Anda di halaman 1dari 35

Prespektif Perbankan,

PT Lancung Sempurna
Disusun Oleh Kelompok 4 :
1. Giska Ghina Putri (C2C022026)
2. Irwin Mirson (C2C022028)
3. Suci Sukmawati (C2C022038)
Materi Presentasi
Presentasi hari ini akan memuat mengenai:

Tanggung Jawab Auditor Pembahasan mengenai tanggung jawab auditor berdasarkan prespektif Theodorus Tuanakotta

Bab 7: Watchdog and


Dilema mengenai peranan auditor dalam memposisikan diri
Bloodhound
Bab 8: Dissenting Opinion
Pendapat dari mayoritas hakim dalam sebuah putusan
Hakim Konstitusi
Kasus PT Lancung
Membahas mengenai kronologi, penyebab hingga dampak yang ditimbulkan
Sempurna

Penutup Kesimpulan dan ucapan terima kasih

Referensi:
Tuanakotta, Theodorus M. (2014). Audit Kontemporer. Jakarta: Salemba Empat.
Tuanakotta, Theodorus M. (2015). Menjinakkan Laporan Keuangan Bermasalah: Pendekatan
Fraud Auditing. Jakarta: Salemba Empat.
Tanggung
01 Jawab Auditor
Tanggung Jawab
Auditor
Auditor memiliki tanggung jawab untuk
mendeteksi kecurangan dalam laporan
keuangan. Auditor berperan dalam memberikan
keyakinan kepada masyarakat mengenai laporan
keuangan sebuah perusahaan atau organisasi.
Tanggung Jawab Seorang Auditor
Dalam buku yang berjudul “Audit Kontemporer”, Tuanakotta menyebutkan bahwa auditor memilki
beragam tanggung jawab diantaranya sebagai berikut:

