Anda di halaman 1dari 56

KELOMPOK 3 :

Farhan Aji Akbar (C2C022024)


Ranti Ersama Yori (C2C022039)
Rara Mianti (C2C022034)
Audit Kontemporer
Sumber : Theodorus M Tuanakotta

BAB AUDIT Plus-PAS


15 yang Dahsyat
Pembahasan Utama
01 02
Fraud and Error Report to
The Nation

03 05 04 05
Kelemahan Audit Audit Plus Pelajaran dari
Independen Baret Merah
01
Fraud &
Error
Sengaja atau Tidak di Sengaja ?????????
“Tujuan Auditor, ialah memperoleh assurans
yang memadai bahwa laporan
keuangan bebas dari salah saji yang material
baik yang disebabkan oleh kekeliruan
(error) dan
manipulasi (fraud).”

- berdasarkan ISA 200 -


FRAUD AND ERROR
ISA FRAUD
Manipulasi adalah perbuatan yang disengaja oleh satu orang atau lebih
240
dalam tim manajemen, pengawas, karyawan, pihak ketiga, dengan cara
menipu untuk memperoleh keuntungan tidak halal (melawan hukum).

ERROR
Kekeliruan adalah salah saji dalam laporan keuangan yang tidak disengaja,
termasuk kealpaan berkenaan dengan angka atau pengungkapan
Mendeteksi Error lebih mudah dari pada Fraud

Effort Dasar Gunung ES


Pelaku Fraud berupaya untuk Temuan auditor yang mencurigai, menduga,
menyembunyikan perbuatannya ada atau menemukan fraud, mungkin sekali
unsur niat jahat dan penipuan hanyalah "puncak gunung es”. Fraud yang
masif dan yang belum terungkap, berada di
bawah puncak gunung

Why ?
Error lazimnya terendus dan terdeteksi oleh sistem pengendalian internal. Sebaliknya,
pelaku fraud justru "memotong-kompas" atau mematikan sistemnya. Pimpinan yang
mempunyai wewenang (discretion), lebih leluasa melakukan fraud yang besar
dilakukan lewat persekongkolan (collusion). Faktor keluarga juga ikut memperat karena mereka
saling melindungi agar fraud semakin tidak terdeteksi
Berdasarkan 347 kasus Fraud yang ditemukan
dari Investigasi SEC 1998-2010
Dari 87 kasus yang melibatkan auditor, 58% untuk LK terakhir mendapat
WTP tanpa modifikasi tambahan, dari 42% WTP dengan paragraf
penjelasan mengenai hal-hal lain dicatat auditor, seperti perubahan standar
akuntansi/ going concern issues
03 Kelemahan Audit Independen
Mengapa auditor gagal mendeteksi FRAUD ??????
Mengapa auditor gagal mendeteksi FRAUD ??????
● Tidak memahami dengan baik klien, bisnisnya dan industrinya

● Tidak terbiasa menerapkan kewaspadaan professional

● Tidak cukupnya tingkat atau jenjang kewaspadaan profesional

● Tidak cukup identifikasi dan penilaian resiko

● Kegagalan menanggapi risiko yang diidentifikasi


Adanya kesenjangan terhadap SA
menurut temuan PPAJP dalam ROSC 2012
● Banyak auditor tidak melakukan audit planning dengan baik

● Banyak dokumentasi yang diperlukan tidak disiapkan.

● Banyak auditor tidak berupaya mendeteksi manipulasi (fraud)

● Banyak auditor tidak menerapkan prosedur untuk mengenal, menilai, dan menanggapi
risiko salah saji yang material, misalkan timbul akibat hubungan pihak berelasi

● Auditor sering kali menerima begitu saja penilaian manajemen

● Auditor juga sering menerima begitu saja penilaian auditor lain


Pelajaran Dari
baret merah 04
Pembebasan tidak bisa sukses tanpa Pelajaran dari TIP Purba : “ Prinsip kami
persiapan yang matang dan disiplin yang sederhana hening (tidak banyak bicara),
tinggi tegas (tidak ragu), dan agresif (maju dengan
keyakinan tinggi )
Audit Plus 05
Tanggapan atas resiko salah saji material
karena fraud yang dinilai tinggi
Lima Bagian Audit Plus

Pastikan Adanya Potensi Fraud


Seleksi Teknik Audit Forensik
Terapkan Sikap Kondusif Yang Tepat

Manfaatkan Pengendalian Bersiap untuk Permainan


Internal Terakhir
Pastikan Adanya Potensi Fraud
● Memahami bisnis dan industri klien dengan mendalam

● Memahami berbagai gejala fraud. Seperti penyakit, fraud terindikasi dari gejala gejala

yang dapat diamati, yang disebut red flag. Red Flag berkaitan dengan
perilaku seperti: gaya hidup, masalah dalam keluarga, dan masalah di tempat kerja.

● Mengetahui untuk apa dan siapa laporan keuangan dibuat. Pengguna LK yang diaudit
adalah pihak internal dan eksternal, internal dari emiten itu sendiri untuk memenuhi
kewajiban yang berarti digunakan nasabah untuk melakukan peminjaman kredit kepada
bank, yang ditetapkan pengawasan oleh OJK dan BEI dan yang eksternal adalah para
analis keuangan, investor, pialang, brokers dan dealers, calon investor
Terapkan Sikap Kondusif
● 1) Kewaspadaan profesional, menekankan bahwa auditor bisa ditipu oleh klien.

● 2) Perhatikan yang tidak ada, padahal seharusnya ada.

● 3) Berantas penyakit Auditor Dengan

5W2H (who, what, why, when, how, and how much


Memanfaatkan Pengendalian Internal
● 1) Memahami management override. Entitas dan pengelolanya mempunyai kewajiban
merancang dan melaksanakan sistem pengendalian internal, yang mana menekankan
bahwa Lingkungan PI disamping Sistem PI. Seperti, Sistem PI semacam tubuh manusia
dan Lingkungan PI semacam roh.

● 2) Komunikasi TCWG. TCWG adalah petinggi perusahaan yang mempunyai otoritas


dalam bidang pengawasan tertinggi contohnya komisaris dan komite audit.

● 3) Libatkan audit internal. Apabila auditor eksternal menemukan pola” fraud maka bisa
dilibatkan ke auditor internal. Namun auditor harus menggunakan kearifan lokalnya
untuk mau melibatkan atau tidak terhadap AI
Seleksi Teknik Audit Forensik Yang Tepat
● 1) Pendadakan, suatu prosedur audit biasa, seperti inspeksi, bisa lebih agresif jika
dilaksanakan dengan unsur pendadakn atau kejutan. Seperti, pemilihan sampel yang
berbeda dari kebiasaan lalu cth, gudang yang dipilih untuk inspeksi.

● 2) Penggalian

● 3) Pengembangan, mendalami dan mengembangkan dua kata kerja yang cocok untuk
Audit Plus. Yaitu PAS nya akan dikembangkan sesuai nilai resiko salahsaji.

● 4) Memanfaatkan Tip

● 5) Data analytics
Bersiap Untuk Permainan Terakhir
● 1) Dokumentasi seluruh audit plus dan temuan. Semua pekerjaan audit harus
didokumentasi dalam kertas kerja audit, kertas kerja audit adalah bukti auditor telah
melaksanakan audit, yang dapat digunakan dalam persidangan sebgai bukti bahwa
auditor telah bekerja sesuai dengan SA dan ketentuan yang berlaku.

