Anda di halaman 1dari 3

Kronologis Kasus Manipulasi Laporan Keuangan PT.

Hanson Int’l

Kasus ini berawal dari Surat Pengumuman Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No.
Peng-3/PM.1/2019 tanggal 31 Juli 2019 tentang pemberian sanksi administrative dan/atau
perintah tertulis terhadap PT. Hanson International Tbk, Benny Tjokrosaputro, Adnan
Tabrani, dan Sherly Jokom.

OJK menjatuhkan sanksi denda kepada PT. Hanson Int’l, Tbk sebesar Rp. 500juta dan
melakukan perbaikan dan penyajian kembali atas laporan keuangan tahunan per
31/12/2016, Benny Tjokrosaputro selaku Direktur Utama PT. Hanson Int’l Tbk sebesar Rp. 5
miliar, Adnan Tabrani selaku Direktur PT. Hanson Int’l Tbk sebesar Rp. 100juta, dan Sherly
Jokom selaku rekanan pada KAP Purwantono, Sungkoro, dan Surja (member KAP EY)
berupa pembekuan STTD (Surat Tanda Terdaftar) selama 1 tahun atas profesi akuntan
karena pihak-pihak tersebut terbukti melakukan rekayasa atas laporan keuangan PT
Hanson International Tbk (MYRX) tahun 2016.

Rekayasa yang dimaksud adalah PT. Hanson Int’l mengakui pendapatan dengan metode
akrual penuh pada laporan keuangan tahun 2016. Namun, perseroan tidak mengungkapkan
Perjanjian Pengikatan Jual Beli Kavling Siap Bangun di Perumahan Serpong Kencana
tertanggal 14 Juli 2016 (PPJB 14 Juli 2016) terkait penjualan Kasiba dengan nilai gross
sebesar Rp. 732Milyar pada laporan keuangan 2016. Sehingga hal ini perseroan terbukti
melanggar Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 44 tentang Akuntansi Aktivitas Real
Estat (PSAK 44).

Benny Tjokrosaputro sebagai pihak yang menandatangani PPJB 14 Juli 2016 dan
Representation Letter tertanggal 29 Maret 2017 tidak menyampaikan PPJB 14 Juli 2016
kepada auditor yang mengaudit LKT PT Hanson International Tbk yang mengakibatkan
pendapatan per 31 Desember 2016 overstated sejumlah Rp. 613milyar (sehingga OJK tidak
dapat menggunakan kewenangan untuk memerintahkan PT Hanson International Tbk
melakukan koreksi atas pengakuan pendapatan. Pendapatan sebenarnya sebesar Rp.
119M.

Pada laporan keuangan tahunan 2016 PT. Hanson Int’l menyajikan pendapatan sebesar Rp.
740.024.385.759 yang seharusnya hanya sebesar Rp. 127.024.385.759.

Kemudian Sdri. Sherly Jokom, selaku rekan pada Kantor Akuntan Publik Purwantono,
Sungkoro dan Surja (Member of ersnt and Young Global Limited) yang melakukan audit atas
LKT PT Hanson International Tbk per 31 Desember 2016. Ybs terbukti melakukan
pelanggaran Pasal 66 UUPM jis. Paragraf A 14 PSAP SA 200 dan Seksi 130 Kode Etik
Profesi Akuntan Publik–Institut Akuntan Publik Indonesia karena dinilai tidak cermat dalam
pelaksanaan prosedur audit SA 560.

Terutama pada huruf (b) paragraf 14 terkait penentuan apakah LKT PT Hanson International
Tbk per 31 Desember 2016 yang mengandung kesalahan material yang memerlukan
perubahan atau tidak atas fakta yang diketahui oleh auditor setelah laporan keuangan
diterbitkan.

Ketentuan PSAK yang dilanggar

Perseroan terbukti melanggar Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 44 tentang


Akuntansi Aktivitas Real Estat (PSAK 44) yaitu :

1. Paragraph 6 ayat a sebagai berikut :


Pendapatan penjualan bangunan rumah, ruko, bangunan sejenis lainnya beserta
kapling tanahnya diakui dengan metode akrual penuh (full accrual method) apabila
proses penjualan telah selesai.
2. Paragraf 8 :
Proses penjualan dianggap telah selesai apabila pengikatan jual beli atau perjanjian
jual beli telah berlaku, yaitu apabila pengikatan atau perjanjian tersebut telah
ditandatangani oleh kedua belah pihak telah memenuhi persyaratan yang tercantum
dalam pengikatan atau perjanjian jual beli agar pengikatan atau perjanjian tersebut
berlaku.

Perseroan tidak dapat tidak mengungkapkan Perjanjian Pengikatan Jual Beli Kavling Siap
Bangun di Perumahan Serpong Kencana tertanggal 14 Juli 2016 (PPJB 14 Juli 2016) terkait
penjualan Kasiba dengan nilai gross sebesar Rp. 732Milyar pada laporan keuangan 2016.
Sehingga tidak dapat diketahui metode apa yang digunakan untuk mengakui pendapatan
atas transaksi PPJB Kavling Siap Bangun. Hal ini berisiko adanya kesalahan informasi dari
para pihak diluar perseroan dalam menentukan investasi kepada perseroan.

Jika dilihat dari kronologis dan ketentuan yang dilanggar perseroan berisiko mengalami
kerugian sebesar Rp.-544.946.861.068 dikarenakan tidak dirilisnya PPJB atas penjualan
Kavling Siap Bangun.

Kondisi Perusahaan Saat Ini

1. Perseroan belum melakukan publikasi atas perbaikan LKT 2016 per Desember 2016
2. Perseroan tidak melakukan publikasi atas LKT 2018 per 31 Desember 2018
3. Saham PT. Hanson Int’l kode MYRX dilakukan suspense oleh BEI
4. Selain itu, PT. Hanson Int’l dinyatakan pailit oleh berdasarkan Putusan Nomor 667
K/Pdt.Sus-Pailit/2021 Mahkamah Agung atas gugatan oleh debiturnya.

Anda mungkin juga menyukai