Tanggung Jawab Terhadap


Tanggung Jawab Umum
Klien
• Memperoleh keyakinan memadai bahwa • Melaksanakan audit dengan cermat dan
laporan keuangan bebas dari salah saji material. seksama.
• Menerbitkan laporan audit yang memuat opini • Menjaga kerahasiaan informasi klien.
auditor mengenai kewajaran penyajian laporan • Memberikan saran yang konstruktif kepada
keuangan. klien.
• Mematuhi standar auditing yang berlaku. • Menjaga hubungan profesional dengan klien.
• Memelihara independensi dan objektivitas
dalam melaksanakan audit.
• Menerapkan kehati-hatian profesional dalam
melaksanakan audit.
Tanggung Jawab Seorang Auditor
Terhadap Terhadap Profesi Terhadap Perkembangan
Masyarakat Teknologi
• Meningkatkan kualitas audit  Menjaga reputasi dan • Memahami dan mengikuti
dan pelaporan keuangan. kredibilitas profesi auditor. perkembangan teknologi informasi
• Membantu terciptanya pasar  Mematuhi kode etik profesi yang dapat memengaruhi proses
modal yang efisien dan auditor. audit.
transparan.  Meningkatkan pengetahuan dan • Mampu menggunakan teknologi
• Meningkatkan kepercayaan keterampilan profesional. informasi untuk meningkatkan
publik terhadap profesi  Berpartisipasi dalam kegiatan efektivitas dan efisiensi audit.
akuntansi. pengembangan profesi auditor. • Menjaga keamanan data dan
informasi klien.
Watchdog and
02 Bloodhund (Bab 7)
PENGANTAR
● Seberapa besar tanggung jawab auditor untuk mendeteksi kecurangan? Jawaban
yang pasti ialah auditor tidak bertanggung jawab untuk mengungkapkan kesalahan
dan kecurangan yang tidak material.
● Ada beberapa konsep dasar yang berkaitan dengan tanggung jawab auditor untuk
dan dalam mengungkapkan kecurangan yang material:
1. Tanggung jawab pertama dan utama untuk menyajikan laporan keuangan yang
bebas dari salah saji yang material, yang disebabkan karena kesengajaan (fraud)
atau kesalahan (yang tidak disengaja, error) ada pada pemilik perusahaan atau
manajemen.
2. Ketika pengelola menyampaikan informasi keuangan dan non keuangan kepada
pengguna informasi, ada ketidaksetaraan informasi.
3. Untuk menekan risiko informasi ke tingkat yang cukup rendah yang dapat diterima,
auditor berperan. Auditor memeriksa kewajaran dari asersi atau pernyataan
pengelola perusahaan yang dibuat atau tersirat.
WATCHDOG DAN BLOODHOUND (1)
● Pemikiran tentang tanggung jawab auditor dalam mendeteksi kecurangan sering ditamsilkan dengan dua jenis
anjing yang mempunyai ciri-ciri yang berbeda, yakni watchdog dan bloodhound.
● Ciri dari dua jenis anjing yang sangat kontras, digunakan untuk menjelaskan tanggung jawab auditor dalam
mengendus kemudian mengungkapkan kecurangan. Apakah tanggung jawab auditor sekadar sebagai alarm
(menggonggong kemudian mengusir apa yang dilihatnya sebagai ancaman), atau melacak (tahap awal) sampai
kemudian menangkap objeknya.
WATCHDOG DAN BLOODHOUND (2)
Bloodhound (Anjing Pelacak) Watchdog (Anjing Penjaga)
Bloodhound atau anjing pelacak adalah anjing dengan Watchdog adalah anjing penjaga. Ciri-ciri watchdog
indra penciuman yang tajam dan perawakan besar. Mula- ialah waspada (alert) setiap waktu, menggonggong
mula dikembangbiakkan untuk berburu rusa dan babi jika ada orang atau sesuatu yang mencurigakannya,
hutan. Sejak abad pertengahan, digunakan untuk melacak dan berwajah seram yang menakuti orang atau
manusia. Bahkan sekarang ini pada umumnya memang binatang lain yang mencoba menyelusup ke rumah
dikembangbiakkan untuk melacak manusia. atau bangunan lain yang di jaganya.
Bloodhound dikagumi karena kemampuannya mencium
bau badan manusia, bahkan selama berhari-hari, dalam
jarak jauh, sekalipun terpisah oleh air. Daya pemciuman
yang luar biasa, dan daya lacak yang kuat membuat
Bloodhound menjadi anjing pelacak manusia yang ideal.
Digunakan oleh polisi dan penegak hukum lainnya di
seluruh dunia untuk melacak buronan/orang penjara yang
melarikan diri, lansia, atau anak-anak yang tersesat, atau
binatang kesayangan/peliharaan yang hilang.