● 2) Siapkan senjata pamungkas, jika menemukan kondisi yang mengindikasikan potensi


fraud, maka auditor perlu menggunakan kearifan profesionalnya untuk menentukan,
saatnya mengundurkan diri dari penugasaan dan mengakhiri perikatan audit atau
menerima (menerima apabila menurutnya resiko salah sajirelatif kecil/ dapat dikelola
dengan keahlian dan pengalaman yang dimiliki tim audit dibawah patner yang
mumpuni)
BAB 9
Perspektif Auditor
Sumber : Theodorus M Tuanakotta (Mendeteksi Manipulasi Laporan
Keuangan)
point list :

● Mendeteksi Manipulasi Laporan Keuangan

● Pergantian Auditor Independen Karena Gagal Audit

● Tipologi Kesalahan Auditor


Mendeteksi Manipulasi Laporan Keuangan
Pertama, entitas yang menerbitkan laporan keuangan, melalui manajemen atau
pengelolaannya (CEO atau CFO) dalam perusahaan Tbk (terbuka) dan pemilik yang
merangkap pengelola pada perusahaan tertutup, mempunyai tanggung jawab utama
sebagai berikut :
1. Menilai risiko yang dihadapi perusahaan dan menentukan atau memperkirakan
dampaknya terhadap kemungkinan tidak tercapainya tujuan perusahaan dan
potensi terjadinya salah saji yang material dalam laporan keuangan.
2. Membangun lingkungan, sistem, kebijakan, peraturan perusahaan dan lain-lain
untuk mengendalikan risiko yang diidentifikasi.
3. Memastikan bahwa laporan keuangan yang diterbitkan, bebas dari salah saji
material, baik yang disebabkan oleh error maupun fraud.
Kedua, adanya ketidaksetaraan antara informasi yang dimiliki manajemen perusahaan
Tbk. Atau pemilik- pengelola perusahaan tertutup di satu pihak , dengan pengetahuan
mengenai akurat/tidaknya dan lengkap/tidaknya informasi tersebutyang dimiliki
pengguna laporan keuangan di pihak lain (information asymmetry).

Ketiga, karena information asymmetry akuntan publik, auditor independen dan KAP
diperlukan. Mereka memebrikan asurans yang memadai (reasonable assurance)
mengenai kewajaran laporan keuangan. Jika auditor memberikan opini yang lebih jelek
dari kenyataannya, auditan (auditee) akan memberikan tanggapan keras, sehingga
kesalahan semacam ini lazimnya tidak terjadi.
- AUDIT BERBASIS RISIKO
Saat ini Indonesia mengadopsi ISA. Inti dari standar ini ialah audit berbasis risiko
(ABR). Melaksanakan standar ini harus dibarengi dengan ketaatan terhadap kode etik
profesi. Ketaatan kode etik profesi bukan hanya “bentuk luar” dari ketentuan tertulis,
tetapi terutama smeangatnya.

- MEMILIH AUDITEE SEBAGIA KLIEN


Tahap pertama dalam ABR ialah menentukan apakah auditor menerima atau menolak
auditee sebagai klien. Daniel Kahneman, seorang pemenang hadiah nobel, menyebut
hallo effect ini sebagai exagerated emotional coherence atau kecenderungan untuk
menyukai (atau membenci) seseorang atau sesuatu contoh suatu entitas atau partai
politik.
- MEMILIH AUDITEE SEBAGIA KLIEN (LANJUTAN)
Risiko keliru memilih klien bisa bisa terjadi karena perusahaan itu berisiko tinggi, atau
pemilik/pengelolaannya mempunyai masalah di masa lalu. Butir terakhir mengenai
menerima atau menolak klien berkaitan dengan pertimbangan bisnis. Tentunya ini tidak
serta merta salah, namun jika pertimbangan bisnis mengorbankan etika profesi,
kewaspadaan dan kearifan auditor berpeluang menjadi tumpul.
- RISIKO KLIEN VS RISIKO AUDITOR
Auditor menilai risiko yang dii hadapan entitas dan upaya yang dilakukan entitas
tersebut memitigasi risiko tadi. Auditor tidak bisa mengabaikan risiko yang dihadapi
pemilik karena risiko tersebut akan berdampak pada risiko salah saji yang material
dalam laporan keuangan. Ada juga risiko pendeteksian, auditor berupaya untuk
menekannya namun tidak bisa menghilangkan seluruhnya.
Selalu ada potensi auditor tidak memahami sepenuhnya risiko residual ini. Bebrgaia
faktor bisa menyebabkan hal tersebut, antara lain:
- Hallo effect yang disebutkan sebelumnya
- Kurangnya pemahaman terhadap bisnis dan industri yang ditekuni klien beserta
risikonya
- Kurangnya kewaspadaan prodesional (professional skepticism) ketika
mengidentifikasi risiko yang yang dinilai

