisi adalah peran perusahaan efek untuk
melakukan underwriting kepada emiten.11 Perusahaan yang menjual
saham atau obligasi menginginkan dana dari hasil penjualan tersebut
dalam waktu yang ditentukan dan sesuai jumlah tertentu. Penjamin emisi
inilah yang mengambil resiko untuk menjuak saham atau obligasi emiten
dengan mendapat imbalan.12
Pasal 39 UUPM menegaskan bahwa underwriter wajib mematuhi
semua ketentuan dalam kontrak penjaminan emisi sebagai dimuat dalam
pernyataan pendaftaran. Secara teoritis, terdapat kontrak penjaminan
emisi, seperti:13
a) Full Commitment, PEE bertanggung jawab untuk megambil
sisa efek yang tidak terjual.

11
Irsan Nasarudin, Indra Surya, et al., Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Jakarta: Prenada Media,
2004,. hlm. 144
12
Tavinayati, Yulia Qamariah, Hukum Pasar Modal di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2013,. hlm.27
13
Irsan Nasarudin, Indra Surya, et al., Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Jakarta: Prenada Media,
2004,. hlm. 145-146

12
b) Best Effort Commitment, PEE tidak betanggung jawab atas
sisa efek yang terjual, tetapi PEE berusaha agar efek yang
ditawarkan dapat terjual dengan kuantitas yang paling
tinggi.
c) Standby Commitment, PEE berkomitmen agar saham yang
tidak terjual di pasar perdana dapat dibeli oleh PEE pada
harga tertentu.
d) All or None Commitment, jika efek yanng ditawarkan tidak
laku semuanya, maka transaksi dengan pemodal yang ada
akan dibatalkan. Semua efek di kembalikan kepada emiten
dan emiten tidak mendapatkan dana sedikitpun.

2. Perantara Pedagang Efek (Pialang/broker)


Perantara pedagang efek mengandung dua makna, diantaranya; 14
 Perantara dalam aktivitas jual beli efek, dikarenakan investor tidak
boleh melakukan kegiatan jual beli secara langsung tanpa melalui
perantara.
 Perusahaan efek dapat melakukan aktivitas jual beli saham untuk
kepentingan perusahaan efek tersebut.

Jadi, PPE ini merupakan pihak yang melakukan aktivitas jual beli
efek untuk kepentingan sendiri atau pihak lain. Disamping itu, PPE juga
memberi saran tentang kecenderungan harga saham tertentu.

3. Manajer Investasi ( MI )
Manajer Investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya
mengelola portofolio efek untuk para investor atau investasi kolektif
untuk sekelompok investor, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun,

14
Lathif, Azharuddin , Nahrowi, Pengantar hukum bisnis, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009,.
hlm. 134

13
dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.15

2.9. Lembaga Penunjang Pasar Modal

1. Biro Administrasi Efek (BAE)


Biro Administrasi Efek adalah pihak yang berdasarkan kontrak
dengan emiten melaksanakan pencatatan pemilikan efek dan pembagian
hak yang berkaitan dengan efek. 16
Biro Administrasi Efek menyediakan jasa untuk emiten dalam
bentuk pencatatan dan pemindahan kepemilikan efek-efek emiten.
Penyerahan efek kepada yang berhak dan menerima efek untuk
disimpan, merupakan aktivitas dari BAE, selain juga menyampaikan
laporan tahunan kepada emiten tentang posisi efek yang ditanganinya.

2. Kustodian
Kustodian adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan
harta yang berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk dividen,
bunga, dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi efek dan mewakili
pemegang rekening yang menjadi nasabahnya. Penyelenggara yang
dapat melakukan kegiatan sebagai kustodian adalah KSEI, perusahaan
umum, atau bank umum yang telah mendapat persetujuan dari
pemerintah. 17

3. Wali Amanat
Wali amanat adalah pihak yang mewakili kepentingan pemegang
efek yang bersifat utang. Wali amanat di perlukan pada emisi obligasi.
Efek yang bersifat utang merupakan surat pengakuan utang yang

15
Irsan Nasarudin, Indra Surya, et al., Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Jakarta: Prenada Media,
2004,. hlm. 148
16
Tercantum dalam Undang-Undang Pasar Modal BAB 1 PASAL 1 NO.3
17
Irsan Nasarudin, Indra Surya, et al., Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Jakarta:Prenada Media,
2004,. hlm.172

14
bersifat sepihak dan para pemegang saham nya tersebar luas, maka
untuk mengurus dan mewakili nya, perlu adanya perwaliamanatan.
UUPM Pasal 51 menyatakan wali amanat dilarang hubungan
afiliasi dengan emiten; mewakili kepentingan pemegang efek bersifat
utang di dalam dan diluar pengadilan; mempunyai hubungan kredit
dengan emiten yang dapat mengakibatkan benturan kepentingan;
dilarang merangkap sebagai penanggung dalam emisi efek bersifat
utang yang sama (UUPM Pasal 54)
Berikut merupakan kegiatan yang berkaitan dengan dengan tugas wali
amanat, diantaranya:18
a. Menganalisis kemampuan dan kredibilitas emiten
b. Menilai kekayaan emiten yang akan dijadikan jaminan wali
amanat menjadi jaminan setara atau memadai dibanding nilai
obligasi yang diterbitkan
c. Melakukan pengawasan terhadap kekayaan emiten.
d. Memantau dan mengikuti perkembangan perusahaan emiten dan
memberikan nasihat dan masukan kepada emiten
e. Melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap pembayaran
bunga dan pinjaman pokok obligasi yang menjadi hak pemodal.
f. Bertindak sebagai agen utama pembayaran untuk menunjang
kegiatan pengawasan terhadap pembayaran bunga dan pinjaman
pokok.