Bloodhound Watchdog
AUDITOR SEBAGAI WATCHDOG
● Lebih dari seabad yang lalu Pengadilan Tingkat Banding di Inggris membuat putusan yang
menjadi barometer mengenai tanggung jawab auditor dalam mengungkap kecurangan.
Kasusnya ialah Kingston Cotton Mills Company tahun 1896. Fakta hukumnya sederhana.
Direktur Utama Kingston Cotton Mills, memalsukan pembukuan, dan mengakui perbuatannya.
Ini adalah kasus manipulasi jumlah lembar saham dan nilai saham perusahaan, yang dilakukan
selama bertahun-tahun, tanpa menarik perhatian atau kecurigaan siapa pun.
● Pengadilan pada tingkat pertama yakin bahwa auditor seharusnya tidak percaya begitu saja
pada representation Direktur Utama dan seyogyanya menginvestigasi pernyataan lebih lanjut.
Namun di Pengadilan Banding ketiga hakim membalikkan keputusan Pengadilan Tingkat
Pertama, dengan keputusan yang menguntungkan auditor. Bagian dari putusan ini menjadi
doktrin auditinglebih dari satu abad.
● Pandangan Lopes (lord justice) bahwa auditor is watchdog, but not a bloodhound
berkumandang di dunia akademi yang melahirkan akuntan, didunia profesi yang membina
akuntan, dan bahkan di pengadilan yang mengadili auditor.Para praktisi menggandrungi
pandangan lopes, bukan di masa lalu saja, tetapi terus sampai memasuki milenium baru ini.
KESENJANGAN EKSPEKTASI (1)
● Apakah doktrin auditor sebagai watchdog masih ada pada saat ini? Ya, dalam benak auditor dan akuntan
publik yang menutup mata dan telinga terhadap jeritan publik, putusan pengadilan, dan ketentuan perundang-
undangan global.
● Pandangan Hakim Lopes menjiwai standar audit AICPA (American Institute of Certified Public Accountants)
tahun 1951, yaitu: “... Pemeriksaan umum berkenaan dengan opini atas laporan keuangan, tidak dirancang
dan tidak dapat diandalkan untuk mengungkapkan defalkasi atau penyimpangan serupa lainnya ... Jika auditor
“memaksakan diri” untuk menemukan defalkasi atau penyimpangan serupa lainnya, ia harus memperluas
pekerjaannya sampai ke titik di mana beban biayanya menjadi sangat tinggi ...”
● Surat perikatan audit, yang didasari cara pikir “auditor sebagai watchdog”, mencantumkan mantra-mantra,
“Kami tidak bertanggung jawab untuk mencantumkan kecurangan. Apabila ditemukan kecurangan akan kami
laporkan kepada pemilik/manajemen/entitas”. Mantra-mantra itu menyiratkan “OK ... Jika kecurangan
ditemukan. Namun, jangan terlalu berharap kami menemukannya. No way ...”.
● Publik, pengadilan, undang-undang, pembuat standar menuntut perubahan.
Berikut perumusan di awal abad ke-21 yng dikutip dari International Standarts on
Auditing (ISA) “Dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan, tujuan
menyeluruh (dari) auditor ialah: a) Memperoleh asurans yang memadai bahwa
laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari salah saji yang material, yang
disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan”.
● Sebelum Sarbanas-Oxley Act 2002 ditetapkan terlihat kesenjangan antara
ekspektasi publik mengenai apa yang mereka harapkan dari auditor dan apa yang
sebenarnya dilakukan auditor.
● ISA 240 yang khusus membahas tanggung jawab auditor berkenaan dengan
kecurangan dalam laporan keuangan, menegaskan tanggung jawab menyeluruh
auditor seperti yang digariskan dalam ISA 200.2
Berikut kutipan ISA 240 terkait tanggung jawab auditor
1. Auditor yang melaksanakan auditnya sesuai dengan ISAs bertanggung jawab untuk
memperoleh asurans yang memadai bahwa laporan keuangan secara keseluruhan
bebas dari salah saji yang material, yang disebabkan oleh kecurangan atau kesalahan.
2. Risiko tidak terdeteksinya salah saji yang material karena kecurangan lebih besar dari
salah saji yang material karena kesalahan. Hal ini disebabkan karena kecurangan bisa
melibatkan cara-cara canggih dan terorganisasi dengan rapi untuk menyembunyikan
atau menyamarkan itu, seperti dalam pemalsuan, dengan sengaja tidak mencatat
transaksi, atau sengaja memberikan representasi yang salah kepada auditor.
3. Risiko bagi auditor untuk mendeteksi salah saji karena kecurangan oleh manajemen
lebih besar dari kecurangan oleh pegawai, karena manajemen berada dalam posisi yang
langsung atau tidak langsung memanipulasi catatan akuntansi, membuat informasi
keuangan palsu atau berwenang memotong prosedur pengendalian yang dirancang
untuk mencegah kecurangan serupa oleh pegawai.
4. Ketika memperoleh asurans yang memadai, auditor bertanggung jawab
mempertahankan kewaspadaan profesionalnya selama audit berlangsung, dengan
mempertimbangkan potensi manajemen mematikan atau menghentikan pengendalian
dan menyadari bahwa prosedur audit yang efektif untuk mendeteksi kesalahan
mungkin tidak efektif untuk mendeteksi kecurangan.
ISA 240 DAN SAS 99
Dua dokumen terpisah, satu dari IFAC dan yang lain dari
AICPA, membahas tanggung jawab auditor dalam mendeteksi
kecurangan, dengan pendekatan yang sama. Dokumen IFAC
yang dimaksud adalah ISA No. 240 dan dokumen AICPA ialah
SAS No. 99. Kedua standar ini mempunyai keterkaitan.
Diawali dengan ISA No. 240 kemudian SAS No. 99, dimana:
1. Para akuntan forensik memberi sambutan hangat terhadap
SAS 99 yang “mewajibkan auditor mempunyai kepastian
memadai (to be reasonable sure) ... “.
2. SAS 99 mengambil gagasan-gagasan ISA 240, kemudian
memberikan langkah-langkah implementasi tambahan.

