1 Latar Belakang
Pada era globalisasi ini Kasus fraud atau kecurangan dalam laporan
keuangan di Indonesia tidak hanya terjadi pada sektor pemerintahan saja,
melainkan pada sektor perusahaan hal tersebut juga ditemukan. Timbulnya
kecurangan atau Fraud dalam pelaporan keuangan ada beberapa factor atau alasan
oleh pihak yang melakukan kecurangan tersebut salah satunya ingin meraup
keuntungan yang banyak sehingga menimbulkan kerugian dalam perusahaan.
Kasus fraud terjadi bukan hanya pada lini staff saja, tetapi bisa dilakukan lebih dari
satu orang dan bisa saling bekerjasama dalam melakukan penggelapan keuangan,
istilah kejahatan kerah putih mempunyai arti bahwa yang melakukan pelanggaran
terdiri dari orang-orang yang mempunyai kedudukan penting dalam perusahaan
ataupun lembaga pemerintahan yang memiliki legitimasi ekonomi namun
kekuasaan tersebut disalahgunakan untuk keuntungan ilegal atau untuk
melakukan kegiatan ilegal demi keuntungan pribadi atau organisasi.
Korupsi adalah kegiatan penyalahgunaan wewenang,jabatan dan tanggung
jawab dengan cara menggelapkan dana,aset atau yang lainya demi meraup
keuntungan pribadi ataupun organisasi. Sedangkan menurut para ahli Nurdjana
(1990) korupsi berasal dari bahasa Yunani yaitu “corruptio” yang berarti
perbuatan yang tidak baik,buruk,curang,dapat disuap,tidak bermoral
menyimpang dari kesucian,melanggar norma-norma agama materil,mental dan
hukum.
Menurut (UU No 20 tahun 2001)UU No 20 tahun 2001 korupsi adalah
tindakan melawan hukum dengan maksud memperkaya diri sendiri,orang
lain,atau korupsi yang berakibat merugikan negara atau perekonomian negara.
Di Indonesia kasus korupsi sering ditemukan di beberapa perusahaan
maupun lembaga pemerintahan, bahkan Indonesia termasuk negara dengan kasus
korupsi yang tingkatanya tinggi walaupun pada bulan Januari tahun 2020 indeks
persepsi korupsi di Indonesia ada di skor 40 dan rangking 85 dari 180 negara.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh peneliti Transparency International
Indonesia (TII) Wawan Suyatmiko dalam pemaparan IPK 2019 di gedung Sequis
Center (sumber CNN Indonesia).
Kasus korupsi merupakan kasus yang paling merugikan di Indonesia
dengan presentase yang sangat tinggi yaitu sebesar 69,9% diikuti oleh fraud
laporan keuangan dengan presentase 9,2% lalu Penyalahgunaan Aset/Kekayaan
Negara dan Perusahaan berada dibawah sendiri dengan presentase 4%. Kasus ini
merupakan kasus yang sangat berdampak pada keuangan Negara dikarenakan
penggelapan dana dan kecurangan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung
jawab menyebabkan kerugian besar bagi negara maupun perusahaan. Berikut
Tabel data kasus fraud yang paling merugikan di Indonesia.
Menurut beberapa ahli, korupsi tidak hanya merugikan di satu bidang saja
melainkan di banyak bidang, menurut Karyono (2013:150) menyatakan tindakan
korupsi tidak hanya meliputi pada perbuatan yang memenuhi unsur-unsur delik
yang menimbulkan kerugian pada perekonomian negara, tetapi juga tindakan
menyimpang yang merugikan masyarakat seperti penyuapan, komisi, penyalah
gunaan wewenang, nepotisme, bisnis orang dalam, sumbangan illegal.