- PAHAMI BISNIS KLIEN DAN INDUSTRINYA


a. Siapa sesungguhnya pemilik perusahaan dan kelompok perusahaan yang
laporannya kita audit ?
b. Kualitas audit seringkali ditentukan dari siapa informasi diperoleh, disamping
kewaspadaan atau skeptisme profesional yang dditerapkan auditor.
- PAHAMI BISNIS KLIEN DAN INDUSTRINYA (LANJUTAN)
c. Berkaitan dengan siapa big boss, penting bagi auditor mengetahui kecenderungan
sang big boss mengambil keputusan dibawah tekanan.
d. Bagaimana ciri industri dan struktur persaingan ? Kerangka berpikir competitive
analysis Michael Porter sangat elevan bagi auditor.

- BUKA SALURAN PENERIMA INFORMASI


Skandal kecurangan paling sering terungkap melalui whistleblowing dan whistleblower.
Tidak jarang whistleblower menghubungi auditor dengan iformasi penting yang relevan
untuk mendeteksi kecurangan, tanpa mengungkapkan identitasnya.
- TANDA BAHAYA
Tanda bahaya yang khas untuk bisnis yang bersangkutan ialah pemilik/CEO yang
sangat dominan yg dikelilingi eksekutif yg mengikuti segala kemauannya. Ex:
pembukaan berbagai pasar jasa dalam negeri dalam rangka kerja sama ASEAN.
- SENGKETA BERBAGAI PIHAK
Sengketa, gugatan, pemberian sanksi bisa terjadi diantara/oleh :
1. Pemegang saham
2. Anggota manajemen
3. Entitas dengan bank nya
4. Entitas dengan calo supplier
5. Entitas denga pelanggannya
6. Entitas dengan karyawan/buruhnya
7. Entitas dengan fiskus
8. Entitas dengan regulator
9. Entitas dengan penegak hukum
Pergantian Auditor Independen Karena Gagal Audit
- PENGGANTIAN DAN PERGANTIAN AUDITOR
Pengunduran diri auditor bisa terjadi karena ketidaksepahaman mengenai
pelaksanaan, pemilihan/interpretasi standar akuntansi, pembatasan lingkup/prosedur
audit tertentu yang diminta manajemen atau pemilik perusahaan, atau perubahan yg
signifikan antara manajemen atau pemilik perusahaan dengan auditornya.
Masalah lain dalam pergantian auditor ialah komunikasi antara auditor
pengganti dan auditor terdahulu. Serta masalah lainnya yaitu penyajian kembali atau
restatements laporan keuangan untuk memperbaiki salah saji yang disebabkan karena
kecurangan yang material di masa lalu. Auditor lama menghindari restatements yang
dimaknainya sebagai “pembuat kesalahan”
Tipologi Kesalahan Auditor
- WHY DIDN’T I DETECT THIS DAMNED FRAUD ?
“Mengapa saya tidak menemukan kesalahan (error) dan kecurangan (fraud) yang begitu
material ? Mengapa saya tidak mendeteksi bahkan tidak mengendus, manipulasi
laporan keuangan?” (reaksi keras George Greenspan mantan auditor ZZZZ Best
Company).
praktik terbaik dalam menangani situasi “pascabencana” ialah melalui
telaahan internal KAP. Telaahan/review dimaksudkan untuk melihat :
a. Penguasaan atau keterampilan teknis audit sesuai dengan standar audit yang
mutakhir.
b. Ketaatan terhadap etika profesi dan aturan iternal KAP.
c. Kondisi psikologis auditor menghadapi klien
d. Lingkungan tata kelola klien
e. Tantangan industri
Telaah internal bertujuan :
a. Menentukan apa dan siapa yang salah
b. Bagaimana mencegah atau mengurangi kesalahan sama di kemudian ahri
c. Memberikan konseling kepada auditor yang bersangkutan
d. Membantu proses investigasi

Penelaahan kesalahan auditor eksternal diatur dengan ketentuan perundang-undangan


dan/atau kebijakan dalam jaringan akuntan publik global atau internasional dengan
tujuan :
e. Menilai mutu pekerjaan auditnya dg menyoroti potensi masalah
f. Memberikan saran perbaikan dari etika profesi/segi teknis audit
g. Memberikan konseling (nonteknis audit)
h. Menjatuhkan sanksi profesional
- TIPOLOGI KESALAHAN AUDITOR
Hal-hal yang berkaitan dengan kesalahan auditor :
a. Kompetensi teknis yang terkendala
b. Kecerobohan dalam melaksanakan audit
c. Auditor kurang atau tidak asertif
d. Kesalahan mungkin disebabkan oleh auditor dalam memilih klien yg
pemilik/pengelolanya lihai dna licik dan selalu berada setapak didepan auditornya
yang pandai dan cermat.
e. Ketidaktaatan terhadap etika profesi/memperlakukan etika profesi sekedar sebagai
lip service
Ciri menonjol dari keslaahan auditor dikelompokkan dalam 5 tipologi kesalahan auditor
yaitu diberi label TERTINGGAL, CEROBOH, PASRAH, TERKECOH, dan TUNA
ETIKA.
TIPOLOGI KESALAHAN AUDITOR

LABEL CIRI UMUM CIRI RINCI KONSELING

Tertinggal Pengetahuan - Pengalaman dan pelatihan kurang memadai - Remedial training


kurang memadai, - Skeptisisme tidak tajam - “istirahat” sementara
bukan itikad buruk. - Tidak ada unsur kesengajaaan - Alih profesi ?
- Tidak melanggar etika untuk keuntungan
bisnis

Ceroboh Pengetahuan - Kelemahan dalam menilai tingkat risiko - Apakah ia bias keluar dari kebiasaan
memadai, tahu dalam menerima klien, atau tidak buruk ini ?
membedakan mana memperhitungkan tingkat risiko dalam - Jika menyukai audit, pertimbangakan
yang boleh/dilarang perencanaan dan pelaksanaan audit bidang penelitian dan pelatihan
secara professional, - Penerapan prosedur, standar, judgement
namun “cara kerja” tidak memadai
ceroboh. - Manfaat ekonomis “timbul” dari praktik cut
corners yang lama-lama jadi kebiasaan.
Pasrah Secara professional - Sadar risiko (potensi eror dan fraud) - Nilai, apakah ia bias meningkatkan
terampil, namun - Sadar, akan defisiensi, namun tidak asertif assertiveness ?
“kurang nyali” (tidak - Cenderung takut mengemukakan “masalah” - Alih profesi ?
assertive) - Sasdar akan manfaat bisnis, melihatnya sebagai
“win-win solution” dari sikap pasar

Terkecoh Pengetahuan audit - Pemahaman teknis audit dank ode etik memadai. - Lebih banyak belajar pada “ahli” nya
dank ode etik Bahkan cenderung sangat taat kepada standar - Sabgat berhati-hati menilai klien
memadai, tidak dan kode etik sebelum terima penugasan
ceroboh. Menangani - Berhadapan dengan klien yang memang “lihai” - Kewaspadaan professional yang
klien yang “lihai” dan dan berniat menipu tinggi, dan siap undur diri dari
selalu satu-dua penugasan jika red flags tertentu
langkah di depan muncul

Tuna etika Cerdik, mengabaikan - Pemahaman teknis memadai. Bahkan sangat - Sanksi dengan efek jera, larangan
kode etik yang tinggi sehingga tahu audit issue yang bias “dijual” praktik seumur hidup
dianggap sebagai - Lihai (cerdik) - Apakah ini budaya kap yang
penghalang - Ahli dalam “mengemas” isu bersangkutan
berbisnis. Sering - Etika yang dianut:bentuk mengunggul I isi - Profesi lain jauh lebih menjanjikan
bernasib baik (tidak secara ekonomis
“kepergok”) karena
lincah
case study : Finansial Shenanigans
● Manipulasi Pendapatan : Mencatat Pendapatan Palsu
● Teknik Mencatat Pendapatan Palsu :
● Mencatat pendapatan dari transaksi yang kurang substansi ekonominya
● Mencatat pendapatan dari transaksi yang tidak memiliki proses wajar yang wajar
● Mencatat pendapatan atas penerimaan dari transaksi yang tidak menghasilkan
pendapatan
● penerimaan dari transaksi yang tidak menghasilkan pendapatan
industri asuransi AIG
● AIG dan beberapa perusahaan asuransi lainnya mulai memasarkan
produk baru yang disebut “asuransi terbatas”. Solusi ini akan menjamin
kemampuan klien untuk selalu menghasilkan pendapatan yang dapat
diterima dengan “mengasuransikan” kekurangan pendapatan
● AIG menemukan aliran pendapatan baru, dan pelanggan menemukan
cara untuk mencegah kekurangan pendapatan
● Namun, terdapat permasalahan besar: beberapa kontrak “asuransi” ini
sama sekali bukan perjanjian asuransi yang sah; sebaliknya, transaksi
tersebut merupakan transaksi pembiayaan yang kompleks dan sangat
terstruktur
Bagaimana Asuransi Terbatas
Disalahgunakan?
● perusahaan nirkabel Brightpoint Inc. mempunyai masalah: pendapatan untuk
kuartal Desember berada sekitar $15 juta di bawah panduan yang diberikan
kepada Wall Street pada awal kuartal. Ketika kuartal tersebut ditutup,
manajemen khawatir investor tidak siap menghadapi berita ini dan, sebagai
akibatnya, harga saham perusahaan akan terpukul.
● AIG dengan produk “perfect world” menciptakan polis asuransi khusus
“retroaktif” senilai $15 juta yang akan “menutupi” kerugian Brightpoint
yang tidak dilaporkan.
● cara kerja kebijakan tersebut: Brightpoint setuju untuk membayar “premi
asuransi” kepada AIG selama tiga tahun ke depan, dan AIG setuju untuk
membayar “pemulihan asuransi” sebesar $15 juta untuk menutup kerugian
berdasarkan polis tersebut
● Brightpoint melanjutkan dengan mencatat “pemulihan asuransi” sebesar
$15 juta sebagai pendapatan pada kuartal Desember (yang menutupi
kerugian yang tidak dilaporkan).
● AIG mencatat pendapatan palsu dari premi asuransi selama tiga tahun ke
depan
CASE STUDY
“Manipulasi Pendapatan Shenanigan
No. 2 : Mencatat Pendapatan Palsu”
Teknik Mencatat Pendapatan Palsu

 Mencatat Pendapatan dari Transaksi Yang Kurang Substansi Ekonominya


 Mencatat Pendapatan dari transaksi yang tidak memiliki proses yang wajar
 Mencatat Pendapatan atas penerimaan dari transaksi yang tidak menghasilkan
pendapatan
 Mencatat pendapatan dari transaksi yang sesuai, namun nilainya di gelembungkan
ON CASE : Mencatat Pendapatan dari Transaksi Yang
Kurang Substansi Ekonominya
(”SKANDAL BRIGHTPOINT DAN AIG”)

BrightPoint AIG
 Perusahaan Berbasis  Perusahaan Raksasa di
Teknologi Berbasis Bidang Asuransi
Pengembangan Nirkabel,
Wireless dan Internet
On Case

BrightPoint AIG
 Berpotensi Mengalami Kerugian sebesar $15  Memberikan Problem Solving Kepada
Juta BrightPoint dengan Asuransi yang
 “DIKONDISIKAN”
Asuransi yang “DIKONDISIKAN” tersebut
digunakan sebagai pendapatan untuk menutup  Konsekuensinya BrightPoint harus membayar
kerugian Asuransi selama 3 Tahun.
Fraud Dimension

