Anda di halaman 1dari 24

PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, KETAATAN ATURAN

AKUNTANSI, DAN PERILAKU TIDAK ETIS TERHADAP


KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI
(Studi Empiris pada BUMN di Kota Padang)

Oleh:

VANI ADELIN
2009/12968

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Wisuda Periode September 2013
PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, KETAATAN ATURAN AKUNTANSI,
DAN PERILAKU TIDAK ETIS TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN
AKUNTANSI STUDI PADA BUMN DI KOTA PADANG

Vani Adelin
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang
Email: vani.adelin@yahoo.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh pengendalian internal, ketaatan
aturan akuntansi, dan perilaku tidak etis terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi.
Populasi dalam penelitian ini perusahaan BUMN di Kota Padang. Teknik pengambilan
sampel mengunakan total sampling. Data penelitian ini diperoleh dari pimpinan dan staf
akuntansi. Jenis data yang digunakan adalah data primer. Metode pengumpulan dataadalah
survey, menggunakankuesioner. Alat analisis menggunakan regresi linear berganda. Analisis
statistik menemukan bahwa: 1) keefektifan pengendalian internal berpengaruh signifikan
negatif terhadp kecenderungan kecurangan akuntansi, dimana nilaii signifikansi 0,040<α0,05
dan β-0,295 (H1 diterima), 2) ketaatan aturan akuntansi signifikan negatif terhadap
kecenderungan kecurangan akuntansi dimana nilai signifikansii 0,045<α0,05 dan β-0,253 (H2
diterima), 3) perilaku tidak etis berpengaruh signifikan positif terhadap kecenderungan
kecurangan akuntansi, dimana nilai signifikansi 0,046<α0,05 dan β 0,276 (H3 diterima).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keefektifan pengendalian internal dan ketaatan aturan
akuntansi signifikan negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi, sedangkan
perilaku tidak etis signifikan positif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi.

Kata Kunci: Pengendalian Internal, Ketaatan Aturan Akuntansi, Perilaku Tidak Etis,
Kecenderungan kecurangan Akuntansi

Abstract
This research aimed to examine the influence of internal control, compliance to accounting
rules, and unethical behavior on tendency of accounting fraud. Populations of this research
are BUMN company in Padang city. The technical sampling of this research uses total
sampling. Data of this research obtained from directors and accounting staff.. Type of data
used are primary data. Data collection method used is survey, usingquestionnaire. Analysis
used multiple linear regression. Analiysis statistical finding of statistical test provide
following result : 1) internal control effectiveness has effect on tendency of accounting fraud
where the significant value 0,040<α 0,05 and β value -0,295 (H1 accepted), 2) compliance to
accounting rules has effect on tendency of fraud accounting where the significant value
0,045<α 0,05 and β value -0253 (H1 accepted), 3) unethical behavior has effect on tendency
of fraud accounting where the significant value 0,046<α 0,05 and β 0,276 (H3 accepted.) The
results of the research indicates that internal control effectiveness, compliance to accounting
rules effect significant negative on tendency of accounting fraud, while unethical behavior
effect significant positif on tendency of accounting fraud.

Keywords: Internal Control, Compliance to Accounting Rules, Unethical Behavior,


Tendency of accounting Fraud

1
I. PENDAHULUAN penyebab.Maka tindakan seorang
pemimpin atau orang yang diberi
Kecurangan akuntansi telah mendapat kewenangan atau kekuasaan dipengaruhi
banyak perhatian publik sebagai oleh atribut penyebab.Tindakan
dinamika yang menjadi pusat perhatian kecurangan dapat dipengaruhi adanya
para pelaku bisnis di dunia. Bahkan di sistem pengendalian internal dan
Indonesia, kecurangan akuntansi sudah monitoring oleh atasan. Teori Fraud
menjadi kebiasan dari tahun ke tahun. Triangle yang dijbarkan Cressey (1953)
Kecurangan merupakan bentuk penipuan dalam Tuannakotta (2007), menyatakan
yang sengaja dilakukan sehingga dapat bahwa korupsi juga disebabkan karena
menimbulkan kerugian. Menurut Wilopo adanya 3 faktor yaitu tekanan (pressure),
(2006), pada umumnya kecurangan peluang (opportunity), dan rasionalisasi
akuntansi berkaitan dengan korupsi. (rationalization).
Dalam korupsi, tindakan yang lazim Untuk menangani masalah
dilakukan adalah memanipulasi, kecurangan akuntansi, diperlukan
pencatatan, penghilangan dokumen, dan monitoring, untuk mendapatkan hasil
mark-up yang merugikan keuangan atau monitoring yang baik, diperlukan
perekonomian negara. Kecenderungan pengendalian internal yang efektif
menunjukan adanya indikasi untuk (Wilopo, 2006). Pengendalian internal
melakukan tindakan yang mengarah yang baik memungkinkan manajemen
adanya kecurangan atau penipuan. siap menghadapi perubahan ekonomi
Kecenderungan kecurangan akuntansi yang cepat, persaingan, pergeseran
dapat dikatakan sebagai tendensi korupsi permintaan pelanggan serta restrukturasi
dalam definisi dan terminologi karena untuk kemajuan yang akan datang
keterlibatan beberapa unsur yang terdiri (Ruslan, 2009) dalam Hermiyetti (2007).
dari fakta-fakta menyesatkan, Jika pengendalian internal suatu
pelanggaran aturan atau penyalahgunaan perusahaan lemah maka kemungkinan
kepercayaan, dan omisi fakta kritis terjadinya kesalahan dan kecurangan
(Soepardi, 2007). semakin besar.Sebaliknya, jika
pengendalian internalnya kuat, maka
Indonesia termasuk negara yang kemungkinan terjadinya kecurangan
memiliki tingkat korupsi tertinggi di dapat diperkecil. Keefektifan
dunia yaitu peringkat 118 dari 182 negara pengendalian internal mempunyai
(transparency international, 2012), pengaruh yang besar dalam upaya
sedangkan hasil Failed State Index, pencegahan kecenderungan kecurangan
(2012), Indonesia berada di urutan 100 akuntansi, dengan adanya pengendalian
dari 182 negara.Kondisi ini menunjukkan internal maka pengecekan akan terjadi
bahwa korupsi di Indonesia belum secara otomatis terhadap pekerjaan
banyak berubah. Di Indonesia, seseorang oleh orang lain.
kecurangan akuntansi dibuktikan dengan
adanya likuidasi beberapa bank, Menurut Arens (2008),
diajukannya manajemen BUMN dan pengendalian internal meliputi lima
swasta ke pengadilan, kasus kejahatan elemen yaitu lingkungan pengendalian,
perbankan, manipulasi pajak, korupsi di penilain resiko, aktivitas pengendalian
komisi penyelenggaraan pemilu, dan informasi dan komunikasi, dan
DPRD. pengawasan. Elemen-elemen tersebut
membantu perusahaan untuk mencapai
Teori Atribusi (Green and Mitchel, tujuannya.
1979) dalam Gifandi (2011), menjelaskan
bahwa tindakan yang dilakukan Merujuk pada Agency Theory maka
seseorang disebabkan oleh atribut potensi konflik kepentingan selalu ada