Jelas sekali pengaruh SAS 99 dan ISA 240 dalam memasuki


langkah baru pemikiran mengenai tanggung jawab auditor
dalam mendeteksi kecurangan. Yang berbeda ialah antusiasme
di kalangan akuntan forensik dan auditor investigasi , dan sikap
“terpojok” auditor pada umumnya dengan perubahan ini.
AUDIT DAN AUDIT FORENSIK
● Kegagalan auditor mendeteksi manipulasi laporan keuangan, bisa diikuti dengan penunjukan auditor lain.
Auditor pertama melakukan audit atas dan memberikan opini mengenai kewajaran penyajian laporan
keuangan. Auditor kedua melaksanakan audit forensik untuk menentukan jumlah sesungguhnya dari
manipulasi tersebut, lazimnya untuk keperluan pengadilan atau hukum.
● Misalnya dalam kasus Healthsouth Corporation. Kantor Ernst & Young LLP di Birmingham melaksanakan
audit atas Laporan Keuangan 2001. Fee untuk audit dan jasa terkait berjumlah $3,6juta. E&Y tidak
menemukan kecurangan yang dilakukan kliennya, dengan alasan para eksekutif Healthsouth Corporation
melakukan penipuan yang sistemis.
● Kemudian forensic audit yang dilakukan PricewaterhouseCoopers menyimpulkan bahwa akumulasi laba
yang digelembungkan Healthsouth Corporationberkisar antara $3,8 - $4,6 Milyar. Temuan PwC itu
diungkapkan dalam laporan Healthsouth Corporationbulan Januari 2004. Healthsouth Corporationmengakui
bahwa forensic audit telah menemukan penggelembungan tambahan sedikitnya sekitar $1,3 Milyar di atas
pelaporan keuangan yang dicurigai. Penggelembungan awal ditaksir $2,5 Milyar. Laporan pascaskandal
menemukan tambahan kecurangan $500juta dan mengidentifikasi $800 juta untuk kecurangan berupa
accounting untuk reserve, bonus para eksekutif, dan related party transactions.
● Pertanyaannya adalah
1. Mengapa audit opini tidak mendeteksi manipulasi, sedangkan audit forensik mengungkapkan kecurangan
yang sedemikia besarnya?
2. Apakah karena auditor forensik ditunjuk sesudah kecurangan terungkap?
3. Ataukah audit forensik lebih ampuh menemukan kecurangan dibandingkan audit biasa?
APA KATA AKUNTAN PUBLIK
Pada umumnya audit tidak dirancang untuk mendeteksi kecurangan.
Audit dirancang untuk menilai posisi keuangan perusahaan.
Tidaklah fair untuk mengharapkan semua kasus kecurangan akan
terungkap dalam audit. Publik berpikir bahwa kami seharusnya dapat
mendeteksi kecurangan dan karenannya kami percaya bahwa kami
harus meningkatkan perhatian kami pada kecurangan. Kesenjangan
antara ekspektasi publik mengenai apa yang harus kami lakukan dan
apa yang kami benar-benar lakukan merupakan sebagian penyebab dari
krisis kepercayaan masa kini.
(Pernyataan Samuel A.D. Piazza, CEO PwC saat diwawancara Economic Times terkait pertanyaan
“Bagaimana pandangan anda mengenai peran auditor? Apakah wajar untuk mengharapkan auditor
menemukan semua kecurangan?”)
ISA 240 – TANGGUNG JAWAB AUDITOR BERKENAAN
DENGAN KECURANGAN
Tujuan ISA 240
1. Mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji yang material dalam laporan kauangan,
yang disebabkan oleh kecurangan;
2. Mengumpulkan bukti audit yang cukup dan tepatmengenai risiko yang dinilai tentang
salah saji yang material oleh karena kecurangan;
3. Menanggapi secara tepat kecurangan atau dugaan kecurangan yang diidentifikasi
selama audit.
Kewajiban Auditor
4. Kewaspadaan profesional
5. Pembahasan di antara anggota tim audit
6. Prosedur penilaian risiko dan kegiatan terkait
7. Identifikasi dan penilaian risiko salah saji yang material karena kecurangan
8. Tanggapan atas risiko yang dinilai tentang salah saji yang material karena kecurangan
9. Evaluasi atas bukti audit
10. dokumentasi
FRAUDULENT FINANCIAL REPORTING
● ISA 240.A2 menyebutkan bahwa pelaporan keuangan secara curang meliputi salah
saji yang disengaja, termasuk mengabaikan angka-angka atau pengungkapan dalam
laporan keuangan untuk mengelabui pengguna laporan keuangan.
● ISA 240.A2 menjelaskan bahwa pelaporan keuangan secara curang dapat dicapai
dengan cara-cara sebagai berikut.
1. Dengan memanipulasi, memalsukan atau mengganti catatan akuntansi atau
dokumen pendukung yang menjadi dasar pembuatan laporan keuangan.
2. Menyatakan/menyajikan secara keliru, atau mengabaikan dari laporan keuangan,
transaksi, peristiwa atau informasi penting lainnya.
3. Dengan sengaja salah menerapkan prinsip akuntansi untuk angka-angka,
klasifikasi, cara penyajian atau pengungkapan.
Dissenting Opinion
Hakim Konstitusi
(Bab 8)
03
Dissenting Opinion Hakim Konstitusi
“Theodorus M. Tuanakotta membahas Alasan
mengenai dissenting opinion hakim ● Hakim yang dissenting opinion
konstitusi dalam beberapa putusan mungkin memiliki interpretasi
yang berbeda terhadap UUD
terkait dengan manipulasi laporan 1945.
keuangan.” ● Hakim yang dissenting opinion
mungkin memiliki pertimbangan
Pengertian lain yang tidak dipertimbangkan
Dissenting opinion adalah pendapat oleh hakim mayoritas.
yang berbeda dari pendapat mayoritas
hakim MK.

