Anda di halaman 1dari 7

TUGAS BESAR II

PENGAUDITAN LANJUTAN

Nama : Nisrina Septiarini


NIM : 55521110027

Program Pascasarjana
Magister Akuntansi
Universitas Mercu Buana
Jakarta

2021
A. Latar Belakang

PT Hanson International Tbk didirikan tahun 1971. Perusahaan ini semula


merupakan perusahaan manufaktur tekstil yang beralih fungsi menjadi perusahaan landbank
properti yang unggul di tahun 2013. Tak hanya di bidang dibidang properti, perusahaan juga
sempat menggeluti bisnis tambang batu bara sejak 2008 melalui anak perusahaan Hanson
Energy yang kemudian dijual ke Atlas Resources pada 2011 dan De Petroleum International,
anak usaha yang menjelankan bisnis pengolahan limbah.

PT Hanson International Tbk listing di bursa saham pada 31 Oktober 1990. Saat ini
komposisi pemegang saham yakni PT Asabri (Persero) sebesar 5,4 persen, Benny
Tjokrosaputro sebesar 4,25 persen, dan masyarakat atau publik sebesar 90,24 persen. Benny
Tjokrosaputro yang menjabat sebagai direktur utama perseroan menjadi pengendali saham
berkode MYRX tersebut.

Pada 2019, timbul kontroversi yakni Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menemukan
fakta bahwa perusahaan melakukan manipulasi penyajian laporan keuangan tahunan (LKT)
untuk tahun 2016. OJK pun menjatuhkan sanksi, baik untuk perusahaan maupun direktur
utamanya, Benny Tjokro dan juga Kantor Akuntan Publik yang melakukan audit perusahaan
tersebut.

Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal I Djustini Septiana dalam suratnya


mengatakan Sherly Jokom dari Kantor Akuntan Publik (KAP) Purwantono, Sungkoro dan
Surja terbukti melanggar udang-undang pasar modal dan kode etik profesi akuntan publik
dari Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) terkait kasus Hanson International atas
penjualan Kaveling Siap Bangun (KASIBA) dengan nilai gross sebesar Rp 732 miliar. PT
Hanson International Tbk mengakui pendapatan dengan metode akrual penuh dan tidak
mengungkapkan perjanjikan pengikatan jual beli Kavling Siap Bangun di perumahan
Serpong Kencana tertanggal 14 Juli 2016 terkait penjualan Kasiba pada LKT PT Hanson
International Tbk per 13 Desember 2016, Oleh karena itu Hanson International terbukti
melakukan pelanggaran atas ketentuan Pasal 69 Undang Undang Nomo 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal 9 (UUPM) jo. Huruf A angka 3 Peraturan Nomor VIII.G.7 tentang
Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik (Peraturan
Nomor VIII.G.7) jo. Paragraph 36 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 44 tentang
Akuntansi Aktivitas Pengembangan real estate (PSAK 44).
B. Pembahasan

Auditor Eksternal bekerja secara independent dan objektif. Tanggung jawab auditor
eksternal adalah memberikan opini atas kewajaran pelaporan keuangan perusahaan, terutama
dalam penyajian posisi keuangan dan hasil operasi dalam suatu periode, laporan tersebut
nantinya berguna bagi masyarakat dan investor untuk melihat keadaan perusahaan. Dalam
kasus ini sesuai dengan keputusan OJK bahwa Sherly Jokom selaku rekan pada Kantor
Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro dan Surja (member of Ernst and Young Global
Limited) yang melakukan audit atas Laporan Keuangan Tahunan PT. Hanson International
Tbk per 31 Desember 2016, terbukti melakukan pelanggaran Pasal 66 UUPM jis. paragaf A
14 Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) tentang tujuan keseluruhan Auditor
Independen dan Pelaksanaan Audit berdasarkan standar Audit dan Kode Etik Profesi
Akuntan Publik.

Peran auditor internal dalam organisasi sangat dibutuhkan dan penting, auditor
internal merupakan elemen monitoring dari struktur pengendalian intern dalam suatu
organisasi, yang dibuat untuk memantau efektivitas dari elemen-elemen struktur
pengendalian intern lainnya. Menurut Sawyer (2008) auditor internal memberikan informasi
yang diperlukan manajer dalam menjalankan tanggung jawab secara efektif. Dalam kasus ini
peran auditor internal tidak berfungsi dengan baik karena kurangnya dalam pengawasan
sehingga PT Hanson International terbukti melakukan pelanggaran karena tidak
mengungkapkan perjanjian pengikatan jual beli kavling siap bangun.

Berkaitan dengan etika profesi yang harus dipatuhi, BPK RI selaku badan pemeriksa
independen yang melakukan pemeriksaan terhadap entitas sektor public telah menetapkan
standar bagi setiap auditornya dalam menjalankan tugas pemeriksaan secara profesional.
Standar tersebut diatur dalam Peraturan BPK RI No. 1 Tahun 2007 tentang Standar
Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN). Menurut SPKN, profesionalisme adalah
kemampuan, keahlian, dan komitmen profesi dalam menjalankan tugas disertai dengan
prinsip kehati-hatian, ketelitian, dan kecermatan, serta berpedoman kepada standar dan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Pada kasus ini sesuai dengan keputusan Surat dari
OJK bahwa akuntan public telah melanggar prinsip kompetensi dan kehati-hatian
professional karena tidak cermat dalam menggunakan kemahiran professionalisme terkait
pelaksanaan audit SA 560 yang menentukan apakah Laporan Keuangan Tahunan PT. Hanson
International per 31 Desember 2016 terdapat kesalahan material yang memerlukan perubahan
atau tidak atas fakta yang diketahui oleh akuntan publik setelah laporan keuangan diterbitkan.

Etika bisnis akuntan publik sangat diperlukan untuk mengatur perilaku para akuntan
dalam melakukan profesinya. Dalam menjalankan profesinya, seorang akuntan di Indonesia
diatur oleh suatu kode etik profesi dengan nama kode etik Ikatan Akuntan Indonesia yang
merupakan tatanan etika dan prinsip moral yang memberikan pedoman kepada akuntan untuk
berhubungan dengan klien, sesama anggota seprofesi, dan masyarakat. Selain itu, kode etik
juga digunakan oleh para pengguna jasa akuntan untuk menilai kualitas dan mutu jasa yang
diberikan akuntan publik melalui pertimbangan etika. Oleh karena itu, jika seorang akuntan
melanggar atau tidak melakukan profesinya sesuai kode etik, maka akan menimbulkan
kerugian. Kode etik akuntan meliputi :

 Tanggung jawab profesi


 Kepentingan public
 Integritas
 Objektivitas
 Kompentensi dan kehati hatian
 Kerahasiaan
 Perilaku professional

Integritas artinya bersikap lugas dan jujur dalam semua hubungan profesional dan
bisnis. Pada kasus ini, pihak akuntan publik dari KAP Purwantono, Sungkoro, dan Surja yang
merupakan salah satu partner Ernst & Young tidak menerapkan prinsip integritas. Alasannya
adalah karena selama mengaudit Laporan Keuangan Tahunan (LKT) PT Hanson
Internasional, Sherly Jokom memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian, meskipun pada
realitanya dia tidak mengetahui mengenai Perjanjian Pengikatan Jual Beli Kaveling Siap
Bangun (PPJB KASIBA) tanggal 14 Juli 2020 dan kondisi LKT PT Hanson Internasional
yang terdapat kesalahan atas penjualan KASIBA dengan nilai gross sebesat Rp732 M oleh
pihak direktur dan direktur utama PT Hanson Internasional atau bisa dibilang pihak akuntan
publik tidak mempunyai itikad buruk.

Objektivitas merupakan suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang
diberikan anggota. mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara
intelektual, tidak berprasangka serta bebas dari benturan kepentingan atau di bawah pengaruh
pihak lain. Pada objektivitas, tidak mengompromikan pertimbangan professional atau bisnis
karena adanya bias, benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidak semestinya dari pihak
lain. Pada kasus ini, sebenarnya pihak akuntan publik menerapkan objektivitas karena
akuntan publik tidak memihak kepada PT Hanson, walaupun dia tidak dapat mendeteksi
kesalahan pada LKT PT Hanson Internasional dan tidak mengetahui adanya PPJB KASIBA
14 Juli 2016 yang dilakukan oleh para direktur utama dan direktur PT Hanson Internasional.

Pada kasus ini, pihak para direktur utama dan direktur PT Hanson Internasional
merahasiakan kepada berbagai pihak bahwa mereka mengetahui kesalahan LKT PT Hanson
Internasional per 31 Desember 2016 atas penjualan KASIBA dan juga tidak menyampaikan
PPJB KASIBA 14 Juli 2016 kepada akuntan publik, sehingga mengakibatkan pendapatan
pada LKT PT Hanson Internasional menjadi overstated dengan nilai material sejumlah Rp613
M dan membuat OJK menjadi tersesat dan tidak dapat menggunakan kewenangannya untuk
memerintah PT Hanson Internasional melakukan koreksi atas pengakuan pendapatan pada
LKT PT Hanson Internasional. Oleh karena itu, akuntan publik bisa dikatakan telah
menerapkan prinsip kerahasiaan kepada kliennya.

C. Kesimpulan
Laporan Keuangan PT. HANSON INTERNATIONAL pada tahun 2016 terjasi
kesalahan karna KAP Purwantono, Sungkoro & Surja yang di nilai tidak cermat dan teliti
dalam mengaudit laporan keuangan PT. Hanson International Tbk, yang melakukan audit atas
LKT PT Hanson Internasional Tbk per 31 Desember 2016 adalah Sherly Jokom. Dan karna
kesalahannya Sherly Jokom dari Kantor Akuntan Publik (KAP) Purwantono, Sungkoro dan
Surja terbukti melanggar udang-undang pasar modal dan kode etik profesi akuntan publik
dari Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).
Sedangkan kesalahan yang dilakukan perusahaan adalah tak profesional dalam
pelaksanaan prosedur audit terkait apakah laporan keuangan tahunan perusahaan milik Benny
Tjokro mengandung kesalahan material yang memerlukan perubahan atau tidak atas fakta
yang diketahui oleh auditor setelah laporan keuangan diterbitkan. Kesalahan yang di maksud
ialah kesalahan penyajian karena adanya pengakuan pendapatan dengan metode akrual penuh
(full acrual method) atas transaksi dengan nilai gross Rp732 miliar. Selain itu, dalam laporan
keuangan tersebut juga tak mengungkapkan adanya Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB)
atas kavling siap bangun (KASIBA) tertanggal 14 Juli 2019 yang dilakukan oleh Hanson
International sebagai penjual.
D. Daftar Pustaka

https://www.law-justice.co/artikel/82238/analisis-hukum-kasus-hanson-himpun-dana-
masyarakat-berkedok-koperasi/

https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-4658394/terbukti-manipulasi-laporan-keuangan-
benny-tjokro-didenda-rp-5-m

https://www.ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/pengumuman/Documents/OJK%20Tetapkan
%20Sanksi%20Administratif%20terhadap%20PT%20Hanson%20Internasional
%20Tbk.pdf

Arief, Rahmat. (2016). Peran Audit Internal Atas Kualitas Pemeriksaan Laporan Keuangan
yang Dilakukan Oleh Audit Eksternal Pada Sebuah Perusahaan. Jurnal Ekonomi.
Vol. 7. No. 1.

Anda mungkin juga menyukai