2
antara agent dan principle.Untuk kontribusi kepada negara, pelayanan
mengatasi masalah ini, seharusnya masyarakat serta mensejahterkan
manajemen perusahaan melaksanakan masyarakat.Hal ini juga membuat
aturan akuntansi dengan benar (Wilopo, lemahnya kepercayaan publik kepada
2006).Aturan akuntansi memberikan pihak-pihak yang bertanggung jawab
pedoman bagi manajemen bagaimana terhadap negara dan masyrakat. Faktanya
melakukan kegiatan akuntansi dengan fenomena yang terjadi yaitu BPK
baik dan benar sehingga menghasilkan melaporkan pada laporan semester 1
laporan keuangan yang efektif dan tahun 2012 telah terjadi berbagai
mampu menghasilkan informasi yang penyimpangan mulai dari kelemahan
handal kepada pihak yang sistem pengendalian internal,
berkepentingan.IAI (2002), menyatakan penyimpangan efesiensi, administrative,
bahwa masyarakat membutuhkan dll pada BUMN, BUMD, entitas
kredibilitas informasi, untuk pemerintah daerah dan pusat serta entitas
mendapatkan kredibilitas informasi lembaga keuangan lainnya yang
tersebut manajemen harus melaksanakan mengelolan keuangan negara sekitar Rp.
aturan akuntansi yang berlaku umum. 12,48 triliun (www.bpk.ri.co.id) diakses
tanggal 26 januari 2013.
Perilau tidak etis juga disebabkan
oleh hal yang substansial yaitu sikap dan Pada tingkat daerah, kasus lain
tanggung jawa moral perusahaan. yang terjadi pada tubuh BUMN yaitu
Perusahaan memiliki tanggung jawab kasus mark-up (penggelembungan dana)
moral dan sosial (Keraf, 1998) dalam pembelian tanah pembangunan kantor
Wilopo (2006), yang pada tingkat PLN Kuranji di Padang Sumatera Barat,
operasional, tanggung jawab moral yakni sekitar Rp. 300 juta yang dilakukan
diwakili oleh manajemen. Menurut oleh pegawai PLN (selaku ketua panitia
Griffin dan Ebert (2006), perilaku tidak pengadaan tanah). Dalam pemeriksaan
etis merupakan perilaku yang menurut kasus tersebut ditemukan ada perbedaan
keyakinan perseorangan dan norma- harga tanah yang dibeli dengan harga
norma sosial dianggap benar atau salah. yang seharusnya (www.Padang-
today.com).Hal ini mengindikasikan
Perilaku tidak etis muncul karena masih lemahnya pengendalian internal,
karyawan merasa tidak puas dan kecewa ketaatan pada aturan akuntansi, dan
dengan hasil yang di dapat dari tingginya tingkat perilaku tidak etis
perusahaan serta lemahnya pengawasan seseorang dalam suatu perusahaan.
manajemen yang dapat membuka
keleluasaan karyawan untuk melakukan Berdasarkan uraian di atas, maka
tindakan yang dapat merugikan penelitian ini bertujuan untuk menguji
perusahaan.Untuk meminimalisir pengaruh efektivitas pengendalian
tendensi kecurangan tersebut, perusahaan internal, ketaatan aturan akuntansi, dan
dituntut untuk mampu mendorong perilaku tidak etis terhadap
terbentuknya perilaku etis pada kecenderungan kecurangan akuntansi
karyawannya. pada perusahaan Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) di Kota Padang.
Banyaknya kasus kecurangan Terdapat beberapa hal yang menjadi
akuntansi yang terjadi menunjukkan perbedaan penelitian inii dengan
bahwa kecurangan akuntansi masih penelitian sebelumnya.Pertama, pada
tinggi baik di pemerintah maupun di penelitian ini peneliti mengklaborasikan
perusahaan swasta termasuk teori atribusi dan, teori fraud
BUMN.Padahal BUMN didirikan untuk triangle.dengan elemen pengendalian
mengembangkan misi dalam memberikan internal (ada atau tidak), kepatuhan

3
aturan akuntansi, serta level moral faktor-faktor yang mendorong terjadinya
individu (tinggi atau rendah) Perbedaan kecurangan menurt teori fraud
kedua, terkait masalah timing, untuk triangleyaitu:
dapat memperoleh bukti konsistensi hasil 1. Faktor tekanan (perceived pressure),
penelitian sebelumnya. yaitu adanya insentif, tekanan dan
kebutuhan untuk melakukan fraud.
II. TELAAH LITERATUR DAN Tekanan dapat mencakup hampir
PENGEMBANGAN HIPOTESIS semua hal termasuk gaya hidup,
tuntutan ekonomi, dll.
II.1 Kajian Teori 2. Faktor kesempatan atau peluang
1. Kecenderungan kecurangan (perceived opportunity), yaitu situasi
akuntansi yang membuka kesempatan untuk
Kecuarangan (Fraud)menurut Black Low memungkinkan suatu kecurangan
Dictionary dalam Tungga (2010) adalah terjadi seperti bekerja tidak ada
kesengajaan atau salah pernyataan prosedur yang cukup, tidak mampu
terhadap suatu kebenaran atau keadaan menilai kualitas kerja, kurang atau
yang disembunyikan dari sebuah fakta tidak adanya akses terhadap informasi
material yang dapat mempengaruhi orang dan gagal dalam mendisiplinkan atau
lain untuk melakukan perbuatan atau memberikan sanksi pelaku
tindakan yang merugikannya, biasanya kecurangan.
merupakan kesalahan namun dalam 3. Faktor alasan pembenaran
beberapa kasus (khususnya dilakukan (rationalization), yaitu adanya sikap,
secara sengaja) memungkinkan karakter, atau serangkaian nilai-nilai
merupakan suatu kejahatan. etis yang membolehkan pihak-pihak
Sedangkan menurut Ikatan Akuntan tertentu untuk melakuka kecurangan,
Indonesia (IAI, 2001), menjelaskan atau orang-orang yang berada pada
kecurangan akuntansi sebagai berikut: keadaan yang cukup menekan yang
1. Salah saji yang timbul dari kecurangan membuat mereka merasionalisasi
dalam pelaporan keuangan yaitu salah tindakan Fraud.
saji atau penghilangan secara sengaja
jumlah atau pengungkapan dalam 2. Pengendalian Internal
laporan keuangan untuk melabuhi Menurut PP No. 8 Tahun 2006
laporan pemakai laporan keuangan. pengendalian internal adalah suatu proses
2. Salah saji yang timbul dari perlakuan yang dipengaruhi oleh manajemen yang
tidak semestinya terhadap aktiva diciptakan untuk memberikan keyakinan
(seringkali disebut dengan yang memadai dalam pencapaian
penyalahgunaan atau penggelapan) efektivitas, efesiensi, ketaatan terhadap
berkaitan dengan pencurian aktiva peraturan perundang-undangan yang
entitas yang berakibat laporan berlaku, dan keandalan penyajian laporan
keuangan tidak disajikan sesuai keuangan. Sedangkan menurut COSO
dengan prinsip akuntansi yang berlaku (1992) dalam Hermiyetti (2008),
umum di Indonesia. pengendalian internal adalah representatif
Menurut Tunggal (2010), pelaku dari keseluruhan kegiatan di dalam
kecurangan diklasifikasikan ke dalam organisasi yang harus dilaksanakan,
dua kelompok yaitu manajemen dan dimana proses yang dijalankan oleh
karyawan atau pegawai. Pihak dewan komisaris ditujukan untuk
manajemen melakukan kecurangan memberikan keyakinan yang memadai
biasanya untuk kepentingan perusahaan tentang pencapaian tujuan pengendalian
dan karyawan melakukan kecurangan operasional yang efektif dan efisien,
untuk keuntungan individu. Adapun keandalan laporan keuangan, dan

