Anda di halaman 1dari 12

P-ISSN :2442-4072 Jurnal Akuntansi STEI

Bagian Pengelola Jurnal dan Publikasi (BPJP) Volume 05 Number 02 (Juli 2022)
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Jakarta

Pengaruh Pengalaman Audit, Skeptisme, dan Tekanan


Waktu terhadap Kemampuan Auditor Mendeteksi Fraud
(Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta Timur)

Adinda Nur Fitria, Rini Ratnaningsih


Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Jakarta
Jalan Kayu Jati Raya No.11A, Jakarta, Indonesia
adindanur6025@gmail.com; riniratna6288@gmail.com

Abstrak– Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh


Pengalaman Audit, Skeptisme, dan Tekanan Waktu Terhadap Kemampuan
Auditor Mendeteksi Fraud pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta Timur.
Jenis penelitian yang digunakan pendekatan kuantitatif, yang dianalisis
dengan menggunakan data panel dengan menggunakan program perangkat
lunak SPSS 25. Populasi dari penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik
di Jakarta Tmur. Dengan sampel sebanyak 100 orang auditor yang aktif
bekerja di KAP. Teknik pengumpulan data menggunakan data primer yaitu
menyebarkan kuesioner secara langsung ke Kantor Akuntan Publik di
Jakarta Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pengalaman Audit
tidak berpengaruh terhadap Kemampuan Auditor Mendeteksi Fraud, (2)
Skeptisme berpengaruh terhadap Kemampuan Auditor Mendeteksi Fraud,
(3) Tekanan Waktu berpengaruh terhadap Kemampuan Auditor
Mendeteksi Fraud pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta Timur.

Kata Kunci: Pengalaman Audit, Skeptisme, Tekanan Waktu, dan


Kemampuan Auditor Mendeteksi Fraud

I. PENDAHULUAN
Semakin banyaknya terjadi kecurangan yang terjadi dalam proses audit oleh pihak auditor dan
membuat kualitas audit yang dihasilkan menjadi kurang di percaya kewajarannya, fakta yang berada
dilapangan terlihat bahwa tidak semua auditor memenuhi dan mematuhi standar auditing dalam melakukan
tugasnya. Menurut Mokoagouw et al., (2018) kemampuan auditor dalam pendeteksian adanya fraud
berkaitan dengan teknik-teknik yang dikuasai auditor sebagai bekal dalam menjalankan tugasnya. Teknik
yang dimaksud yaitu berupa teknik dalam mengaudit laporan keuangan, kemampuan audit investigatif
untuk kejahatan terorganisir dan penyelundupan pajak penghasilan, kemampuan audit investigatif dalam
pengungkapan kecurangan pengadaan barang dan jasa.
Kasus yang terjadi pada PT Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP Finance) merupakan
perusahaan bagian dari Columbia, SNP finance yang melakukan manupulasi penipuan dengan
menambahkan, menggandakan, dan menggunakan daftar piutang (fiktif), yang merupakan data list yang
berada di Grub Columbia PT. Citra Mandiri Prima (CMP) yang melibatkan beberapa Akuntan Publik (AP)
yaitu Marlina dan Merliyana Syamsul dan Kantor Akuntan Publik (KAP) Satrio, Bing, Eny dan Rekanyang
mana salah satu entitas Deloitte Indonesia.
Sebagai informasi, Laporan Keuangan Tahuan SNP Finance yang sebelumnya telah diaudit AP
dari KAP Satrio, Bing, Eny dan Rekan dan hasilnya mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian. Namun

Jurnal Akuntansi STEI, Vol. 05 No. 02, Juli 2022 9


Adinda Nur Fitria, Rini Ratnaningsih

setelah adanya hasil pemeriksaan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), SNP Finance terindikasi telah menyajikan
Laporan Keuangan yang secara signifikan tidak seusai dengan kondisi keuangan sebenarnya sehingga
mengakibatkan kerugian banyak pihak.
Oleh sebab itu, OJK memberikan sanksi berupa pembatalan pendaftaran pada AP Marlina, AP
Merliyana yang telah melanggar standar audit profesional dan Deloitte Indonesia diberi sanksi berupa
rekomendasi untuk membuat kebijakan dan prosedur dalam sistem pengendalian mutu akuntan publik
terkait ancaman kedekatan anggota tim perikatan senior. Dengan adanyan kejadian tersebut maka membuat
banyak pihak yang mempertanyakan tangung jawab auditor dalam mendeteksi kecurangan, dan juga secara
tidak langsung membuat tingkat kepercayaan pada masyarakat menjadi menurun. (CNN Indonesia 2018).
Menurut Atmaja, (2016) pengalaman merupakan pengetahuan ataupun kemampuan yang
diperoleh dari sesuatu kejadian lewat pengamatan langsung ataupun berpartisipasi dalam kejadian tersebut.
Pengalaman akan mempengaruhi sensitivitas auditor terhadap isyarat- isyarat kecurangan. Seorang auditor
dengan jam terbang yang tinggi dan biasa mendeteksi fraud dimungkinkan lebih teliti dalam mendeteksi
fraud dibandingkan auditor dengan jam terbang yang rendah. Auditor yang berpengalaman merupakan
auditor yang sanggup mendeteksi, memahami serta apalagi mencari penyebab dari timbulnya kecurangan-
kecurangan tersebut.
Skeptisme ialah sikap kritis seorang auditor terhadap bukti yang ia peroleh, dimana auditor tidak
mudah percaya atas bukti transaksi yang diterima dari klien, melainkan berpikir kritis dan mencari tahu
kebenaran bukti itu. Skeptisme auditor yang rendah mengakibatkan mereka tidak akan bisa mendeteksi
fraud karena auditor dengan mudah percaya pada asersi manajemen tanpa adanya bukti pendukung
Indriyani dan Hakim, (2021).
Tekanan waktu adalah tenggat waktu yang akan diberikan klien kepada auditor untuk
menyelesaikan tugas auditnya. Auditor dalam tugasnya yaitu melakukan pemeriksaan laporan
keuangantentunya akan diberikan batasan waktu oleh klien untuk menyelesaikan tugasnya sesuai dengan
perjanjian tenggat waktu yang ditentukan. Jika melebihi batas yang diberikan auditor dianggap telah
melakukan wanprestasi. Dapat kemungkinan auditor mengompensasikan kerja yang mereka lakukan
dengan lebih cepat dan juga fokus pada tugas yang dianggap penting saja, sehingga kualitas audit yang
dihasilkan akan buruk (Pratiwi et al., 2019)
Berdasarkan topik permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Pengalaman Audit, Skeptisme dan Tekanan Waktu Terhadap Kemampuan Auditor
Mendeteksi Fraud” (Survey Pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta Timur)”.