Dengan banyaknya kasus fraud yang terjadi di Indonesia, upaya untuk
memberantas kasus tersebut dilakukan oleh lembaga negara seperti: Kejaksaan,
Kepolisian, Badan Pemeriksa Keuangan, Komisi Pemberantasa Korupsi. Pelaku
(fraud) yang semakin cerdik untuk melakukan kecurangan tersebut
mengakibatkan auditor eksternal seperti Kantor Akuntan Publik (KAP) banyak
dilibatkan untuk menemukan kecurangan (fraud) tersebut
mau tidak mau OPD harus siap berbeda dengan BPK yang masih memberikan
waktu, dari sini dapat dilihat dalam hal ketegasan mungkin Kantor Akuntan Publik
lebih unggul. Oleh karena itu dengan Kondisi saat ini banyak melibatkan auditor
eksternal dan akan menjadikan sebuah tantangan untuk dapat berperan lebih nyata
dan signifikan dalam memberantas kecurangan (fraud). Kecurangan atau fraud
menurut Karyono (2013),adalah penyimpangan dan perbuatan melanggar hukum
(illegal act) yang dilakukan dengan sengaja untuk tujuan tertentu misalnya menipu
atau memberikan gambaran keliru (mislead) yang dilakukan kepada pihak-pihak
lain, yang dilakukan oleh orang-orang baik dari dalam maupun dari luar
organisasi. Kecurangan dapat diperiksa dengan dilakukanya audit investigasi,
audit investigasi adalah kegiatan pemeriksaan yang bertujuan untuk memeriksa
keuangan,asset,atau pada akun-akun yang disepakati dengan klien disuatu
lembaga pemerintah atau perusahaan yang terindikasi kecurangan atau tidak.
Menurut Amin (2001,205) Forensic Accounting sometimes called fraud auditing
or Investigative accounting, is a skill that goes beyond the realm of corporation
and management fraud, embezzlement, or commercial bribery indeed, forensic
accounting skills go beyond the general realm of white collar crime. Sedangakn
menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan aparatur negara No.
PER/05/M.PAN/03/2008 Tahun 2008 Audit Investigasi adalah proses mencari,
menemukan, dan mengumpulkan bukti secara sistematis yang bertujuan
mengungkapkan terjadi atau tidaknya suatu perbuatan dan pelakunya guna
dilakukan tindakan hukum selanjutnya.Seiring berkembangnya jaman para pelaku
fraud mulai pandai dalam melakukan kecuranganya agar tidak terindikasi oleh
pemeriksa oleh karena itu dibutuhkan tenaga ahli yang berkompeten agar dapat
memberantas kecurangan. Kompeten tidaknya auditor dapat dilihat dari
pengalaman auditor dalam menangani masalah fraud (kecurangan) selain dari
pengalaman auditor yang berkompeten tetap harus mengikuti pelatihan-pelatihan
agar wawasan dan ilmunya bertambah guna mengungkap kasus fraud. Seorang
auditor juga harus memahami aturan-aturan dan Prosedur-prosedur dalam
pemeriksaan pun juga harus diterapkan oleh auditor agar sesuai dengan ketentuan
dan tidak menyalahi aturan yang berlaku.
Batasan masalah bertujuan untuk membatasi objek yang akan diteliti agar
tidak menyimpang terlalu jauh. Pembatasan penelitian audit fraud adalah
1. Penelitian yang dilakukan audit fraud berfokus pada siklus pengeluaran di
perusahaan.
2. Area audit fraud :
• Laporan Siklus pengeluaran kas di perusahaan
3. Evaluasi laporan siklus pengeluaran dengan melaksanakan prosedur audit fraud
yang sesuai Standart Profesional Akuntan Publik (SPAP) dengan pengujian full
vouching pada siklus pengeluaran.
Audit Fraud
Adalah upaya untuk memeriksa apakah ada kecurangan di suatu perusahaan
dengan memeriksa akun-akun yang sudah disepakati antara client dan auditor.
Siklus pengeluaran
Adalah suatu kegiatan yang berulang-ulang yang berkaitan dengan keluarnya kas
untuk pembayaran atas barang atau jasa.
BAB II KAJIAN TEORI
Menurut PSAK (2006) Audit adalah suatu proses sistematis yang secara
objektif memperoleh serta mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang aktivitas
ekonomi untuk lebih meyakinkan tingkat keterkaitan hubungan antara asersi atau
pernyataan dengan kenyataan kriteria yang sudah ditetapkan dan
menyampaikann hasilnya kepada pihak yang memiliki kepentingan.
2. Meginspeksi;
3. Mengkonfirmasi;
4. Mengajukan pertanyaan;
5. Menghitung;
6. Menelusuri;
7. Mencocokkan ke dokumen;
8. Mengamati;
9. Melakukan ulang;
4. Tidak Wajar
Opini ini diberikan saat laporan keuangan yang disajikan kepada auditor
tidak sesuai dengan GAAP (Generally Accepted Accounting Principles)
dan membuat salah saji material pada laporan keuangan.
Jenis-jenis Audit
Menurut Sukrisno Agoes : 2004 menyebutkan tiga jenis Auditing yang umum
dilaksanakan. Ketiga jenis tersebut yaitu :
1. Auditor Ekstern
2. Auditor Intern
3. Auditor Pajak
4. Auditor Pemerintah
2.1.1 Fraud
Fraud atau kecurangan merupakan sebuah aktivtitas yang melanggar aturan dan
merugikan satu pihak maupun banyak pihak dikarenakan penggelapan dana,atau
korupsi yang mengakibatkan berkurangnya asset di suatu perusahaan ataupun
lembaga pemerintah. Banyak upaya dari pemerintah dalam mencegah kecurangan
salah satunya membentuk KPK dan BPK yang diharapkan agar bisa memberantas
kecurangan-kecurangan yang ada di lembaga pemerintahan, lemahnya sistem hukum
di negara ini menyebakan para pelaku kecurangan tidak jera dan tidak takut akan
ancaman-ancaman yang diberikan negara. Dalam sektor perusahaan yang baik akan
membentuk tim audit internal yang ditujukan untuk mengevaluasi di perusahaan
tersebut ada indikasi kecurangan atau tidak jika dirasa tidak memumpuni maka audit
eksternalpun juga akan ikut andil dilibatkan dalam pemeriksaan keuangan.
menghapuskan piutang”)
2. Pasal 362: Pencurian (definisi KUHP: “mengambil sesuatu, yang seluruhnya atau
sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan
hukum”);
3. Pasal 372: Penggelapan (definisi KUHP: “dengan sengaja dan melawan hukum
memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang
lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan”);
4. Pasal 378: Perbuatan Curang (definisi KUHP: “dengan maksud untuk
menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan
memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat, ataupun
rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang
sesuatu kepadanya, atau supaya memberi utang maupun menghapuskan piutang”);
5. Pasal 396: Merugikan pemberi piutang dalam keadaan pailit;
7. Pasal 209, 210, 387, 388, 415, 417, 418, 419, 420, 423, 425, dan 435 yang
sebagai berikut:
fraud.
3. External pressure yang diproksikan dengan arus kas bebas tidak berpengaruh
fraud.
4. Personal financial need yang diproksikan dengan kepemilikan saham oleh orang
Keterbatasan Penelitian
antara lain:
tahun penelitian. Hal ini berpotensi menyebabkan hasil penelitian tidak mampu
financial statement fraud yang diukur dengan variabel financial stability, external
monitoringdan rationalization.
2. Penelitian ini hanya terbatas pada data sekunder berupa laporan keuangan auditan
sebagai sumber data, sehingga tidak cukup untuk mengungkapkan variabel apa
Saran
Adapun saran yang diusulkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
2. Karena adanya keterbatasan dalam penelitian ini, maka saran untuk penelitian
selanjutnya:
organizational structure.
perubahan aset, arus kas bebas, kepemilikan saham oleh orang dalam, return on
asset, transaksi pihak istimewa, dan dewan komisaris independen masih sulit
menggunakan proksi, seperti leverage. Selain itu, proksi financial statement fraud
dapat memprediksi kasus financial statement fraud pada kategori perusahaan lain,
keuangan.
BAB III
1. Kuisioner
Yaitu dengan mengajukan daftar pertanyaan kepada responden yang sudah
ditentukan,yaitu diberikan kepada pegawai di PT x yang berisi pertanyaan yang
berhubungan dengan masalah yang akan diteiti.
2. Wawancara yaitu metode survei dengan cara mengajukan pertanyaan secara lisan
kepada subyek penelitian. Dalam wawancara ini dilakukan dengan bertanya
langsung kepada pegawai PT X
3. Observasi
Yaitu serangkaian kegiatan yang dilakukan penulis dengan cara langsung
mengamati suatu objek.
4. Dokumentasi
Merupakan metode pengumpulan data dengan cara melihat dan menggunakan
laporan dan catatan yang ada di Perusahaan PT X data yang dibutuhkan yaitu
siklus pengeluaran.