Anda di halaman 1dari 13

MAP (Jurnal Manajemen dan Administrasi Publik) Vol. 2 No.

4 ISSN 2612-2142
PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, KOMITMEN ORGANISASI DAN
MORALITAS INDIVIDU TERHADAP PENCEGAHAN KECURANGAN (FRAUD)
PROVIDER JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
(Studi: Pemberi Pelayanan Kesehatan RSU Mohammad Noer Pamekasan)

Febby Mandolang
mandolangfb98@gmail.com

Chamariyah
Subijanto
Universitas Wijaya Putra Surabaya

ABSTRACT
This research was conducted in Fraud Prevention of National Health Insurance Providers with a
total sample of 31 people. The objectives of this study are: 1) To find out a description of Internal
Control, Organizational Commitment and Individual Morality on fraud prevention, 2) To find out
whether Internal Control, organizational commitment and individual morality have a simultaneous
effect on fraud prevention, 3). To find out whether Internal Control, organizational commitment, and
individual Morality partially influence fraud prevention. The results showed that internal control as
a relative strength of the individual in identifying his involvement in the organization.

Keyword : Internal Control (X1), Organizational Commitment (X2), Individual Morality (X3) And
Fraud Prevention (Y).

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan di Pencegahan Kecurangan (Fraud) Provider Jaminan Kesehatan


Nasional dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 31 orang. Tujuan penelitian ini adalah
1) Untuk mengetahui deskripsi tentang Pengendalian Internal, Komitmen Organisasi dan
Moralitas Individu terhadap pencegahan kecurangan, 2) Untuk mengetahui apakah
Pengendalian Internal, komitmen organisasi dan Moralitas individu berpengaruh secara
simultan terhadap pencegahan kecurangan, 3) Untuk mengetahui apakah Pengendalian
Internal, komitmen organisasi,dan Moralitas individu berpengaruh secara parsial terhadap
pencegahan kecurangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pengendalian internal
sebagai kekuatan yang bersifat relatif dari individu dalam mengidentifikasi keterlibatan
dirinya ke dalam organisasi.

Kata kunci: Kontrol Internal (X1), Komitmen Organisasi (X2), Moralitas Individu (X3) Dan
Pencegahan Penipuan (Y).
MAP (Jurnal Manajemen dan Administrasi Publik) Vol. 2 No. 4 Halaman 459-471

PENDAHULUAN kesehatannya adalah seluruh masyarakat


Konsep Sistem Jaminan Sosial Indonesia, tanpa terkecuali. Maka tidak
Nasional (SJSN) yang merupakan program dapat dipungkiri bahwa rumah sakit selaku
negara bertujuan untuk memberikan provider Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
kepastian perlindungan dan kesejahteraan dalam memberikan pelayanan kesehatan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. akan mengelola pembiayaan yang sangat
Melalui program ini, setiap penduduk besar.
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan Menurut Wiku (2016:29) terdapat 3
dasar hidup yang layak apabila terjadi hal- pihak pelaku fraud, yaitu peserta (pasien),
hal yang dapat mengakibatkan hilang atau pemberi pelayanan kesehatan (provider),
berkurangnya pendapatan, perusahaan asuransi (payer). Pada
karenamenderita sakit, mengalami hakikatnya, fraud adalah bagian dari moral
kecelakaan, kehilangan pekerjaan, hazard dimana moralhazard adalah suatu
memasuki usia lanjut atau pensiun. Sesuai bentuk upaya memanfaatkan kelemahan
dengan amanat Undang-Undang Nomor 40 suatu situasi atau aturan terkait dengan
Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial perilaku atau moral.
Nasional, diselenggarakan berdasarkan asas Dalam sebuah survei yang dilakukan
kemanusiaan, asas manfaat, dan asas oleh America’s Health Insurance Plan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat (AHIP) pada tahun 1999, lebih dari 80
Indonesia yang bertujuan untuk persen fraud, dicurigai melibatkan provider
memberikan jaminan terpenuhinya (Provider Fraud). Jenis-jenis utama fraud
kebutuhan hidup yang layak bagi setiap oleh provider menurut Nurbaiti (2013:19)
peserta dan/atau anggota keluarganya. adalah:
Program Jaminan Kesehatan Nasional – a. Klaim palsu
Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) sebagai b. Skema penagihan
pengejawantahan SJSN, dilaksanakan sejak c. Pemalsuan diagnosis
tahun 2014 melalui Badan Penyelenggara d. Klaim apotik/farmasi palsu
Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan selaku Berdasarkan data dari America’s
penyelenggaranya. Health Insurance Plans, dari semua kasus,
Salah satu prinsip SJSN yaitu prinsip kasus fraud yang melibatkan para
kegotongroyongan. Prinsip ini diwujudkan profesional dan tenaga medis mencapai
dalam mekanisme gotong royong dari jumlah 80%. Dimana sekitar 60% dilakukan
peserta yang mampu kepada peserta yang oleh dokter. Hal ini menjadi gambaran
kurang mampu dalam bentuk kepesertaan umum bagaimana provider pemberi
wajib bagi seluruh rakyat, peserta yang pelayanan kesehatan menjadi salah satu
berisiko rendah membantu peserta yang pelaku fraud dengan tren yang akan selalu
berisiko tinggi, dan peserta yang sehat meningkat.
membantu yang sakit. Dengan bentuk Terkait upaya pencegahan kecurangan
kepesertaan wajib, dan mencakup seluruh oleh provider pemberi pelayanan
penduduk Indonesia, maka masyarakat kesehatan, Kementerian Kesehatan
yang harus diakomodir pelayanan membuat kebijakan melalui Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 36 Tahun 2015 simultan terhadap rendahnya risiko
tentang Pencegahan Kecurangan (Fraud) kecurangan dalam pelaksanaan Jaminan
Dalam Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan di rumah sakit.
Kesehatan Nasional, namun kebijakan ini Bertitik tolak dari beberapa penelitian
belum dapat diimplementasikan secara terdahulu dan pengamatan peneliti di RSU
optimal. Hal ini dibuktikan dengan masih Mohammad Noer Pamekasan, dimana
terdapatpotensi inefisiensi frauddalam terdapat fenomena permasalahan yang
tagihan klaim pelayanan kesehatan. meliputi:
Beberapa potensi kecurangan yang terjadi, 1. Adanya temuan hasil audit klaim
antara lain: readmisi, phantom billing, dimana pilihan koding diagnosa pada
unbundling, fragmentasi dll. tagihan klaim rumah sakit tidak sesuai
Konsep pengendalian internal, dengan kaidah koding pada Peraturan
diyakini sebagai salah satu upaya yang Menteri Kesehatan.
efektif dalam melakukan pencegahan 2. Adanya peningkatan severity level pada
terhadap terjadinya potensi kecurangan di kasus-kasus tertentu yang menyebabkan
provider pemberi pelayanan kesehatan, meningkatnya pembiayaan pelayanan
yang dalam hal ini khususnya adalah rumah kesehatan.
sakit. Hal ini diteliti lebih jauh oleh Dewi Berdasarkan uraian dan fenomena
(2014) dimana pengendalian internal dan diatas maka, peneliti ingin meneliti lebih
interaksinya dengan level moralitas jauh tentang Pengaruh Pengendalian
individu berpengaruh signifikan terhadap Internal, Komitmen Organisasi dan
rendahnya kecenderungan terjadinya Moralitas Individu terhadap Pencegahan
kecurangan akutansi. Kecurangan (Fraud) Provider Jaminan
Selain pengendalian internal, dan Kesehatan Nasional (JKN) di RSU
moralitas individu, komitmen organisasi Mohammad Noer Pamekasan.
juga merupakan salah satu hal yang
mungkin dapat meminimalisir terjadinya TINJAUAN TEORETIS
kecurangan (fraud). Komitmen organisasi Pengendalian Internal
adalah sikap yang ditunjukkan oleh Pengendalian internal memiliki
individu dengan adanya identifikasi, beberapa pengertian menurut para ahli.
keterlibatan serta loyalitas terhadap Menurut Hery (2013:159) pengendalian
organisasi. Serta adanya keinginan untuk internal adalah sebagai berikut:
tetap berada dalam organisasi dan tidak “Seperangkat kebijakan dan prosedur untuk
bersedia meninggalkan organisasinya melindungi aset dan kekayaan perusahaan
dengan alasan apapun.Dalam dari segala bentuk tindakan penyalahgunaan,
penelitiannya, Natasha (2017) meneliti menjamin tersedianya informasi akuntansi
apakah terdapat pengaruh dari perusahaan yang akurat, serta memastikan
Pengendalian Internal dan Komitmen bahwa semua ketentuan perusahaan yang
Organisasi terhadap risiko Fraud dalam akurat, serta memastikan bahwa semua
pelaksanaan Jaminan Kesehatan di rumah ketentuan (peraturan) hukum/undang-
sakit. Dari hasil penelitian didapatkan undang serta kebijakan manajemen telah
bahwa variabel Komitmen Organisasi dan dipatuhi atau dijalankan sebagaimana
Pengendalian Internal berpengaruh
mestinya oleh seluruh karyawan pengawasan untuk menjamin
perusahaan.” efektivitas pengendalian.
Sedangkan menurut Commitee of c. Establishes structure, authority, and
Sponsoring Organizations (COSO) dari responsibilty,
Treadway Commision (komisi nasional Struktur organisasi yg berimbang
Amerika untuk penyelewengan laporan tidak terlalu sederhana dan terlalu
keuangan) (2013:95): “Internal control is a kompleks sehingga dapat
process, effected by an entity’s board of directors, memantau entitas perusahaan dan
management and other personel designed to tidak menghambat arus informasi
provide reasonable assurance regarding the pertanggungjawaban.
achievement of objective relating to operations, d. Demonstrates commitment to
reporting and compliance”. competence,
Hal ini dapat diartikan bahwa Manajemen harus menjelaskan
pengendalian internal adalah suatu proses level kompetensi yang diperlukan
yang dipengaruhi oleh dewan direksi, baik itu secara pengetahuan dan
manajemen dan karyawan yang dirancang keahlian.
untuk memberikan jaminan yang e. Enforces accountability,
meyakinkan bahwa tujuan organisasi akan Organisasi menghargai
dapat dicapai melalui: efisiensi dan akuntabilitas individu terhadap
efektifitas operasi, penyajian laporan pengendalian internal yang
keuangan uang dapat dipercaya, ketaatan menjadi tanggungjawab untuk
terhadap undang-undang dan aturan yang menjamin pencapaian tujuan
berlaku.” organisasi.
2. Penilaian Risiko (Risk Assesment)
Komponen Pengendalian Internal Penilaian risiko adalah proses
Menurut COSO (2013:4-6), identifikasi dan analisis risiko yang
pengendalian internal mencakup lima relevan dengan pencapaian tujuan.
komponen yaitu: Faktornya antara lain:
1. Lingkungan Pengendalian Internal a. Specifies suitable objective
(Control Environment) (menetapkan tujuan dan sasaran)
a. Demonstrates commitment to integrity b. Identifies and analyzes risk
and ethical values, (mengidentifikasi dan analisis
Organisasi atau manajemen harus risiko)
berkomitmen untuk menjunjung c. Asseses fraud risk (penilaian
tinggi integritas dan nilai etika. terhadap risiko kecurangan)
Manajemen secara d. Identifies and analyzes significant
berkesinambungan menjelaskan change (identifikasi dan analisis
dan mempraktikkan komitmen terhadap perubahan yang
terhadap standar etika yang tinggi. signifikan)
b. Excercise oversight responsibility, 3. Aktivitas Pengendalian (Control
Tanggungjawab dewan direksi dan Activities)
komite audit dalam Terdiri dari kebijakan dan
menyelenggarakan fungsi prosedur yang membantu meyakinkan
bahwa petunjuk dan perintah kualitas kinerja sistem pengawasan
manajemen dilaksanakan untuk internal.
mencapai tujuan. Aktifitas b. Evaluates and communicates
pengendalian meliputi: deficiencies
a. Selects and develops control activities Perlu dilakukan evaluasi apabila
Mengidentifikasi penerapan terjadi penyimpangan dan
aktivitas pengendalian secara tepat. dikomunikasikan kepada pihak
b. Selects and develops general controls berwenang untuk ditindaklanjuti.
overtechnology Pengendalian internal dalam
Menjalankan pengendalian atas pemerintahan diatur dalam Peraturan
teknologi (sistem informasi) Pemerintah No. 60 Tahun 2008 Tentang
c. Deploys through policies and Sistem Pengendalian Internal Pemerintah
procedures (SPIP), yang terdiri dari 5 komponen, yaitu:
Memiliki prosedur dan kebijakan lingkungan pengendalian, penilaian risiko,
yang tepat yang diperlukan untuk kegiatan pengendalian, informasi dan
menjalankan seluruh aktivitas komunikasi, serta pemantauan
perusahaan. pengendalian intern, terdiri dari:
4. Informasi dan Komunikasi (Information pemantauan berkelanjutan, evaluasi
and Comunication) terpisah, dan tindak lanjut. Prosedur
a. Uses relevant information pengendalian internal yang jelek dipandang
Informasi penting harus sebagai faktor dimana memungkinkan
diidentifikasi, dipahami, dan fraud akan terjadi. Fungsi dari sistem
dikomunikasikan dalam suatu pengendalian internal dapat mencegah
bentuk dan kerangka waktu untuk dan mendeteksi fraud.
memungkinkan sumber daya
melaksanakan tanggungjawabnya. Komitmen Organisasi
b. Comunnicates internally and Komitmen organisasi
externally menggambarkan loyalitas yang dimiliki
Sumber daya manusia yang ada oleh individu terhadap organisasinya.
harus mempu mengomunikasikan Komitmen organisasi memiliki beberapa
informasi penting ke dalam pengertian sebagai berikut:
(internal) organisasi maupun Luthans (2012:249) mendefinisikan
keluar (eksternal) organisasi, komitmen organisasi sebagai sikap yang
seperti ke pelanggan, pemasok, merefleksikan loyalitas karyawan pada
pemerintah dan pemegang saham. organisasi dan proses berkelanjutan dimana
5. Pengawasan (Monitoring) anggota organisasi mengekspresikan
a. Conducts ongoing and/or separate perhatiannya terhadap organisasi dan
evaluations keberhasilan serta kemajuan yang
Pengawasan diterapkan pada berkelanjutan.
kegiatan operasional sehari-hari, Moorhead dan Griffin (2013:73)
kegiatan pengawasan, dan mengatakan bahwa komitmen organisasi
tindakan petugas lain yang menguji (organizational commitment) adalah sikap
yang mencerminkan sejauh mana seseorang
individu mengenal dan terikat pada batin dalam diri seseorang untuk
organisasinya. melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
Robbins dan Judge (2012:100) Moral atau moralitas ini dilandasi oleh nilai-
mengemukakan bahwa komitmen nilai tertentu yang diyakini oleh seseorang
organisasi adalah tingkat sampai mana atau organisasi tertentu sebagai sesuatu
karyawan memihak sebuah organisasi serta yang baik dan buruk, sehingga bisa
tujuan-tujuan dan keinginannya untuk membedakan mana yang pantas dilakukan
mempertahankan keanggotaan dalam dan mana yang tidak pantas dilakukan”.
organisasi tersebut. Salah satu teori perkembangan
Sementara Mathis dan Jackson moral yang banyak digunakan dalam
(2012:155) mendefinisikan bahwa komitmen penelitian etika adalah model Kohlberg.
organisasi adalah derajat dimana karyawan Menurut teori Kohlberg, yang dikutip
percaya dan menerima tujuan organisasi Cahyonowati dkk (2012:139) dijelaskan
dan berkeinginan untuk tetap bertahan bahwa terdapat 3 tahap perkembangan
dalam organisasinya. moral, yaitu tahap pra-conventional, tahap
conventional dan tahap pasca-conventional.
Moralitas Individu Dalam tingkatan pra-
Istilah Moral berasal dari bahasa Latin. conventionalmotivasi untuk keputusan
Bentuk tunggal kata moral yaitu mos moral berasal dari ketakutan akan hukuman
sedangkan bentuk jamaknya yaitu mores (tahap 1), atau dari kepentingan diri sendiri,
yang masing-masing memiliki arti yang seperti memenuhi kebutuhan diri (tahap 2).
sama yaitu kebiasaan, adat. Arti kata moral Pada tingkatan conventional, pengaruh
adalah nilai-nilai dan norma-norma yang keputusan moral berasal dari kelompok
menjadi pegangan bagi seseorang atau sosial sehingga individu bertindak untuk
suatu kelompok dalam mengatur tingkah menyenangkan/ membantu orang lain
lakunya. Moralitas (dari kata sifat Latin: (tahap 3), atau menaati noma-norma
moralis) memiliki arti yang pada dasarnya sosial, hukum, agama, penalaran moral
sama dengan ‘moral’, hanya lebih abstrak. berbasis aturan (tahap 4). Terakhir pada
Moralitas adalah sifat moral atau tingkatan pasca-conventional, individu
keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan membuat keputusan berdasarkan konsep
dengan baik dan buruk. keadilan seperti hak-hak individu dan
Menurut Fahmi (2013:22), moralitas standar yang diterima secara sosial (tahap
didefinisikan sebagai: “Istilah yang dipakai 5) atau prinsip etika universal seperti
untuk mencakup praktik dan kegiatan yang kesadaran individu (tahap 6).
membedakan apa yang baik dan apa yang
buruk, aturan-aturan yang mengendalikan Kecurangan (Fraud)
kegiatan itu dan nilai-nilai yang tersimbol Pengertian fraud menurut Karyono
didalamnya yang dipelihara atau dijadikan (2013:4-5) adalah:
sasaran oleh kegiatan dan praktik tersebut”. “Fraud dapat diistilahkan sebagai
Sedangkan menurut Umam kecurangan yang mengandung
(2010:354), pengertian moral adalah: “Moral makna suatu penyimpangan dan
atau morale dalam bahasa Inggris, dapat perbuatan melanggar hukum (illegal
diartikan sebagai semangat atau dorongan act), yang dilakukan dengan sengaja
untuk tujuan tertentu misalnya c. Tekanan yang berhubungan dengan
menipu atau memberikan gambaran pekerjaan
keliru (mislead) kepada pihak-pihak d. Tekanan-tekanan yang lain
lain, yang dilakukan oleh orang- 2. Peluang atau kesempatan untuk
orang baik dari dalam maupun dari melakukan fraud (opportunity)
luar organisasi. Kecurangan a. Sistem pengendalian internal yang
dirancang untuk memanfaatkan lemah
peluang-peluang secara tidak jujur, b. Tata kelola organisasi buruk
yang secara langsung, maupun tidak 3. Dalih untuk membenarkan tindakan
langsung merugikan pihak lain.” (rationalization)
Menurut Tuanakotta (2013:28), fraud Rationalization terjadi karena seseorang
adalah “Any illegal act characterized by deceit, mencari pembenaran atas aktifitasnya
concealment or violation of trust. These acts are yang mengandung fraud. Para pelaku
not dependent upon the applicationof threads of fraud meyakini atau merasa bahwa
violence or physical force. Fraud are perpetraped tindakannya bukan merupakan suatu
by individuals and organization to obtain fraud tetapi adalah suatu yang
money, property or service; to avoid payment or memang merupakan haknya, bahkan
loss of services; or to secure personal or bussines kadang
advantages.” Pernyataan tersebut dapat pelaku merasa telah berjasa karena
diartikan bahwa fraud adalah setiap telah berbuat banyak untuk organisasi.
tindakan ilegal yang ditandai dengan tipu
daya, penyembunyian atau pelanggaran Jenis-jenis Tindakan Kecurangan (Fraud)
kepercayaan. Tindakan ini tidak tergantung Pemberi Pelayanan Kesehatan
pada penerapan ancaman kekerasan atau Tindakan kecurangan yang dapat
kekuatan fisik. Penipuan yang dilakukan dilakukan oleh pemberi pelayanan
oleh individu, dan organisasi untuk kesehatan atau rumah sakit (Permenkes No.
memperoleh uang, kekayaan atau jasa; 36 tahun 2015:6), meliputi:
untuk menghindari pembayaran atau a. Penulisan kode diagnosis yang
kerugian jasa; atau untuk mengamankan berlebihan/upcoding;
keuntungan bisnis pribadi. b. Penjiplakan klaim dari pasien
lain/cloning;
Penyebab Terjadinya Kecurangan (Fraud) c. Klaim palsu/phantom billing;
Menurut Priantara (2013:48), segitiga d. Penggelembungan tagihan obat dan
fraud (fraud triangle) terdiri dari 3 kondisi alkes/inflated bills;
yang umumnya hadir pada saaat fraud e. Pemecahan episode pelayanan/services
terjadi, yaitu: unbundling or fragmentation;
1. Tekanan untuk melakukan fraud f. Rujukan semu/selfs-referals;
(pressure) g. Tagihan berulang/repeat billing;
Tekanan dapat dibagi menjadi 4 tipe, h. Memperpanjang lama
yaitu: perawatan/prolonged length of stay;
a. Masalah keuangan i. Memanipulasi kelas perawatan/type of
b. Terlibat perbuatan kejahatan atau room charge;
tidak sesuai dengan norma
j. Membatalkan tindakan yang wajib bagian dari peraturan internal FKRTL yang
dilakukan/cancelled services; dituangkan dalam bentuk tata kelola
k. Melakukan tindakan yang tidak organisasi dan tata kelola klinik. Kebijakan
perlu/no medical value; dan pedoman pencegahan Kecurangan JKN
l. Penyimpangan terhadap standar harus mampu mengatur dan mendorong
pelayanan/standar of care; seluruh sumber daya manusia untuk
m. Melakukan tindakan pengobatan yang bekerja sesuai etika, standar profesi dan
tidak perlu/uneccesary treatment; standar pelayanan. Substansi kebijakan dan
n. Menambah panjang waktu penggunaan pedoman pencegahan kecurangan terdiri
ventilator; atas pengaturan yang ingin diterapkan dan
o. Tidak melakukan visitasi yang prosedur penerapannya termasuk standar
seharusnya/phantom visit; perilaku dan disiplin, monitoring dan
p. Tidak melakukan prosedur yang evaluasi yang memastikan kepatuhan
seharusnya/phantom procedure; pelaksanaan, serta penerapan sanksi
q. Admisi yang berulang/readmisi; pelanggarnya.
r. Melakukan rujukan pasien yang tidak Pengembangan pelayanan kesehatan
sesuai dengan tujuan untuk yang berorientasi kendali mutu dan kendali
memperoleh keuntungan tertentu; biaya dilakukan melalui:
s. Meminta cost sharing tidak sesuai a. Penggunaan konsep manajemen yang
dengan ketentuan peraturan efektif dan efisien;
perundang-undangan; dan b. Penggunaan teknologi informasi
t. Tindakan kecurangan JKN lainnya berbasis bukti; dan
selain huruf a sampai dengan huruf c. Pembentukan tim pencegahan
kecurangan.
Pencegahan Kecurangan (Fraud) Provider Pencegahan kecurangan yang efektif
Jaminan kesehatan Nasional (JKN) memiliki 5 (lima) tujuan, menurut Priantara
Menurut Peraturan Menteri (2013:183) adalah sebagai berikut:
Kesehatan No. 36 Tahun 2015, Sistem 1. Prevention
Pencegahan Kecurangan JKN di Fasilitas Mencegah terjadinya fraud secara
Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan nyata pada semua lini organisasi.
(FKRTL), harus dibangun melalui: 2. Detterence
a. Penyusunan kebijakan dan pedoman Menangkal pelaku potensial bahkan
pencegahan Kecurangan JKN; tindakan yang bersifat coba-coba
b. Pengembangan pelayanan kesehatan karena pelaku potensial melihat
yang berorientasi kepada kendali mutu sistem pengendalian risiko fraud
dan kendali biaya; dan efektif berjalan dan diberikan sanksi
c. Pengembangan budaya pencegahan tegas dan tuntas.
Kecurangan JKN sebagai bagian dari 3. Disruption
tata kelola organisasi dan tata kelola Mempersulit gerak langkah pelaku
klinis yang berorientasi kepada kendali fraud sejauh mungkin.
mutu dan kendali biaya. 4. Identification
Penyusunan kebijakan dan pedoman Mengidentifikasi kegiatan berisiko
pencegahan Kecurangan JKN merupakan tinggi dan kelemahan pengendalian.
5. Civil Action Prosecution korelasi Person, sedangkan uji reliabilitas
Melakukan tuntutan dan penjatuhan menggunakan rumusan koefisien alfa
sanksi yang setimpal atau kepada cronbach. Teknik analisis data yang
pelakunya. digunakan untuk menguji model dan
hipotesis yang digunakan adalah analisis
METODE PENELITIAN Structural Equation Model (SEM).
Jenis penelitian yang digunakan Berdasarkan pada rumusan
dalam penulisan ini adalah penelitian permasalahan, tujuan penelitian, kajian
deskriptif. Populasi penelitian ini adalah teoritis, maka variabel yang digunakan
seluruh dokter umum dan dokter spesialis dalam penelitian ini adalah:
yang bertugas di RSU Mohammad Noer 1. Variabel Terikat disebut juga sebagai
Pamekasan yang berjumlah 31 orang. Dependent Variable dilambangkan
Sampel penelitian adalah seluruh dengan simbol Y. yaitu variabel yang
dokter umum dan dokter spesialis yang dipengaruhi oleh variabel bebas adalah
bertugas di RSU Mohammad Noer : Pencegahan Fraud (Y)
Pamekasan yang berjumlah 31 orang. 2. Variabel Bebas disebut juga sebagai
Selanjutnya jumlah 31 dokter tersebut Independent Variable yang
berperan sebagai responden dalam dilambangkan dengan simbol X. yaitu
penelitian ini. Dengan demikian metode variabel yang mempengaruhi variabel
penentuan sampel menggunakan metode terikat yaitu:
sampel jenuh. a. Pengendalian Internal (X1)
Metode pengumpulan data yang b. Komitmen Organisasi (X2)
digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) c. Moralitas Individu (X3)
Kuesioner adalah metode pengumpulan Pengukuran instrumen penelitian ini
data yang dilakukan dengan cara menggunakan alat ukur skala likert, yaitu
memberikan pertanyaan-pertanyaan skala yang digunakan untuk mengungkap
kepada responden tentang indikator variabel Pengendalian Internal, Komitmen
pendidikan, pelatihan dan kemampuan Organisasi dan Moralitas Individu terhadap
kerja terhadap pengembangan sumber daya Pencegahan Kecurangan (Fraud) provider
manusia. (2) Dokumentasi merupakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui
metode pengumpulan data yang dilakukan jenjang jawaban responden.
dengan membaca buku-buku, literatur,
jurnal-jurnal, referensi yang berkaitan HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan penelitian ini dan penelitian Nilai Fhitung adalah sebesar 3.965
terdahulu yang berkaitan dengan penelitian dengan nilai signifikansi sebesar 0,03 yang
yang sedang dilakukan.
berarti kurang dari 0,05. Dengan demikian
Sebelum angket digunakan dalam hasil analisis ini menjawab hipotesis yang
pengumpulan data, maka terlebih dahulu menyatakan “Pengendalian Internal (X1)
diuji validitas dan reliabilitas-nya terhadap
dan Komitmen Organisasi (X2) dan
alat ukur (angket) penelitian yang akan
Moralitas Individu (X3) secara simultan
dipergunakan. Uji validitas dilakukan
mempunyai pengaruh signifikan terhadap
dengan cara mengkorelasikan skor untuk
Pencegahan Kecurangan (Fraud)”, sehingga
setiap item dengan skor total melalui rumus
dengan demikian hipotesis yang diajukan komitmen organisasi (X2)dan moralitas
adalah benar dan diterima. individu(X3) mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap pencegahan
Tabel 1 kecurangan (Fraud) Provider Jaminan
Hasil analisis uji F Kesehatan Nasional (Y). Artinya apabila
ANOVA
terjadi peningkatan atau semakin baik
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
a
pengendalian internal, komitmen
1 Regression .406 1 .101 3.965 .003

Residual .947 30 .026 organisasidan moralitas individu yang ada,


Total 1.353 31 maka akan mengakibatkan peningkatan
Sumber: Hasil olah data SPSS, 2019
Pencegahan Kecurangan (Fraud). Secara
Diketahui bahwa semua variabel terperinci tentang pengaruh parsial variabel
mempunyai pengaruh signifikan secara X1, X2 dan X3 terhadap Y dijelaskan pada
simultan terhadap variabel terikat. Oleh bahasan berikut ini:
karena itu hipotesis yang menyatakan Berdasarkan hasil analisis data dengan
“Pengendalian internal dan komitmen menggunakan uji t ditemukan bahwa
organisasi dan moralitas individusecara variabel pengendalian internal (X1) memiliki
parsial mempunyai pengaruh signifikan nilai thitung sebesar 1.643 dan Sig= 0,003 yang
terhadap Pencegahan Kecurangan (Fraud) artinya variabel pengendalian internal (X1)
Provider Jaminan Kesehatan Nasional”, berpengaruh positif terhadap pencegahan
terbukti kebenarannya. Berdasarkan hasil fraud (Y). Berdasrkan hasil analisis uji
analisis uji simultan dapat disimpulkan parsial dapat disimpulkan bahwa hipotesis
bahwa hipotesis keempat yang menyatakan kesatu yang menyatakan “pengendalian
“Pengendalian internal dan komitmen internal berpengaruh postif dan signifikan
organisasi dan moralitas secara parsial terhadap pencegahan fraud
individuberpengruh positif dan signifikan terbukti kebenarannya dan hipotesis
secara simultan terhadap pencegahan pertama diterima.
kecurangan (Fraud) terbukti kebenarannya Berdasarkan hasil analisis data dengan
dan hipotesis ke empat diterima. menggunakan uji tditemukan bahwa
variabel komitmen organisasi (X2) memiliki
Tabel 2 nilai thitung sebesar 2.318 dan Sig= 0,002 yang
Hasil Analisis Uji t
Hasil analisis uji t artinya variabel komitmen organisasi (X2)
Model Unstandardized Standardized berpengaruh positif terhadap pencegahan
Coefficients Coefficients
fraud (Y). Berdasrkan hasil analisis uji
B Std. Error Beta T Sig.

(Constant) 2.945 .516 5.709 .000


parsial dapat disimpulkan bahwa hipotesis
Pengendalian Internal .053 .082 .095 1.643 .003 kedua yang menyatakan “komitmen
Komitmen Organisasi

Moralitas Individu
.129

.024
.056

.084
.360

.043
2.318

2.286
.002

.003
organisasi berpengaruh postif dan
Sumber: Hasil olah data SPSS, 2019 signifikan secara parsial terhadap
pencegahan fraud terbukti kebenarannya
Pembahasan dan hipotesis keduadinyatakan diterima.
Berdasarkan hasil penelitian dan Berdasarkan hasil analisis data dengan
analisis data menggunakan SPSS yang menggunakan uji t ditemukan bahwa
diuraikan pada bahasan sebelumnya variabel moralitas individu (X3) memiliki
diketahui bahwa pengendalian internal (X1) nilai thitung sebesar 2.286 dan Sig= 0,003 yang
artinya variabel moralitas individu (X3) dan moralitas individu (X3) juga
berpengaruh positif terhadap pencegahan berpengaruh signifikan terhadap
fraud (Y). Berdasarkan hasil analisis uji pencegahan fraud(Y). Hal ini dibuktikan
parsial dapat disimpulkan bahwa hipotesis dengan nilai thitung masing-masing variabel
ketiga yang menyatakan “moralitas bebas yang mempunyai nilai signifikansi <
individu berpengaruh postif dan signifikan 0.05 . Maka apabila terjadi peningkatan
secara parsial terhadap pencegahan fraud pada masing-masing variabel bebasnya,
terbukti kebenarannya dan hipotesis baik pengendalian internal, pekomitmen
ketigadinyatakan diterima. organisasi dan moralitas individu, maka
Berdasrkan hasil analisis data akan meningkatkan pencegahan fraud.
menggunakan SPSS, dijelaskan bahwa Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
pegawai yang memiliki usia 36-45 tahun hipotesis yang menyatakan bahwa
memiliki komitmen lebih tinggi pengendalian internal, komitmen organisasi
dibandingkan pegawai dengan masa kerja dan moralitas individu secara parsial
45-55 tahun. Hal ini dapat disimpulkan berpengaruh terhadap pencegahan fraud
pegawai dengan masa kerja 36-45 tahun provider jaminan kesehatan nasional,
berusia produktif dan ingin menunjukkan terbukti benar dan hipotesis keempat
loyalitas terhadap organisasi. diterima.
Dalam penelitian ini, besarnya Berdasarkan pada perbandingan nilai
pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel thitung masing-masing variabel bebas,
bebas terhadap variabel terikat dapat dilihat diketahui bahwa thitung variabel
dari hasil analisis koefisien determinasi pengendalian internal (X1) adalah 1,643,
berganda yang dihasilkan. Koefisien R2 nilai thitung variabel komitmen organisasi(X2)
(determinasi berganda) adalah sebesar adalah 2,318, dan nilai t hitung variabel
0,300. Koefisien tersebut menunjukkan moralitas individu (X3) sebesar 2,286,
bahwa pengaruh variabel bebas terhadap sehingga diketahui bahwa variabel yang
variabel terikat secara bersama-sama adalah mempunyai nilai thitung paling besar adalah
sebesar 30,0%. Hal ini menunjukkan bahwa komitmen organisasi. Dengan demikian
dalam penelitian ini 30,0% Berdasarkan variabel yang berpengaruh dominan
hasil analisis data dengan menggunakan uji terhadap pencegahan fraud adalah
F ditemukan bahwa secara bersama-sama komitmen organisasi (X2).
pengendalian internal (X1) komitmen Pencegahan kecurangan (fraud)
organisasi (X2) dan moralitas individu (X3) provider jaminan kesehatan
berpengaruh secara signifikan terhadap nasional,dipengaruhi oleh pengendalian
pencegahan fraud provider jaminan internal, komitmen organisasi dan moralitas
kesehatan nasional, yang dibuktikan individu. Sedangkan sisanya 45,2%
dengan nilai Fhitung 3,965 dengan nilai 0,003 dipengaruhi variabel lain yang tidak
signifikansi kurang dari 0,05. Dan dimasukkan dalam penelitian.
berdasarkan hasil analisis data dengan
menggunakan uji t ditemukan bahwa SIMPULAN
pengendalian internal (X1) berpengaruh Berdasarkan hasil analisis data serta
signifikan terhadap pencegahan fraud (Y). pembahasan yang telah dijelaskan pada bab
Demikian pula komitmen organisasi (X2)
sebelumnya, maka kesimpulan penelitian COSO. 2013. Internal Control – Integrated
ini adalah: Framework: Executive Summary.
1. Secara parsial pengendalian internal, Durham North Carolina.
komitmen organisasi dan moralitas Darmawan. 2013. Prinsip-prinsip Perilaku
individu direspon positif oleh Organisasi. Surabaya: PT Temprina
responden sehingga mempunyai Media Grafika.
pengaruh positif dan signifikan Dewi, G., A., K., R., Sari. 2014. Pengaruh
terhadap pencegahan kecurangan Moralitas Individu dan Pengendalian
(Fraud) provider jaminan kesehatan Internal Pada Kecurangan Akutansi.
nasional. Tesis. Denpasar: Universitas Udayana.
2. Secara simultan, pengendalian internal, Dewi, P., Rosna. 2017. Pengaruh Pengendalian
komitmen organisasi dan moralitas Internal Dan Moralitas Individu
individudirespon positif oleh responden Terhadap Kecurangan Akutansi Di
sehingga mempunyai pengaruh positif Kabupaten Timor Tengah Utara. Seminar
dan signifikan terhadap pencegahan Nasional. Purwokerto.
kecurangan (Fraud) provider jaminan Fahmi, Irham. 2013. Etika Bisnis: Teori
kesehatan nasional. Kasus dan Solusi. Bandung: Alfabeta.
3. Berdasarkan Berdasarkan dari hasil uji t Hery. 2013. Akuntansi Dasar 1 & 2. Jakarta:
tersebut, maka diketahui bahwa PT Gramedia Widia Sarana Indonesia.
komitmen organisasi direspon sangat Karyono. 2013. Forensic Fraud. Yogyakarta:
baik oleh responden sehingga Andi.
berdampak mempunyai pengaruh Lickona, Thomas. 2013. Pendidikan
dominan terhadappencegahan Karakter. Bandung: Nusa media.
Kecurangan (Fraud) provider jaminan Luthans, Fred. 2012. Perilaku Organisasi,
kesehatan nasional. Edisi Sepuluh. Penterjemah: Vivin
Andhika Yuwono, Shekar Purwanti,
DAFTAR PUSTAKA TH., Arie. P., dan Winong Rosasi.
Anshori, A. 2015. Potensi Fraud dan Moral Yogyakarta: Andi.
Hazard dalam Penyelenggaraan Jaminan Malhotra. 2012. Operations Management.
Kesehatan Nasional Badan 10th Edition. USA: Pearson.
Penyelenggaraan Jaminan Sosial. Seminar Mangkunegara, A., Prabu. 2012. Manajemen
Nasional “Kajian Hukum Atas Pelayanan Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Kesehatan di era JKN”. Malang: Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Universitas Brawijaya, Mathis, Robert, L., & John, H., Jackson. 2012.
Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Manajemen Sumber Daya Manusia.
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Buku 1. Alih Bahasa: Jimmy Sadeli dan
Jakarta: Rineka Cipta. Bayu. Jakarta: Salemba Empat.
Cahyonowati, N., D., Ratmono, & Faisal. Moorhead, Gregory, & Grifffin, R., W. 2013.
2012. “Peranan Etika, Pemeriksaan, dan Perilaku Oganisasi: Manajemen
Denda Pajak Untuk Meningkatkan Sumber Daya Manusia dan
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi”. Organisasi. Edisi 9. Jakarta: Salemba
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Empat.
Indonesia. Vol. 9, No. 2, p. 170-188.
Natasha, T., Novenia. 2017. Pengaruh Priantara, Diaz. 2013. Fraud Auditing &
Komitmen Organisasi dan Investigation. Jakarta: Mitra Wacana
Pengendalian Internal Terhadap Media
Risiko Terjadinya Kecurangan (Fraud) Priantara, Diaz. 2013. Fraud Auditing &
Dalam Pelaksanaan Jaminan Investigation. Jakarta: Mitra Wancana
Kesehatan Di Rumah Sakit Media.
Bhayangkara Tk. IV POLDA Sulut. Robbins, P., Stephen, & Timothy, A., Judge.
Jurnal Riset Akuntansi. Vol. 1, No. 2, 90- 2012. Perilaku Organisasi. Salemba
108. empat. Jakarta.
Nurbaiti. 2013. Fraud Pelayanan Kesehatan. Sugiyono. 2016. Metode Penelitian
Edisi Oktober. Pamjaki. Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Panggabean, Joko. 2016. Analisis Faktor- Bandung: PT. Alfabet.
Faktor Yang Mempengaruhi Fraud Di Tuanakotta, T. M. 2013. Audit Berbasis ISA.
Lingkungan Instansi Pemerintah Jakarta: Salemba Empat.
Kabupaten Karo. Tesis. Universitas Umam, Khaerul. 2010. Perilaku Organisasi.
Sumatera Utara. Medan. Bandung: Pustaka Setia.
Pascalia, Lydia. 2017. Pengaruh Pengendalian Wiku, Adisasmito. 2016. Analisis Pengaruh
Internal Dan Manajemen Risiko Pada Dimensi Fraud Triangle Dalam
Good Coorporate Gorvernance Serta Kebijakan Pencegahan Fraud
Implikasinya Dalam Pencegahan Fraud. Terhadap Program Jaminan Kesehatan
Tesis. Universitas Sanata Dharma. Nasional di RSUP Nasional Cipto
Yogyakarta. Mangunkusumo. Jurnal Ekonomi
Kesehatan. Vol. 2, No. 1, p. 80-98.

Anda mungkin juga menyukai