4
kepatuhan terhadap hukum yang b. Penilaian Resiko adalah identifikasi
berlaku.Pengendalian internal yang kuat manajemen dan analisis resiko yang
akan mampu menurunkan tingkat relevan dengan persiapan laporan
kecenderungan kecurangan akuntansi, keuanga yang seuai dengan prinsip
jika pengendalian internalnya lemah berlaku umum.
maka kecenderungan kecurangan c. Aktivitas Pengendalian adalah
akuntansi akan semaki besar. kebijakan dan prosedur yang dibuat
Tiga tujuan pengendalian internal untuk memberikan keyakinan bahwa
menurut Mulyadi (2002) yaitu: petunjuk yang dibuat oleh
a. Keandalan informasi keuangan manajemen dilaksanakan.
Manajer bertanggung jawab atas d. Informasi dan Komunikasi, sistem
menyiapkan laporan keuangan untuk informasi yang relevan dengan
investor, kreditur, dan para tujuan laporan keuangan yang
pemakaian lainnya. Manajemen meliputi sistem akuntansi.
mempunyai tanggung jawab baik e. Pemantauan adalah proses penilaian
hukum dan professional untuk kualitas kinerja struktur
manyakinkan bahwa informasi pengendalian intern sepanjang
tersebut disiapkan secara wajar. waktu.
b. Kepatuhan terhadap hukum dan
peraturan yang berlaku 3. Ketaatan Aturan Akuntansi
Kendali dalam suatu organisasi Menurut Rahmawati (2012), aturan
dimaksudkan untuk mendorong merupakan tindakan atau perbuatan yang
penggunaan yang efektif dan efesien harus dijalankan. Aturan akuntansi dibuat
atas sumber dayanya, mencakup sedemikian rupa sebagai dasar dalam
personel untuk mengoptimalkan penyusunan laporan keuangan. Dalam
sasaran manajemen. standar akuntansi terdapat aturan-aturan
c. Efektivitas dan efisiensi operasi yang harus digunakan dalam pengukuran
Perusahaan harus mampu dan penyajian laporan keuangan yang
meningkatkan efektifitas dan berpedoman terhadap aturan-aturan yang
efesiensi operasi perusahaan, dimana dikeluarkan oleh IAI. Informasi yang
kegiatan operasi perusahaan tidak tersedia dilaporan keuangan sangat
boeh bertentangan dengan ketentuan dibutuhkan bagi investor dan manajemen
hukum dan peraturan yang berlaku. jadi harus dapat diandalakan. Sehingga
dibutuhkan suatu aturan untuk menjaga
Pengendalian internal meliputi lima keandalan informasi tersebut dan
kategori yang dirancang dan menghindari tindakan yang dapat
diimplementasikan oleh manajemen merugikan perusahaan atau organisasi.
untuk memberikan jaminan bahwa Ada dua kebutuhan yang
sasaran hasil pengendalian manajemen berkepentingan terhadap hasil laporan
akan terpenuhi, komponen pengendalian keuangan yaitu pihak pemakai (pihak
internal menurut Arens (2008) adalah : ekstern) dan pimpinan selaku pihak
a. Lingkungan Pengendalian terdiri pengelola aset dan penyaji laporan
dari tindakan, kebijakan, dan keuangan (Thoyibatun (2009). Dari pihak
prosedur yang mencerminkan sikap ekstern, pemakai laporan keuangan
dari manajemen puncak, para terdiri atas: investor, karyawan, pemberi
direktur, dan pemilik dari suatu pinjaman, pemasok, kreditor, pelanggan,
entitas mengenai pengendalian pemerintah, dan masyarakat. Mereka
internal dan penting memilki kebutuhan informasi yang
nya komponen bagi entiats itu. berbeda-beda yang harus dipenuhi. Agar
menghasilkan informasi yang berkualitas,

5
maka penyajian laporan keuangan harus obyektivitas mengharuskan anggota
sesuai dengan prosedur dan prinsip serta bersikap adil, tidak memihak, jujur
aturan kerja yang sesuai dengan prinsip secara intelektual, tidak berprasangka
akuntansi.Prinsi-prinsip akuntansi atau bias, serta bebas dari benturan
merupakan sejumlah aturan yang menjadi kepentingan atau berada di bawah
pedoman betindak dalam melaksanakan pengaruh pihak lain.
akuntansi di perusahaan 5. Kehati-hatian
Penerapan prinsip etika pofesi Ikatan Kehati-hatianprofesional
Akuntan Indonesia (IAI) : mengharuskan anggota untuk
1. Tanggung jawab penerapan memenuhi tanggung jawab
Sebagai profesional, anggota profesionalnya dengan kompetensi
mempunyai peran penting dalam dan ketekunan. Hal ini mengandung
masyarakat. Sejalan dengan peranan arti bahwa anggota mempunyai
tersebut, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa
tanggung jawab kepada semua profesional dengan sebaik-baiknya
pemakai jasa profesional mereka. sesuai dengan kemampuannya, demi
Anggota juga harus selalu kepentingan pengguna jasa dan
bertanggung jawab untuk bekerja konsisten dengan tanggung-jawab
sama dengan sesama anggota untuk profesi kepada publik.
mengembangkan profesi akuntansi, 6. Kerahasiaan
memelihara kepercayaan masyarakat, Setiap anggota harus menghormati
dan menjalankan tanggung-jawab kerahasiaan informasi yang diperoleh
profesi dalam mengatur dirinya selama melakukan jasa profesional
sendiri. Usaha kolektif semua anggota dan tidak boleh memakai atau
diperlukan untuk memelihara dan mengungkapkan informasi tersebut
meningkatkan tradisi profesi. tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak
2. Kepentingan publik atau kewajiban profesional atau
Setiap anggota berkewajiban untuk hukum untuk mengungkapkannya.
senantiasa bertindak dalam kerangka 7. Konsistensi
pelayanan kepada publik, Konsistensi merupakan konsep dalam
menghormati kepercayaan publik, dan akuntansi yang menuntut
menunjukkan komitmen atas diterapkannya standar secara terus-
profesionalisme. menerus, tidak di ubah-ubah kecuali
3. Integritas dengan alasan yang dapat dibenarkan.
Integritas adalah suatu elemen 8. Standar teknis
karakter yang mendasari timbulnya Setiap anggota harus melaksanakan
pengakuan profesional. Integritas jasa profesionalnya sesuai dengan
merupakan kualitas yang melandasi standar teknis dan standar proesional
kepercayaan publik dan merupakan yang relevan. Sesuai dengan
patokan (benchmark) bagi anggota keahliannya dan dengan berhati-hati,
dalam menguji semua keputusan yang anggota mempunyai kewajiban untuk
diambilnya. Integritas mengharuskan melaksanakan penugasan dari
seorang anggota untuk, antara lain, penerima jasa selama penugasan
bersikap jujur dan berterus terang tersebut sejalan dengan prinsip
tanpa harus mengorbankan rahasia integritas dan obyektivitas.Standar
penerima jasa. teknis dan standar profesional yang
4. Obyektifitas harus ditaati anggota adalah standar
Obyektivitas adalah suatu kualitas yang dikeluarkan oleh lkatan Akuntan
yang memberikan nilai atas jasa yang Indonesia, International Federation of
diberikan anggota. Prinsip Accountants, badan pengatur, dan

6
peraturan perundang-undangan yang 1. Perilaku yang menyalahgunakan
relevan. kedudukan atau posisi (abuse
position)
4. Perilaku Tidak Etis Seringkali manajemen memanfaatkan
Menurut Velasques (2005:7) dalam Siti kedudukannya dalam melakukan hal
(2010), secara umum etika mempunyai yang tidak wajar seperti kecurangan
dua makna, yaitu: atau salah saji dalam laporan
1. Etika berasal dari bahasa yunani, ethos keuangan.
(tunggal) atau ta etha (jamak) yang 2. Perilaku yang menyalahgunakan
berarti kebiasaan dan adat istiadat. kekuasaan (abuse power)
Pengertian ini berkaitan dengan Pimpinan perusahaan merupakan
kebiasaan hidup yang baik, baik pada pihak yang paling berkuasa pada
diri sendiri maupun suatu masyarakat sebuah perusahaan atau instansi yang
yang diwariskan dari satu generasi ke memiki keputusan mutlak.Pimpinan
generasi yang lain. perusahaan bisa saja
2. Etika dalam pengertian kedua ini menyalahgunakan kekuasaan untuk
dipahami sebagai filsafat moral atau memperoleh keuntungan pribadi.
ilmu yang menekankan pada 3. Perilaku yang menyalahgunakan
pendekatan kritis dalam melihat dan sumber daya organisasi (abuse
memahami nilai dan norma moral resources)
serta permasalahan-permasalahan Pihak yang memiliki kewenangan
moral yang timbul dalam masyarakat. dalam perusahaan, bisa saja
Etika merupakan keyakinan memanfaatkan sumber daya yang
mengenai tindakan yang benar dan yang dimiliki oleh organisasi untuk
salah atau tindakan yang baik dan yang memuaskan kepentingan pribadi dari
buruk yang mempengaruhi hal lainnya pada kepentingan perusahaan. Jika ini
(Ricky w griffin dan Ronald,J. Ebert, terus berlanjut, maka perusahaan tidak
2006). Nilai-nilai dan moral pribadi akan bisa bertahan lama dalam
perorangan dan konteks sosial yang menghadapi persaingan bisnis.
menentukan apakah suatu perilaku 4. Perilaku yang tidak berbuat apa-apa
tertentu dianggap sebagai perilaku etis (no action).
dan perilaku tidak etis.Etika Perilaku ini menunjukkan, bagaimana
mempengaruhi perilaku pribadi di seorang pimpinan tidak melakukan
lingkungan kerja, tanggung jawab sosial apa-apa ketika dia mengetahui
adalah sebuah konsep yang berhubungan, karyawannya melakukan kecurangan,
namun merujuk pada seluruh cara bisnis atau ketika seorang manajer tidak
berupaya menyeimbangkan berbuat apa-apa terhadap
komitmennya terhadap kelompok dan karyawannya yang berbuat tindak
pribadi dalam lingkungan sosialnya. ketidakwajaran.
Buckley et al., (1998) dalam Fauwzi Arens dan Loebbecke (1997:73)
(2012), menjelaskan bahwa perilaku dalam Hesti (2012), menyebutkan bahwa
tidak etis merupakan suatu yang sulit terdapat dua fakotr utama yang mungkin
untuk dimengerti, yang jawabannya menyebabkan orang berperilaku tidak
tergantung pada interaksi yang kompleks etis yaitu :
antara situasi serta karakteristik pribadi 1. Standar etika seseorang berbeda
pelakunya. dengan masyarakat pada umumnya
Tang et al.,(2003) dalam Fauwzi Perbedaan prinsip dan pendapat
(2012), menjelaskan perilaku yang membuat seseorang berbeda dengan
menyimpang atau tidak etis dalam yang lainnya. Ketika sekelompok
perusahaan yaitu: orang beranggapan melakukan

7
kecurangan adalah hal yang tidak sistem kompensasi memiliki pengaruh
wajar, sekelompok lain beranggapan terhadap perilaku tidak etis. Hasil lain
sebagai hal yang wajar dilakukan. menunjukkan bahwa lingkungan yang
Adanya standar etika yang berbeda beretika dapat mendorong keputusan
membuat perilaku tidak etis yang dilandasi oleh prinsip-prinsip etika
merupakan hal sulit untuk dimengerti. daripada keputusan yang didasarkan pada
2. Seseorang sengaja berperilaku tidak kepentingan pribadi.
etis untuk keuntungan diri sendiri. Penelitian Thoyibatun (2009)
Banyaknya kebutuhan yang harus berfokus pada studi keperilakuan dengan
dipenuhi, memaksa seseorang unit analisis pejabat dan semua staf yang
berperilaku tidak etis. Tujuannya mendapat delegasi wewenang sebagai
untuk memperoleh sesuatu yang lebih, pengguna anggaran, penyelenggara
yang dapat digunakan untuk akuntansi, dan pembuat laporan
kepentingan pribadi. akuntabilitas di PTN.Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa 1).Kesesuaian
sistem pengendalian intern, sistem
II.2. Kajian Riset Relevan kompensasi, dan ketaatan aturan
akuntansi berpengaruh terhadap perilaku
Hasil penelitian Wilopo (2006)
tidak etis, 2) kesesuaian sistem
menunjukkan bahwa efektifitas
pengendalian intern, sistem kompensasi,
pengendalian internal dan ketaatan aturan
ketaatan aturan akuntansi, dan perilaku
akuntansi berpengaruh signifikan negatif
tidak etis berpengaruh terhadap
terhadap kecenderungan kecurangan
kecenderungan kecurangan akuntansi, 3)
akuntansi, Adapun perilaku tidak etis
kecenderungan kecurangan akuntansi
berpengaruh signifikan positif terhadap
tidak berpengaruh terhadap akuntabilitas
kecenderungan kecurangan akuntansi.
kinerja.
Penelitian yang dilakukan Fauzi
Penelitian Suwardi (2009) menguji
(2011) pada Biro Keuangan provinsi
pengaruh pengendalian internal dan
Jawa Tengah, dengan menggunakan
moralitas individu terhadap
variabel keefektifan pengendalian
kecenderungan kecurangan akuntansi
internal, kesesuaian kompensasi,
pada konteks pemerintahan.Penelitian ini
moralitas manajemen, perilaku tidak etis,
menggabungkan perkembangan moral
dan kecenderungan kecurangan
dengan kecurangan akuntansi.Hasilnya
akuntansi, menyimpulkan bahwa
menunjukkan bahwa individu yang
pengendalian internal dan moralitas
memiliki penalaran individu yang tinggi
manajemen berpengaruh signifikan
cenderung tidak melakukan kecurangan
negatif terhadap perilaku tidak etis dan
akuntansi baik dalam kondisi terdapat
kecenderungan kecurangan akuntansi,
pengendalian internal maupun dalam
sedangkan kesesuaian kompensasi tidak
kondisi sebaliknya.
memiliki pengaruh terhadap perilaku
Hasil penelitian yang dilakukan
tidak etis, tetapi berpengaruh positif
oleh Randa (2009), menunjukkan
terhadap kecenderungan kecurangan
keefektifan pengendalian berpengaruh
akuntansi.
signifikan negatif terhadap
Gugus (2009) meneliti tentang
kecenderungan kecurangan akuntansi
integrity, unethical behavior and
sedangkan asimetri informasi
tendency of fraud, dengan responden staf
berpengaruh positif dan signifikan
bagian keuangan dan pengadaan barang
terhadap kecenderungan kecurangan
dari suatu lembaga pendidikan
akuntansi, lalu ketaatan aturan akuntansi
tinggi.Hasil penelitiannya menunjukkan
berpengaruh negatif dan tidak signifikan
bahwa integritas tidak berpengaruh
terhadap perilaku tidak etis, sementara

8
terhadap kecenderungan kecurangan
akuntansi. Meningkatkan ketaatan pada aturan
akuntansi pada sebuah perusahaan atau
II.3. Pengembangan Hipotesis. instantsi dapat mencegah terjadinya
kecenderungan kecurangan akuntansi,
II.3.1. Efektivitas Pengendalian yang nantinya akan membantu
Internal perusahaan untuk menyediakan informasi
laporan keuangan perusahaan secara
Perilaku tidak etis mengarah pada objektif kepada pihak yang
bagaimana perilaku soseorang yang tidak berkepentingan. Teori perkembangan
sesuai dengan norma atau peraturan yang moral Kohlberg (1969), moralitas`
berlaku. Tindakan menyimpang yang manajemen yang tinggi juga didukung
dilakukan oleh manajemen juga dengan ketaatan aturan yang
cenderung bertujuan untuk kepentingan berlaku.Dalam teori ini, pada tahap
pribadi.Berbagai bentuk penyimpangan konvensional, manajemen berorientasi
tersebut berupa manipulasi, rekayasa dan pada pada peraturan yang berlaku,
penggelapan data, telah terus terjadi sejak sehingga ketaatan aturan akuntansi dapat
15 tahun terakhir baik dalam bisnis, membentuk moralitas manajemen yang
akuntansi dan pajak. tinggi dan dapat menurunkan
Kecenderungan kecurangan kecenderungan kecurangan akuntansi
akuntansi dipengaruhi oleh ada atau yang dilakukan oleh
tidaknya peluang atau manejemen.Berdasarkan hal ini diajukan
kesempatan.Peluang yang besar membuat hipotesis sebagai berikut.
kecenderungan kecurangan akuntansi H2: Ketaatan aturan akuntansi
lebih sering terjadi, dan sebaliknya. signifikan negatif terhadap
Penerapan pengendalian internal yang kecenderungan kecurangan
efektif yang didukung dengan regulasi akuntansi.
yang memadai akan mencegah berbagai
II.3.3.Perilaku Tidak Etis
bentuk overstated dan ketidakwajaran Griffin dan Ebert (2007:58) menyatakan
yang merugikan berbagai pihak yang bahwa perilaku tidak etis adalah perilaku
bekepentingan. yang tidak sesuai dengan norma-norma
Adanya pengendalian internal yang sosial yang diterima secara umum,
efektif, memungkinkan terjadinya sehubungan dengan tindakan yang
pengecekan saling silang (cross check) bermanfaat atau yang membahayakan.
terhadap pekerjaan seseorang oleh orang Dalam teori perkembangan moral,
lain. Hal ini menurunkan peluang
Kohlberg (1969) menyatakan bahwa
terjadinya kecenderungan kecurangan moral berkembang melalui tiga tahap
dan mengalokasikan kesalahan.Wright yaitu (1) pra-konvensional, (2)
(2003) dalam Wilopo (2006), konvensional dan (3) post-konvensional.
menyatakan bahwa pengendalian internal Tahap post-konvensional merupakan
yang efektif mempengaruhi akhir dari tahapan perkembangan moral
kecenderungan kecurangan yang membentuk prinsip etika yang
akuntansi.Pemaparan ini disusun dalam dimiliki manajemen.
hipotesis sebagai berikut: Prinsip tersebut menunjukkan sikap
H1: keefektifan pengendalian internal dari manajemen dalam mengelola
signifikan negatif terhadap perusahaan. Prinsip tersebut mewakili
keecenderungan kecurangan sikap manajemen dalam mengelola suatu
akuntansi. perusahaan atau instansi. Jika perilaku
yang ditunjukkan manajemen cenderung
II.3.2. Ketaatan Aturan Akuntansi tidak etis maka kecenderungan

9
kecurangan akuntansi akan semakin (2006), dengan menggunakan lima point
tinggi. Oleh karena itu, disusun hipotesis skala Likert.
sebagai berikut.
H3: perilaku tidak etis signifikan III.2.3. Ketaatan Pada Aturan akuntansi
positif terhadap kecenderungan
Ketaatan aturan akuntansi diukur dengan
kecurangan.
mengacu pada peneliti IAI (1998) dan
Wilopo (2006).Lima point skala Likert
digunakan untuk mengukur jawaban dari
III. METODE PENELITIAN responden.
III.1. Populasi, Sampel dan Responden.
Populasi penelitian ini adalah III,2,4, Perilaku Tidak Etis
perusahaan BUMN di Kota Padang. Instrument yang digunakan untuk
Terbatasnya jumlah BUMN di kota mengukur perilaku tidak etis terdiri dari
Padang, menyebabkan peneliti empat item pertanyaan yang mengacu
menjadikan semua BUMN tersebut pada peneliti Wilopo (2006), diukur
sebagai sampel. Responden penelitian ini dengan skala likert 1-5.
adalah pimpinan atau kepala cabang dan
staf akuntansi pada perusahaan BUMN III.3. Teknik Analisis
tersebut. Teknik analisis statistik yang
Data penelitian ini adalah digunakan adalah regresi berganda. Uji
dataprimer.Metode yang digunakan asumsi klasik yang terdiri dari, uji
untuk pengumpulan data adalah survey normalitas residual, uji multikolonearitas,
dengan menggunakan kuesioner Peneliti dan uji heterokedastisitas, terlebih dahulu
mengantarkan langsung ke alamat dilakukan sebagai prasyarat penggunaan
responden. Demikian pula dengan Regresi Berganda.
pengembalian kuesioner dijemput sendiri
oleh peneliti, sesuai dengan janji yang IV.HASIL PENELITIAN DAN
dibuat dengan responden PEMBAHASAN.
.
IV. 1. Statistik Deskripstif.
III.2.Variabel dan Pengukuran Terdapat 50 orang responden
berpartisipasi dalam penelitian ini.
Deskripsi lengkap dapat dilihat pada
III.2.1. Kecenderungan Kecurangan tabel berikut:
Akutansi Tabel 1
Data Demografi Responden
Instrument yang digunakan untuk
Gender P/W:34/16
mengukur kecenderungan kecurangan
akuntansi terdiri dari lima item Pendidikan SMA:2 orang
pertanyaan yang mengacu pada SPAP, D3:2 orang
seksi 316 IAI, 2001, dan Wilopo (2006). S1:26 orang
Skala likert 1-5 digunakan untuk S2:20 orang
megukur jawaban responden. Jabatan Pimpinan:15 orang
Staf akuntansi:35orang
III.2.2. Efektifitas Pengendalian Internal Lama >4tahun:38 orang
bekerja 3tahun:12 orang
Instrument yang digunakan untuk
mengukur efektifitas pengendalian
internal terdiri dari lima item pertanyaan
yang mengacu pada peneliti Wilopo