2.10. Profesi Penunjang


Dalam melaksanakan tugasnya, profesi penunjang wajib memberikan
pendapat atau penilaian secara profesional dan bebas dari pengaruh
pihak lain. Sehingga, pendapat atau penilaian yang diberikan objektif dan
wajar.
Profesi penunjang pasar modal terdiri dari: 19
1. Akuntan

18
Ibid hlm. 173
19
Tavinayati, Yulia Qamariah, Hukum Pasar Modal di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2013,. hlm.32

15
Tugas akuntan adalah memeriksa dan melaporkan segala sesuatu yang
berkenaan dengan masalah keuangan dari emiten.
2. Notaris
Tugas notaris adalah membuat dan mengaktakan dokumen-dokumen
tertentu untuk kepentingan pasar modal , misal : akad perubahan
anggaran dasar emiten untuk disesuaikan dengan standar anggaran
dasar untuk perusahaan go public
3. Penilai
Peran penilai adalah menentukan nilai wajar suatu aktiva (harta milki
perusahaan) seperti fixed assets perusahaan berupa tanah, bangunan,
kendaraan, dan lainnya.
4. Konsultan Hukum
Konsultan hukum adalah pihak yang independen, dipercaya karena
keahlian dan integritasnya. Dalam suatu penawaran umum, konsultan
hukum bertugas memberikan opini dari segi hukum (legal opinion).
Konsultan hukum bertugas melakukan pemeriksaan atas fakta hukum
yang ada mengenai emiten.20

C. Instrumen Pasar Modal


3.1. Saham (Stock)
Saham merupakan instrumen dalam pasar keuangan yangr paling
populer. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan
krtika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang
lain,saham merupakan instrumen investasi yang dipilih para investor
karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. 21
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal
seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau
perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak
tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas 80

20
Lathif, Azharuddin , Nahrowi, Pengantar hukum bisnis, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009,.
hlm. 136
21
Martalena, Pengantar pasar modal, Yogyakarta: Penerbit Andi, 2011, hal 12

16
Among Makarti, Vol.3 No.5 Juli 2010 asset perusahaan, dan berhak
hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).22
Produk Investasi berupa saham pada prinsipnya sudah sesuai
dengan ajaran Islam. Dalam teori percampuran, Islam mengenal akad
Syirkah, atau Musyarakah yaitu suatu kerjasama antara dua atau lebih
pihak untuk melakukan usaha dimana masing-masing pihak
menyetorkan sejumlah dana, barang atau jasa.23
Macam-macam saham:
- Saham Biasa (Common Stock)
Diantara surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal,
saham biasa (common stock) adalah yang paling dikenal masyarakat.
Di antara emiten (perusahaan yang menerbitkan surat berharga),
saham bisa juga merupakan yang paling banyak digunakan untuk
menarik dana dari masyarakat. Jadi saham bisa paling menarik baik
bagi pemodal maupun bagi emiten. Secara sederhana, saham
didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang
atau badan dalam suatu perusahaan.
Karakteristik:
 Hak klaim terakhir atas aktiva perusahaan jika perusahaan
dilikuidasi
 Hak suara proporsional pada pemilihan direksi serta keputusan
lain yang ditetapkan pada RUPS
 Deviden, jika perusahaan memperoleh laba dan disetujui di
dalam RUPS
 Hak memesan efek terlebih dahulu sebelum efek tersebut
ditawarkan kepada masyarakat.
- Saham Preferren (Preferred Stock)24
Saham preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik
gabungan antara obligasi dan saham biasa. Saham preferen dengan

22
Fudji Sri Mar’ati, Mengenal Pasar Modal (Instrumen Pokok Dan Proses Go Public), Vol. 3, 2010, hal 79
23
Lathif, Azharuddin , Nahrowi, Pengantar hukum bisnis, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009,
hal 137
24
Halim, abdul, Analisis Investasi di Aset Keuangan, Jakarta: Mitra Wacama Media, 2015, hal 6

17
saham biasa karena dua hal yaitu mewakili kepemilikan ekuitas dan
diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulius diatas lembaran
saham tersebut; dan membayar deviden. Sedangkan persamaan
antara saham preferen denga obligasi terletak pada tiga hal: ada
klaim atas laba, dan aset sebelumnya; devidennya tetap selama
masa berlaku (hidup) dari saham; memiliki hak tebusan dapat
dipertukarkan dengan saham biasa.
Karakteristik:25
 Pembayaran dividen dalam jumlah tetap
 Hak klaim terlebih sahulu dibandingkan saham biasa jika
perusahaan dilikuidasi
 Dapat dikonversikan menjadi saham biasa

Selanjutnya menurut Darmadji, dkk (2001:6), juga memandang jenis


saham dari segi kinerja perdagangan, dibedakan sebagai berikut:26

a. Blue – Chip Stocks


Saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi,
sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil
dan konsisten dalam membayar dividen.
b. Income Stocks
 Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar
dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada
tahun sebelumnya.
 Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan
yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai ini
tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan potensi.
c. Growth Stocks
a) (Well – Known)

25
Martalena, Pengantar pasar modal, Yogyakarta, Penerbit Andi: 2011, hal 13
26
Supramono, Gatot, Transaksi Bisnis Saham & Penyelesaian Sengketa melalui Pengadilan, Jakarta:
Prenadamedia Group, 2014, hal 6

18
Saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan
pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang
mempunyai reputasi tinggi.
b) (Lesser – Known)
Saham dari emiten yang tidak sebagai leader dalam industri,
namun memiliki ciri growth stock. Umumnya saham ini berasal
dari daerah dan kurang populer di kalangan emiten.
d. Speculative Stocks
Saham suatu perusahaan yang tidak secara konsisten memperoleh
penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai
kemungkinan penghasilan yan tinggi di masa mendatang, meskipun
belum pasti.
e. Counter Cyclical Stocks
Saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun
situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham
ini tetap tinggi, di mana emitennta mampu memberikan dividen yang
tiunggi sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh
penghasilan yang tinggi pada masa resesi.
Pada dasarnya ada 2 keuntungan yang diperoleh investor dengan
membeli atau memiliki saham, yaitu:27
 Dividen

Merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan


berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen
diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham
dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapat dividen,
pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dlaam kurun
waktu yang relatif lama, yaitu hingga kepemilikan saha tersebut
berada dalam periode di mana diakui sebagai pemegang saham
yang berhak mendapatkan dividen.

 Capital Gain

27
Martalena, Pengantar pasar modal, Yogyakarta, Penerbit Andi: 2011, hal 13

19
Merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain
terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar
sekunder.
Sedangkan sebagai instrumen investasi, saham juga memiliki risiko,
yaitu:
a. Capital Loss

Merupakan kebalikan dari capital gain, yaitu suatu kondisi dimana


investor menjual saham lebih rendah dari harga beli.

b. Risiko Likuidasi
Perushaan yang sahamannya dimiliki, dinyatakan bangkrut okeh
pengadilan atau perusahaan itu dibubarkan. Dalam hal ni, hak klaim
dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah selluruh
kewajiban prusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan
perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan
perusahaan tersebut, sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada
seluruh pemegang saham. Namun jika tidak, pemegang saham tidak
mendapatkan hasil dari likuidasi tersebut.
c. Saham di delist dari Bursa (delisting)28
Risiko yang harus dihadapi pemodal adalah jika saham dikeluarkan dari
pencatatan bursa efek alias di delist. Suatu saham perusahaan di delist
dari bursa umumnya karena kinerja yang buruk misalnya dalam kurun
waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian
beberapa tahun, tidak membagikan dividen secara berturut-turut selama
beberapa tahun dan berbagai kondisi lainnya sesuai dengan peraturan
pencatatan efek di Bursa. Saham yang telah di delist tentu saja tidak lagi
diperdagangkan di Bursa, namun tetap dapat diperdagangkan di luar
Bursa dengan konsekuensi tidak terdapat patokan harga yang jelas dan
jika terjual biasanya dengan harga yang jauh dari harga sebelumnya.

28
Halim, abdul, Analisis Investasi di Aset Keuangan, Jakarta: Mitra Wacama Media, 2015, hal 8

20
3.2. Obligasi
Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak
antara pemberi dana (pemodal) dengan yang diberi dana (emiten). Jadi,
surat obligasi adalah selembar kertas yang menyatakan behawa pemilik
kertas tersebut telah memberi utang perusahaan yang menerbitkan
obligasi. Penerbit membayar bungan atas obligasi tersebut pada tanggal-
tanggal yang telah ditetntukan secara periodik dan pada akhirnya
menebus nilai utang tersebut pada saat jatuh tempo dengan
memngembalikan jumlah pokok pinjaman ditambah bunga yang
terutang. Pada umumnya, instrumen ini memberikan bunga yang tetap
secara periodik. Bila bunga dalam sistem ekonomi menurun, maka nilai
obligasi naik. 29
Jenis-jenis Obligasi terdiri dari obligasi biasa, yakni seuatu bentuk
hutang jangka panjang yang dikeluarkan oleh perusahaan atau pihak lain
dengan kewajiban membayar bunga setiap perioe tertentu dan pokok
pinjaman pada akhir periode (jatuh tempo). Yang kedua obligasi
konversi, atau obligasi yang dapatdikonversikan ke saham obligasi yaitu
surat berharga yang menunjukan bahwa kewajiban untuk meminjam
sejumlah dana kepada masyarakat dan memiliki kewajiban untuk
membayar bunga secara berkala, dan kewajiban melunasi pokok hutang
pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi
tersebut.
Jenis-jenis Obligasi berdasarkan bunga (kupon) yang diberikan:30
a. Obligasi sederhana, yaitu obligasi yang menawarkan bunga (kupon)
tetap selama jangka waktu obligasi tersebut.
b. Obligas dengan tingkat bunga mengambang, yaitu obligasi yang
menawarkan tingkat bunga dengan presentase tertentu di atas
deposito. Bisa juga tahun awal tetap kemudian tahun selanjutnya
mengambang.

29
Halim, abdul, Analisis Investasi di Aset Keuangan, Jakarta: Mitra Wacama Media, 2015, hal 9
30
Martalena, Pengantar pasar modal, Yogyakarta, Penerbit Andi: 2011, hal 69

21
c. Obligasi dengan tingkat bungan nol, yaitu obligasi yang dijual dnegan
diskon dan dilunasi sesuai dengan nilai nominal pada akhir periode
disebut zero coupon bond.
Jenis-jenis obligasi berdasarkan penerbitnya:
a. Obligasi Pemerintah
- Obligasi pemerintah pusat (Government Bond)
Surat hutang jangka panjang yang diterbitkan oleh pemerintah
pusat suatu negara untuk membiayai kegiatan pemerintah.
- Obligasi pemerintah daerah (Manicipal Bond)
Surat hutang jangka panjang yang diterbitkan oleh pemerintah
daerah untuk membiayai kegiatan pemerintah di daerah.
b. Obligasi Perusahaan (korporat)
Yaitu surat hutang jangka panjang yang diterbitkan oleh perusahaan.
Jenis-jenis Obligasi berdasarkan bentuknya
a. Obligasi atas nama (registereed bond)
Obligasi diterbitkan dengan mencantumkan nama pembeli
b. Obligasi atas unjuk (bearer bond)
Obligasi diterbitkan tanpa sertifikat. Pernyataan hutang penerbit
dinyatakan dalam sertirfikat yang didaftarkan kepada lembaga
penyimpanan.
Keuntungan memiliki Obligasi:
Obligasi dikenal dengan fixed income securities atau surat berharga
yang memberikan pendapatan tetap, yaitu berupa bunga atau kupon
yang dibayarkan dengan jumlah yang tetap.
Risiko memiliki Obligasi:
Kesulitan untuk menentukan penghasilan obligasi adalah sulitnya
memperkirakan perkembangan suku bunga. Padahal harga obligasi
sangat tergantung dari perkembangan suku bunga. Bila suku bunga
bank menunjukkan kecendrungan meningkat, pemegang obligasi akan
menderita kerugian karena harga obligasi akan tuirun. Disamping risiko
perkembangan suku bunga yang sulit dipantau, pemegang obligasi juga
menghadapi risiko callability, pelunasan sebelum jatuh tempo.

22
3.3. Reksa Dana
Dilihat dari asal katanya, Reksa Dana berasal dari kosa kata
‘reksa’ yang berarti ‘jaga’ atau ‘pelihara’ dan kata ‘dana’ yang berarti
(kumpulan) uang, sehingga Reksa Dana dapat diartikan sebagai
‘kumpulan uang yang dipelihara (bersama untuk suatu kepentingan)’. 31
Umumnya, Reksa Dana diartikan sebagai wadah yang dipergunakan
untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya
diinvestasikan dalam bentuk portofolio oleh Manager Investasi.32
Reksa dana dapat menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat
pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tiak memiliki
banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi
mereka.
Mengacu pada Undang-undang Pasar Modal No, 8 Tahun 1995, pasal 1
ayat (27) didefiisikan bahwa reksadana adalah wadah yang
dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk
selanjutnya diinvestasikan dalam bentuk portofolio efek oleh manajer
investasi.
Keuntungan/manfaat dalam investasi Reksa Dana:
a. Pemodal walaupun tidak memiliki dana yang cukup besar dapat
melakukan diversifikasi investasi dalam efek, sehingga dapat
diperkecil risiko. Sebagai contoh, seorang pemodal dengan dana
terbatas dapat memiliki portofolio obligasi, yang tidak mungkin
dilakukan jika tidak memiliki dana besar. Dengan reksa dana, akan
terkumpul dana dalam jumlah yang besar sehingga akan
memudahkan diversifikasi baik untuk instrumen di pasar modal
maupun pasar uang, artinya investasi dilakukan pada berbagai jenis
instrumen seperti deposito, saham. Obligasi
b. Reksadana mempermudah pemodal untuk melakukan investasi di
pasar modal. Menentukan sham-saham yang baik untuk dibeli

31
Halim, abdul, Analisis Investasi di Aset Keuangan, Jakarta: Mitra Wacama Media, 2015, hal 11
32
Martalena, Pengantar pasar modal, Yogyakarta, Penerbit Andi: 2011, hal 83

23
bukanlah pekerjaan yang mudah, namun memerlukan pengetahuan
dan keahlian tersendiri, dimana tidak semua pemodal memiliki
pengetahuan tersebut.
c. Efisiensi waktu. Dengan melakukan investasi pada reksadana di
mana dana tersebut dikelola oleh manajer investasi profesional,
pemodal tidak perlu repot-repot untuk memantau kinerja investasinya
karena hal tersebut telah dialihkan kepada manajer investasi
tersebut.
d. Transparan. Perkembangan nilai NAB diumumkan setiap hari kerja di
beberapa surat kabar nasinonal.
e. Likuiditas. Reksadana dapat dicairkan sewaktu-waktu jika investor
membutuhkan.
Risiko dalam investasi Reksadana:
a. Risiko berkurangnya Nilai Unit Penyertaan (NIP). Risiko ini
dipengaruhi oleh turunnya harga dari Efek (saham, obligasi, dan surat
berharaga lainnya) yang masuk dalam portofolio Reksadana tersebut.
b. Risiko Likuiditas. Menyangkut kesulitan yang dihadapi oleh Manager
investasi jika sebagian besar pemegang unit melakukan penjualan
kembali (redemption) atas unit-unit yang dipegangnya. Manager
investasi kesulitan dalam menyediakan uang tunai atas redemption
tersebut.
c. Risiko Wanprestasi. Merupakan risiko terburuk, dimana risiko ini
timbul ketika perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan
reksadana tidak segera membayar ganti rugi atau membayar lebih
rendah dari nilai pertanggungan saat terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan, seperti wanprestasi dari pihak-pihak yang terkait dengan
reksadan, pialang, bank kustodian, agen pembayaran, atau bencana
alam, yang dapat menyebabkan penurunan NAB (Nilai Aktiva Bersih)
Reksadana.
d. Risiko Kredit
Terjadi jika perusahaan penerbit efek yang bersifat hutang tidak dapat
membayar pokok dan/atau bunga dari efek bersifat hutang tersebut.

24
e. Risiko berkurangnya nilai tukar mata uang
NAB Reksadana dapat berkurang pada saat nilai tukar mata uang
asing turun jika kekayaan reksadan ada yang diinvestasikan pada
ekuitas, efek bersifat hutang atau instrumen pasar uang dalam mata
uang asing.

Macam Reksadana dilihat dari portofolionya:33


a. Reksadana pasar uang (money market funds)
Jenis ini hanya melakukan investasi pada efek bersifat utang dengan
jatuh tempo kurang dari 1 tahun. Tujuanya untuk menjaga likuiditas
dan pemeliharaan modal. Karakteristiknya: Risiko rendah, berpotensi
memberi hasil investasi lebihtinggi daripada deposito.
b. Reksadana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds)
Jenis ini melakukan investasi sekurrang-kurangnya 80% dari
aktivitasnya alam bentuk Efek bersifat Utang.Reksadana ini memiliki
risiko yang relatif lebih besar dari Reksadana Pasar Uang. Tujuannya
untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil.
Karakteristiknya: Risiko relatif rendah, bertujuannya memberikan
tingkat penghasilan yang relatif pasti, berpotensi memberikan hasil
lebih tinggi dan reksadana pasar uang.
c. Reksadana Saham (Equity Funds).
Reksadana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari
aktivanya dalam bentuk Efek bersifat ekuitas. Karena investasina
dilakukan pada saham, risikonya lebih tinggi dari dua jenis reksadana
diatas namun menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi.
Karakteristiknya: bertujuan memberi tingkat pengembalian yang
tinggi, mempunyai risiko yang cukup tinggi.
d. Reksadana Campuran (Discretionary Funds)
Jenis ini melakukan investasi dalam Efek bersifat Ekuitas dan efek
bersifat utang denrgan komposisi yang rtidak dibatasi/ditentukan.

33
Martalena, Pengantar pasar modal, Yogyakarta, Penerbit Andi: 2011, hal 85

25
Karakteristiknya: pengelolaannya lebih fleksibel, tingkat hasilnya lebih
tinggi dari Reksadana Pendapatan Tetap, Risiko moderat
e. Reksadana Terproteksi
Memberikan proteksi terhadap nilai awal invetasi pada saat jatuh
tempo. MI wajib melakukan investasi pada efek hutang dengan
peringkat layak investasi. Jatuh tempo efek hutang setidaknya lebih
awaldari jatuh tempo Reksadana Terproteksi. Karakteristiknya:
menginvestasikan sebagian efek kelolaannya pada efek bersifat
hutang yang masuk dalam investment grade, Risiko moderat
f. Reksadana Penjaminan
Memberikan penjaminan atas nilai modal beserta hasil investasi yang
akan diperoleh pada saat jatuh tempo. Mekanisme penjaminan
melalui pihak ketiga yaitu bank atau perusahaan asuransi.
Karakteristiknya: Penjaminan dilakukan melalui mekanisme
penunjukan lembaga penjamin, risiko lebih kecil.
g. Reksadana indeks
Memiliki pertumbuhan yang mengikuti pertumbuhan indeks yang
menjadi acuan reksadana tersebut. MI wajib menginvestasikan
sekurang-kurangnya 80% dari NAB Reksadana tersebut pada
sekurang-kurangnya 80% dari efek-efek yang merupakan bagian dari
kumpulan efek yang ada dalam indeks tersebut. Pembobotan
masing-masing efek dalam reksadana tersebut sekurang-kurangnya
80% dan sebanyak-banyaknya 120% dari pembobotan atas masing-
masing efek dalam indeks acuan. Karalteristiknya: perkembangan
investasi mengikuti indeks, risiko moderat.

Pihak-pihak yang terkait dengan Reksa Dana:


a) Manajer Investasi: Pihak pengelola Reksadana. Pada umumnya
dilakukan oleh perusahaan sekuritas atau lembaga yangs udah
mendapatkan izin sebagai Manajer Investasi dari BAPEPAM
(sekarang OJK)

26
b) Bank Kustodian: Pihak yang ditunjuk untuk mewakili kepentingan
pemodal untuk mengawasi ketaatan MI terhadap KIK,
bertanggungjawab untuk menyimpan aset Reksadana, menjalankan
transaksi efek sesuai perintah MI, melaksanakan administrasi
Reksadana, menghitung Nilai Aktiva Bersih dan memelihara catatan
investor.
c) Auditor: Pihak yang ditunjuk untuk memeriksa secara berkala
kegiatan pengelolaan dana, pembukuan dan perpajakan,
pelaksanaan prinsip kehati-hatian yang dilakukan manajer investasi
d) Konsultasi Hukum/Notaris: pihak yang memberikan opini hukum
terhadap pembentuan Reksadana dan membuat Kontrak Investasi
Kolektif (KIK)
e) Agen Penjual: Pihak yang ditunjuk MI untuk membantu memasarkan
Reksadana kepada nasabah.

3.4. Right
Right merupakan surat berharga yang memberikan hak bagi
pemodal untuk membeli saham baru yang dikeluarkan emiten. Right
merupakan produk derivatif atau turunan dari saham. Kebijakan untuk
melakukan right issue merupakan upaya emiten untuk menambah
saham yang beredar, guna menambah modal perusahaan. Sebab
dengan pengeluaran saham baru itu, berarti pemodal harus
mengeluarkan uang untuk membeli right. Kemudian uang ini akan masuk
ke modal perusahaaan. Karena merupakan hal, maka investor tidak
terikat harus membelinya. Ini berbeda dnegan sa]ham bonus atau
dividen saham, yang otomatis diterima oleh pemegang saham. Karena
membeli right berarti membeli hal untuk membeli saham, maka kalau
pemodal menggunakan haknya otomatis pemodal telah melakukan
pembelian saham. Jadi imbalan yang akan didapat oleh pembeli right
adalah sama dengan membeli saham, yaitu dividen dan capital gain.

27
Risiko nya yang harus diterima oleh pemodal yaitu turunnya harga
saham dan dividen per saham.34

3.5. Warrant
Warrant seperti halnya right adalah hak untuk membeli saham
biasa pada waktu dan harga yang sudah ditentukan. Biasanya warant
dijual bersamaan dengan surat berharga lain misalnya obligasi atau
saham. Penerbit warrant harus memiliki saham yang nantinya dikonversi
oleh pemegang warrant. Namun, setelah obligasi atau saham yang
disertai warrant memasuki pasar, baik obligasi, saham maupun warrant
dapat dapat diperdagangkan secara terpisah. Sebagai contoh, PT B
menerbitkan obligasi dengan jatuh tempo 5 tahun. Setiap pemegang
obligasi akan mendapatkan 2 warrant. Selanjutnya, untul setiap warrant
berhak membeli satu lembar saham sejak akhir tahun ke 3. Warrant
diterbitkan dengan tujuan agar pemodal tertarik membeli obligasi atau
saham yang diterbitkan emiten. Pada keadaan tertentu, misalknya pada
saat suku bunga bank tinggi, tentu pemodal lebih suka menginvestasikan
dananya ke bank. Kalau emiten menerbitkan obligasi yang memberikan
bunga yang kebih tinggi dari suku bunga bank, tentu memberatkan
keuangan emiten. Sebaliknya, kalau menerbitkan obligasi dengan bunga
rendah, mungkin tidak laku. Supaya obligasi berbunga rendah itu
mendarik minat pemodal, maka obligasi disertai warrant.

34
Halim, abdul, Analisis Investasi di Aset Keuangan, Jakarta: Mitra Wacama Media, 2015, hal 10

28
D. Kejahatan dan Pelanggaran di Pasar Modal

4.1. Landasan Yuridis Kejahatan dan Pelanggaran di Pasar Modal

1. Undang- undang Nomor 8 tahun 1985 tentang pasar modal


(Lembaran Negara RI 1995 No. 64 Berlaku tanggal 1 Januari 1996).
2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 Tentang Kegiatan
Penyelenggaraan Di Pasar modal juncto Peraturan pemerintah Nomor
12 Tahun 2004 Tentang Perubahan atas Peraturan Pemenrintah No 45
Tahun 1995 Tentang Penyelenggaraan Di Bidang Pasar modal.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun tentang Pemeriksaan di Bidang
Pasar Modal.
4. 3 (tiga) Keputusan Menteri Keuangan.
5. 157 ( seratus lima puluh tujuh ) Peraturan Bapepam.35

4.2. Kejahatan Dan Pelanggaran Di Pasar Modal

UU pasar modal memilah tindak pidana di pasar modal menjadi dua


kelompok yaitu pelanggaran (mencakup pasal 103 ayat (2), pasal 105 dan
pasa109) dan kejahatan (mencakup pasal 103 ayat (1), pasal 104, pasal 106
dan pasal 107). Menurut Hazewinkel – Suringa, terdapat perbedaan kuantitatif,
yakni pada umumnya kejahatan (overtrading) di ancam sanksi pidana yang
lebih berat di banding pelanggran (misdrijf) 36

Pelanggaran di Bidang Pasar Modal merupakan pelanggaran yang sifatnya


teknis administratif. Ada 3 pola pelanggaran yang lazim terjadi, yaitu37

a. Pelanggaran yang dilakukan secara individual;


b. Pelanggaran yang dilakukan secara berkelompok;

35
M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya. 2004. Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia. Jakarta; Penanda
Media., hlm, 258.
36
Firoz gaffar. 2006. Civil Remedy. Dendaefektif Bagi Pelanggar Hukum di Bursa? Jurnal Hukum dan
Pasar Modal. Volume II/Edisi 3 April- Juli 2006. Jakarta; Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal
(HKHPM), hal. 22
37
M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya, op, cit, hlm. 272 - 273

29
c. Pelanggaran yang dilakukan langsung atau berdasarkan perintah atau
pengaruh pihak lain.38

Menurut pasal 103 ayat (2) pasar modal yang termasuk kedalam “kejahatan”
sebagai berikut .

a. Menurut pasal 102 ayat (1) UUPM yang menjelaskan setiap pihak yang
melakukan kegiatan di pasar modal tanpa izin
b. Menurut pasal 104 UUPM menjelaskan bahwa setiap pihak yang
melakukan penipuan, manipulasi pasar dan perdagangan orang dalam.
c. Menurut pasal 107 UUPM menjelaskan setiap pihak yang bertujuan
menipu atau merugikan pihak lain.

4.3. Penipuan

Menurut pasal 90 UUPM huruf a, b, dan c bahwa:39

a. Menipu atau mengelabui pihak lain dengan mengunakan sarana atau


cara apa pun;
b. Turut serta menipu atau mengelabui pihak lain;
c. Membuat pernyataan tidak benar mengenai fakta mateil atau tidak
mengungkapkan fakta materilagar pernyataan yng dibuat tidak
menyesatkan mengenai keadaan yang terjadi pada saat pernyataan di
buat dengan maksud untuk menguntungkan atau menghindari kerugian
untuk diri sendiri atau pihak lain atau dengan tujuan mempengaruhi
untuk membeli atau menjual efek.

Larangan ini di tujukan kepada semua pihak yang terlibat dalam perdagangan
efek.

38
Ibid. hal. 273.
39
Tavinayati, Yulia Qamariah, Hukum Pasar Modal di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2013,. hlm.70

30
4.4. Manipulasi Pasar

Manipulasi pasar diatur dalam UU Pasar Modal Bab XI, yang mengenai
Penipuan, Manipualasi Pasar dan Perdangangan Orang yaitu pasa pasal 91
sampai dengan 93.

Beberapa pola manipulasi pasaar sebagai berikut.

a. Menyebarluaskan informasi palsu mengenai emiten dengan maksud


untuk mempengaruhi harga efek
b. Menyebarluaskan informasi yang menyesatkan yang tidak lengkap
(missinformasion).
c. Kegiatan transaksi yang bertujuan untuk memberikan kemudahan bahwa
efek perusahaan tertentu aktif aktif di perdagangkan.

Manipulasi pasar adalah kegiatan untuk menciptakan gambaran semu


atau menyesatkan mengenai kegiatan pedagangan, keadaan pasar atau
harga efek di bursa efek atau memberi pernyataan atau keterangan yang
tidak benar atau menyesatkan sehingga harga efek di bursa terpengaruh.

Menurut Munir Fuady beberapa tinadakan yang dapat digolongkan


tindak pidana manipulasi pasar versi UU pasar modal adalah sebagai
berikut.

a. Menciptakan gambaran pasar modal yang semu


1. Melakukan transaksi efek yang tidak mengakibatkan perubahan
pemilikan; atau
2. Melakukan penawaran jual atau penawaran beli efek pada harga
tertentu, sedangkan pihak lain yang merupakan persekongkolan
juga melakukan penawaran beli atau penawaran jual pada harga
yang lebih kurang sama.
b. Melalukan dua atau lebih transaksi efek di bursa efek , sehingga
menyebabkan harga efek tetap, naik atau turun dengan tujuan pihak
lain terpengaruh untuk menjual membeli atau menahan efek tersebut.

31
c. Membuat pernyataan atau memberi keterangan yang secara
materil tidak benar, yang dapat mempengaruhi harga efek atau untuk
mempengaruhi pihak lain untuk menjual atau membeli efek.

Transaksi perdagangan saham semu dalam UU pasar modal dikenal dengan


tindak pidana manipulasi pasar.40

4.5. Perdagangan Orang Dalam ( Insider Trading)

Secara teknis, pelaku perdagangan orang dalam dapat dibedakan menjadi


dua jenis, yaitu pihak yang mengemban kepercayaan secara langsung
maupun tidak langsung dari emiten atau perusahaan publik atau disebut juga
sebagai pihak yang berada dalam fiduciary position, dan pihak yang menerima
informasi orang dalam dari pihak pertama (fiduciary position) atau dikenal
dengan Tippees.
Pihak yang termasuk golongan pertama adalah komisaris, direktur, atau
pegawai, pemegang saham utama emiten atau perusahaan publik, orang
perseorangan yang karena profesinya atau hubungan usahanya dengan
emiten atau perusahan publik memungkinkan orang tersebut memperoleh
informasi orang dalam atau pihak yang dalam waktu 6 bulan terakhir tidak lagi
menjadi pihak sebagaiman yang telah disebutkan. Dalam UUPM pihak ini
disebut sebagai “orang dalam”.41

Menurut Bismar Nasution pengertian insider trading adalah sebagai berikut.

Praktik insider trading ini terjadi apabila orang dalam (insider) perusahaan
melakukan perdagangan dengan menggunakan informasi yang belum di-
disclose. Dalam hal ini insider mempunyai informasi yang mengandung fakta
materil yang dapat mempengaruhi harga saham.42

40
Anonim 2005. Perdagangan saham semu dan transaksi repo great river. Jurnal hukum & pasar modal
edisi 2/juli/2005: himpunan konsultan pasar modal (HKHPM)., hlm. 106.
41
Irsan Nasarudin, Indra Surya, et al., Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Jakarta: Prenada Media,
2004,. hlm. 268
42
Donal Moody Pangemanan. 2005. Peraturan insider trading dalam Pasar Modal Indonesia; Studi
Mengenai Penerapan Teori Penyalahgunaan dalam Praktik. Insider Trading. Jurnal Hukum & Pasar
Modal Edisi 2/Juli/2005. Jakarta; Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM)., hlm. 49.

32
Pasal 95 UUPM menyatakan;

Orang dalam dari emiten atau perusahaan publik yang mempunyai informasi
orang dalam dilarang melakukan pembelian atau penjualan atas efek:

a. Emiten atau perusahaan publik dimaksud; atau


b. Perusahaan lain yang melakukan transaksi dengan emiten atau
perusahaan publik yang bersangkutan.

Terdapat kemungkinan terjadinya perdagangan menggunakan orang dalam


dapat diketahui dari ada atau tidaknya orang dalam yang melakukan transaksi
atas efek perusahaan dimana yang bersangkutan menjadi orang dalam. Atau
dapat diketahui dari adanya peningkatan harga dan volume perdagangan efek
sebelum diumumkannya informasi kepada publik serta terjadi peningkatan dan
penurunan harga dan volume perdagangan yang tidak wajar. Perdagangan
orang dalam mengandung beberapa unsur, diantaranya :

 Adanya perdagangan efek.


 Dilakukan oleh orang orang dalam perusahaan.
 Adanya inside information.
 Informasi belum terbuka untuk umum.
 Tujuan untuk mendapat keuntungan.43

4.6. Penerapan Sanksi di Pasar Modal

Ada tiga macam sanksi yang diterapkan oleh UUPM, yaitu:44

1. Sanksi Administratif
Jenis sanksi administratif yang dijatuhkan kepada pihak-pihak yang
melanggar, yaitu :
a. Peringatan tertulis
b. Denda
c. Pembatasan kegiatan usaha

43
Irsan Nasarudin, Indra Surya, et al., Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Jakarta: Prenada Media,
2004,. hlm. 269
44
Ibid., hlm. 274-276

33
d. Pembekuan kegiatan usaha
e. Pencabutan izin usaha
f. Pembatalan persetujuan
g. Pembatalan pendaftaran

Untuk sanksi denda UUPM Pasal 102 ayat 3 menyatakan bahwa


sanksi administratif diatur oleh peraturan pemerintah, yaitu PP No.45
Tahun 1995.
 Denda Rp. 500.000,00/hari dengan maksimal Rp.
500.000.000,00
 Denda Rp. 100.000,00/hari dengan maksimal Rp.
100.000.000,00
 Denda maksimal Rp. 500.000.000,00 untuk pihak yang
bukan orang perseorangan
 Denda maksimal Rp. 100.000.000,00 untuk orang
perseorangan
2. Sanksi Perdata
Sanksi perdata lebih banyak di dasarkan pada UUPT. UUPT dan UUPM
menyediakan ketentuan yang memungkinkan pemegang saham
melakukan gugatan perdata kepada pengelola atau komisaris yang telah
menyebabkan kerugian pada perusahaan.
 Gugatan berdasarkan perbuatan melawan hukum
(KUHPerdata Pasal 1365)
 Gugatan berdasarkan adanya wanprestasi atas suatu
perjanjian
 Gugatan berdasarkan UUPT Pasal 85 ayat 2 untuk direksi
dan 98 ayat untuk komisaris perseroan terbuka
3. Sanksi pidana
UUPM pasal 103-110 mengancam setiap pihak yang terbukti melakukan
tindak pidana diancam hukuman pidana penjara antara satu sampai
sepuluh tahun.

34
BAB III

PENUTUP

 Kesimpulan

Pasar modal (capital market) adalah pasar yang mempertemukan


pihak yang menawarkan dan yang memerlukan dana jangka panjang
yang dapat diperjual belikan, seperti saham (ekuiti), obligasi (surat
utang), reksadana, instrument devirativ maupun instrumen lainnya.
Dalam pasar modal terdapat efek yang terdiri dari berbagai macam
surat berharga, seperti saham dan obligasi. Pihak-pihak yang
tergabung dalam pasar modal tercantum dalam UUPM. Setiap
lembaga dalam UUPM diberikan kewenangan masing-masing.

35
DAFTAR PUSTAKA

Halim, Abdul. 2015. Investasi di Aset Keuangan. Jakarta: Mitra Wacana Media
Nasarudin, Irsan. dkk. 2004. Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Jakarta:
Prenada Media
Abdalloh, Irwan. 2018. Pasar Modal Syariah, Jakarta: Elex Media Komputindo
Lathif, Azharuddin dan Nahrowi. 2009. Pengantar hukum bisnis, Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta
Tavinayati dan Yulia Qamariah. 2013. Hukum Pasar Modal di Indonesia,
Jakarta: Sinar Grafika
Samri, Yenni. 2015. Peranan Pasar Modal Dalam Perekonomian Negara,
Medan: Human Falah Vol.2, FEB UIN-SU.
Martalena. 2011. Pengantar pasar modal. Yogyakarta: Penerbit Andi
Mar’ati, Fudji Sri. 2010. Mengenal Pasar Modal (Instrumen Pokok Dan Proses
Go Public), Vol. 3
Halim, Abdul. 2015. Analisis Investasi di Aset Keuangan, Jakarta: Mitra
Wacama Media
Supramono, Gatot. 2014. Transaksi Bisnis Saham & Penyelesaian Sengketa
melalui Pengadilan, Jakarta: Prenadamedia Group
Firoz gaffar. 2006. Civil Remedy. Denda efektif Bagi Pelanggar Hukum di
Bursa? Jurnal Hukum dan Pasar Modal. Volume II/Edisi 3 April- Juli 2006.
Jakarta; Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM)
Anonim. 2005. Perdagangan Saham Semu Dan Transaksi Repo Great River.
Jurnal hukum & pasar modal edisi 2/juli/2005: Himpunan Konsultan Pasar
Modal (HKHPM)
Donal Moody Pangemanan. 2005. Peraturan insider trading dalam Pasar Modal
Indonesia; Studi Mengenai Penerapan Teori Penyalahgunaan dalam Praktik
Insider Trading. Jurnal Hukum & Pasar Modal Edisi 2/Juli/2005. Jakarta;
Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM)
http://www.kpei.co.id/page/sekilas-kpei
http://www.ksei.co.id/about
https://www.ojk.go.id/id/kanal/pasar-modal/Pages/Perusahaan-Efek.aspx

36

Anda mungkin juga menyukai