OLEH
NPM : 1933121022
UNIVERSITAS WARMADEWA
DENPASAR
2021
1.1 Latar Belakang Masalah
Kecurangan tidak hanya terjadi pada pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah,
melainkan juga lingkungan perusahaan serta tidak hanya melibatkan orang-orang yang
memiliki jabatan tinggi tetapi juga orang-orang yang berada dibawahnya atau biasa disebut
jabatan yang rendah.. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan kecurangan harus segera
ditangani. Oleh karena itu, setiap perusahaan maupun instansi pemerintahan memerlukan
kepercayaan yang cukup tentang akuntabilitas manajemen atas aset perusahaan (Indriyani and
Hakim 2021) .Laporan keuangan sangat dipercaya menjadi salah satu acuan bagi para
investor dalam menilai kinerja suatu perusahaan. Auditor juga harus memastikan bahwa
laporan keuangan tidak mengandung salah saji, baik yang disebabkan akibat kekeliruan
maupun fraud (kecurangan). Seorang auditor dalam melakukan tugasnya tidak semata-mata
mengikuti prosedur yang ada dalam program audit, tetapi juga harus dilandasi dengan adanya
sikap skeptisme professional. Standar Audit 200 menyatakan bahwa auditor harus
kesalahan penyajian data atau bukti yang diakibatkan kecurangan dapat terjadi.
Kegagalan saat melakukan audit sering terjadi,seperti pada kasus berikut ini.
Kementerian Keuangan memaparkan tiga kelalaian Akuntan Publik (AP) dam mengaudit
laporan keuangan PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk tahun 2018. Hal itu akhirnya berujung
sanksi dari Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK). Adapun laporan keuangan tersebut
diaudit oleh AP Kasner Sirumapea dari Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanubrata, Sutanto,
Fahmi, Bambang, dan Rekan. Sebelumnya, laporan keuangan Garuda Indonesia menuai
polemic. Hal itu dipicu oleh penolakan dua komisaris Garuda Indonesia, Chairal Tanjung dan
Dony Oskaria untuk menandatangani persetujuan atas hasil laporan keuangan 2018.
Keduanya memiliki perbedaan pendapat terkait pencatatan transaksi dengan Mahata senilai
US$239,94 juta pada pos pendapatan. Pasalnya, belum ada pembayaran yang masuk dari
Mahata hingga akhir 2018. Pada kasus ini terdapat beberapa kelalaian yang dilakukan.
Pertama, AP bersangkutan belum secara tepat menilai substansi transaksi untuk kegiatan
Publik ini sudah mengakui pendapatan piutang meski secara nominal belum diterima oleh
perusahaan. Sehingga Akuntan Publik ini terbukti melanggar Standar Akuntansi (SA) 315.
Kedua, akuntan public belum sepenuhnya mendapatkan bukti audit yang cukup untuk menilai
perlakuan akuntansi sesuai dengan substansi perjanjian transaksi tersebut. Sehingga ini
terbukti Melanggar (SA) 500. Terakhir, akuntan public juga tidak bisa mempertimbangkan
fakta-fakta setelah tanggal laporan keuangan sebagai dasar perlakuan akuntansi. Sehingga AP
ini ini melanggar (SA) 560. Tak hanya itu, Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanubrata,
Sutanto, Fahmi, Bambang, dan Rekan terkait dengan polemic laporan keuangan PT Garuda
Indonesia (Persero) Tbk untuk tahun buku 2018. Tak hanya itu, Kantor Akuntan Publik yang
mengaudit laporan keuangan Garuda Indonesia juga dikenakan peringatan tertulis disertai
kewajiban untuk melakukan perbaikan terhadap Sitem Pengendalian Mutu KAP dan
dilakukan review oleh BDO International Limited kepada Kantor Akuntan Publik Tanubrata,
Mendeteksi kecurangan (fraud) merupakan salah satu wujud kualitas diri seorang
auditor. Auditor yang memiliki pengetahuan lebih banyak dan sudah menemukan kasus
fraud tentu lebih banyak pengetahuan yang akan memudahkannya dalam mengidentifikasi
kasus kecurangan (fraud) pada laporan keuangan. Namun terdapat masalah yaitu auditor
memiliki keterbatasan dalam mendeteksi kecurangan (fraud) yang akan berdampak pada
kegagalan audit (Indriyani and Hakim 2021). Keterbatasan yang dimiliki auditor antara lain
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti skeptisme professional, independensi, red flags dan
time pressure.
Sikap skeptisme professional merupakan sikap mendasar yang harus dimiliki oleh
auditor dalam mendeteksi kecurangan. Seorang auditor yang bersikap tidak skeptisme
cenderung tidak akan mampu melaksanakan pendeteksian kecurangan (fraud) karena bukti
atau data yang mengarah pada fraud tidak di gali lebih mendalam dan percaya begitu saja
Seorang auditor harus memiliki sikap independensi. Seorang auditor yang tidak
memiliki sikap independensi, maka dalam mengumpulkan bukti ataupun data dalam
mendeteksi kecurangan tidak akan berguna karena data atau bukti yang dipakai untuk
menemukan kecurangan tidak diungkapkan secara penuh sebab seorang auditor bersikap
tidak independen atau memihak pada klien. Tanpa independensi, auditor tidak berarti apa-
apa, masyarakat cenderung tidak percaya dengan hasil auditan dari auditor sehingga
Selain memiliki sikap skeptisme professional dan independensi yang baik, auditor
juga harus mengetahui tentang gejala red flags untuk mendukung pekerjaannya dalam
melakukan pendeteksian kecurangan (fraud). Meskipun timbulnya red flags tidak selalu
mengidentifikasi adanya kecurangan (fraud), namun biasanya red flags akan selalu muncul
disetiap kasus kecurangan dan pemahaman yang lebih jauh mengenai red flags dapat
membantu auditor untuk memperoleh bukti awal dalam mendeteksi adanya kecurangan
Time pressure atau tekanan waktu merupakan situasi seorang auditor dituntut untuk
menyelesaikan tugasnya dengan jangka waktu yang telah ditetapkan. Tekanan waktu yang
singkat akan menyebabkan pendeteksian kecurangan (fraud) tidak maksimal dan membuat
auditor dalam mengumpulkan informasi dan bukti menjadi kurang maksimal karena auditor
menguji kembali “Pengaruh Skeptisme Profesional, Independensi, Red Flags, dan Time
Pressure Auditor Terhadap Deteksi Kecurangan (Fraud) pada Kantor Akuntan Publik
di Kota Denpasar.
Adapun tujuan yang ingin dicapai berdasarkan rumusan masalah diatas adalah sebagai
berikut :
Manfaat yang dapat diterapkan pada proposal penelitian ini bagi pihak-pihak yang
a. Bagi Penulis
b. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan informasi dan masukan bagi pihak auditor perusahaan dalam
(fraud).
Fraud Triangle Theory atau yang dikenal dengan Segitiga Fraud merupakan suatu
gagasan yang meneliti tentang penyebab terjadinya kecurangan. Pertama kali dikemukakan
oleh D.R. Cressey (1953) dalam (Bawekes, Simanjuntak, and Christina Daat 2018). Tiga
faktor yang menjadi elemen dari teori ini yaitu tekanan, kesempatan dan rasionalisasi.
a. Pressure
Adanya tekanan pada keadaan atau kondisi yang memaksa untuk melakukan
kecurangan. Tuntutan ekonomi atau gaya hidup dan hal-hal yang termasuk dalam
b. Opportunity
c. Rationalization
Suatu sikap atau tindakan untuk melakukan pembenaran diri dengan berbagai alasan
professional adalah sikap auditor dalam melakukan penugasan audit sikap ini
mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis
terhadap bukti audit. Skeptisme professional juga menjadi faktor yang sangat
profesional merupakan sikap kritis seorang auditor terhadap bukti bahwa auditor tidak
mudah percaya atas bukti transaksi yang diterima dari pelanggan, melainkan berfikir
secara kritis dan mencari kebenaran tersebut. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa skeptisme profesional adalah sikap yang harus dimiliki auditor seperti berfikir
Menurut (IAI, etika profesi:1 )Independensi adalah sikap yang diharapkan dari
pelaksanaan tugas nya yang bertentangan dengan prinsip integritas dan obyektifitas.
telah terjadi. Makna dari bendera merah ini adalah suatu kondisi yang janggal atau
berbeda dengan keadaan normal. Red Flags juga berfungsi sebagai petunjuk atau
indikasi adanya sesuatu yang tidak biasa dan memerlukan penyidikan lebih lanjut
(Dewi 2021).
2.1.5 Time Pressure ( Tekanan Waktu )
Tekanan waktu atau time pressure merupakan kondisi dimana seorang auditor
internal dituntut untuk menyelesaikan tugasnya dengan jangka waktu yang telah
diberikan, batasan waktu yang singkat maka akan mengakibatkan pendeteksian fraud
informasi menjadi kurang maksimal karena auditor internal tidak akan mampu
bersikap kritis dengan sedikitnya waktu yang diberikan. Dari hasil penelitian diatas
dapat dipahami bahwa, jika auditor internal yang memiliki batasan waktu dalam
penugasannya, maka hasil dari pendeteksian fraud akan menjadi tidak maksimal
merupakan tindakan penipuan atau kekeliuran yang dilakukan oleh seseorang atau badan
yang mengetahui bahwa kekeliruan tersebut dapat mengakibatkan beberapa manfaat yang
tidak baik kepada individu atau entitas atau pihak lain. Dapat disimpulkan, kecurangan
merupakan suatu perbuatan melawan hukum yang dilakukan orang-orang baik dalam luar
atau dalam organisasi yang dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan pribadi atau
Time Pressure Auditor Terhadap Deteksi Kecurangan (Fraud) telah banyak dilakukan oleh
peneliti terdahulu. Penelitian terdahulu yang menjadi acuan peneliti dijabarkan sebagai
berikut:
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Teguh Arsendy (2017) dengan
judul Pengaruh Pengalaman Audit, Skeptisme professional, Red Flags dan Tekanan
ini bertempat di Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta. Populasi pada penelitian ini adalah
seluruh auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) di DKI Jakarta. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 44 auditor. Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data kuantitatif. Teknik pengumpulan data primer dalam penelitian ini
dilakukan dengan metode survey kuesioner. Variabel (X) terdiri dari Pengalaman Audit,
Skeptisme Profesional, Red Flags dan Tekanan Anggaran Waktu. Sedangkan, variabel (Y)
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Helda F. Bawekes, Aaron M.A. Simanjuntak,
SE., M.Si, CBV, CMA dan Sylvia Christina Daat, SE., M.Sc, Ak (2018). Dengan judul
Pengujian Teori Fraud Pentagon Terhadap Fraudulent Financial Reporting. Penelitin ini
bertempat di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang diambil adalah perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia dengan otal sampel 65 data perusahaan dari 13 perushaan observasi.
Jenis data yang digunakan merupakan data sekunder bersumber dari media elektronik
maupun media cetak. Variabel Dependen (Y) dalam penelitian ini adalah fraudulent financial
reporting. Dan Variabel Independen (X) financial target, financial stability, external
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Joshua Mitchel Soenanto, David A. A. Pesudo
(2020). Dengan judul Pengalaman Kerja, Skeptisme Profesional, Tekanan Waktu Dan
Pendeteksi Fraud pada BPKP Jawa Tengah. Metode pendekatan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh auditor
internal yang ada di BPKP Jawa Tengah. Variabel (X) dalam penelitian ini adalah
Pengalaman kerja, Skeptisme Profesional dan Tekanan Waktu. Variabel (Y) dalam penelitian
Kempat, penelitian yang dilakukan oleh Safira Indriyani dan Luqman Hakim (2021).
Dengan judul Pengaruh Pengalaman Audit, Skeptisme Profesional dan Time Pressure
pendekatan kuantitatif dan sumber data primer. Data primer diperoleh melalui kuesioner.
Populasi penelitian ini merupakan auditor yang berkantor di KAP wilayah Jakarta Pusat
terdaftar di Institut Akuntan Publik Indonesia tahun 2019-2020 yang berjumlah 97 orang.
Variabel Bebas (X) yaitu Pengalaman audit (X1), Skeptisme Profesional (X2) dan Time
Kelima, penelitian yang dilakukan oleh Risma Novita Dewi (2021). Dengan judul
Pengaruh Independensi, Profesionalisme, Red Flags, dan Tekanan Anggaran Waktu Auditor
Terhadap Deteksi Kecurangan (Fraud) di Kantor Akuntan Publik Kota Denpasar. Populasi
dalam penelitian ini adalah 7 Kantor Akuntan Publik di Kota Denpasar yang terdaftar pada
IAPI. Prosedur pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Non Probability sampling
dengan teknik Sampling Jenuh (Sensus). Variabel Independen (X) yaitu Independensi (X1),
Profesionalisme (X2), Red Flags (X3) dan Tekanan Anggaran Waktu (X4). Variabel
Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian yang menguji pengaruh Variabel
Independen (Bebas) yaitu Skeptisme Profesional (X1), Independensi (X2), Red Flags (X3),
dan Time Pressure (X4) terhadap kecurangan (fraud) (Y). Berdasarkan uraian latar belakang
masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan serta landasan teori yang telah dijabarkan
Hipotesis:
H1 : Skeptisme Profesional Auditor berpengaruh positif terhadap
deteksi kecurangan
H2: Independensi Auditor berpengaruh positif terhadap deteksi
kecurangan
H3: Red Flags Auditor berpengaruh positif terhadap deteksi
kecurangan
H4: Time Pressure berpengaruh negatif terhadap deteksi kecurangan
Hasil Analisis
Simpulan
2.4 Kerangka Konsep
Model Penelitian
Independensi (X2)
Deteksi Kecurangan
Red Flags (X3) (Fraud) (Y)
(Skeptisme Profesional, Independensi, Red Flags dan Time pressure ) dengan variabel
3. 1 METODE PENELITIAN
a. Tempat Penelitian
b. Objek Penelitian
Flags, Time Pressure dan Deteksi Kecurangan di Kantor Akuntan Publik Kota
Denpasar.
a. Populasi
Kota Denpasar.
b. Metode Penelitian
Prosedur pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Non
(Y).
a. Skeptisme Profesional
sikap kritis seorang auditor terhadap bukti bahwa auditor tidak mudah percaya
atas bukti transaksi yang diterima dari pelanggan, melainkan berfikir secara
b. Independensi
Menurut (IAI, etika profesi:1 )Independensi adalah sikap yang
c. Red Flags
manajer kepada auditor, perselisihan yang sering terjadi antara auditor degan
manajer, dan juga dari keinginan klien, keinginan manajer untuk mencapai
d. Time Pressure
internal tidak akan mampu bersikap kritis dengan sedikitnya waktu yang
e. Deteksi Kecurangan
a. Data Kuantitatif
Data Kuantitatif adalah data yang dapat dinyatakan dalam angka dan dapat
diukur ukurannya.
Pengumpulan data untuk penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data yang
Teknik analisis data yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini
adalah regresi linier berganda. Teknik analisis regresi linier berganda digunakan untuk
mengetahui adanya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang diproses
Arsendy, M., R. Anugerah, and V. Diyanto. 2017. “Pengaruh Pengalaman Audit, Skeptisme
Profesional, Red Flags, Dan Tekanan Anggaran Waktu Terhadap Kemampuan Auditor
Dalam Mendeteksi Kecurangan (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di DKI
Jakarta).” Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Riau 4(1): 1096–
1107.
Bawekes, Helda F, Aaron MA Simanjuntak, and Sylvia Christina Daat. 2018. “PENGUJIAN
REPORTING (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Indriyani, Safira, and Luqman Hakim. 2021. “Pengaruh Pengalaman Audit, Skeptisme
Soenanto, Joshua Mitchel, and David A. A. Pesudo. 2020. “Pengalaman Kerja, Skeptisme
Profesional, Tekanan Waktu Dan Pendeteksi Fraud (Studi Pada Bpkp Jawa Tengah).”