II. LANDASAN TEORI


2.1. Teori Segtiga Kecurangan (Fraud Triangle Theory)
Teori tentang Fraud Triangle pertama kali dikemukan oleh Cressey, yaitu pada tahun 1953.
Berdasarkan penelitian Cressey (1953 dalam Hall & Singleton, 2007), orang yang melakukan aktivitas
curang akibat interaksi dorongan yang berasal dari dalam kepribadian individu terkait dan dari lingkungan
eksternal. Dorongan ini diklasifikasikan dalam tiga kategori umum yaitu pressure, Opprtunity,
Rationalization.
2.2. Pengalaman Audit
Menurut Atmaja, (2016) pengalaman merupakan pengetahuan ataupun kemampuan yang
diperoleh dari sesuatu kejadian lewat pengamatan langsung ataupun berpartisipasi dalam kejadian tersebut.
Pengalaman akan mempengaruhi sensitivitas auditor terhadap isyarat- isyarat kecurangan. Seorang auditor
dengan jam terbang yang tinggi dan biasa mendeteksi fraud dimungkinkan lebih teliti dalam mendeteksi
fraud dibandingkan auditor dengan jam terbang yang rendah. Auditor yang berpengalaman merupakan
auditor yang sanggup mendeteksi, memahami serta apalagi mencari penyebab dari timbulnya kecurangan-
kecurangan tersebut. Pengalaman audit dapat mempengaruhi kemampuan seorang auditor dalam
mendeteksi adanya fraud Hafizhah dan Abdurahim (2017). Auditor yang telah mempunyai jam terbang
atau pengalaman lebih lama dan sudah pernah menemukan kasus terjadinya fraud tentu memiliki banyak
pengetahuan dan akan mudah dalam mengidentifikasi adanya fraud pada laporan keuangan Indriyani dan
Hakim (2021).
Indikator pernyataan dalam penelitian ini di adopsi dari penelitian sebelumnya yaitu Sari, (2019)
variabel pengalaman audit dapat diukur menggunakan indikator pernyataan yaitu, lamanya bekerja sebagai
auditor, banyaknya penugasan yang dilakukan selama 1 (satu) tahun, banyaknya jenis perusahaan yang
telah diaudit.

Jurnal Akuntansi STEI, Vol. 05 No. 02, Juli 2022 10


Pengaruh Pengalaman Audit, Skeptisme, dan Tekanan Waktu

2.3. Skeptisme
Skeptisme ialah sikap kritis seorang auditor terhadap bukti yang ia peroleh, dimana auditor tidak
mudah percaya atas bukti transaksi yang diterima dari klien, melainkan berpikir kritis dan mencari tahu
kebenaran bukti itu. Skeptisme auditor yang rendah mengakibatkan mereka tidak akan bisa mendeteksi
fraud karena auditor dengan mudah percaya pada asersi manajemen tanpa adanya bukti pendukung
Indriyani dan Hakim, (2021).
Unsur-unsur yang ada pada Skeptisme :
Skeptisme memiliki beberapa unsur dalam International Federation of Accountants (IFAC) dalam
(Tuannakotta : 78 ) :
1. A critical assessment : Penilaian kritis dengan tidak menerima begitu saja.
2. With a questioning mid : Ide pertanyaan yang terus menerus dan mempertanyakannya.
3. Of the validality of audit evidance obtained : Verifikasi bukti yang diperoleh
4. Alret to audit avidance that contradicts : Waspada terhadap bukti yang tidak konsisten.
5. Brings inti question the reability of documents and responses to inquires and other
information : Ajukan pertanyaan tentang dokumen, jawab pertanyaan dan informasi lainnya.
6. Obtained from management and those charged with governance : diterima dari manajemen
yang diberi wewenang pengelolaan (perusahaan).

2.4. Tekanan Waktu


Menurut (Pratiwi et al., 2019) Tekanan waktu adalah tenggat waktu akan diberikan klien kepada
auditor untuk menyelesaikan tugas auditnya. Auditor dalam tugasnya yaitu melakukan pemeriksaan laporan
keuangantentunya akan diberikan batasan waktu oleh klien untuk menyelesaikan tugasnya sesuai dengan
perjanjian tenggat waktu yang ditentukan. Adanya tekanan waktu yang membuat auditor memiliki masa
sibuk karena untuk menyesuaikan kerjaan yang harus diselesaikan dengan waktu yang sudah ditentukan.
Seorang auditor yang mempunyai tekanan waktu dari atasan kurang mampu mendeteksi adanya fraud atau
kecurangan tetapi sebaliknya jika seorang auditor tidak memiliki tekanan waktu, maka auditor akan lebih
peka dalam pendeteksian adanya suatu kecurangan (Artikel dan Semarang, n.d.).
Indikator untuk mengukur variabel tekanan waktu berdasarkan penelitian oleh Sekaran et al., (2018) yaitu
1. Tipe fungsional yang menggunakan waktu audit untuk menunjukkan sikap auditor.
2. Tipe disfungsional, merupakan sikap auditor untuk mengurangi perhatian pada aspek
kualitatif dari indikasi yang salah saji.

2.5. Kemampuan Auditor Mendeteksi Fraud


Menurut (Gizta 2020) Kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan merupakan suatu
kualitas yang terdapat pada seorang auditor dalam menjelaskan ketidak wajaran dalam penugasan auditnya.
Kemampuan ini yang didukung oleh kemampuan auditor yang dapat memahami dan mengerti kecurangan,
jenis, karakteristik, dan cara untuk mendeteksinya. Setiap auditor memiliki kemampuan yang berbeda
dalam mendeteksi kecurangan yang disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya tingkat beban kerja seorang
auditor yang berbeda, pelatihan yang didapat seorang auditor dan situasi tekanan waktu yang harus dihadapi
seorang auditor dalam bekerja.
Terdapat tiga kondisi kecurangan karena laporan keuangan dan penggelapan aset, seperti yang dijelaskan
oleh Arens et all.,(2015) ini dikenal sebagai segitiga kecurangan.
1. Insentif atau tekanan
Manajemen dan karyawan lainnya merasakan intensif atau tekanan untuk melakukan kecurangan.
Hal ini dapat terjadi ketika potensi bisnis sedang menurun. Misalnya, jika pendapatan perusahaan menurun,
yang dapat membahayakan kemampuan perusahaan untuk mengumpulkan dana, manajemen dapat
memanipulasi untuk melindungi reputasi perusahaan.
2. Kesempatan atau peluang
Dalam situasi dimana manajemen atau karyawan lain dapat menciptakan peluang untuk
melakukan kecurangan, ada dua faktor yang dapat atau mempengaruhi peluang untuk melakukan penipuan:
a Karena sistem pengendalian internal yang lemah, yaitu manajemen yang tidak efisien dengan
ketergantungan yang berlebihan pada pelaku kecurangan atau pengawas yang tidak disiplin dalam
pelaksanaan pengawasan.

Jurnal Akuntansi STEI, Vol. 05 No. 02, Juli 2022 11


Adinda Nur Fitria, Rini Ratnaningsih

b Kurangnya kepemimpinan organisasi, komitmen manajemen yang tinggi dan kurangnya teladan
yang baik, sikap manajemen yang lalai, ketidakpedulian atau kegagalan tindakan pendisiplinan
pelaku kecurangan. Dan tidak menerapkan kode etik, independensi dan standar proswdur internal.

3. Sikap atau rasional


Sikap bahwa seseorang telah melakukan kecurangan akan mencari pembenaran atas tindakan
yang telah mereka lakukan, untuk alasan yang salah.

2.6. Pengembangan Hipotesis


Pengaruh Pengalaman Audit Terhadap Kemampuan Auditor Mendeteksi Fraud.
Pengalaman audit merupakan faktor individu yang hanya dapat dikembangkan dengan jumlah
penugasan yang dilakukan oleh seorang auditor dan dapat mempengaruhi kemampuan auditor untuk
mendeteksi kecurangan. Indriyani dan Hakim, (2021) mmenemukan bahwa pengalaman memiliki pengaruh
signifikan terhadap kemampuan auditor mendeteksi fraud. Penelitian Suganda et al., (2018) menunjukan
pengaruh positif pengalaman auditor terhadap pendeteksi kecurangan, artinya semakin banyak pengalaman
seorang auditor maka semakin meningkat kemampuannya untuk mendeteksi kecurangan. Oleh sebab itu,
auditor yang sudah berpengalaman akan dapat dengan cepat dan tepat menanggapi informasi sehingga cepat
mendeteksi adanya salah saji dalam suatu laporan keuangan dan memberikan opini yang sesuai.
H1 = Pengalaman Audit Berpengaruh Terhadap Kemampuan Auditor Mendeteksi Fraud
Pengaruh Skeptisme Terhadap Kemampuan Auditor Mendeteksi Fraud
Skeptisme merupakan faktor internal yang mempengaruhi kemampuan auditor untuk mendeteksi
kecurangan. Hal ini dikarenakan akuntan yang sering bersikap skeptis lebih cenderung menemukan
kecurangan karena sifat auditor yang terus mengejar kebenaran dari bukti yang diterimanya. Indriyani &
Hakim, (2021) menemukan bahwa skeptisme profesional merupakan faktor yang paling dominan dan
berpengaruh signifikan terhadap kemampuan pendekteksian kecurangan. Menurut penelitian Fransisco et
al., (2019) dalam penelitianya menunjukan bahwa auditor dengan tingkat kepercayaan berbasis identifikasi
jika diberi penaksiran resiko kecurangan yang tinggi berpengaruh secara signifikan, tipe kepribadian juga
mempengaruhi sikap skeptisme professional audit berpengaruh secara signifikan.
H2 = Skeptisme Berpengaruh Terhadap Kemampuan Audit Mendeteksi Fraud
Pengaruh Tekanan Waktu Terhadap Kemampuan Auditor Mendeteksi Fraud
Hasil penelitian Fransisco et al., (2019) Semakin adanya tekanan waktu, auditor akan memiliki
masa sibuk yang tinggi dalam penugasannya sehingga tidak mempunyai banyak waktu untuk mengevaluasi
bukti-bukti maupun asersi yang diberikan oleh klien. Hasil penelitian Anggriawan, (2014) menunjukkan
bahwa tekanan waktu berpengaruh negatif terhadap kemampuan auditor dalam mendeteksi fraud. Jadi,
semakin tinggi tekanan waktu yang diberikan oleh klien kepada auditor maka akan semakin menurunkan
sikap skeptis auditor sehingga kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan juga akan menurun.
H3 = Tekanan Waktu Berpengaruh Terhadap Kemampuan Auditor Mendeteksi Fraud

