e-ISSN/p-ISSN: 2615-7977/2477-118X
DOI: 10.32697/integritas.v7i2.795
©Komisi Pemberantasan Korupsi
Abstract
The purpose of this study is to determine the effectiveness of forensic audits in detecting bribery
with the support of whistleblowing. This qualitative research uses the phenomenological method
with semi-structured interviews with 14 employees of Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). This
study reveals that bribery is hidden fraud, so whistleblowing can be used as the first, then can be
carried out for forensic audit as long as valid and relevant. Detection of bribery using forensic
audit is faster and easier because the procedures are focused, detailed and rigid. The conclusion
is forensic audits effective in detecting bribery with the support of whistleblowing.
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas audit forensik dalam mendeteksi
suap dengan dukungan whistleblowing. Penelitian kualitatif ini menggunakan metode
fenomenologi dengan teknik wawancara semi struktur kepada 14 orang pegawai Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK). Penelitian ini mengungkapkan bahwa suap merupakan fraud
yang hidden sehingga whistleblowing dapat dijadikan langkah awal terungkapnya suap, yang
kemudian dapat dilakukan audit forensik selama valid dan relevan. Pendeteksian suap
menggunakan audit forensik lebih cepat dan mudah karena dalam prosedurnya fokus,
terperinci dan rigid. Maka dapat disimpulkan bahwa audit forensik efektif dalam mendeteksi
suap dengan dukungan whistleblowing.
217
Efektifkah Audit Forensik dengan Dukungan Whistle-Blowing Digunakan untuk Mendeteksi Suap?
218
Eka Wirajuang Daurrohmah, Dekar Urumsah, Yuni Nustini
audit forensik menggunakan teknik pro- penerapan audit forensik yang didukung
aktif dan reaktif (Gbegi et al., 2018). dengan whistleblowing dalam mendeteksi
Keberhasilan pelaksanaan audit suap.
forensik membutuhkan sumber yang rele-
Tinjauan Pustaka
van dan tepat dalam proses pencarian dan
pembuktian bukti yang dikumpulkan. Hal Fraud
ini dikarenakan audit forensik memerlu- Fraud menurut Albrecht et al. (2018)
kan bukti yang cukup, layak serta benar merupakan sebuah istilah generik dan
agar bukti tersebut dapat dijadikan alat meliputi segala aktivitas yang terjadi
bukti pada proses litigasi. Menurut ACFE, karena kepandaian seseorang, dengan
laporan yang berasal dari whistleblower maksud memperoleh keuntungan mele-
merupakan sumber yang baik untuk men- bihi orang lain menggunakan cara tipu
curigai terjadinya fraud dengan angka sta- muslihat, licik dan tidak adil. Menurut
tistik sebesar 43% pada tahun 2020 Pernyataan Standar Auditing (PSA) No. 70,
(ACFE, 2021). Lebih lanjut, (Puryati & fraud diterjemahkan menjadi penipuan.
Febriani, 2020) menyatakan bahwa Fraud sering juga disebut dengan istilah
whistleblowing dapat mencegah adanya yang berbeda-beda, yang menggambarkan
kasus fraud. Whistleblowing juga dapat aktivitas mencuri, menyerobot, memeras,
mendeteksi fraud lebih cepat daripada mengisap, menggelapkan, memalsu dan
tanpa adanya whistleblowing (Gottschalk, sebagainya. Sedangkan dari perspektif
2020). Selain itu, Whistleblowing dapat hukum, ungkapan 'kecurangan' umumnya
berkontribusi memperbaiki kualitas dari tidak digunakan dalam undang-undang te-
audit forensik dalam menemukan terjadi- tapi berfokus pada kejahatan yang cen-
nya fraud (Panjaitan, 2018). derung menggunakan kata-kata seperti
Selanjutnya, salah satu cara agar audit pencurian, kepura-puraan, mendapatkan
forensik berhasil, yaitu dengan mengguna- properti dengan penipuan atau kesalahan
kan bukti dan informasi yang bersumber Akuntansi (Hepworth, 2018).
dari whistleblowing dalam proses Ada beberapa macam fraud pada
pengumpulan dan pembuktian yang nanti- kegiatan bisnis. ACFE mengelompokan
nya akan digunakan untuk mendeteksi dan dalam tiga kategori, yaitu:
mengungkapkan fraud. Fraud dalam pene- Penyalahgunaan Aset
litian ini difokuskan pada kasus suap. Ada- Penyalahgunaan atau pencurian harta
nya whistleblowing akan memudahkan atau kekayaan yang dalam bahasa hukum
auditor mendapatkan informasi relevan disebut sebagai “mengambil” harta dengan
yang akan menuntun mereka pada bukti cara tidak sah secara hukum. Apabila
yang diharapkan (Andon et al., 2018). tidakan ini dilakukan oleh orang yang me-
Penelitian ini akan dilakukan di miliki kewenangan mengelola atau meng-
kalangan auditor forensik BPK kantor per- awasi harta tersebut, maka dikatakan
wakilan Provinsi Daerah Istimewa Yogya- sebagai penggelapan. Tindakan “mencuri”,
karta (DIY), kantor perwakilan Provinsi dalam fraud tree merupakan larceny, se-
Jawa Tengah, kantor perwakilan Provinsi dangkan tindakan “menggelapkan” adalah
DKI Jakarta dan kantor pusat. Adapun embezzlement (Tuanakotta, 2018). Penya-
dalam penelitian ini lebih difokuskan pada lahgunaan kekayaan/harta oleh ACFE
suap, karena dengan tingginya kasus suap dikategorikan sebagai: (1) penggunaan
di Indonesia berdasarkan data yang dirilis kas secara tidak benar (cash misappropri-
KPK, maka penulis menyadari bahwa ation); dapat berupa tindakan skimming,
perlu adanya ekplorasi apakah efektif
219
Efektifkah Audit Forensik dengan Dukungan Whistle-Blowing Digunakan untuk Mendeteksi Suap?
220
Eka Wirajuang Daurrohmah, Dekar Urumsah, Yuni Nustini
221
Efektifkah Audit Forensik dengan Dukungan Whistle-Blowing Digunakan untuk Mendeteksi Suap?
222
Eka Wirajuang Daurrohmah, Dekar Urumsah, Yuni Nustini
223
Efektifkah Audit Forensik dengan Dukungan Whistle-Blowing Digunakan untuk Mendeteksi Suap?
224
Eka Wirajuang Daurrohmah, Dekar Urumsah, Yuni Nustini
225
Efektifkah Audit Forensik dengan Dukungan Whistle-Blowing Digunakan untuk Mendeteksi Suap?
226
Eka Wirajuang Daurrohmah, Dekar Urumsah, Yuni Nustini
dengan lebih cepat. Seperti ungkapan nya harus ada bukti karena pelaku
pernyataan dari partisipan B dan E berikut kemungkinan akan menyembunyikan
ini: informasi.” (Partisipan N).
“Audit forensik merupakan salah satu Lebih lanjut, hasil akhir dari peneliti-
bagian untuk mengungkap adanya an dapat dipahami dengan mudah yang
fraud ya tentunya menjadi lebih akan peneliti uraikan secara singkat dalam
gampang untuk mendeteksi fraud itu konstruk model studi lapangan pada
tadi, suap salah satunya. Jadi kita sudah Gambar 1.
terfokus disitu harusnya lebih cepat dan
gampang.” (Partisipan B)
“Ya karena audit forensik dirancang
untuk pendalaman karena lebih detail.”
(Partisipan E)
Sementara itu, menurut 7 partisipan
wawancara, bahwa audit forensik dapat
meninjau kontrol internal institusi. Hal ini
dapat dilihat dari pernyataan partisipan E,
sebagai berikut:
“Pada saat pemeriksaan laporan ke-
uangan berikutnya akan menjadi perha-
tian untuk pengendalian internalnya.
Dari sisi internal kontrol pasti iya akan
Gambar 1. Konstruk Model Studi Lapangan
merancang sistem yang lebih baik lagi.”
(Partisipan E) Suap merupakan salah satu masalah
yang pelik di institusi pemerintah. Salah
Sebagai tambahan dari hasil analisis
satu cara yang dapat dilakukan untuk
konten, diperoleh temuan menarik varia-
memberantas suap yaitu dengan pende-
bel lain yang terkait dengan penelitian ini
teksian suap. Dalam pendeteksian suap
dan muncul secara tiba-tiba. Tetapi tidak
terdapat berbagai metode. Salah satu
hanya sebagai penjelas dari model pene-
metode untuk mendeteksi suap adalah
litian, melainkan suatu aksi nyata yang
audit forensik. Pendeteksian suap meng-
dapat dijalakan sebagai tindak lanjut dari
gunakan audit forensik lebih cepat dan
pendeteksian suap dengan salah satu
mudah karena dalam prosedurnya lebih
informasi awal menggunakan
fokus, terperinci dan lebih rigid. Oleh
whistleblowing.
karena itu, dapat dikatakan bahwa audit
Temuan tersebut, yakni proses tang-
forensik efektif untuk pendeteksian suap.
kap tangan para pelaku suap dari hasil
Hal ini sejalan dengan penelitian yang
whistleblowing seperti yang dikemukakan
dilakukan oleh Enofe et al. (2015). Audit
oleh partisipan dalam wawancara berikut
forensik membutuhkan informasi dan
ini:
bukti yang valid. Salah satu cara memper-
“Pembuktian suap itu paling sulit untuk oleh informasi dan bukti yang valid
dideteksi, untuk benar-benar mengeta- berasal dari whistleblowing. Panjaitan
hui terjadi suapnya harus OTT (operasi (2018) menyebutkan bahwa whistleblow-
tangkap tangan). Laporan suap bisa jadi ing dapat menjadi salah satu sumber bukti
sebagai jalan pembuka sehingga terjadi- dalam audit forensik selama bukti tersebut
227
Efektifkah Audit Forensik dengan Dukungan Whistle-Blowing Digunakan untuk Mendeteksi Suap?
228
Eka Wirajuang Daurrohmah, Dekar Urumsah, Yuni Nustini
229
Efektifkah Audit Forensik dengan Dukungan Whistle-Blowing Digunakan untuk Mendeteksi Suap?
230
Eka Wirajuang Daurrohmah, Dekar Urumsah, Yuni Nustini
231
Efektifkah Audit Forensik dengan Dukungan Whistle-Blowing Digunakan untuk Mendeteksi Suap?
232