Anda di halaman 1dari 8

UJIAN TENGAH SEMESTER

KOLOKIUM AKUNTANSI MANAJEMEN

DOSEN PENGAMPU : DR. GRACE TIANNA SOLOVIDA, S.E, M.Si, Ak.CA.


NAMA : TIARA NESIA SAVITRI
NIM : 11201150

Artikel Internasional 1
Judul Relationship between auditor integrity and organizational commitment
to fraud prevention

Penulis Mohammad Husen Rifai


Department of Accountancy, Faculty of Economic and Business,
Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia) and
Agus Widodo Mardijuwono
Department of Accountancy, Universitas Airlangga, Surabaya,
Indonesia
Publisher Emerald Insight at: https://www.emerald.com/insight/2443-4175.htm

Tanggal Publikasi 23 April 2020


Tujuan The purpose of this research is to obtain empirical evidence about the
impact of auditor’s integrity and organizational commitment to the
prevention of fraud.
Kata kunci Integrity, Organizational commitment, Internal auditor, Fraud
prevention
Jenis penelitian Jurnal penelitian
Pendahuluan Seseorang bisa saja melakukan kecurangan jika ada tekanan, peluang,
dan rasionalisasi (Tuanakotta, 2012; Purnamasari dan Amaliah, 2015).
Seorang karyawan akan merasa tertekan dan sengaja melakukan
kecurangan karena adanya kebutuhan tertentu atau terkait masalah
pribadi seperti keuangan. Montgomery (2002) menyimpulkan bahwa
peluang untuk melakukan kecurangan disebabkan oleh lemahnya
pengendalian internal, kurangnya pengawasan dalam mengakses
informasi, tidak adanya prosedur audit, dan kurangnya sikap disiplin.
Pengendalian internal yang tidak memadai dan kurangnya pengawasan
akan memicu karyawan untuk melakukan tindakan curang dalam suatu
perusahaan (Moeller, 2016; Petrascu dan Alexandra, 2014).
Selain pengendalian internal, integritas juga menjadi salah satu faktor
yang dapat mempengaruhi pencegahan fraud (Golden, 2011; Love dan
Thomas, 2011). Integritas merupakan suatu keadaan dimana seseorang
dapat bertindak sesuai dengan keinginan hati seseorang dalam keadaan
apapun (Arens, 2012).
BPKP (2008) dan Lembaga Auditor Internal (2012) mengatakan bahwa
auditor dalam melaksanakan tugasnya dan meningkatkan kinerjanya
harus menjunjung tinggi prinsip integritas. Faktor lain yang dapat
mempengaruhi pencegahan fraud adalah komitmen organisasi.
Komitmen organisasi ditunjukkan melalui sikap seorang pegawai yang
dihubungkan dengan nilai-nilai perusahaan (Munir dan Sajid, 2010).
Tinjauan Pustaka Motivation theory
Teori motivasi ini merupakan salah satu grand theory yang dapat
digunakan untuk memberikan yang lebih baik pemahaman tentang
penerapan kebijakan perusahaan terhadap karyawan. Ada keyakinan
bahwa Perilaku manusia ditimbulkan oleh adanya motivasi yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Menurut Martoyo
(2007), motivasi pada hakikatnya adalah proses mencoba
mempengaruhi seseorang untuk melakukan apa yang kita inginkan.
Motivasi ini dimaksudkan untuk memberikan insentif kepada karyawan
bekerja dengan segenap tenaga dan usaha (Manulang, 2002). Usaha ini
akan mempengaruhi seseorang dalam bertindak dalam melakukan
sesuatu untuk mencapai hasil.
Hipotesis
H1. Integritas auditor memiliki pengaruh positif terhadap pencegahan
fraud.
H2. Komitmen organisasi memiliki pengaruh positif terhadap
pencegahan fraud.
Model Penelitian

Metode Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang


Penelitian disebarkan kepada semua auditor internal yang bekerja di Pemerintah
Pusat Perwakilan Jawa Timur bagian Internal Audit. 113 kuesioner
disebarkan, dan 57 kuesioner disebarkan diterima, dan semuanya
mempunyai validitas yang layak digunakan dalam penelitian ini.
Hipotesis penelitian ini diuji dengan menggunakan analisis parsial
kuadrat terkecil dengan perangkat lunak WarpPLS versi 6.0
Hasil Hasil penelitian menemukan bahwa integritas auditor dan komitmen
organisasi berpengaruh positif terhadap pencegahan fraud.

Simpulan dan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah ditentukan,
Saran maka dapat disimpulkan bahwa variabel integritas mempunyai
hubungan positif dengan pencegahan fraud. Komitmen organisasi
mempunyai pengaruh positif terhadap pencegahan fraud.
Untuk penelitian selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat
dikembangkan pada institusi/perusahaan lain seperti pemerintah,
swasta, atau perusahaan lain yang memiliki tingkat fraud yang tinggi.
Saran tambahan untuk masa depan penelitian ini mempertimbangkan
untuk menggunakan pendekatan penelitian eksperimental untuk
memberikan hasil yang lebih baik pemahaman tentang literatur
pencegahan fraud

Keterbatasan Keterbatasan penelitian ini adalah kemungkinan pengisian kuesioner


yang dilakukan secara acak oleh responden, hal ini dikarenakan penulis
tidak memonitor secara langsung monitoring terkait pengisian
kuesioner.
Kontribusi Penelitian ini menambah pengetahuan mengenai literatur audit,
khususnya terkait dengan pencegahan fraud. Kedua, mitra kantor
akuntan publik dapat mengoptimalkan nilai integritas dan komitmen
organisasi bawahannya untuk membuktikan pencegahan fraud ke
tingkat yang lebih tinggi, seperti yang ditunjukkan oleh hasil penelitian
ini.

Artikel Nasional 2
Judul Pengaruh Whistleblowing System, Budaya Organisasi dan Moralitas
Individu Terhadap Pencegahan Fraud pada PT. Pelabuhan Indonesia III
(Persero) Benoa Bali

Penulis Komang Candra Restalini Anandya*, Desak Nyoman Sri Werastuti

Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Bali, Indonesia

E-mail address: komang.candra.restalini@undiksha.ac.id


Publisher Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika, Vol. 10
https://doi.org/10.23887/jiah.v10i2.25933
Tanggal Publikasi 31 Agustus 2020
Tujuan Meneliti pengaruh whistleblowing system, budaya organisasi dan
moralitas individu terhadap pencegahan fraud pada PT. Pelabuhan
Indonesia III (Persero).
Kata kunci Pencegahan Fraud, Whistleblowing System, Budaya
Organisasi, Moralitas Individu
Jenis penelitian Jurnal penelitian
Pendahuluan Pelanggaran terhadap suatu ketentuan sering terjadi pada suatu
perusahaan, baik oleh karyawan maupun perusahaan itu sendiri.
Kasus pelanggaran ini mencakup pelanggaran hukum berdasarkan
perundang-undangan maupun peraturan yang telah diberlakukan di
perusahaan. Pelanggaran itu berupa kecurangan (fraud) dan hampir
terjadi pada semua jenjang karyawan, mulai jenjang paling bawah,
menengah, bahkan sampai jajaran atas (top management) di dalam
suatu perusahaan. Menurut (Tjahjono, 2013) kecurangan dapat
diartikan tindakan sengaja di luar aturan yang bertujuan
menguntungkan diri sendiri dan merugikan orang lain.
Kecurangan yang terjadi di suatu perusahaan tidak mudah untuk
dideteksi, karena itu perusahaan memerlukan banyak pihak untuk
dapat mengungkapkan suatu tindakan kecurangan (fraud).
Pengungkapan fraud dapat dilakukan oleh pihak dalam walaupun
pihak luar perusahaan. Pengendalian internal yang baik sangat
diperlukan dalam mendeteksi kecurangan dan sekalipun dapat
mencegah terjadinya hal tersebut. Pengendalian ini merupakan
sebuah proses yang dirancang oleh pihak-pihak internal perusahaan
untuk tercapainya beberapa tujuan (Bodnar, 2006) Tujuan tersebut
antara lain, pelaporan keuangan yang dilakukan secara reliabel,
operasi-operasi perusahaan dilaksanakan secara efisien dan efektif,
dan implementasi seluruh kegiatan perusahaan disesuaikan dengan
peraturan yang sudah ditetapkan.
Terdapat fenomena kecurangan yang terjadi di PT. Pelindo III
(Ramdhani, 2018) Ditemukan sejumlah tindak pelanggaran norma
ketenagakerjaan pada perusahaan Pelindo III yang berada di daerah
Maumere yang merupakan satu wilayah regional dengan Benoa,
dimana tindak pelanggaran tersebut berupa pembayaran upah di
bawah upah minimum. Banyak tenaga kerja bongkar muat yang
bekerja keras sehari penuh tanpa adanya upah lembur. Salah satu
pekerja menuturkan bahwa alasan ia mendapat upah di bawah
minimum karena terdapat potongan PPh 23, namun nyatanya nama
karyawan tersebut tidak terdapat dalam daftar pembayaran PPh 23.
Dapat dilihat bahwa pihak yang dirugikan tidak dapat
mengimplementasikan whistleblowing system padahal kejadian
tersebut bisa saja dilaporkan pada media sistem pelaporan
pelanggaran yang dimiliki oleh Pelindo III, misalnya saja melalui
email dengan melampirkan bukti-bukti yang sebenarnya terjadi.
Kecurangan (fraud) terjadi karena adanya suatu opportunity (peluang
atau kesempatan) yang dapat disebabkan oleh beberapa
permasalahan, seperti: pengendalian internal yang berjalan tidak baik
yang berujung menjadi lemah, kurangnya pengawasan, serta adanya
kewenangan yang disalahgunakan sehingga dapat dengan mudah
melakukan kecurangan. Elemen opportunity merupakan bagian dari
fraud diamond theory yang diusulkan oleh (Wolfe & Hermanson,
2004).Teori tersebut terdiri dari empat elemen, meliputi opportunity
yang sering disebut dengan peluang, pressure yang kerap disebut
dengan tekanan, rasionalisasi dan yang terakhir adalah kemampuan.
Tinjauan Pustaka Penelitian oleh (Nugroho, 2015) serta (Agusyani et al., 2016)
dan Hipotesis menghasilkan suatu kesimpulan penelitian yang sama, yakni variabel
whistleblowing system memiliki pengaruh secara signifikan dan positif
terhadap pencegahan kecurangan. Berlandaskan hal tersebut, maka
hipotesis penelitian yang bisa dirumuskan yaitu:
H1 : Whistleblowing System Berpengaruh Positif Terhadap Pencegahan
Fraud.
(Zelmiyanti & Lili Anita, 2015) serta (Sumendap, Priscillia, 2019)
menghasilkan suatu kesimpulan penelitian yang sama, yakni variabel
budaya organisasi berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap
pencegahan kecurangan. Berlandaskan hal tersebut, maka hipotesis
penelitian yang bisa dirumuskan yaitu:
H2 : Budaya Organisasi Berpengaruh Positif Terhadap Pencegahan
Fraud.
Penelitian oleh (Laksmi & Sujana, 2019) serta (Rahimah et al., 2018)
menghasilkan suatu kesimpulan penelitian yang sama, yakni variabel
moralitas individu memiliki pengaruh secara positif terhadap
pencegahan kecurangan. Berlandaskan hal tersebut, maka hipotesis
penelitian yang bisa dirumuskan yaitu:
H3 : Moralitas Individu Berpengaruh Positif Terhadap Pencegahan
Fraud.
Model Penelitian

Metode Penelitian ini menggunakan analisis berupa angka dari variabel yang
Penelitian digunakan, oleh karena itu menggunakan pendekatan kuantitatif.
Populasi dijelaskan sebagai sebuah area yang biasanya terdiri dari
karakteristik dan kualitas dari suatu objek atau subjek dimana nantinya
ditentukan sebagai bahan untuk dipelajari (Sugiyono, 2013). Sampel
penelitian ini ditentukan dengan teknik sampling jenuh (sensus) yang
memiliki arti bahwa seluruh populasi penelitian dijadikan sampel. Data
dikumpulkan menggunakan kuesioner dengan skla yang digunakan
yaitu skala likert. Kemudian data dianalisis dengan beberapa analisis
yakni uji kualitas data yang meliputi uji validitas dan uji reliabilitas, uji
statistik deskriptif, uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji
multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi, serta
analisis regresi linier berganda yang dibantu oleh program SPSS 25.

Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa whistleblowing system memiliki


pengaruh positif dan signifikan terhadap pencegahan fraud, budaya
organisasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
pencegahan fraud, dan moralitas individu memiliki pengaruh positif
dan signifikan terhadap pencegahan fraud.
Simpulan dan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas sebelumnya, maka
Saran dapat ditarik suatu kesimpulan, yakni:
• Whsitleblowing system memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap pencegahan fraud
• Budaya organisasi memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap pencegahan fraud.
• Moralitas individu mempunyai pengaruh secara positif dan
signifikan terhadap pencegahan fraud.
Adapun saran yang dapat disampaikan yaitu bagi perusahaan sebaiknya
bisa untuk lebih mengefektifkan serta mengembangkan penerapan
whistleblowing system dan budaya
organisasi. Bagi karyawan perusahaan, diharapkan mampu
meningkatkan lagi penalaran moral individu dan bersedia menjadi
seorang whistleblower. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan bisa
mengkaji lebih dalam lagi mengenai penelitian ini serta bisa
mengembangkan faktor atau variabel lain yang mempengaruhi
pencegahan fraud seperti: pemberian kompensasi, efektivitas
pengendalian internal, peran auditor internal, kompetensi
Sumber Daya Manusia.
Kelebihan Tidak dijelaskan pada jurnal

Kekurangan Tidak dijelaskan pada jurnal

Artikel Nasional 3
Judul The Effect Of The Role Of Internal Audit, Good Corporate Governance
And Internal Control On Fraud Prevention (Empirical Study Of Rural
Credit Banks In Surakarta)

Penulis Mohammed Faishal Kusumoaji1*, Muhammad Abdul Aris2


University of Muhammadiyah Surakarta1,2

*Corresponding author. Email: faishalkusumoaji@gmail.com1

Publisher Management Studies and Entrepreneurship Journal Vol 4(5)


http://journal.yrpipku.com/index.php/msej
Tanggal Publikasi 2023

Tujuan Menguji pengaruh peran audit internal, good corporate governance dan
pengendalian internal terhadap pencegahan fraud pada bank perkreditan
rakyat di Surakarta.
Kata kunci The Role Of Internal Audit, Good Corporate Governance, Internal
Control, Fraud Prevention
Jenis penelitian Jurnal penelitian
Pendahuluan/Latar Perkembangan ilmu akuntansi di Indonesia tidak hanya memberikan
Belakang Masalah manfaat, namun juga memberikan efek buruk. Salah satu efek buruknya
adalah tindakan kecurangan (fraud).
Tjahjono dalam (Firli Damayanti & Primastiwi, 2021) menerangkan
sebenarnya fraud adalah kegiatan ilegal yang dilakukan dengan sengaja
untuk menipu orang lain yang mengakibatkan kerugian dan keuntungan
bagi pelaku. Berdasarkan itu maka dapat disimpulkan fraud adalah
kegiatan ilegal, kesengajaan serta keuntungan yang disengaja untuk
merugikan orang lain.
Perusahaan membutuhkan audit internal untuk melewati kemungkinan
terjadinya kecurangan. Perannya adalah menilai sistem serta prosedur
yang dirancang dengan baik dan sistematis melalui observasi, penelitian
dan verifikasi implementasi. Implementasi yang benar dari tugas yang
didelegasikan ke setiap entitas organisasi (Budi Asmoro & Hariyanto,
2018)
Pencegahan penipuan bisa dihindari dengan cara mengaktifkan dan
melaksanakan pengendalian internal (Aditya Utama et al., 2022).
Pengendalian internal acap kali disebut sebagai kontrol manajemen
dalam arti luas termasuk kontrol lingkungan, penilaian risiko, aktivitas
yang diatur informasi dan komunikasi serta pengawasan.
Tinjauan Pustaka Teori Segitiga Kecurangan (Fraud Triangle Theory)
Dalam penelitian (Pungkasih Rahadi & Sasmita, 2021) menjelaskan
bahwa teori fraud dikenal dengan istilah Fraud Triangle Theory. Fraud
Triangle merupakan segitiga kecurangan
yaitu adanya tiga kondisi kecurangan atau penyalahgunaan. Ketiga
syarat tersebut adalah:
• Tekanan (Pressure)
• Kesempatan (Opportunity)
• Rasionalisasi (Rationalize)
Teori Perilaku Terencana (Planned Behavior Theory)
Teori ini menjelaskan kondisi di mana seseorang dapat berperilaku
berdasarkan faktorfaktor yang menyebabkan niat (intention) menjadi
suatu perilaku (behavior).

Hipotesis :
H1: Peran Audit Internal berpengaruh terhadap pencegahan fraud.
H2: Good Corporate Governance berpengaruh terhadap pencegahan
fraud.
H3: Pengendalian Internal berpengaruh terhadap pencegahan fraud

Model Penelitian

Metode Penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif dengan


Penelitian tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Populasi dalam penelitian ini adalah adalah seluruh karyawan Bank
Perkreditan Rakyat di Kota Surakarta. Teknik pengambilan sampel
dilakukan menggunakan metode purposive sampling idengan kriteria
seluruh karyawan Bank Perkreditan Rakyat di Kota Surakarta kecuali
bagian keamanan dan kebersihan serta dihitung menggunakan rumus
Slovin untuk menentukan ukuran sampel minimal jika diketahui ukuran
populasi pada taraf signifikansi 5%, sehingga mendapatkan sejumlah 104
responden.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik angket atau
kuesioner. Kuesioner adalah metode pengumpulan data dimana
responden disajikan dengan serangkaian pertanyaan atau tanggapan
tertulis untuk dijawab (Sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini, data yang
dikumpulan diperoleh dari kuesioner yang dibagikan kepada responden.
Hasil Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel peran audit internal, good
corporate governance dan pengendalian internal berpengaruh positif
signifikan terhadap pencegahan fraud. Hal ini berarti ketiga variabel
tersebut berdampak pada pencegahan fraud khususnya pada bank
perkreditan rakyat di Kota Surakarta.
Simpulan dan Kesimpulan :
Saran 1. Peran Audit Internal berpengaruh positif signifikan terhadap
pencegahan fraud.
2. Good Corporate Governance berpengaruh positif signifikan
terhadap pencegahan fraud.
3. Pengendalian Internal berpengaruh positif signifikan terhadap
pencegahan fraud.
Saran :
1. Bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian pada objek
lain seperti perbankan baik perbankan milik pemerintah maupun
perbankan milik swasta.
2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan
variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini untuk
membeberkan penelitian misalnya moralitas, nilai etis serta
variabel lainnya yang dapat mempengaruhi pencegahan fraud.
Kelebihan Tidak dijelaskan pada jurnal

Kekurangan Tidak dijelaskan pada jurnal

Anda mungkin juga menyukai