III. METODE PENELITIAN


3.1. Strategi Penelitian
Strategi penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu penelitian asosiatif dengan hubungan
kasual. Penelitian asosiatif kasual adalah penelitian yang berusaha mencari hubungan antara variabel
independen (variabel bebas) dengan variabel dependen (variabel terikat) yang bersifat sebab akibat. Artinya
dalam penelitian ini mencari pengaruh peangalaman audit terhadap kemampuan auditor mendeteksi fraud,
skeptisme terhadap kemampuan auditor mendeteksi fraud, dan tekanan waktu terhadap kemampuan auditor
mendeteksi fraud.
Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan menggunkan kuesioner
yang telah disusun dengan indikator – indikator yang terkait pada variabel pada penelitian ini, dan penelitian
ini menggunakan pendekatan kuantitaif (Sugiyono,2017).
3.2. Populasi dan Sampel
Populasi menurut Prof. Dr. Sigoyono (2017) merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan
Publik di Wilayah Jakarta Timur. Pendukung penelitian ini menggunakan populasi tersebut adalah definisi

Jurnal Akuntansi STEI, Vol. 05 No. 02, Juli 2022 12


Pengaruh Pengalaman Audit, Skeptisme, dan Tekanan Waktu

dari penelitian yang dilakukan oleh Sugiyono (2017). Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam
penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling. Teknik Simple Random Sampling merupakan
prosedur pengambilan sample yang paling sederhana yang dilakukan secara fair,artinya setiap mempunyai
kesempatan yang sama untuk dapat terpilih (Sumargo, 2020). Dikatakan simple (sederhana) karena
pengambilan anggota sample dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi itu (Sugiyono, 2021). Kriteria yang ditentukan pada penelitian ini untuk memilih sampel
adalah sebagai berikut ini :
1. Auditor – auditor yang sedang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Jakarta yang
terdaftar pada Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).
2. Kantor Akuntan Publik yang terdaftar pada Otoritas Jasa Keuangan.
3. Respondennya tidak dibatasi dengan jabatan di Kantor Akuntan Publik maka auditor – auditor
yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Jakarta Timur dapat dinyatakan sebagai
responden. Tidak ada batasan untuk jabatan karena kemampuan auditor dalam mendeteksi
fraud bisa ditemukan oleh auditor senior maupun junior karena dalam pendeteksian yang
ditemukan oleh auditor dapat dinilai juga kualitas dari KAP tersebut dalam bekerja.

3.3. Data dan Metoda Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah data primer. Teknik pengumpulan data ini
dilakukan dengan cara mengambil data secara langsung pada objek yang diteliti tanpa melalui perantara.
Pengumpulan data primer yang dilakukan dalam penelitian ini melalui cara menyebarkan kuisioner secara
langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dalam penelitian yang dilakukan (Saragih et al., 2021).
Dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Jakarta Timur.
Untuk mengumpulkan data yang dipilih dalam penelitian ini adalah dengan kuesioner karena memudahkan
peneliti dalam mengolah data dan juga tidak menghabiskan waktu yang cukup banyak bagi responden
dalam pengisiannya. Peneliti menggunakan skala skala likert.

3.4. Operasionalisasi Variabel


Variabel Dependen
Kemampuan Auditor Mendeteksi Fraud (Y)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah variabel kemampuan auditor mendeteksi fraud.
kemampuan auditor mendeteksi fraud merupakan salah satu wujud kualitas diri seorang auditor. Namun
terdapat masalah dimana auditor memiliki keterbatasan dalam mendeteksi fraud yang akan berdampak pada
kegagalan audit (Anggriawan, 2014).
Variabel Independen
1. Pengalaman Audit (X1)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengalaman audit Pengalaman audit mempengaruhi
kemampuan auditor untuk mendeteksi adanya kecurangan Arsendy (2017). Auditor dengan waktu terbang
yang lama dan menemukan kecurangan tentunya memiliki pengetahuan yang luas dalam memudahkan
untuk menemukan kecurangan dalam laporan keuangan Faradina (2016).
2. Skeptisme (X2)
Skeptisme adalah sikap kritis auditor terhadap bukti yang diperolehnya, yang menyulitkan auditor
untuk percaya pada bukti transaksi yang diterima dari klien, tetapi berfikir kritis dan menemukan kebenaran
bukti tersebut. Skeptisme yang rendah dari auditor membuat tidak mungkin untuk mendeteksi kecurangan
karena auditor dengan mudah percaya pada klaim manajemen tanpa adanya bukti yang mendukung Arbaiti,
(2018).
3. Tekanan Waktu (X3)
Tekanan waktu merupakan tenggat waktu yang diberikan klien kepada auditor untuk menyeleseikan
tugas auditnya. Auditor dalam tugasnya melakukan pemeriksaan laporan keuangan tentunya akan diberikan
batasan waktu oleh klien dalam menyeleseikan tugasnya sesuai dengan perjanjian tenggat waktu yang
ditentukan.

Jurnal Akuntansi STEI, Vol. 05 No. 02, Juli 2022 13


Adinda Nur Fitria, Rini Ratnaningsih

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Uji Validitas
Tabel 1. Hasil Uji Validitas Variabel Pengalaman Audit (X1)
Variabel Pernyataan Rhitung Rtabel Keterangan
Pengalaman X 1.1 0,766 0,195 Valid
Audit (X1) X1.2 0,724 0,195 Valid
X1.3 0,804 0,195 Valid
X1.4 0,778 0,195 Valid
X1.5 0,704 0,195 Valid
Sumber : Data primer yang telah diolah SPSS 25

Berdasarkan hasil uji pada tabel 1. di atas, menunjukkan bahwa dapat dilihat bahwa hasil
perhitungan dari semua rhitung lebih besar dari pada rtabel , dimana hasil dari rhitung diatas 0.195 semua dari 5
pertanyaan yang ada dinyatakan terpenuhi dan pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
valid.
Tabel 2. Hasil Uji Validitas Variabel Skeptisme (X2)
Variabel Pernyataan Rhitung Rtabel Keterangan
Skeptisme X2.1 0,718 0,195 Valid
X2.2 0,710 0,195 Valid
(X2) X2.3 0,817 0,195 Valid
X2.4 0,707 0,195 Valid
X2.5 0,684 0,195 Valid
Sumber : Data primer yang telah diolah SPSS 25
Berdasarkan hasil uji pada tabel 2. di atas, menunjukkan bahwa dapat dilihat bahwa hasil
perhitungan dari semua rhitung lebih besar dari pada rtabel , dimana hasil dari rhitung diatas 0.195 semua dari 5
pertanyaan yang ada dinyatakan terpenuhi dan pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
valid.
Tabel 3. Hasil Uji Validitas Variabel Tekanan Waktu (X3)
Variabel Pernyataan Rhitung Rtabel Keterangan
Tekanan X3.1 0,792 0,195 Valid
Waktu X3.2 0,840 0,195 Valid
X3.3 0,789 0,195 Valid
(X3) X3.4 0,685 0,195 Valid
X3.5 0,740 0,195 Valid
Sumber : Data primer yang telah diolah SPSS 25

Berdasarkan hasil uji pada tabel 3. di atas, menunjukkan bahwa dapat dilihat bahwa hasil
perhitungan dari semua rhitung lebih besar dari pada rtabel , dimana hasil dari rhitung diatas 0.195 semua dari 5
pertanyaan yang ada dinyatakan terpenuhi dan pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
valid.
Tabel 4. Hasil Uji Variabel Kemampuan Auditor Mendeteksi Fraud (Y)
Variabel Pernyataan Rhitung Rtabel Keterangan
Kemampuan X3.1 0.812 0,195 Valid
Auditor X3.2 0.725 0,195 Valid
Mendeteksi X3.3 0.760 0,195 Valid
Fraud (Y) X3.4 0.796 0,195 Valid
X3.5 0.750 0,195 Valid
Sumber : Data primer yang telah diolah SPSS 25

Jurnal Akuntansi STEI, Vol. 05 No. 02, Juli 2022 14


Pengaruh Pengalaman Audit, Skeptisme, dan Tekanan Waktu

Berdasarkan hasil uji pada tabel 4. di atas, menunjukkan bahwa dapat dilihat bahwa hasil
perhitungan dari semua rhitung lebih besar dari pada rtabel , dimana hasil dari rhitung diatas 0.195 semua dari 5
pertanyaan yang ada dinyatakan terpenuhi dan pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
valid.

4.2. Uji Regresi Linier Berganda


Berdasarkan hasil regresi linier berganda metode diperoleh hasil regresi sebagai berikut :
Tabel 5. Hasil Regresi Linier Berganda

Sumber : Data Primer yang diolah SPSS25


Berdasarkan hasil regresi model penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi
linier berganda adalah sebagai berikut :
Y = 3,799 + 0,093 (X1) + 0,370 (X2) + 0,381 (X3) + e (1)
Dari hasil persamaan yang telah diperoleh, dapat dilihat arti dari koefisien regresi untuk setiap
variabel dalam Kemampuan Auditor Mendeteksi Fraud sebagai berikut :
a. Nilai konstanta sebesar 3,799 hal ini memiliki arti bahwa variabel Kemampuan Auditor Mendeteksi
Fraud (Y) sebesar 3,799 dengan asumsi jika variabel independen yaitu Pengalaman Audit, Skeptisme,
Tekanan Waktu bernilai 0 maka nilai Kemampuan Auditor Mendeteksi Fraud adalah 3,799.
b. Koefisien regresi Pengalaman Audit (X1) sebesar 0,093 yang memiliki arti apabila setiap kenaikan
sebesar 1 satuan maka Kemampuan Auditor Mendeteksi Fraud akan mengalamai kenaikan sebesar
0,093.
c. Koefisien regresi Skeptisme (X2) sebesar 0,370 yang memiliki arti apabila setiap kenaikan 1 satuan
Kemampuan Auditor Mendeteksi Fraud akan mengalami kenaikan sebesar 0,370.
d. Koefisien regresi Tekanan Waktu (X3) sebesar 0,381 yang memiliki arti apabila setiap kenaikan 1
kesatuan maka Kemampuan Auditor Mendeteksi Fraud akan mengalami kenaikan sebesar 0,381.

4.3. Pengujian Hipotesis


Koefisien Determinasi
Tabel 6. Hasil Koefisien Determinasi (R2)

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .799a .639 .627 1.46953

a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2


Sumber : Data primer yang diolah SPSS 25

Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi diatas, nilai Adjusted R Square dari model regresi
digunakan untuk mengetahui seberapa besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikatnya.

Jurnal Akuntansi STEI, Vol. 05 No. 02, Juli 2022 15


Adinda Nur Fitria, Rini Ratnaningsih

Semakin tinggi koefisien determinasi, semakin tinggi kemampuan variabel dalam menjelaskan variasi
perubahan pada variabel terikatnya. Dari hasil pengolahan diatas dilihat bahwa nilai Adjusted R Square
sebesar 0,627, hal ini berarti bahwa 62,7% yang menunjukkan bawa Kemampuan Auditor Mendeteksi
Fraud dipengaruhi oleh variabel Pengalaman Audit, Skeptisme, Tekanan Waktu. Sedangkan sisanya
sebesar 37,3% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian
ini.
Uji Parsial (Uji T)
Tabel 7. Hasil Uji T

Sumber : Data primer yang diolah SPSS 25


Berdasarkan hasil data diatas dapat dianalisa sebagai berikut yaitu :
a. Pengalaman Audit terhadap Kemampuan Auditor Mendeteksi Fraud
Berdasarkan hasil menunjukkan bahwa hubungan Pengalaman Audit dengan Kemampuan
Auditor Mendeteksi Fraud memiliki nilai signifikan 0,171 dan t hitung 1,379 dengan nilai signifikan lebih
besar dari 0,05 dan niali t hitung kurang dari t tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Pengalaman
Audit secara tidak signifikan tidak berpengaruh terhadap Kemampuan Auditor Mendeteksi Fraud pada
Kantor Akuntan Publik di Jakarta Timur.
b. Skeptisme Terhadap Kemampuan Auditor Mendeteksi Fraud
Berdasarkan hasil menunjukkan bahwa hubungan Skeptisme dengan Kemampuan Auditor
Mendeteksi Fraud memiliki nilai signifikasi 0,000 dan t hitung 4,516 dengan nilai signifikasi lebih kecil dari
0,05 dan nilai t hitung lebih besar dari t tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Skeptisme secara
signifikan berpengaruh terhadap Kemampuan Auditor Mendeteksi Fraud pada Kantor Akuntan Publik di
Jakarta Timur.
c. Tekanan Waktu Terhadap Kemampuan Auditor Mendeteksi Fraud
Berdasarkan hasil menunjukkan bahwa hubungan Tekanan Waktu dengan Kemampuan Auditor
Mendeteksi Fraud memiliki nilai signifikasi 0,000 dan t hitung 4,943 dengan nilai signifikasi lebih kecil dari
0,05 dan nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Tekanan Waktu
berpengaruh terhadap Kemampuan Auditor Mendeteksi Fraud pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta
Timur.

4.4. Hasil Penelitian dan Pembahasan


Pengaruh Pengalaman Audit Terhadap Kemampuan Auditor Mendeteksi Fraud
Dari hasil penelitian pada X1 Pengalaman Audit tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap
Kemampuan Auditor Mendeteksi Fraud. Untuk variabel Pengalaman Audit diperoleh t hitung sebesar 1,379
dengan nilai signifikan sebesar 0,171. Sedangkan t tabel diperoleh sebesar 1,988 jika dibandingkan dengan t
tabel maka nilai t hitung lebih kecil dari pada t tabel yaitu 1,379 < 1,988 dan nilai signifikan lebih besar dari pada
taraf signifikan 0,05 (0,171 > 0,05). Yang mana pengalaman audit tidak bisa menentukan seorang auditor
dapat mendeteksi adanya kecurangan pada laporan keuangan pada perusahaan yang sedang diaudit. Dan
juga seorang auditor yang baru memiliki pengalaman dapat menumenukan adanya kejanggalan pada
penyajian laporan keuangan, karena pengalaman audit tidak berpengaruh dalam kemampuan auditor dalam
mendeteksi fraud.

Jurnal Akuntansi STEI, Vol. 05 No. 02, Juli 2022 16


Pengaruh Pengalaman Audit, Skeptisme, dan Tekanan Waktu

Hasil penelitian ini mendukung dari penelitian yang telah dilakukan oleh Novita (2015penelitian
ini memberikan bukti bahwa pelatihan akan meningkatkan kemampuan auditor mendeteksi kecurangan,
namun tidak ditemukan pengaruh antara pengalaman audit dan beban kerja dengan kemampuan auditor
mendeteksi kecurangan.

Pengaruh Skeptisme Terhadap Kemampuan Auditor Mendeteksi Fraud


Dari hasil penelitian X2 Skeptisme berpengaruh dan signifikan terhadap Kemampuan Auditor
Mendeteksi Fraud. Untuk variabel Skeptisme diperoleh t hitung sebesar 4,516 dengan nilai signifikan
sebesar 0,000. Sedangkan t tabel diperoleh sebesar 1,988 jika dibandingkan dengan t tabel maka nilai t hitung
lebih besar dari pada t tabel yaitu 4,516 > 1,988 dan nilai signifikan lebih kecil dari pada taraf signifikan 0,05
(0,000 < 0,05). Yang berarti semakin tinggi skeptisme profesional auditor maka akan semakin tinggi
kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan. Skeptisme dicerminkan dengan sikap interogatif, kehati
– hatian dalam mengambil keputusan, rasa ingin tahu, pemahaman interpersonal, percaya diri dan
keyakinan dalam mengambil keputusan.
Hasil penelitian ini mendukung dari penelitian yang telah dilakukan oleh Sari dan Helmayunita
(2018) Dalam penelitian ini memberikan bukti bahwa hubungan Skeptisme dengan Kemampuan Auditor
Mendeteksi Fraud berpengaruh signifikan.

Pengaruh Tekanan Waktu Terhadap Kemampuan Auditor Mendeteksi Fraud


Dari hasil penelitian X3 Tekanan waktu berpengaruh dan signifikan terhadap Kemampuan
Auditor Mendeteksi Fraud. Untuk variabel Tekanan Waktu diperoleh t hitung sebesar 4,943 dengan nilai
signifikan sebesar 0,000. Sedangkan t tabel diperoleh sebesar 1,988 jika dibandingkan dengan t tabel maka nilai
t hitung lebih besar dari pada t tabel yaitu 4,943 > 1,988 dan nilai signifikan lebih kecil dari pada taraf signifikan
0,05 (0,000 < 0,05). Tekanan waktu akan membuat auditor mempunyai masa sibuk untuk dapat
menyelesaikan tugasnya secara tepat waktu. Tekanan waktu juga akan dapat menurunkan tingkat sesitivitas
terhadap salah saji yang ada baik karena kecurangan maupun kekeliruan, hal ini disebabkan karena auditor
hanya fokus terhadap pekerjaan yang harus diselesaikan, maka auditor akan gagal dalam mendeteksi
kecurangan.
Hasil penelitian ini mendukung dari penelitian yang telah dilakukan yang telah dilakukan oleh Hafizah dan
Abdulrahim (2017) Dalam penelitian ini menjelaskan bahwa tekanan waktu berpengaruh terhadap
kemampuan seseorang auditor dalam mendeteksi kecurangan.

V. SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan, maka simpulan yang dapat
diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh Pengalaman Audit tidak berpengaruh terhadap Kemampuan Auditor Mendeteksi Fraud pada
Kantor Akuntan Publik di Jakarta Timur sehingga hipotesis kerja ditolak. Karena di dalam kuesioner
yang dibuat oleh peneliti kriteria yang digunakan kurang spesifik, dan pengalaman memiiki cakupan
cukup luas sehingga banyak hal yang akan mempengaruhi pada variabel pengalaman ini.
2. Skeptisme berpengaruh signifikan terhadap Kemampuan Auditor Mendeteksi Fraud pada Kantor
Akuntan Publik di Jakarta Timur sehingga hipotesis kerja diterima. Karena skeptisme merupakan sikap
kehati – hatian dalam mengambil keputusan dan rasa ingin tahu maka akan berpengaruh terhadap
kemampuan seorang auditor dalam pendeteksian terjadinya fraud.
3. Tekanan Waktu berpengaruh signifikan terhadap Kemampuan Auditor Mendeteksi Fraud pada Kantor
Akuntan Publik di Jakarta Timur sehingga hipotesis kerja diterima. Karena seorang auditor yang
bekerja pada tekanan waktu maka kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan akan menurun.
Selain itu dengan adanya tekanan waktu seorang auditor akan sulit menemukan adanya kecurangan,
banyaknya waktu yang ditekanan akan membuat auditor menjadi terburu – buru dalam menyelesaikan
tugasnya, sehingga hasil yang diperoleh tidak maksimal.

Jurnal Akuntansi STEI, Vol. 05 No. 02, Juli 2022 17


Adinda Nur Fitria, Rini Ratnaningsih

DAFTAR PUSTAKA

A Arens, Randal, E dan Beasley, M.S, 2015 . Auditing and Assurance Service in 15 Edition
Anggriawan, E. F. (2014). Pengaruh pengalaman kerja, skeptisisme profesional, dan tekanan waktu
terhadap kemampuan mendeteksi fraud. Jurnal Nominal, 3(2), 30–36.
Arsendy, M. T., Anugerah, R., & Diyanto, V. (2017). Pengaruh Pengalaman Audit, Skeptisme Profesional,
Red Flags, dan Tekanan Anggaran Waktu terhadap Kemampuan Auditor dalam Mendeteksi
Kecurangan (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta). Jurnal Online Mahasiswa
Fakultas Ekonomi Universitas Riau, 4(1), 1096–1107.
Artikel, R., & Semarang, K. (n.d.). Riwayat Artikel: Dikirim; Diterima; Diterbitkan. 549–557.
Atmaja, D. (2016). Pengaruh Kompetensi, Profesionalisme, Dan Pengalaman Audit Terhadap Kemampuan
Auditor Badan Pemeriksa Keuangan (Bpk) Dalam Mendeteksi Fraud Dengan Teknik Audit
Berbantuan Komputer (Tabk) Sebagai Variabel Moderasi. Media Riset Akuntansi, Auditing &
Informasi, 16(1), 53–68.
Audit, P. P., Profesional, S., Ayu, I. G., & Manik, A. (2016). PENGETAHUAN AUDIT PADA INDIKASI
TEMUAN KERUGIAN DAERAH Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana ( Unud ), Bali , Indonesia Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana ( Unud ), Bali , Indonesia ABSTRAK PENDAHULUAN Tuntutan pelaksanaan
akuntabil. 15, 1942–1967.
Butar Butar, S.G.A dan Halim, D.P. 2017. Penerapan Skeptisme Profesional Auditor Internal Pemerintah
dalam Mendeteksi Kecurangan (Studi Kasus Pada Auditor Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah).
Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol,201
Dandi, V., Kamaliah, K., & Safitri, D. (2017). Pengaruh Beban Kerja, Pelatihan dan Tekanan Waktu
terhadap Kemampuan Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan (Studi Empiris Bpk RI Perwakilan
Provinsi Riau). Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Riau, 4(1), 911–925.
Darma, B. (2021). STATISTIKA PENELITIAN MENGGUNAKAN SPSS (Uji
Validitas, Uji Reliabilitas, Regresi Linier Sederhana, Regresi Linier Berganda, Uji t, Uji F, R2).
GUEPEDIA. https://books.google.co.id/books?id=acpLEAAAQBAJ
Darwin, M., Mamondol, M. R., Sormin, S. A., Nurhayati, Y., Tambunan, H., Sylvia, D., Adnyana, I. M. D.
M., Prasetiyo, B., Vianitati, P., & Gebang, A. A. (2021). Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif
(Toman Sony Tambunan (ed.)). Media Sains Indonesia.
https://books.google.co.id/books?id=Gyg0EAAAQBAJ
Dr. Vladimir, V. F. (1967). Gastronomía Ecuatoriana y Turismo Local., 1(69), 5–24.
Eka Sari, Y., & Helmayunita, N. (2018). Pengaruh Beban Kerja, Pengalaman, dan Skeptisme Profesional
Terhadap Kemampuan Auditor Dalam Mendeteksi Kecurangan (Studi Empiris pada BPK RI
Perwakilan Propinsi Sumatera Barat). Wahana Riset Akuntansi, 6(1), 1173.
https://doi.org/10.24036/wra.v6i1.101940
Fransisco, Fransiskus, Indri, Pordinan, Rara, Rizki, Zulmanto, & Umar, H. (2019). Pengaruh Kompetensi,
Independensi Dan Tekanan Waktu Terhadap Kemampuan Auditor Mendeteksi Kecurangan Dengan
Skeptisme Profesional Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Akuntansi Trisakti, 5(1), 65.
Gizta, A. D. (2020). Pengaruh Red Flag Dan Pelatihan Terhadap Kemampuan Auditor Mendeteksi Fraud
Dengan Skeptisisme Profesional Sebagai Variabel Intervening. Cash, 3(02), 11–22.
https://doi.org/10.52624/cash.v3i02.1108
Ghozali. (2018). Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS 23. Badan Peneribit UNDIP.

Jurnal Akuntansi STEI, Vol. 05 No. 02, Juli 2022 18


Pengaruh Pengalaman Audit, Skeptisme, dan Tekanan Waktu

Gujarati, D. N. (2019). Basic Econometrics. Mc Graw Hill Inc.


Hafizhah, N., & Abdurahim, A. (2017). Pengaruh Tekanan Waktu, Independensi, Skeptisme Profesional,
dan Pengalaman Kerja Terhadap Kemampuan Auditor Mendeteksi Kecurangan Pada Laporan
Keuangan (Studi pada Empiris Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta). Reviu Akuntansi Dan Bisnis Indonesia, 1(1), 68–77.
https://doi.org/10.18196/rab.010107
Indriyani, S., & Hakim, L. (2021). Pengaruh Pengalaman Audit, Skeptisme Profesional Dan Time Pressure
Terhadap Kemampuan Auditor
Mendeteksi Fraud. Jurnal Akuntansi Dan Governance, 1(2), 113.
https://doi.org/10.24853/jago.1.2.113-120
Mokoagouw, M., Kalangi, L., & Gerungai, N. (2018). Pengaruh Skeptisme Profesional Dan Pengalaman
Auditor Terhadap Kemampuan Auditor Eksternal Dalam Mendeteksi Kecurangan (Survei Pada
Auditor Bpk Ri Perwakilan Sulawesi Utara). Going Concern : Jurnal Riset Akuntansi, 13(02), 261–
272. https://doi.org/10.32400/gc.13.02.19267.2018
Najmudin, L. M. E., Dr. Syihabudin, M. S., Dr. Ma’zumi, M. A., Isti Nuzulul
Atiah, M. A. E., Sujai, S. A. M. S., Mahira, N., Dr. Syihabudin, M. S., & Indonesia, M. S. (2022).
Teori Planned Behavior dan Asuransi Syariah.
https://books.google.co.id/books?id=KEtuEAAAQBAJ
Nazmi, A. (2016). Pengertian Uji Hipotesis. Wordpress.Com.
https://adlinenazmi.wordpress.com/2016/03/23/pengertian-uji-hipotesis/
Nugraha, B. (2022). Pengembangan Uji Statistik: Implementasi Metode Regresi Linier Berganda dengan
Pertimbangan Uji Asumsi Klasik. Pradina Pustaka.
https://books.google.co.id/books?id=PzZZEAAAQBAJ
Novita , Ulfa (2015) Pengaruh Pengalaman, Beban Kerja dari Penelitian Terhadap Skeptisme dan
Kemampuan Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan (studi empiris auditor di BPKP perwakilan
Provinsi Riau) Jom FEKOM Vol 2 No 1 Feb 2015 ISSN 2355-6864 Terakreditasi No
415/UN19/AK/2015
Pratiwi, I. D. A. D., Suryandari, N. N. A., & Susandya, A. A. P. G. B. A. (2019). Peran Independensi,
Tekanan Waktu, Kompleksitas Tugas, Dan Pengalaman Auditor Terhadap Kualitas Audit. Jurnal
Bisnis Dan Akuntansi, 15(2), 136–146.
Prof. Dr. A. Muri Yusuf, M. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan.
Kencana.
Puspitaningtyas. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif. Pandiva Buku.
Rosiana, P., Putra, I. M., & Setiawan, Y. A. (2019). Pengaruh kompetensi auditor independen dan tekanan
anggaran waktu terhadap pendeteksian fraud. Jurnal Manajemen Strategi Dan Aplikasi Bisnis, 2(1),
45–52. https://doi.org/10.36407/jmsab.v2i1.47
Karisma Sari. (2019) pengaruh sikap skeptisme profesional, tekanan anggaran waktu dan pengalaman audit
terhadap kemampuan auditor mendeteksi kecurangan (studi empiris pada kantor akuntan publik di
wilayah jakarta timur).
Sekaran, Holliday, C. O. J., Schmidheiny, S., Watts, P., Schmidheiny, S., Watts, P., Montgomery, H., Pmi,
University of Pretoria, Gentry, R. R., Lester, S. E., Kappel, C. V., White, C., Bell, T. W., Stevens, J.,
Gaines, S. D., Zavadskas, E. K., Cavallaro, F., Podvezko, V., … Branch, B. (2018). Pakistan
Research Journal of Management Sciences,

Jurnal Akuntansi STEI, Vol. 05 No. 02, Juli 2022 19


Adinda Nur Fitria, Rini Ratnaningsih

Sofie, S., & Nugroho, N. A. (2019). Pengaruh Skeptisme Profesional, Independensi, Dan Tekanan Waktu
Terhadap Kemampuan Auditor Mendeteksi Kecurangan. Jurnal Akuntansi Trisakti, 5(1), 65–80.
https://doi.org/10.25105/jat.v5i1.4844
Suganda, T. R., Ambarwati, S., & Astuti, T. (2018). Pengaruh Skeptisisme Profesional, Independensi, Dan
Pengalaman Auditor Terhadap Kemampuan Auditor Mendeteksi Fraud. Liquidity, 7(1), 19–26.
Sugiono (2017), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D Bandung, Alfabeta
Sumargo B, (2020) TEKNIK SAMPLING UNJ PRESS
Octa Widyanti Ningrum (2019) Pengaruh Skeptisme Profesional Independensi dan Pengalaman Auditor
Terhadap Kemampuan auditor dalam mendeteksi fraud (studi empiris terhadap kantor akuntan publik
di wilayah jakarta timur).
Tuanakotta, T. M 2013. Auditing Berbasis ISA (International Standarts on Auditing). Jakarta : Salemba
Empat.

Jurnal Akuntansi STEI, Vol. 05 No. 02, Juli 2022 20

Anda mungkin juga menyukai