OLEH Nama : Ni Made Rina Andriani Kelas : E Akuntansi Malam Absen : 25 NIM : 2102622010324
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASASARASWATI DENPASAR DENPASAR 2022 1. Jelaskan standar umum dalam standar auditing. Jawab : Standar umum dalam standar auditing bersifat pribadi dan berkaitan dengan persyaratan auditor dan mutu pekerjaannya, dan berbeda dengan standar yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan lapangan dan pelaporan. Standar pribadi atau standar umum ini berlaku sama dalam bidang pelaksanaan pekerjaan lapangan dan pelaporan. Standar umum dalam standar auditing ada 3 yaitu : 1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. Standar pertama menegaskan bahwa betapapun tingginya kemampuan seseorang dalam bidang-bidang lain, termasuk dalam bidang bisnis dan keuangan, ia tidak dapat memenuhi persyaratan yang dimaksudkan dalam standar auditing ini, jika tidak memiliki pendidikan serta pengalaman memadai dalam bidang auditing. 2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. Hal-hal ini dimuat dalam PSA No. 04 (SA Seksi 220) : 1) Standar ini mengharuskan auditor bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum. 2) Kepercayaan masyarakat umum atas independensi sikap auditor independen sangat penting bagi perkembangan profesi akuntan publik. 3) Profesi akuntan publik telah menetapkan dalam Kode Etik Akuntan Indonesia, agar anggota profesi menjaga dirinya dari kehilangan persepsi independensi dari masyarakat. 4) Bapepam juga menetapkan persyaratan independensi bagi auditor yang melaporkan tentang informasi keuangan yang diserahkan kepada badan tersebut yang mungkin berbeda dengan yang ditentukan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. 5) Auditor harus mengelola praktiknya dalam semangat persepsi independensi dan aturan yang ditetapkan untuk mencapai derajat independensi dalam melaksanakan pekerjaannya. 6) Untuk menekankan independensi auditor dari manajemen, penunjukkan auditor di banyak perusahaan dilaksanakan oleh dewan komisaris, rapat umum pemegang saham, atau komite audit. Kompetensi saja belum cukup bagi seorang auditor. Auditor juga dituntut independen atau bebas dari pengaruh klien dalam melaksanakan auditing dan melaporkan temuan serta dalam memberikan pendapat. Auditor tidak dibenarkan menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan apabila dia tidak independen terhadap klien. 3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. Hal-hal berikut dimuat dalam PSA No. 04 (SA Seksi 230) : 1) Standar ini menuntut auditor independen untuk merencanakan dan melaksanakan pekerjaannya dengan menggunakan kemahiran profesionalnya secara cermat dan seksama. 2) Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama menyangkut apa yang dikerjakan auditor dan bagaimana kesempurnaan pekerjaannya tersebut. 3) Seorang auditor harus memiliki “tingkat keterampilan yang umumnya dimiliki” oleh auditor pada umumnya dan harus menggunakan keterampilan tersebut dengan “kecermatan dan keseksamaan yang wajar”. 4) Para auditor harus ditugasi dan disupervisi sesuai dengan tingkat pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan sedemikian rupa sehingga mereka dapat mengevaluasi bukti audit yang mereka periksa. 5) Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama menuntut auditor untuk melaksanakan skeptisme profesional. Skeptisme profesional adalah sikap yang mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis bukti audit. 6) Pengumpulan dan penilaian bukti audit secara objektif menuntut auditor mempertimbangkan kompetensi dan kecukupan bukti tersebut. 7) Auditor tidak menganggap bahwa manajemen adalah tidak jujur, namun juga tidak menganggap bahwa kejujuran manajemen tidak dipertanyakan lagi. 8) Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama memungkinkan auditor untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kecurangan atau kekeliruan. 