Anda di halaman 1dari 32

Hukum Pasar Modal

Hukum Komersil, FEB UB 2019


dipresentasikan oleh :

Aditya Pratama / 165020101111053


Afwanda Surya Andriansyah / 185020107111007
T.M. Pasya Athallah / 185020107111009
Muhammad Ariq Ibrahim / 185020107111011
M. Kautsar Ibnu Muharram / 185020107111013

Jeff Bezos, CEO Amazon, 1st Billionares Forbes 2019 :


"Work hard, have fun, make history ”
1. Pendahuluan
The secret of getting ahead is getting started

3

Perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dibagi
dalam beberapa periode :
▣ Periode Permulaan (1878-1912)
▣ Periode Pembentukan Bursa (1912-1925)
▣ Periode Awal Kemerdekaan (1925-1952)
▣ Periode Kebangkitan (1952-1977)
▣ Periode Pengaktifan Kembali (1977-1987)
▣ Periode Deregulasi (1987-1995)
▣ Periode Kepastian Hukum (1995 - sampai sekarang)
▣ Periode Menyongsong Independensi Bapepam

4

Dari tahun ke tahun pemerintah terus mendorong peningkatan
kemajuan pasar modal yang modern dan setara dengan yang ada di
Negara-negara lain. Keseriusan itu ditunjukkan Negara melalui
perumusan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1999-2004 yang
mengamanatkan kepada penyelenggara Negara untuk mengembangkan
pasar modal yang sehat, transparan, dan efisien. Badan Pengawas
Pasar Modal (Bapepam) merupakan badan yang berfungsi sebagai
regulator dan penegak hukum pasar modal demi peningkatan kualitas
penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan di bidang
pasar modal yang sesuai dengan standar internasional. Sedangkan
pengelolaan bursa efek diserahkan kepada Bursa Efek Jakarta dan
penjaminan emisi efek dilakukan oleh perusahaan swasta.

5
2. Pembahasan
Three things to respect : Old Man, Religion, and Law

6
Hukum dan Pasar Modal

UU Pasar Modal pasal 1 angka 13 mendefinisikan pasar modal adalah kegiatan yang
bersangkutan dengan Penawaran Umum dan Perdagangan Efek Perusahaan Publik yang
berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan
efek. Di dalam menjalankan fungsinya setiap pelaku pasar modal dituntut untuk memahami dan
menguasai system hukum yang menjadi landasan bergeraknya industry pasar modal Indonesia.
Dalam kaidah hukum kalau ditinjau dari isinya, maka akan terdapat perintah, yang mau tidak mau
harus dijalankan atau ditaati, ada larangan, dan ada kebolehan atau perkenan, yang sifatnya dapat
memaksa, mengikat dan ada pula sifatnya melengkapi. Peraturan perundang-undangan di bidang
pasar modal juga mengacu kepada kaidah hukum tersebut secara umum.
7
Sumber Hukum Pasar Modal

1) Undang-Undang nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal.


2) Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang
Pasar Modal.
3) Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar
Modal.
4) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 645/KMK.010/1995 tentang Pencabutan Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 1548/KMK.013/1990 tentang Pasar Modal sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 284/KMK.010/1995.
8
Sumber Hukum Pasar Modal
5) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 646/KMK.010/1995 tentang Pemilikan Saham atau
Unit Penyertaan Reksa Dana oleh Pemodal Asing.
6) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 647/KMK.010/1995 tentang Pemilikan Saham Efek
oleh Pemodal Asing (maksimal 85% dari modal disetor).
7) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 455/KMK.01/1997 tanggal 4 September 1997 tentang
Pembelian Saham oleh Pemodal Asing Melalui Pasar Modal.
8) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 179/KMK.010/2003 tanggal 17 Juli 2003 tentang
Permodalan Perusahaan Efek.
9) Seperangkat peraturan pelaksana yang dikeluarkan Ketua Bapepam sejak tanggal 17 Januari
9
1996.
Sumber Hukum Pasar Modal

Kehadiran Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM) sangat
ditunggu-tunggu oleh pihak-pihak terkait dalam industri pasar modal. Bahkan dianggap sebagai
tonggak baru bagi perjalanan sejarah pasar modal Indonesia, karena mengatur hal-hal yang penting
dalam kegiatan pasar modal, yaitu otoritas pasar modal, institusi, lembaga dan profesi, kegiatan,
pelanggaran, tindak pidana. UUPM menjadi dasar hukum bagi pembuatan peraturan-peraturan yang
menyangkut pelaksanaan kegiatan di bidang pasar modal.

10
Himpunan Peraturan Bapepam

Cakupan dari peraturan Bapepam juga cukup luas yang meliputi materi peraturan sebagai berikut:
1) Definisi 7) Penyelesaian Transaksi Bursa dan Penitipan
2) Peraturan Operasional Bapepam Kolektif
3) Bursa Efek, Lembaga Kliring, dan Kustodian 8) Profesi Penunjang Pasar Modal
Sentral 9) Emiten dan Perusahaan Publik
4) Reksa dana 10) Pelaporan
5) Perusahaan Efek, Perwakilan, dan Penasehat 11) Penipuan, Manipulasi Pasar, dan Insider
Investasi Trading
6) Lembaga Penunjang Pasar Modal 11 12) Pemeriksaan dan Penyidikan
Himpunan Peraturan Bapepam

Pasar modal Indonesia tidak mungkin menutup diri dari pasar internasional, standar dan
praktik yang berlaku secara internasional mengharuskan Bapepam untuk membuat setiap aturan
main yang ada mengacu kepada standar internasional. Sebagai implementasi dalam kebijakan
pembuatan peraturan Bapepam yang pada intinya menetapkan mekanisme pembuatan peraturan
yang melibatkan semua pihak terkait. Sebagai hasilnya telah berhasil dibuat lebih dari 140 buah
peraturan dalam dua bahasa, Indonesia dan Inggris yang tersedia untuk semua pelaku pasar dan
masyarakat luas.
12
Himpunan Peraturan Bapepam

Keseluruhan materi peraturan tersebut akan mengalami penyesuaian dari waktu ke waktu
sesuai dengan kebutuhan pasar dan perkembangan zaman dengan tetap mengacu kepada
perlindungan investor. Masalah perlindungan investor (investor protection) harus tetap menjadi
dasar acuan penerbitan setiap peraturan pasar modal. Dan bagaimana mengimplementasikan
kewenangan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Pasar Modal akan menjadi tantangan dan
pekerjaan rumah tersendiri bagi Bapepam. Perlindungan investor hanya akan dipersepsikan secara
nyata berdasarkan penerapan dan penegakkan peraturan perundang-undangan di bidang pasar
modal di lapangan.
13
Pengembangan Pasar Modal di Indonesia

Saat ini pasar modal Indonesia sedang mengalami perkembangan. Perkembangan itu berasal dari rencana
(blue print), namun juga ada yang disebabkan oleh keadaan perekonomian atau tren global. Perkembangan pasar
modal Indonesia tidak hanya ditunjukkan oleh data yang bersifat kuantitatif semata seperti meningkatnya
volume perdagangan dan nilai kapitalisasi pasar serta jumlah perusahaan yang go public, akan tetapi juga
peningkatan kemampuan perusahaan, ketaatan semua pihak yang terlibat dalam kegiatan pasar modal, kualitas
keterbukaan informasi pasar modal serta diberlakukan standar internasional dalam kegiatan perdagangan.
Kemajuan ini tidak lepas dari kontribusi dari segenap komponen pelaku pasar modal, yaitu Bapepam/pemerintah
dan swasta, yaitu lembaga dan profesi penunjang pasar modal seperti bursa efek, LKP (Lembaga Kliring dan
Penjaminan), LPP (Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian) dan perusahaan efek, akuntan, konsultan hukum,
notaris, dan penilai.
14
Pengembangan Pasar Modal di Indonesia

Pengembangan pasar modal Indonesia secara umum mengikuti perkembangan di dunia internasional dan
kebutuhan. Untuk pengembangan pasar modal Indonesia perlu dibangun kerjasama antara otoritas pasar modal dan
bursa pasar modal Indonesia dengan otoritas pasar modal dan bursa dari Negara-negara maju. Bagi otoritas pasar
modal, kerjasama internasional sangat dibutuhkan dalam rangka mewujudkan system pasar modal yang wajar,
tertib, dan teratur. Sehingga otoritas pasar modal dapat terus mengembangkan kemampuannya untuk menciptaan
sistem pasar modal yang wajar, tertib, dan teratur, serta melindungi investor. Dengan adanya kerjasama
internasional ini akan menghasilkan suatu pertukaran pengalaman dan pengetahuan mengenai bentuk-bentuk
kejahatan di bidang pasar modal yang melibatkan teknologi informasi, system pengaturan, dan pembuatan
peraturan perundang-undangan untuk mengakomodasikan perkembangan dunia usaha dan kepentingan pemegang
saham dan masyarakat.
15
Pengembangan Pasar Modal di Indonesia

Dalam rangka penegakan hukum pasar modal di Indonesia dan meningkatkan kerjasama internasional
dalam penegakan hukum pasar modal, Bapepam memiliki Bagian Kerja Sama Penyidikan dan Pemeriksaan
Internasional yang merupakan bagian dari Biro Pemeriksaan dan Penyidikan. Bagian ini mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan kerja sama penegakan hukum internasional, perjanjian, pertukaran
informasi pasar modal internasional, dan penelaahan perjanjian kerja sama pasar modal internasional. Bagian
Kerja Sama Penyidikan dan Pemeriksaan Internasional terdiri dari Bagian Kerja Sama Bilateral dan Kerja Sama
Multilateral. Dengan adanya kerja sama Bapepam dengan otoritas pasar modal Negara-negara lain diharapkan
akan berguna untuk meningkatkan kinerja Bapepam di dalam menjadi pasar modal Indonesia bertaraf
internasional.
16
Struktur Kelembagaan Pasar Modal

Pihak-pihak atau institusi yang terlibat di pasar modal Indonesia tercantum dalam UUPM. Setiap lembaga
yang disebut dalam UUPM diberikan kewenangan. Masalah regulasi, penerapan peraturan perundang-undangan
dan penegakan hukum berada di tangan Badan Pengawas Pasar Modal Republik Indonesia (Bapepam). Bapepam
secara struktural merupakan lembaga yang berada di bawah Departemen Keuangan Republik Indonesia.

17
STRUKTUR KELEMBAGAAN
PASAR MODAL
UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal,
PP No. 45 Tahun 1995
Kep. Menkeu No. 654 Tahun 1995

18
Transparansi dalam Pasar Modal

Transparansi merupakan terminologi yang sangat penting dan prinsip yang fundamental dalam pasar
modal. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, transparansi diartikan sebagai: (1) sifat yang tembus cahaya; (2)
nyata; (3) jelas, atau secara umum memberikan arti tembus pandang. Transparansi dalam pasar modal berarti
keharusan emiten, perusahaan public, dan pihak lain yang tunduk kepada UUPM untuk menginformasikan
kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh informasi material mengenai usahanya atau efeknya yang
dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap efek yang dimaksud atau harga dari efek tersebut
(UUPM Pasal 1 angka 25).

19
Transparansi dalam Pasar Modal
Transparansi atau keterbukaan ini merupakan suatu bentuk perlindungan kepada masyarakat investor.
Dari segi substansial, transparansi memampukan publik untuk mendapatkan akses informasi penting yang
berkaitan dengan perusahaan. Suatu pasar modal dikatakan fair dan efisien apabila semua pemodal memperoleh
informasi dalam waktu yang bersamaan disertai kualitas informasi yang sama (equal treatment dalam akses
informasi). Dari sisi yuridis, transparansi merupakan jaminan bagi hak publik untuk terus mendapatkan akses
penting dengan sanksi untuk hambatan atau kelalaian yang dilakukan perusahaan. Pengenaan sanksi yang
termuat dalam UUPM serta penegakan hukum atas setiap pelanggaran terhadap ketentuan mengenai keterbukaan
atau transparansi ini menjadikan pemegang saham atau investor terlindungi secara hukum dari praktik-praktik
manipulasi dalam perusahaan publik. Karena apabila investor tidak merasa mendapatkan perlindungan hukum
yang memadai, maka hampir dipastikan arus investasi melalui pasar modal akan kecil, kalau tidak mau
dikatakan tidak ada. 20
Transparansi dalam Pasar Modal

Perlindungan hukum tersebut sangat diperlukan untuk mencapai terbentuknya pasar modal yang fair,
teratur, dan efisien. Bentuk perlindungan hukum tersebut antara lain dengan memberikan kepastian hukum
melalui peraturan perundang-undangan dan penegakannya. Jaminan keterbukaan informasi akan memberikan
pedoman bagi calon investor atau pemegang saham untuk mengambil keputusan. Kualitas informasi akan
terjaga jika keterbukaan bisa dijamin.

21
Transparansi dalam Pasar Modal
Jaminan UUPM akan transparansi atau keterbukaan merupakan hal yang mendasar untuk menciptakan
kepercayaan dan menarik calon investor untuk berinvestasi di pasar modal. Di lain pihak, perusahaan pubik atau
emiten yang ingin sahamnya dibeli oleh para investor dan data masuk dalam standar internasional, haruslah
berusaha untuk membuka diri dan menerapkan keterbukaan informasi dengan kualitas yang terjaga dalam hal
akurasi, kelengkapan, ketepatan waktu, dan ketepatan informasi. Secara hukum emiten dituntut untuk
menerapkan keterbukaan di dalam menyampaikan informasi yang berhubungan dengan perusahaan, tetapi di lain
sisi emiten dan perusahaan publik perlu mempertimbangkan secara matang mengenai hal-hal apa saja yang bisa
diungkap kepada publik. Ekses yang muncul dari pengungkapan informasi rinci ke publik bisa menjadikan
perusahaan pesaing mengetahui keadaan perusahaan. Oleh karena itu, emiten meminta untuk diberikan hak
untuk menjaga informasi yang merupakan rahasia perusahaan. Adalah tugas hukum menyelaraskan dua
22
kepentingan yang saling bertolak belakang.
Kejahatan dan Pelanggaran di Bidang Pasar Modal

Kejahatan di bidang pasar modal adalah kejahatan yang khas dilakukan oleh pelaku pasar modal dalam
kegiatan pasar modal. Secara internasional, kasus-kasus kejahatan di bidang pasar modal bermodus tidak jauh
berbeda. Pemerintah Indonesia, melalui Bapepam, berupaya keras untuk mengatasi dan mencegah tindak
kejahatan di pasar modal Indonesia dengan berbagai cara antara menertibkan dan membina pelaku pasar modal
sebagai tindakan preventif, dan menuntaskan kejahatan di bidang pasar modal sebagai tindakan represif. Tugas
yang diemnban Bapepam tidak ringan, oleh karena itu Bapepam diberikan kewenangan untuk melakukan
penyelidikan, pemeriksaan, penyidikan sampai meneruskan penuntutan kepada kejaksaan atas dugaan terjadinya
tindak kejahatan. Untuk kasus pelanggaran, Bapepam mempunyai kewenangan melakukan pemeriksaan,
penyidikan sampai pemberian sanksi administrative.
23
Kejahatan dan Pelanggaran di Bidang Pasar Modal

Tindak pidana di bidang pasar modal mempunyai karakteristik yang khas, yaitu “barang” yang
menjadi objek dari tindak pidana adalah informasi, selain itu pelaku tindak pidana tersebut bukanlah
mengandalkan kemampuan fisik seperti halnya pencurian atau perampokan mobil, akan tetapi lebih
mengandalkan pada kemampuan untuk membaca situasi pasar serta memanfaatkannya untuk
kepentingan pribadi. Selain itu, pembuktiannya cenderung sulit dan dampak pelanggaran dapat
berakibat fatal dan luas. Untuk dapat memahami lebih jauh tenteang tindak pidana di bidang pasar
modal, berikut ini akan diuraikan secara lebih terinci jenis-jenis tindak pidana yang dikenal di dunia
pasar modal.
24
Kejahatan dan Pelanggaran di Bidang Pasar Modal
Pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal merupakan hal yang rawan
dilakukan oleh pihak-pihak yang terlibat di pasar modal. Pelanggaran di bidang pasar modal dapat dibagi ke
dalam dua kelompok dilihat dari sifat administrative. Mulai dari pasal 25 samapi pasal 89 UUPM berkaitan
dengan kewajiban menyampaikan laporan atau dokumen tertentu kepada Bapepam dan atau masyarakat.
Menurut Peraturan X.K.1. laporan yang dimaksud adalah laporan berkala atau laporan yang bersifat insidentil
yang berisikan informasi atau fakta material yang penting dan relevan mengenai peristiwa atau kejadian yang
dapat mempengaruhi harga saham di bursa efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau pihak lain
yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut.

Pelanggaran jenis kedua adalah pelanggaran yang bersifat teknis, yaitu menyangkut masalah perizinan,
persetujuan, dan pendaftaran di Bapepam. Ada tiga macam sanksi yang diterapkan oleh UUPM, yaitu Sanksi
Administratif, Sanksi Perdata, dan Sanksi Pidana. 25
Komisaris Utama PT Sarijaya Permana Sekuritas (SPS) ditahan Bareskrim- Studi Kasus
Mabes Polri sejak 24 Desember 2008 karena dugaan penyalahgunaan rekening dana
nasabah. Nama Komut Sarijaya yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah
Herman Ramli.
Dugaan penggelapan dana tersebut telah diselidiki oleh Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK) yang kini bersama Bareskrim Mabes
Polri melakukan penyelidikan secara intensif terhadap kasus dugaan penyalahgunaan
rekening dana nasabah itu.
Dalam penyelidikan yang dilakukan Bapepam kasus dugaan penyalahgunaan
rekening dana nasabah di Sarijaya itu melibatkan Komisaris Utama.
Ketua Bapepam LK Fuad Rahmany dalam siaran pers, Selasa (6/1/2009)
menjelaskan pihaknya melakukan kerja sama dengan Bareskrim sebagai upaya pencegahan
agar komisaris utama Sarijaya dapat mempertanggungjawabkan tindakannya yang telah
dilakukannya.
26
Studi Kasus
Bapepam juga telah memerintahkan Bursa Efek Indonesia (PT BEl) untuk
mensuspensi aktivitas perdagangan PT SPS terhitung mulai tanggal 6 Januari 2009.
Bapepam-LK bersama SRO selanjutrlya akan segera melakukan beberapa upaya lanjutan
antara lain:
1. Melakukan due diligence dan atau audit investigasi atas assets dan liabilities PT SPS
2. Melakukan verifikasi atas Rekening Efek nasabah PT SPS
3. Melakukan verifikasi dan penilaian atas aset-aset pribadi yang telah diserahkan oleh
Komisaris Utama PT SPS tennasuk atas status hukum aset-aset tersebut.
Fuad menjelaskan Bapepam-LK bersama SRO akan terus melakukan berbagal
upaya dan tindakan hukum yang diperlukan guna menjaga kepercayaan pelaku pasar pada.
umumnya dan melindungi kepentingan investor pada khususnya. Bapepam juga telah
memerintahkan PT SPS untuk tidak melakukan perbuatan hukum atas Efek dan dana milik
nasabah PT SPS.
27
Kesimpulan
28
Pasar Modal adalah tempat perusahaan
mencari dana segar untuk mengingkatkan kegiatan
bisnis sehingga dapat mencetak lebih banyak
keuntungan. Dana segar yang ada di pasar modal
berasal dari masyarakat yang disebut juga sebagai
investor. Para investor melakukan berbagai teknik
analisis dalam menentukan investasi di mana
semakin tinggi kemungkinan suatu perusahaan
menghasilkan laba dan semakin kecil risiko yang
dihadapi maka semakin tinggi pula permintaan
investor untuk menanamkan modalnya di
perusahaan tersebut. Bentuk yang paling umum
dalam investasi pasar modal adalah saham dan
obligasi.

29
Untuk menciptakan mekanisme
pasar modal yang baik diperlukan suatu
lembaga-lembaga yang terkait dengan
pasar modal yang mengatur pasar modal
tersebut seperti BAPEPAM, Instansi
Pemerintah, Badan Penilai, Konsultan Efek
dan Lembaga Swasta. Sehingga pasar
modal sebagai tempat bertemunya pihak
yang memiliki dana lebih (lender) dengan
pihak yang memerlukan dana jangka
panjang tersebut (borrower). Dan secara
umum mempunyai manfaat lebih dari
keberadaan pasar modal itu sendiri..

30
Daftar Pustaka

▣ Khairandy, Ridwan. 2010. Hukum Pasar Modal 1. Yogyakarta: FH UII


Press
▣ Mertokusumo, Sudikno. 1996. Mengenal Hukum. Yogyakarta: Liberty
▣ Nasarudin, M. Irsan dan Indra Surya. 2007. Aspek Hukum Pasar
Modal Indonesia. Jakarta: Kencana
▣ Sumantoro. 1990. Pengantar Tentang Pasar Modal Indonesia.
Jakarta: Ghalia Indonesia
▣ Tavinayati dan Yulia Qamariyanti. 2013. Hukum Pasar Modal di
Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika

31
32

Anda mungkin juga menyukai