10
IV.2. Uji Instrument. Terdapat 3 uji Asumsi Klasik yang
IV.2.1. Uji validitas. dilakukan pada penelitian ini, yaitu Uji
Uji validitas pada riset ini Normalitas Residual, Multikolinearitas, dan
menggunakan korelasi products Heterokedastisitas.Uji Autokorelasi tidak
moment.Item pertanyaan dinyatakan valid dilakukan karena data bersifat Cross
jika memilikinilai rhitunglebih besar dari Sectional. Hasil Uji normalitas (lampiran
nilai rtabel. Nilair tabelminimum 1:signifikasi =0,992. Lebih besar dari α-
untukn=48adalah0,235. Instrument 0,05), menunjukkan nilai residual
dinyatakan reliable jika memiliki nilai terdistribusi normal, sehingga asumsi klasik
Crombach Alpha lebih besar dari 0,6. Pada pertama
variabel Efektifitas Pengendalian Internal Hasil uji Multikolineariitas
semua item pertanyaan (5 item) adalah (lampiran) menunjukkan masing-masing
valid, karena memiliki nilai r hitung variabel independen memiliki nilai VIF < 10
melebihi nilai r tabel. Pada variabel dan nilai tolerance > 0,1, sehingga dapat
Ketaatan Aturan Akuntansi, dari 6 item disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala
pertanyaan, satu item (item 4) tidak valid multikolinearitas di antara variabel
dan dikeluarkan dari analisis.Seluruh item independen.
pertanyaan untuk mengukur variabel Hasil uji Heterokedastisitas juga
perilaku tidak etis dan variabel menunjukkan bahwa level signifikansi
kecenderungan kecurangan akuntansi setiap variabel lebih besar daripadaα-0,05.
adalah valid. Secara rinci nilai signifikansi adalah 0,777>
0,05 untuk variabel kecenderungan
IV.2.2. Uji Realibilitas kecurangan akuntansi, 0,712> 0,05 untuk
Untukmenguji variabel keefektifan pengendalian internal,
reabilitasinstrument,semakindekatkoefisienk 0,237> 0,05 untuk variabel ketaatan aturan
eandalan akuntansi dan 0,468> 0,05 untuk perilaku
dengan1,0makaakansemakinbaik.MenurutN tidak etis. Dapat disimpulkan bahwa tidak
unnally (1967)dalamGhozali et.all terdapat heterokedastisitas dan asumsi klasik
(2007)nilaireabilitasdinyatakanreliablejikam dapat dipenuhi.
empunyainilaiCronbach’ Alphadarimasing-
masinginstrumen IV.2.4. Hasil UjiRegresi Berganda
yangdikatakanvalidlebihbesardari0,6.
NilaiCronbach’sAlphamasing-masing Hasil analisis regresi linear berganda
variabel menunjukkan dilakukan untuk mengetahui pengaruh
nilaiberadadiatas0,6,dengandemikiansemuai sejumlah variabel bebas terhadap variabel
nstrumentdapat dikatakanreliabel. terikat. Penelitian ini menguji pengaruh
efektifitas pengendalian internal, ketaatan
Tabel 2 aturan akuntansi, dan perilaku tidak etis
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas terhadap kecenderungan kecurangan
Variab Nilai r- Nilai r- Nilai akuntansi.
el hitung hitung Crombachs
terkecil terbesar Alpha IV.2.4.1 Uji Model (Goodness Fit Of
EPI 0,689 0,823 0,902 Model).
KAA 0,292 0,632 0,664
PTE 0,904 0,955 0,969 Model yang digunakan untuk menguji
KKA 0,267 0,830 0,827 pengaruh variabel independen terhadap
variabel independen pada riset ini adalah:
IV.2.3. Uji Asumsi Klasik
KKA= a+b1EPI + b2KAA + b3 PTE

11
Hasil uji statitstik menunjukkan nilai akuntansi. Dengan demikian hipotesis kedua
signifikansi adalah 0,000 (sig 0,000< 0,05). pada penelitian ini diterima.
Hal ini berarti bahwa persamaan regresi Nilai signifikansi perilaku tidak etis
yang diperoleh dapat diandalkan atau model lebih kecil dari α yaitu 0.046 lebih kecil
yang digunakan sudah fix dan dapat dari 0.05 dan bernilai koefisien positif
digunakan untuk memprediksi secara sebesar 0,196.Hasil tersebut
simultan pengaruh variabel efektivitas menunjukkan bahwa perilaku tidak etis
pengendalian internal (EPI), ketaatan aturan berpengaruh signifikan dan positif
akutansi (KAA), dan perilaku tidak etis terhadap kecenderungan kecurangan
(PTE) tgerhdap variabel dependen akuntansi. Dengan demikian hipotesis
Kecenderungan Kecurangan Akuntansi ketiga pada penelitian ini diterima
(KKA). Hasil lengkap dapat dilihatpada
lampiran 3. V. Pembahasan
Nilai Adjusted R Square
menunjukkan 0,360. Hal ini Dari hasil pengujian hipotesis
mengindikasikan bahwa kontribusi variabel pertama ditemukan bahwa efektivitas
independen yaitu efektivitas pengendalian pengendalian internal berpengaruh
internal, ketaatan aturan akuntansi, dan signifikan negatif terhadap Kecenderungan
perilaku tidak etis terhadap variabel kecurangan akuntansi. Dengan demikian,
dependen yaitu kecenderungan kecurangan semakin tinggi tingkat efektivitas
akuntansi adalah sebesar 36 % sedangkan pengendalian internal maka akan mampu
64% ditentukan oleh faktor lain di luar menurunkan kecenderungan kecurangan
model penelitian. Koefisien Regresi akuntansi. Hasil penelitian ini konsisiten
menunjukkan hasil model sebagai berikut: dengan teori yanng dinyatakan menurut
KKA= 5,266 - 0,348 (EPI) - 0,362 Tuanakotta (2007:100) dalam Friskila
(KAA) + 0,196 (PTE) (2010), dari bentuk kecurangan
pengambilan aset secara ilegal (asset
IV.2.4.2. Pengujian Hipotesis misappropriatian) atau pencurian yatu
bentuk penjarahan yang dikenal sejak awal
Berikut ini disajikan hasil uji peradaban manusia.
hipotesis padaα=0,05. Hasil uji regresi Peluang terjadinya pencurian ini
berganda pada Tabel 23 ,menunjukkan nilai terkait dengan lemahnya pengendalian
signifikansi efektivitas pengendalian internal yang dimiliki perusahaan tersebut.
internal terhadap kecenderungan kecurangan Teori Gone dalam Simanjuntak (2008:122)
akuntansi yang diperoleh lebih kecil dari α menyatakan bahwa seseorang selalu
yaitu 0.040 lebih kecil dari 0.05 dan bernilai mempunyai kesempatan (oppurtunity) untuk
koefisien negatif sebesar 0,348.Hasil melakukan kecurangan. Akan tetapi, dengan
tersebut menunjukkan bahwa Efektivitas memperkecil kesempatan dapat menurunkan
pengendalian internal berpengaruh kecurangan, kesempatan dapat ditekan
signifikan negatif terhadap kecenderungan melalui sistem pengendalian internal yang
kecurangan akuntansi. Dengan demikian efektif.
hipotesis pertama pada penelitian ini Hasil penelitian ini menunjukkan
diterima. bahwa ketaatan aturan akuntansi
Nilai signifikansi Ketataatan Pada berpengaruh signifikan negatif terhadap
Aturan Akuntansiadalah 0.045. Nilai kecenderungan kecurangan akuntansi.
signifikansi ini lebih kecil dari α=0.05 dan Dengan didukungnya hipotesis kedua pada
bernilai koefisien negatif sebesar penelitian ini, maka menyediakan bukti
0,362.Hasil ini menunjukkan bahwaketaatan empiris bahwa semakin tinggi ketaatan pada
aturan akuntansi berpengaruh signifikan aturan akuntansi pada perusahaan maka
negatif terhadap kecenderungan kecurangan semakin rendah kecenderungan kecurangan

12
perusahaan untuk melakukan kecurangan bahwa perilaku tidak etis berpengaruh
akuntansi. signifikan dan positif terhadap
Hasil penelitian ini juga konsisten kecenderungan kecurangan akuntansi
dengan teori yang dinyatakan Jensen and
Meckling (1976), dalam teori keagenan
yang menyatakan bahwa taat terhadap VI. PENUTUP
aturan akuntansi dapat memperkecil
perilaku curang, serta teori yang dinyatakan VI.1. Kesimpulan
Wolk and Tearney (1997:93-95) dalam Berdasarkan hasil temuan penelitian
Wilopo menjelaskan bahwa kegagalan dan pengujian hipotesis yang telah diajukan
penyusunan laporan keuangan yang dapat disimpulkan bahwa:
disebabkan karena ketidak ketaatan pada
aturan akuntansi, akan menimbulkan 1. Efektivitas pengendalian internal
kecurangan perusahaan yang tidak dapat berpengaruh signifikan negatif
dideteksi oleh para auditor. terhadap kecenderungan kecurangan
Hasil penelitian ini juga konsisten akuntansi, artinya semakin efektif
dengan penelitian yang dilakukan oleh pengendalian internal perusahaan,
Wilopo(2006), yang meneliti analisis faktor- semakin rendahnya kecenderungan
faktor yang mempengaruhi kecenderungan kecurangan akuntansi perusahaan.
kecurangan akuntansi pada BUMN dan 2. Ketaatan pada aturan akuntansi
perusahan terbuk di Indonesia, yang berpengaruh signifikan negatif
menyatakan ketaatan aturan akuntansi terhadap kecenderungan kecuranga
berpenraug signifikan dan negatif terhadap akuntansi, artinya semakin perusahaan
kecenderungan kecurangan akuntansi. taat pada aturan akuntansi, semakin
Hasil penelitian ini menunjukkan rendahnya kecenderungan kecurangan
bahwa perilaku tidak etis berpengaruh akuntansi pada suatu perusahaan.
signifikan dan positif terhadap 3. Perilaku tidak etis berpengaruh
kecenderungan kecurangan akuntansi. signifikan positif terhadap
Semakin tinggi perilaku tidak etis pada kecenderungan kecurangan akuntansi,
perusahaan maka semakin tinggi pula artinya semakin tinggi perilaku tidak
kecenderungan kecurangan perusahaan etis pada suatu perusahaan, maka
untuk melakukan kecurangan semakin tinggi pula kecenderungan
akuntansi.Hasil penelitian ini juga konsisten kecurangan akuntansi pada perusahaan
dengan teori yang dipaparkan oleh tersebut.
Hendriksen (1992:237) dalam Wilopo
(2006).
VI.2. Saran
Meski sulit dalam dalam konteks
Berdasarkan kesimpulan yang telah
akuntansi, dan hubungannya dengan pasar
disampaikan oleh penulis, maka implikasi
sering tidak jelas, namun memodelkan
penelitian bagi pihak-pihak yang
perilaku perlu dipertimbangkan guna
mempunyai kepentingan adalah sebagai
meperbaiki kualitas keputusan serta
berikut :
mengurangi biaya yang berkaitan dengan
1. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya
informasi dan untuk memperbaiki informasi
melakukan teknik pengumpulan data
yang tersedia.Hasil penelitian ini konsisten
tambahan seperti wawancara dengan
dengan penelitian yang dilakukan oleh
pihak perusahaan dengan tujuan
Wilopo (2006), tentang faktor-faktor yang
memperoleh informasi yang lebih
mempengaruhi kecenderungan kecurangan
lengkap.
akuntansi, dimana perilaku tidak etis
2. Penelitian selanjutnya hendaknya
termasuk salah satu variabel yang
memperluas obyek penelitian, tidak
mempengaruhinya, dimana menunjukkan
terbatas pada perusahaan BUMN di

13
satu kota saja misalnya BUMN di
pulau Sumatra serta menambahkan Fauzi, M. Glifandi Hari. 2001. Analisis
jumlah responden di setiap Pengaruh Keefektifan Pengendalian
perusahaan. Internal, Persepsi kesesuaian
3. Penelitian selanjutnya sebaiknya Kompensasi, Moralitas Manajemen
menggunakan variabel lain yang bisa Terhadap Perilaku Tidak Etis Dan
mempengaruhi kecenderunga Kecenderungan Kecurangan
kecurangan akuntansi. Akuntansi. Jurnal akuntansi dan
4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat ekonomi.
memberikan masukan bahwa
pengendalian internal, ketaatan aturan Ghozali. 2009. Analisis Multivariate
akuntansi, dan perilaku tidak etis tidak Dengan Program SPSS. Semarang:
berpengaruh terhadap kecenderungan Undip.
kecurangan akuntansi pada Badan
Usaha Milik Negara di Kota Padang. Hermiyetti. 2008. Pengaruh Penerapan
Bagi pihak perusahaan BUMN Pengendalian Internal terhadap
umumnya diharapkan untuk dapat Pencegahan Fraud Pengadaan Barang.
lebih mengefektifkan pengendalian Jakarta: STEKPI.
internal, mematuhi aturan akuntansi
serta meningkatkan perilaku etis dan
Irianto, Gugus. 2009. Intgerity, Unethical
menurunkan perilaku tidak etis agar
Behavior, And Tendency of Fraud.
dapat menekan terjadinya praktek
Jurnal Ekonomi dan Keuangan.
kecurangan akuntansi. Bagi peneliti
selanjutnya diharapkan dapat
menggali faktor-faktor lain yang Kusumastuti, Nur Ratri. Analisis Faktor-
berpengaruh terhadap kecenderungan Faktor yang Berpengaruh terhadap
kecurangan akuntansi dengan Kecenderungan Kecurangan
mempertimbangkan keterbatasan yang Akuntansi dengan Perilaku Tidak Etis
ada dalam penelitian ini. Sebagai Variabel Intervening. Skripsi:
Unversitas Diponegoro.

VII. DAFTAR PUSTAKA Mulyadi. 2002. Auditing. Yogyakarta:


Salemba Empat.
Arens A. Alvin. Ellder j. Ronald &
Beasley Mark s. 2008. Auditing dan Rahmawati, Ardiana Peni. 2012. Analisis
jasa Assurance Pendekatan Faktor Internal dan Moralitas
Terintegrasi. Jakarta: Erlangga. Manajemen terhadap Kecenderungan
Aisah, Siti. 2010. Pengaruh Pengendalian Kecurangan Akuntansi. Skripsi:
Internal, Kepatuhan, dan Integritas Universitas Diponegoro.
Manajemen terhadap Perilaku Etis
Karyawan dalam Sistem Penggajian. Randa, Fransisku. 2009. Pengaruh
Skripsi: Universitas Pembangunan Keefektifan Pengendalian Internal,
Nasional Veteran. Kesesuain Kompensasi, Asimetri
Informasi, Ketaatan Aturan Akuntansi,
Arifyani, Hesti Arlich. 2012. Pengaruh dan Moralitas Manajemen terhadap
Pengendalian Internal, Kepatuhan, dan Kecenderungan Kecurangan
Kompensasi Manajemen terhadap Akuntansi. Jurnal Sistem Informasi
Perilaku Etis Karyawan Pada PT ADI Manajemen dan Akuntansi Vol 7 no 2
SATRIA ABADI. Jurnal Oktober 53-85 Fakultas Ekonomi UAJ
Nominal/Volume 1/Nomor 1. Makassar.

14
Ricky w griffin dan Ronald j Ebert. 2006. Wilopo. 2009. Analisis Faktor-Faktor yang
Binis Edisi Kedelapan. Jakarta: Berpengaruh terhadap Terhadap
Erlangga. Kecenderungan Kecurangan
Akuntansi. Padang : Simposium
Nasional Akuntansi 9 Padang.
Sawyer. B Lawrence, Mortimer A
ditenhofer & James H. Scheiner. 2005. Transparency International. WWW.
Sawyer,s Internel Audit, Audit Internal Transparency. Org. diakses pada
Sawyer. Buku 1: Salemba. Januari 2012.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian .


Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.

Thoyibatun, Siti. 2009. Faktor – Faktor


yang Berpengaruh terhadap Perilaku
Tidak Etis dan Kecenderungan
Kecurangan Akuntansi. Jurnal
Ekonomi dan Keuangan.

Suwardi, Eko. 2012. Pengaruh Moralitas


Individu dan Pengendalian Internal
terhadap Kecenderungan Kecurangan
Akuntansi. Skripsi: Universitas
Diponegoro.

Tuanakotta, T. M. 2007. Akuntansi


Forensik dan Audit Investigatif.
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia (LPFE
UI).

15
Gambar 1 Kerangka Konseptual

Keefektifan
pengendalian internal

Ketaatan aturan
Kecenderungan
akuntansi
kecurangan
akuntansi

Perilaku tidak etis

Tabel 1
Nama dan Alamat BUMN di kota Padang
NO Nama Perusahaan BUMN Alamat Perusahaan
Cabang Padang
1 PT. Garuda Indonesia jln. Sudirman No. 2A Padang
2 PT. Semen Padang Jl. Raya Indarung Padang
3 PT. PLN (Persero) Cabang Jl.Dr. Wahidin No. 8 Padang
Padang
4 PT. Telkom Jln. KH. Ahmad Dahlan Padang
5 PT. Bank Tabungan Negara Jln. H. Rasina Said No. 3
(Persero) Padang
6 PT. Sucofindo Jln. Batang Agam Padang
7 Perum Pegadaian Jln. Proklamasi No. 22 Padang
8 PT. Pertamina Jln. Veteran No. 60 Padang
9 PT. Askes Jln. Khatib Sulaiman No. 52
Padang
10 PT. Bank Rakyak Indonesia Jln. Kartini No. 5 Padang
(Persero)
11 PT. Surveyor Jln. Batang Anai No. 6 Padang
12 PT. Wijaya Karya Jln. Wisma Nusa Indah Ulak
Karang No. 3 Padang
13 PT. Bank Negara Indonesia Jln. Veteran No. 10 Padang

16
(Persero) Tbk
14 PT. Waskita Raya Jln. Achmad Yani No. 19
Padang
15 Kadivre 11 PT. Posindo Jln. Khatib Sulaiman Padang
16 PT. Bank Mandiri (Persero) Jln. Jend. Sudirman No 2A
Tbk Padang
17 PT. Taspen Jln. Sudirman No. 63 Padang
18 PT. Jasa Raharja Jln. HR. Rasuna Said No. 1
Padang
19 PT. Jamsostek Jln. Veteran No. 10 Padang
20 PT. Bukit Asam Jlnn. Hos Cokrominoto No. 95
Padang
21 PT. Angkasa Pura 11 Bandara Internasional
Minangkabau
22 PT. Pelindo 11 Jln. Semarang Teluk Bayur
Padag
23 PT. Pusri Jln. H Agus Salim No. 4 Padag
24 PT. Hotel Indonesia Natour Jln. Gereja No. 34 Padang
(Hotel Muara)
25 PT. Kimia Farma Jln. Steba Padang
26 PT. Jiwasraya Jln. Pemuda No. 41 Padang
27 PT. Nindya Karya Jln . Batang Anai No. 2 Padang
28 PT. Kereta Api Jln. Stasiun No. 1 Padang
29 PT. Askrindo Jln. S Parman No. 188 Padang
30 Perum Bulog Jln. Moh. Thamrin No. 4
Padang

Tabel 13

Uji validitas penelitian keefektifan pengendalia internal

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Correlation Deleted

pertanyaan 1 kpi 16.40 9.429 .753 .587 .882

pertanyaan 2 kpi 16.46 9.192 .823 .688 .866

pertanyaan 3 kpi 16.70 9.684 .689 .530 .896

pertanyaan 4 kpi 16.56 9.966 .752 .620 .882

pertanyaan 5 kpi 16.60 9.959 .777 .635 .877

17
Tabel 14

Uji validitas penelitian variabel ketaatan aturan akuntansi

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Correlation Deleted

pertanyaan 1 kaa 15.80 8.857 .292 .252 .684

pertanyaan 2 kaa 15.14 9.143 .330 .178 .655

pertanyaan 3 kaa 14.64 9.623 .370 .242 .633

pertanyaan 5 kaa 14.70 8.337 .632 .567 .523

pertanyaan 6 kaa 14.68 8.467 .540 .509 .558

Tabel 15

Uji validitas penelitan variabel perilaku tidak etis

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Correlation Deleted

pertanyaan 1 pte 7.56 15.109 .909 .900 .962

pertanyaan 2 pte 7.54 14.417 .955 .938 .949

pertanyaan 3 pte 7.56 15.149 .904 .837 .964

pertanyaan 4 pte 7.52 14.010 .923 .881 .959

18
Tabel 16

Uji validitas penelitian variabel kecenderungan kecurangan akuntansi

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Correlation Deleted

pertanyaan 1 kka 12.32 11.610 .801 .943 .734

pertanyaan 2 kka 12.34 11.617 .830 .933 .725

pertanyaan 3 kka 12.20 12.286 .788 .933 .741

pertanyaan 4 kka 10.90 17.112 .267 .652 .877

pertanyaan 5 kka 11.20 15.755 .459 .689 .834

Tabel 17
Nilai Cronbach’s Alpha Variabel Penelitian
VariabelPenelitian NilaiCronbach’sAlpha

Kecenderungan Kecurangan Akuntansi(Y) 0,827

Keefektifan Pengendalian Internal(X1) 0,902

Ketaatan Aturan Akuntansi(X2) 0,664

Perilaku Tidak Etis(X3) 0,969

Sumber:Data prime ryang diolah,2013

Tabel 18
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual
N 50
a
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation .70146542
Most Extreme Differences Absolute .061
Positive .061
Negative -.056
Kolmogorov-Smirnov Z .434
Asymp. Sig. (2-tailed) .992
a. Test distribution is Normal.
b Calculated from data.

19
Tabel 19

Uji Multikolinearitas
Coefficients(a)

a
Coefficients

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF

1 (Constant)

Keefektifan Pengendalian
.671 1.490
Internal

Ketaatan Aturan Akuntansi .866 1.154

Perilaku Tidak Etis .723 1.384

a. Dependent Variable: Kecenderungan Kecurangan Akuntansi


Tabel 20

Uji Heterokedastisitas

Coefficients(a)

a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) -.159 .556 -.285 .777

Keefektifan Pengendalian
.036 .096 .065 .371 .712
Internal

Ketaatan Aturan Akuntansi .123 .103 .186 1.197 .237

Perilaku Tidak Etis .041 .056 .124 .732 .468

a. Dependent Variable: ABSUT

20
Tabel 21

Uji Model atau uji F

b
ANOVA

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.


a
1 Regression 16.034 3 5.345 10.197 .000

Residual 24.111 46 .524

Total 40.145 49

a. Predictors: (Constant), Perilaku Tidak Etis, Ketaatan Aturan Akuntansi, Keefektifan


Pengendalian Internal

b. Dependent Variable: Kecenderungan Kecurangan Akuntansi

Tabel 22

Adjusted R Square

b
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson

a
1 .632 .399 .360 .72398 .655

a. Predictors: (Constant), Perilaku Tidak Etis, Ketaatan Aturan Akuntansi, Keefektifan


Pengendalian Internal

b. Dependent Variable: Kecenderungan Kecurangan Akuntansi

21
Tabel 23

Koefesien Regresi

a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 5.266 .953 5.525 .000

Keefektifan Pengendalian
-.348 .165 -.295 -2.113 .040
Internal

Ketaatan Aturan
-.362 .176 -.253 -2.057 .045
Akuntansi

Perilaku Tidak Etis .196 .096 .276 2.050 .046

a. Dependent Variable: Kecenderungan Kecurangan Akuntansi

22

Anda mungkin juga menyukai