9) Tujuan auditor independen adalah untuk memperoleh bukti kompeten yang cukup untuk memberikan basis yaang memadai baginya dalam merumuskan suatu pendapat. 10) Oleh karena karakteristik kecurangan, terutama yang melibatkan penyembunyian dan pemalsuan dokumentasi (termasuk dokumen), audit yang direncanakan dan dilaksanakan semestinya mungkin tidak dapat mendeteksi salah saji material. 11) Oleh karena pendapat auditor atas laporan keuangan didasarkan pada konsep pemerolehan keyakinan memadai, auditor bukanlah penjamin dan laporannya tidak merupakan suatu jaminan. 2. Jelaskan mengapa laporan keuangan perusahaan perlu di audit oleh auditor eksternal? Jawab : Perusahaan pasti memiliki seorang auditor untuk memeriksa kewajaran dalam sebuah laporan keuangan yang sesuai dengan PABU (Prinsip Umum Berterima Umum) guna memperoleh sebuah informasi laporan keuangan yang baik dan benar untuk pengambilan keputusan oleh pihak yang membutuhkan informasi tersebut. Auditor eksternal merupakan suatu kontrol sosial yang memberikan jasa untuk memenuhi kebutuhan informasi untuk pihak luar perusahaan yang independen, pihak luar perusahaan yang independen adalah akuntan publik yang telah diakui oleh yang berwenang untuk melaksanakan tugas tersebut, bertujuan untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan, auditor tersebut pada umumnya dibayar oleh perusahaan yang diperiksa. Auditor eksternal ini berperan sebagai pengawasan / review terhadap laporan keuangan perusahaan, auditor ini bekerja diluar perusahaan yang tidak ada hubungan dengan dirinya dilakukan secara professional dan independen sehingga diharapkan penilaian tersebut sangat obyektif. Auditor eksternal harus mempunyai kemampuan dalam menganalisis sebuah laporan keuangan jika terjadi erorr dan irregularities (ketidakberesan dalam keuangan), kesalahan dalam material lalu melaporkan temuan tersebut kepada perusahaan dan memberikan saran atau solusi terbaik untuk kedepannya kepada pihak perusahaan. Beberapa peran penting auditor eksternal dalam sebuah perusahaan diantaranya: Memberikan informasi kepada pihak perusahaan tentang laporan keuangan dan managemen letter, management letter disini merupakan pemberitahuan ke pihak perusahaan khususnya manager tentang kelemahan serta memberikan solusi yang terbaik bagi perusahaan. Memberikan jaminan informasi laporan keuangan yang independen dengan memberikan pendapat atas kewajaran penyajian informasi laporan keuangan guna menarik investor dan kreditor dalam mengambil sebuah keputusan karena laporan keuangan yang telah diaudit oleh pihak eksternal bebas dari manipulasi. Membantu pertimbangan investor pasar modal, investor saham harus memahami keadaan laporan keuangan perusahaan yang sebenarnya oleh sebab itu peran auditor eksternal memberikan output berupa laporan keuangan perusahaan yang dapat dipercaya oleh pihak investor guna meminimalisir resiko dalam berinvestasi diperusahaan tersebut. Kepercayaan masyarakat meningkat, masyarakat sebagai konsumen turut membeli produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan karena auditor eksternal memberikan informasi kewajaran laporan keuangan yang berdampak pada meningkatnya daya beli masyarakat. Kepercayaan karyawan meningkat, karyawan sebagai orang yang membantu menjalankan sebuah aktivitas perusahaan akan memberikan kemampuan dan keahlian secara maksimal untuk perusahaan karena masa depan karyawan terjamin jika penyajian laporan keuangan yang diaudit itu tidak ada fraud dan memperoleh laba sesuai tujuan perusahaan. Mengendalikan dan Mengarahkan dengan Efektif Sumber Daya yang Dimiliki Perusahaan, auditor eksternal mengetahui bagaimana penggunaan sumber daya tahun lalu dan harus di efektifkan sumber daya tersebut di tahun-tahun selanjutnya guna mendapatkan keuntungan laba yang sebanyak-banyaknya. Pandangan saya terhadap auditor eksternal ini memberikan banyak sekali manfaat yang diterima oleh berbagai pihak yang membutuhkan tidak hanya perusahaan saja tetapi investor, kreditor, masyarakat juga mendapatkannya. Hal ini menunjukan bahwa berbagai pihak merasa terjamin dengan adanya kegiatan auditor eksternal untuk mendapatkan laporan keuangan yang transparan dan obyektif yang digunakan untuk kepentingan mengambil keputusan dan sebagai seorang auditor eksternal harus memiliki sifat independen yang kuat guna menghasilkan sebuah kewajaran sebuah laporan keuangan yang sesuai dengan PABU (Prinsip Akuntansi Berterima Umum). 3. Sebutkan dan jelaskan asersi-asersi manajemen serta berikan satu contoh disetiap asersi. Jawab : Asersi adalah pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang secara implisit dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain (pihak ketiga). Untuk laporan keuangan historis, asersi merupakan pernyataan dalam laporan keuangan oleh manajemen sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Ada beberapa asersi-asersi manajemen yaitu : 1) Asersi tentang keberadaan atau keterjadian (existence or occurance) Asersi ini berhubungan dengan apakah aktiva atau uang entitas ada pada tanggal tertentu dan apakah transaksi yang dicatat telah terjadi selama periode tertentu. Contoh : Manajemen membuat asersi bahwa sediaan produk jadi yang tercantum dalam neraca adalah tersedia untuk dijual. Begitu pula, manajemen mambuat asersi bahwa penjualan dalam laporan laba-rugi menunjukkan pertukaran barang atau jasa dengan kas atau aktiva bentuk lain (misalnya piutang) dengan pelanggan. 2) Asersi tentang kelengkapan (completeness) Asersi ini berhubungan dengan apakah semua transaksi dan akun yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan telah dicantumkan di dalamnya. Contoh : Manajemen membuat asersi bahwa seluruh pembelian barang dan jasa dicatat dan dicantumkan dalam laporan keuangan. Demikian pula, manajemen membuat asersi bahwa utang usaha di neraca telah mencakup semua kewajiban entitas. 3) Asersi tentang hak dan kewajiban (rights and obligations) Asersi ini berhubungan dengan apakah aktiva merupakan hak entitas dan utang merupakan kewajiban perusahaan pada tanggal tertentu. Contoh : Manajemen membuat asersi bahwa jumlah sewa guna usaha (lease) yang dikapitalisasi di neraca mencerminkan nilai perolehan hak entitas atas kekayaan yang disewa-guna- usahakan (leased) dan utang sewa usaha yang bersangkutan mencerminkan suatu kewajiban entitas. 4) Asersi tentang penilaian atau alokasi (valuation and allocation) Asersi ini berhubungan dengan apakah komponen-komponen aktiva, kewajiban, pendapatan dan biaya sudah dicantumkan dalam laporan keuangan pada jumlah yang semestinya. Contoh : Manajemen membuat asersi bahwa aktiva tetap dicatat berdasarkan harga pemerolehannya dan pemerolehan semacam itu secara sistematik dialokasikan ke dalam periode-periode akuntansi yang semestinya. Demikian pula, manajemen membuat asersi bahwa piutang usaha yang tercantum di neraca dinyatakan berdasarkan nilai bersih yang dapat direalisasikan. 5) Asersi tentang penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure) Asersi ini berhubungan dengan apakah komponen-komponen tertentu laporan keuangan diklasifikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan semestinya. Contoh : Manajemen membuat asersi bahwa kewajiban-kewajiban yang diklasifikasikan sebagai utang jangka panjang di neraca tidak akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun. Demikain pula, manajemen mambuat asersi bahwa jumlah yang disajikan sebagai pos luar biasa dalam laporan laba-rugi diklasifikasikan dan diungkapkan semestinya. 4. Download satu laporan auditor independent dari perusahaan public. Screenshot/capture/crop paragraph yang memuat tentang tanggung jawab auditor. Jawab :