Mahkamah Konstitusi (MK) memiliki


kewenangan untuk menguji undang-
undang terhadap Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 (UUD 1945).
Kutipan Dissenting Opinion Hakim
Konstitusi Maria Farida Indrati
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang akuntan Publik adalah undang-undang yang mengatur tentang suatu
kelembagaan atau organisasi profesi, dalam hal ini profesi akuntan publik sehingga pengaturan di dalamnya seharusnya
bersifat organisatoris yang mengatur hal-hal yang antara lain berhubungan dengan kelembagaan Akuntan Publik, fungsi
tugas dan wewenang, atau hak dan kewajiban, persyaratan keanggotaan dan pembinaannya, ataupun hubungan di antara
sesama anggota, pengurus, pengawas dalam organisasi tersebut

Dalam undang-undang a quo dijelaskan bahwa pengguna jasa Akuntan Publik adalah para pihak yang ingin membuat
keputsan ekonomi yang efektif dan efisien, dengan menggunakan laporan keuangan sebagai salah satu bahan pembuatan
keputusan, sehingga mereka ingin mengetahui apakah laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen perusahaan
(auditee) telah sesuai dengan standar penyajiannya.

Dengan demikian hasil kerja Akuntan Publik adalah pernyataan pendapat (opini) berdasarkan keyakinan yang memadai
(reasonable assurance), mengenai kewajaran laporan keuangan berdasarkan kesesuaian laporan keuangan dengan
standar penyajiannya.
PROFESI MENGATUR DIRI
PROFESI TERHORMAT KERENTANAN PROFESI

Profesi akuntansi mengenal istilah Dalam profesi akuntansi


professional judgement (kearifan kerentanan ini terjadi karena
profesional) dan skeptisisme adanya unsur bisnis yang
profesional (profesisional skepticism) mengukur keberhasilan dan
yang wajib dilaksanakan praktisi. kegagalan dengan uang.
Jika entitas berbuat curang dalam
menyusun laporan keuangan yang
akan diaudit oleh Akuntan Publik,
merupakan hal yang
menguntungkan bagi entitas itu
untuk tidak memberikan informasi
yang lengkap dan benar mengenai
kondisi dan kinerja keuangannya.
3 pihak dalam jasa audit
Dalam kondisi ideal :
1. Entitas dipimpin oleh manajemen yang jujur dan diawasi
Entitas (Auditee)
oleh orang yang tegas dan menghasilkan laporan keuangan
yang bebas dari salah saji yang material (free from material
misstatetments)
2. AP menaati standar-standar profesi, etika, dan pedoman
perilaku (code of conduct), mengikuti pendidikan profesi
lanjutan dan melaksanakan sistem kendali mutu
3. Pengguna memahami makna audit atas laporan keuangan dan
kelemahan yang melekat pada audit tersebut.

Dalam dunia nyata : Pengguna


AP (Auditor)
1. Entitas membuat laporan keuangan yang sarat akan
kecurangan (fraudulent financial statements)
2. AP keliru atau gagal dalam memberikan pendapat atau
opininya (audit failures)
3. Pengguna jasa AP yang kecewa dengan profesi, baik karena
kesalahan profesi maupun ketidakpahaannya sendiri.
DUNIA NYATA : LINGKUNGAN PROFESI

Dunia nyata tidak selalu kondusif untuk praktik profesi akuntansi. Lingkungan profesi tidak selalu mencerminkan
kondisi ideal.

Tantangan bagi entitas dan AP :


1. Entitas dan Laporan Keuangan Curang
Laporan keuangan curang adalah laporan keuangan yang dengan sengaja dibuat menyesatkan dengan
salah saji material. Entitas seharusnya membuat laporan keuangan yang bebas dari salah saji yang material. Namun
sebaliknya entitas dengan sengaja membuat laporan keuangan yang sarat dengan salah saji yang material.

2. Keterlibatan AP dalam Laporan Keuangan Curang


Entitas yang membuat laporan keuangan curang ini, apakah :
• Dengan atau tanpa melibatkan akuntan publik
• Jika melibatkan akuntan publik, apakah peran akuntan bersifat “aktif” atau “pasif”.
Tantangan Profesi Akuntansi di
Indonesia Dalam Melaksanakan
Penugasa Audit
1. Kehadiran akuntan palsu yang berpraktik
sebagai akuntan publik
2. Kehadiran Free-lancer
3. Praktik akuntansi “alergi” terhadap praktik-
praktif “penegakan hukum” di Indonesia
4. Audit merupakan hanya sebuah komoditas
Dampak Dissenting Opinion
● Dissenting opinion dapat memberikan perspektif yang
berbeda terhadap suatu putusan.
● Dissenting opinion dapat menjadi bahan pertimbangan bagi
pembuat undang-undang untuk memperbaiki undang-
undang yang diuji.
Kasus PT Lancung
Sempurna 04
2008
PT Lancung Sempurna (PT LS)

Kronologi dan
Mengajukan kredit ke Bank Mandiri
senilai Rp 1,7 triliun.

2010-2012
PT LS mengalami kesulitan keuangan
dan gagal membayar cicilan kreditnya.
Penyebab Kasus
Ada beberapa faktor yang menyebabkan PT LS
2013 mengalami masalah besar, antara lain:
Bank Mandiri melakukan restrukturisasi 1. Manipulasi laporan keuangan: PT LS diduga
kredit PT LS. memanipulasi laporan keuangannya agar terlihat
lebih sehat dan layak mendapatkan kredit.
2014
Bank Mandiri melaporkan PT LS ke
2. Penggunaan kredit yang tidak semestinya: PT
LS diduga menggunakan kredit dari Bank Mandiri
Bareskrim Polri atas dugaan penipuan untuk membiayai kegiatan yang tidak terkait
dan penggelapan kredit. dengan bisnisnya.
3. Keterlibatan pihak internal Bank Mandiri:
2015
Kejaksaan Agung menetapkan dua
Diduga ada pihak internal Bank Mandiri yang
terlibat dalam pemberian kredit kepada PT LS.
tersangka dalam kasus PT LS, yaitu
Direktur Utama PT LS dan Direktur
Keuangan PT LS.
Dampak Kasus PT. Lancung Sempurna
Kerugian finansial bagi Bank Mandiri
Bank Mandiri mengalami kerugian senilai Rp 1,7 $100M
triliun akibat kredit macet PT LS.

Menurunnya kepercayaan publik terhadap


Bank Mandiri $20M
Kasus PT LS menyebabkan kepercayaan publik
terhadap Bank Mandiri menurun.

Memperkuat regulasi perbankan


Kasus PT LS mendorong Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) untuk memperkuat regulasi perbankan.
$5M
Analisis Kasus PT. Lanung Sempurna
Pendahuluan Bukti Kelalaian Auditor
Kasus PT Lancung Sempurna (PT LS)
Adanya manipulasi laba dan aset dalam
merupakan contoh kasus manipulasi laporan
keuangan yang menggemparkan dunia
Bukti 1 laporan keuangan PT LS.
perbankan Indonesia. Kasus ini melibatkan
kredit macet senilai Rp 1,7 triliun yang
diberikan oleh Bank Mandiri kepada PT LS. Auditor tidak melakukan konfirmasi saldo bank
Bukti 2 dengan pihak bank.

Tanggung Jawab Auditor


Auditor tidak mendeteksi adanya transaksi fiktif
Auditor memiliki tanggung jawab untuk Bukti 3 yang dilakukan oleh PT LS.
mendeteksi kecurangan dalam laporan
keuangan. Dalam kasus ini, auditor diduga
lalai dalam menjalankan tanggung jawabnya
Analisis Kasus PT. Lanung Sempurna
Paradigma Audit Paradigma watchdog
Auditor berperan sebagai anjing penjaga yang bertugas
untuk melindungi kepentingan pemegang saham.

Paradigma bloodhound
Auditor berperan sebagai anjing pelacak yang bertugas
untuk mendeteksi kecurangan dan pelanggaran hukum.

Dalam kasus PT LS, auditor tampaknya lebih memilih


peran sebagai watchdog. Hal ini terlihat dari kurangnya
tindakan auditor dalam menindaklanjuti temuannya
terkait dengan kecurangan dalam laporan keuangan PT
LS.

Dalam kasus PT LS, dissenting opinion disampaikan oleh hakim konstitusi Anwar Usman. Anwar
Usman berpendapat bahwa putusan Mahkamah Konstitusi terkait dengan kasus PT LS tidak tepat
dan dapat membahayakan stabilitas sistem keuangan nasional.
Kesimpulan
Kesimpulan pada materi ini adalah:

● Terdapat 2 analogi menurut Theodorus M. Tuanakotta yang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-
masing. Dalam praktiknya, auditor diharapkan untuk menggunakan kombinasi kedua pendekatan tersebut untuk
mendeteksi manipulasi laporan keuangan secara efektif.
● Dissenting opinion hakim konstitusi merupakan bagian penting dari proses pengujian undang-undang. Dissenting
opinion dapat memberikan perspektif yang berbeda terhadap suatu putusan dan dapat menjadi bahan pertimbangan
bagi pembuat undang-undang untuk memperbaiki undang-undang yang diuji.
● Kasus PT LS merupakan contoh kasus yang menunjukkan pentingnya peran auditor dalam mendeteksi kecurangan
dalam laporan keuangan. Auditor harus menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kehati-hatian dan
profesionalisme. Selain itu, auditor juga harus berani untuk bersikap tegas dalam menindaklanjuti temuannya
terkait dengan kecurangan.
Thanks
Do you have any questions?
Segera kami jawab berdasarkan
pemahaman dan kemampuan kami.
Sekiranya masih ada kesalahan dan
kekurangan, mohon di maafkan

CREDITS: This presentation template was


created by Slidesgo, and includes icons by
Flaticon, and infographics & images by
Freepik

Please keep this slide for attribution


Referensi
Sumber literatur pada materi ini berasal dari:

Buku
● Tuanakotta, Theodorus M. (2011). Mendeteksi Manipulasi Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
● Tuanakotta, Theodorus M. (2014). Audit Kontemporer. Jakarta: Salemba Empat.
● Tuanakotta, Theodorus M. (2015). Menjinakkan Laporan Keuangan Bermasalah: Pendekatan Fraud Auditing.
Jakarta: Salemba Empat.
● Tuanakotta, Theodorus M. (2020). Audit Kontemporer. Jakarta: Salemba Empat.
● Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai