UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS HUKUM
2019/2020
Pendahuluan
Penjelasan dari Bank Bermasalah sendiri yaitu bank mempunyai rasio atau
nisbah kredit yang tidak lancar dan tinggi apabila dibandingkan dengan modalnya.
Bank yang dari hasil pemeriksaan nilainya berada pada posisi empat (kurang
sehat) atau lima (tidak sehat) pada daftar urutan kondisi bank. Bank bermasalah
akan lebih sering diperiksa daripada bank yang berkondisi sehat.
Terdapat dua aspek sumber masalah yang dihadapi bank sebagai unit usaha bisnis,
yaitu:
A. Faktor Internal
Bank dapat menjadi bermasalah jika tidak dikelola dengan hati-hati
Lemahnya pengendalian internal
Campur tangan pemilik dalam operasional bank
Kesalahan dalam penetapan strategi yang bermuara sehingga
menyebabkan bank mengalami kerugian
B. Faktor Eksternal
Perubahan lingkungan bisnis
Perubahan kebijakan pemerintah
Prinsip Kehati-hatian
Pasal 29:
3. Kriteria perizinan
6. Kecukupan modal
25. Menerapkan standar yang sama antar bank lokal dengan bank asing
Kesehatan Bank
Dengan kata lain tingkat kesehatan bank juga erat kaitannya dengan pemenuhan
peraturan perbankan (kepatuhan pada Bank Indonesia).
Indikator Kesehatan Bang
Apabila Dalam hal keadaan suatu Bank menurut penilaian Bank Indonesia
membahayakan kelangsungan usaha Bank yang bersangkutan dan/atau
membahayakan sistem perbankan atau terjadi kesulitan perbankan yang
membahayakan perekonomian nasional, Bank Indonesia dapat melakukan
tindakan sebagaimana diatur dalam undang-undang tentang perbankan yang
berlaku.
Seperti yang tertera dalam pasal 37 UNDANG UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1998
TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1992 TENTANG
PERBANKAN.
(2) Apabila:
a. tindakan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) belum cukup untuk mengatasi
kesulitan yang dihadapi bank; dan
b. menurut penilaian Bank Indonesia keadaan suatu bank dapat membahayakan
sistem Perbankan, Pimpinan Bank Indonesia dapat mencabut izin usaha bank dan
memerintahkan Direksi bank untuk segera menyelenggarakan Rapat Umum
Pemegang Saham guna membubarkan badan hukum bank dan membentuk tim
likuidasi.
(3) Dalam hal Direksi bank tidak menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang
Saham sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), Pimpinan Bank Indonesia meminta
kepada pengadilan untuk mengeluarkan penetapan yang berisi pembubaran badan
hukum bank, penunjukan tim likuidasi, dan perintah pelaksanaan likuidasi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku."
(5) Atas permintaan badan khusus sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), bank
dalam program penyehatan wajib memberikan segala keterangan dan penjelasan
mengenai usahanya termasuk memberikan kesempatan bagi pemeriksaan buku-
buku dan berkas yang ada padanya, dan wajib memberikan bantuan yang
diperlukan dalam rangka memperoleh keterangan, dokumen, dan penjelasan yang
diperoleh bank dimaksud.
(6) Pihak-pihak sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) huruf k wajib memberikan
keterangan dan penjelasan yang diminta oleh badan khusus.
(7) Badan khusus sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib menyampaikan
laporan kegiatan kepada Menteri Keuangan.
Tahap Penyehatan Bank Bank dapat ditetapkan dengan status bank dalam
penyehatan apabila bank tersebut dinilai masih memiliki potensi untuk
dapat diperbaiki terutama dari aspek permodalan. Selama proses
penyehatan Bank oleh BPPN, komunikasi dan kerjasama antara Bank
Indonesia dengan BPPN intensif dilakukan terutama yang berkaitan dengan
perkembangan indikator utama kinerja Bank, antara lain kinerja
permodalan, rasio likuiditas (Giro Wajib Minimum), non-performing loan,
ketentuan prudensial dan indikasi pencapaian rencana kerja. Apabila
kondisi membaik dan program penyehatan telah selesai dilakukan atau
dinyatakan berhasil, maka status bank dalam penyehatan dicabut dan bank
diserahkan kembali kepada Bank Indonesia untuk dilakukan pengawasan
yang diperlukan.
Likuidasi bank adalah tindakan penyelesaian seluruh hak dan kewajiban
bank sebagai akibat pencabutan izin usaha pembubaran badan hukum
bank. Jadi likuidasi bank bukanlah sekedar pencabutan izin usaha dan
pembubaran badan hukum bank, tetapi berkaitan dengan proses
penyelesaian segala hak dan kewajiban dari suatu bank yang dicabut izin
usahanya. Setelah suatu bank dicabut izin usahanya, dilanjutkan lagi
dengan proses pembubaran badan hukum bank yang bersangkutan, dan
seterusnya dilakukan proses pemberesan berupa penyelesaian seluruh hak
dan kewajiban (piutang dan utang) bank sebagai akibat dari pencabutan
izin usaha dan pembubaran badan hukum bank.
Bank bermasalah adalah bank yang mempunyai rasio atau nisbah kredit
yang tidak lancar dan tinggi apabila dibandingkan dengan modalny, sebuah bank
dapat dikatakan bermaslah atau mengalami kegagalan apabila sudah tidak mampu
lagi memenuhi kewajiban deposan dan kreditur. Untuk mencegah adanya bank
yang bermasalah, maka ada prinsip kehati-hatian (prudent banking principle),
yaitu bank dalam menjalankan fungsi dan kegiatan usahanya wajib bersikap hati-
hati dalam rangka melindungi dana masyarakat yang dipercayakan padanya, hal
ini disebutkan dalam pasal 2 UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan dan
dijelaskan secara eksplisit dalam pasal 29 ayat 2, 3, dan 4 UU no 10 Tahun 1998
tentang perbankan. Selain itu ada juga suatu indicator kesehatan bank, Kesehatan
Bank adalah kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional
perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan
baik dan sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Standar untuk
melakukan penilaian kesehatan Bank telah ditentukan oleh pemerintah melalui
Bank Indonesia, yaitu berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang
perubahan atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan, pembinaan
dan pengawasan Bank dilakukan oleh Bank Indonesia. Apabila ada suatu bank
yang bermasalah, maka penanganan akan dilakukan, menurut UU Perbankan dan
UU Lembaga Penjamin Simpanan.