Anda di halaman 1dari 5

KASUS PENGARUH PENGELAMAN AUDITOR, PELATIHAN

AUDIT DAN RESIKO AUDIT TERHADAP TANGGUNG JAWAB


AUDITOR DALAM MENDETEKSI KECURANGAN PADA
KANTOR AKUNTAN PUBLIK BEKASI

NAMA : JACLINE BEDARA (17)


KELAS : 3C D-III AKUNTANSI

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI


JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI KUPANG
2024/2025
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengaruh pengelaman auditor, pelatihan audit resiko audit terhadap tanggung


jawab auditor dalam mendeteksi kecurangan menggunakan kuesioner untuk emperoleh
data primer yang berasal dari para auditor yang bekerja di wilayah bekasi. Kusioner
disampaikan secara langsung pada responden sebanyak 50 kusioner dan data yang dapat
di analisis sebanyak 46 kusioner.Kusioner di olah dengan menggunakan uji statistic
deskriftif, uji kualitas data, serat uji hipotesis. Hasil pengujian hipotesis menunjukan
bahwa pengelamana auditor terdapat pengaruh positif terhadap pengelaman auditor
terhdap tanggung jawab auditor dalam mendeteksi kecurangan.

Pelatihan audit tidak mempengaruh positif terhadap tanggung jawab dalam


mendeteksi kecurangan. Risiko audit tidak mempengaruhi terhadap tanggung jawab
auditor dalam mendeteksi kecurangan. Pengelaman sangat penting di perlukan dalam
rangka kewajiban seorang pemeriksa terhadap tugasnya untuk memenuhi standar audit.
Pelatihan auditor merupakan salah satu usaha untuk mengembangkan sumber daya
manusia dalam bidang pengetahuan, kemampuan, kealihan. Pelatihan audit yang
sistematis bidang berjenjang sesuai dengan tingkat auditor, maka akan mempermudah
untuk melengkapi kekurangan auditor dan memberikan penekanan kepada peraktik
audit dan standar akuntansi bagi kecurangan atau fraud semakin marak terjadi dengan
berbagai cara yang terus berkembang sehingga kemampuan auditor dalam mendeteksi
kecurangan perlu untuk terus ditingkatakan.
1.2 Landasan Teori

Shale(2019)berpendapat bahwa resiko audit adalah resiko yang terjadi pada


auditor, tanpa disadari tidak memodifikasi pendapatnya sebagiamana mestinya atas
suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material. Samurdo dan murtanto
menyatakan bahwa resiko audit di bagi menjadi dua bagian yang terdiri dari resiko audit
keseluruhan dan resiko audit individual. Sedangkan unsur-unsur yang terdapat dalam
resiko audit di bagi menjadi tiag bagaian yaitu:

1. Resiko Bawaan(inhernt risk)


Resiko bawaan adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi
terhadap salah saji material,dengan asumsi tidak terdapat kebijakan dan
proseder pengendalian itern yang terkait.
2. Resiko pengendalian(control risk)
Adalah resiko yang terjadi salah saji material dalam suatu asersi yang tidak
dapat di cegah atau di deteksi secara tepat waktu oleh pengendalian
iternsuatu entitas.
3. Risiko deteksi(detection risk)
adalah resiko sebagai akibat auditortidak dapat mendeteksi salah saji
material yang terdapat dalam suatu esersi.

Grand theory kecurangana dijelasakan oleh Cressey(1953),mengatatakan bahwa


fraud disebabakan oleh tiga factor yaitu Tekanan(pressure), Peluang(oppourtonity), dan
rasionalitas(rationalization).Hal ini sangat perlu di ketahui oleh auditor saat melakukan
pendeteksian kecurangan, karena dengan mengetahui factor-faktor pemicu kecurangan
dan siapa maka pendeteksi kecuranagan akan semakin terarah.Dengan menetahui hal ini
juga auditor bisa lebih berhati- hati dan cermat dalam setiap pendekataan yang bertujuan
untuk menemukan temuaan audit.
BAB II
PEMBAHASAN

Kasus kecurangan dalam pelaporan keuangan yang terjadi di awal abad ke-21
telah membuka mata dunia tentang betapa besarnya kerugian yang di derita
investor,bahwa sebagian besar kecurangan, yaitu 21,7% justru terjadi di depertemen
akuntansi, dimana depertemen ini merupakan sentral dari penyimpanan data yang
terkait dengan seluruh transaksi bisnis(Hery 2019). Kecurangan atau frand merupakan
salah satu penipuan yang sangat umum di temukan dan sulit untuk di atasi.Kecurangan
biasanya terjadi oleh perorangan , dan juga bisa dilakukan oleh sekelompok orang
didalam organisasi yang bekerja sama dala melakukan praktek kecurangan.
Kecurangan yang sering dilakukan diantaranya adalah manipulasi pencatatan
laporan keuangan, penghilangan dokumen, dan mark-up laba yang dapat merugikan
keuangan atau perekonomian Negara.fraund semakin marak dengan berbagai cara yang
terus berkembang sehingga kemampuam auditor dalam mendeteksi kecurangan juga
harus terus ditingkatkan. Namun auditor dituntut untuk dapat mendeteksi kecurangan
jika terjadi kecurangan dalam melaksanakan tugas auditnya. Masalah yang muncul
adalah auditor juga memiliki keterbatasan dalam mendeteksi kecurangan. Keterbatasan
yang dimiliki olrh auditor akan menimbulkan kesenjangan harapan antara pengguna jasa
auditor yang berharap auditor dapat memberikan keyakinan bahwa laporan keuangan
yang disajikan tidak mengandung salah saji dan telah mncerminkan keadaan yang
sebenarnya.Setiap auditor memiliki kemapuan yang berbeda adalam mendeteksi
kecurangan karena beberapa factor antara lain lamanya bekerja, tingkat pendidikan,
tingkat pengelaman yang berbedah. Oleh karen itu dibutuhkan jasa akuntan public untuk
memriksa apakah laporan keuangan yang sudah mereka buat telah sesuai dan tidak
terjadi kecurangan dalam laporan keuangan tersebut, selain memberikan jasa auditor
pun dapat memeriksa apakah adanya tindakan kecurangan dalam laporaan keuangan
yang dihasilkan.Akan tetapi banyaknyan kasus kegagalan auditor dalam menentukan
kecurangan telah membuat kepercayaan masyarakat terhadap auditor sebagai bagian
pemeriksaan menjadi menurun, dikarenakan kegagalan auditor dalam peroses audit dan
peroses pendeteksian kecurangan(pilpadi 2016). Pada ahkir-ahkir ini kulitas audit yang
dihasilkan akuntan public kembali menjadi sorotan oleh masyarakat menyusul Banyak
kasus yang melibatkan auditor independen. Peristiwa-peristiwa dan indikasi tersebut
timbul keraguan atas integritas seorang auditor. Dimulai kasus ernor coproracion yang
mengguncang dunia dan kasus-kasus lainnya dengan pola kecurangan yang hamper
sama membuat kredibilitas auditor semakn berkurang. Kasus ini melibatkan kantpor
akuntan public (KAP) Arthur andrsen yang melakukan audit pada laporan keungan
enron (ningrum,2018) sementara itukasus dinegara Indonesia yang menarik peratihan
Masyarakat adalah kasus audit PT Telekomunikasi Indonesia Tbk yang melibatkan
KAP Eddy pisnto & rekan, dalam kasus ini lapora keuangaan di akui oleh SEC
(pemegang otoritas pasar modal di Amerika serikat, lalu kasus akuntan public(AP)
Justinus Aditya sidharta pada tahun 2006 yang teridikasi melalui kesalahan dalam
pengauditan lapora keuangan. Pengelamana audiotor dapat dikatakan sebagai
pembelajaran ayang di dapatkan oleh auditor dari pendidikan formal yang di jalaninya
dan sudah didapatkan selama penugasan. Sseorang auditor selain memiliki pengelaman
dan pelatihan yang memandai, mereka juga perlu umtuk memperhatikan factor-faktor
terkait risiko dalam pengauditan.Penilaian terhadap risiko audit juga sangat dibutuhkan
untuk menghindari kesalahan material yang tidak terdeteksi.

Anda mungkin juga menyukai