 Pola Asuransi yang “DIKONDISIKAN” mirip dengan


Pembiayaan
 Pendapatan yang diperoleh dari cara Asuransi Yang
“DIKONDISIKAN” tersebut berdampak pada Infomasi Keuangan
Yang Salah Saji
 Ada Resiko yang bisa berdampak sistemik jika berhubungan
dengan dana Asuransi
ON CASE : Mencatat Pendapatan dari transaksi yang tidak
memiliki proses yang wajar
“penipuan di Syntax-Brillian”
South China House of Technology
Syntax-Brillian (SCHOT)

 pembuat televisi definisi  distributor Asia


tinggi yang berbasis di
Arizona
On Case

South China House of Technology


Syntax-Brillian (SCHOT)
 Melakukan penjualan 10x lipat dg perusahaan  Syntax-Brillian menggambarkan SCHOT
(SCHOT) dg memberikan jangka waktu sebagai distributor yang akan membeli TV-
pembayaran 120 hari dan secara rutin nya dan kemudian menjualnya kembali ke
memperpanjang jangka waktu tersebut lebih gerai ritel dan pengguna akhir di Tiongkok
jauh.
 “membeli kembali” lebih dari 25.000 TV
dengan harga hampir $100 juta, Perusahaan
tidak perlu mengeluarkan uang tunai karena
piutang dari SCHOT masih ada.
Fraud Dimension

 Mengakui pendapatan dari penjualan yang tidak menerima uang


tunai.
 Melonjaknya piutang
ON CASE : Mencatat Pendapatan atas penerimaan dari transaksi
yang tidak menghasilkan pendapatan
“produsen suku cadang mobil Delphi Corporation”

Delphi Corporation
 Pada akhir Desember 2000, Delphi
mengambil pinjaman jangka pendek
sebesar $200 juta, dan membukukan
persediaan sebagai jaminan.
 Delphi secara tidak benar mencatatnya
sebagai penjualan barang— seolah-
olah persediaan yang dijadikan
jaminan telah dibeli oleh bank
Fraud Dimension

 mencatatnya sebagai penjualan barang— seolah-olah persediaan


yang dijadikan jaminan telah dibeli oleh bank.
 tidak hanya memungkinkan Delphi mencatat pendapatan palsu,
juga memberikan arus kas palsu dari operasi.
ON CASE : Mencatat pendapatan dari transaksi yang
sesuai, namun nilainya di gelembungkan
“kasus ENRON”

ENRON
 Enron beroperasi sebagai bisnis
pipa gas kecil di Houston, Texas.
Selama tahun 1990-an, perusahaan
ini secara bertahap beralih dari
produsen energi menjadi
perusahaan yang memfasilitasi
perdagangan energi dan kontrak
berjangka terkait
On Case

Transaksi biasanya Enron


 jika broker memfasilitasi transaksi dengan  Enron akan “mendapatkan keuntungan kotor”
nilai nosional $100 juta dan tingkat komisi 1 dari transaksi ini dengan mencatat pendapatan
persen, broker hanya akan mengakui komisi sebesar $101 juta diimbangi dengan harga
$1 juta sebagai pendapatan dan laba kotornya. pokok penjualan sebesar $100 juta, sehingga
menghasilkan laba kotor yang sama sebesar
$1 juta.
Fraud Dimension

 Enron menunjukkan kombinasi aneh antara pendapatan yang


tumbuh pesat dan margin keuntungan yang kecil.
Pelaksanaan Audit

 Melakukan tindakan Matching terhadap nilai Expense


 Melakukan tindakan Matching terhadap Nilai Pajak
 Pada Tahapan Investigatif dengan menelusuri Kontrak-Kontrak
yang menghasilkan Pendapatan
 Pada Tahapan Investigatif dengan meminta konfirmasi dari mitra
bisnis dan kolega
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai