Anda di halaman 1dari 9

RINGKASAN MATERI

Implementasi Etika dalam Auditing

Kelompok 9 :
1. I Komang Manik Dwijaputra (05)
2. Iqbal Cendikia Putra Wira Utama(06)
3. Made Aryananda Wiratama (14)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Etika sangat penting bagi manusia dalam bertingkah dan berperilaku. Meskipun di zaman yang
serba canggih ini, etika masih sangat diperlukan. Etika diperlukan dalam kehidupan sehari-hari maupun
di lingkungan professional seperti dalam dunia pendidikan atau pekerjaan. Tak terkecuali dalam bidang
auditing. Etika juga sangat diperlukan. Dalam proses auditing, auditor perlu berperilaku professional dan
menerapkan etika atau aturan yang telah ditetapkan. Etika dalam auditing telah ditetapkan oleh pasar
modal dan BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal). Etika dalam auditing sangat diperlukan karena
keputusan yang dihasilkan oleh auditor akan berpengaruh terhadap publik dan para pengguna keputusan.
Dalam etika auditing juga ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh auditor. Selain itu, auditor
juga perlu memahami seberapa pentingnya etika dalam audit. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam etika auditing ini diantaranya kepercayaan publik, tanggung jawab audit terhadap publik,
tanggung jawab dasar audit, serta independensi auditor.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui Kepercayaan Publik
2. Untuk mengetahui Tanggung Jawab Auditor kepada Publik
3. Untuk mengetahui Tanggung Jawab Dasar Auditor
4. Untuk mengetahui Independensi Auditor
5. Untuk mengetahui Peraturan Pasar Modal dan Regulasi mengenai Independensi Akuntan Publik
6. Untuk mengetahui Kasus Implementasi Etika dalam Auditing
7. Untuk mengetahui Kasus yang berkaitan dengan Etika Auditing
BAB II
PEMBAHASAN

1. Kepercayaan Publik
Etika dalam auditing adalah suatu prinsip untuk melakukan proses pengumpulan dan
pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi
untuk menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud dengan kriteria-kriteria
yang dimaksud yang dilakukan oleh seorang yang kompeten dan independen.
Profesi akuntan memegang peranan yang penting dimasyarakat, sehingga menimbulkan
ketergantungan dalam hal tanggung-jawab akuntan terhadap kepentingan publik. Kepentingan
Publik merupakan kepentingan masyarkat dan institusi yang dilayani anggota secara
keseluruhan. Ketergantungan ini menyebabkan sikap dan tingkah laku akuntan dalam
menyediakan jasanya mempengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat dan negara.

2. Tanggung Jawab Auditor kepada Publik


Profesi akuntan memegang peranan yang penting dimasyarakat, sehingga menimbulkan
ketergantungan dalam hal tanggung-jawab akuntan terhadap kepentingan publik. Dalam kode
etik diungkapkan, akuntan tidak hanya memiliki tanggung jawab terhadap klien yang
membayarnya saja, akan tetapi memiliki tanggung jawab juga terhadap publik. Kepentingan
publik adalah kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani secara keseluruhan. Publik
akan mengharapkan akuntan untuk memenuhi tanggung jawabnya dengan sebaik-baiknya serta
sesuai dengan kode etik professional.
Ada 3 karakteristik dan hal-hal yang ditekankan untuk dipertanggungjawabkan oleh auditor
kepada publik, antara lain:
a. Auditor harus memposisikan diri untuk independen, berintegritas, dan obyektif
b. Auditor harus memiliki keahlian teknik dalam profesinya.
c. Auditor harus melayani klien dengan profesional dan konsisten dengan tanggung
jawab mereka kepada publik.

3. Tanggung Jawab Dasar Auditor


The Auditing Practice Committee, yang merupakan cikal bakal dari Auditing Practices Board,
ditahun 1980, memberikan ringkasan (summary) tanggung jawab auditor:
a. Perencanaan, Pengendalian dan Pencatatan.
Auditor perlu merencanakan, mengendalikan dan mencatat pekerjannya.
b. Sistem Akuntansi.
Auditor harus mengetahui dengan pasti sistem pencatatan dan pemrosesan transaksi dan
menilai kecukupannya sebagai dasar penyusunan laporan keuangan.
c. Bukti Audit.
Auditor akan memperoleh bukti audit yang relevan dan reliable untuk memberikan
kesimpulan rasional.
d. Pengendalian Intern.
Bila auditor berharap untuk menempatkan kepercayaan pada pengendalian internal,
hendaknya memastikan dan mengevaluasi pengendalian itu dan melakukan compliance
test.
e. Meninjau Ulang Laporan Keuangan yang Relevan.
Auditor melaksanakan tinjau ulang laporan keuangan yang relevan seperlunya, dalam
hubungannya dengan kesimpulan yang diambil berdasarkan bukti audit lain yang didapat,
dan untuk memberi dasar rasional atas pendapat mengenai laporan keuangan.

4. Independensi Auditor
Independensi adalah keadaan bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain,
tidak tergantung pada orang lain (Mulyadi dan Puradireja, 2002: 26). Independensi juga berarti
adanya kejujuran dalam diri dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang
objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam menyatakan hasil pendapatnya. Sikap mental
independen sama pentingnya dengan keahlian dalam bidang praktek akuntansi dan prosedur
audit yang harus dimiliki oleh setiap auditor. Dalam SPAP (IAI, 2001: 220.1) auditor diharuskan
bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya
untuk kepentingan umum (dibedakan di dalam hal ia berpraktik sebagai auditor intern). Carey
dalam Mautz (1961:205) mendefinisikan independensi akuntan publik dari segi integritas dan
hubungannya dengan pendapat akuntan atas laporan keuangan.
Independensi meliputi:
 Kepercayaan terhadap diri sendiri yang terdapat pada beberapa orang profesional.Hal ini
merupakan bagian integritas profesional.
 Merupakan istilah penting yang mempunyai arti khusus dalam hubungannya dengan
pendapat akuntan publik atas laporan keuangan. Independensi berarti sikap mental yang
bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain.
Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta
dan adanya pertimbangan yang obyektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan
menyatakan pendapatnya.

Terdapat tiga aspek independensi seorang auditor, yaitu sebagai berikut:


 Independence in fact(independensi dalam fakta) Artinya auditor harus mempunyai kejujuran
yang tinggi, keterkaitan yang erat dengan objektivitas.
 Independence in appearance(independensi dalam penampilan)Artinya pandangan pihak lain
terhadap diri auditor sehubungan dengan pelaksanaan audit.
 Independence in competence(independensi dari sudut keahliannya)Independensi dari sudut
pandang keahlian terkait erat dengan kecakapan profesional auditor

Independensi akuntan publik merupakan dasar utama kepercayaan masyarakat pada profesi
akuntan publik dan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk menilai mutu jasa
audit.Independensi akuntan publik mencakup dua aspek, yaitu :
 Independensi sikap mental  berarti adanya kejujuran di dalam diri akuntan dalam
mempertimbangkan fakta-fakta dan adanya pertimbangan yang obyektif tidak memihak di dalam
diri akuntan dalam menyatakan pendapatnya
 Independensi penampilan berarti adanya kesan masyarakat bahwa akuntan publik bertindak
independen sehingga akuntan publik harus menghindari faktor-faktor yang dapat mengakibatkan
masyarakat meragukan kebebasannya. Independensi penampilan berhubungan dengan persepsi
masyarakat terhadap independensi akuntan publik (Mautz, 1961:204-205).

Selain independensi sikap mental dan independensi penampilan, Mautz mengemukakan bahwa
independensi akuntan publik juga meliputi :
 independensi praktisi (practitioner independence)
Independensi praktisi berhubungan dengan kemampuan praktisi secara individual untuk
mempertahankan sikap yang wajar atau tidak memihak dalam perencanaan program, pelaksanaan
pekerjaan verifikasi, dan penyusunan laporan hasil pemeriksaan. Independensi ini mencakup tiga
dimensi, yaitu independensi penyusunan progran, independensi investigatif, dan independensi
pelaporan.
 Independensi profesi (Profession independene)
Independensi profesi berhubungan dengan kesan masyarakat terhadap profesi akuntan publik.

5. Peraturan Pasar Modal dan Regulasi mengenai Independensi Akuntan Publik


Undang undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 memberikan pengertian pasar modal yang
lebih spesifik yaitu, “kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan
efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan
profesi yang berkaitan dengan efek”.
Pasar modal memiliki peran yang sangat besar terhadap perekonomian Indonesia.
institusi yang bertugas untuk melakukan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari
kegiatan pasar modal di Indonesia adalah Badan Pengawas Pasar Modal atau Bapepam.
Bapepam mempunyai kewenangan untuk memberikan izin, persetujuan, pendaftaran kepada para
pelaku pasar modal, memproses pendaftaran dalam rangka penawaran umum, menerbitkan
peraturan pelaksanaan dari perundang-undangan di bidang pasar modal, dan melakukan
penegakan hukum atas setiap pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang
pasar modal.
Salah satu tugas pengawasan Bapepam adalah memberikan perlindungan kepada investor
dari kegiatan-kegiatan yang merugikan seperti pemalsuan data dan laporan keuangan, window
dressing,serta lain-lainnya dengan menerbitkan peraturan pelaksana di bidang pasar modal.
Dalam melindungi investor dari ketidakakuratan data atau informasi, Bapepam sebagai regulator
telah mengeluarkan beberapa peraturan yang berhubungan dengan kereablean  data yang
disajikan emiten baik dalam laporan tahunan maupun dalam laporan keuangan emiten.
Ketentuan-ketentuan yang telah dikeluarkan oleh Bapepam antara lain adalah Peraturan Nomor:
VIII.A.2/Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-20/PM/2002 tentang Independensi Akuntan
yang Memberikan Jasa Audit Di Pasar Modal. Ketentuan tersebut memuat hal-hal sebagai
berikut: Jangka waktu Periode Penugasan Profesional.
 Periode Penugasan Profesional dimulai sejak dimulainya pekerjaan lapangan atau
penandatanganan penugasan, mana yang lebih dahulu.
 Periode Penugasan Profesional berakhir pada saat tanggal laporan Akuntan atau pemberitahuan
secara tertulis oleh Akuntan atau klien kepada Bapepam bahwa penugasan telah selesai, mana
yang lebih dahulu.

6. Contoh Kasus Implementasi Etika dalam Auditing

Kasus Audit Kas/Teller Laporan Fiktif Kas di Bank BRI Unit Tapung Raya

Kepala Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Tapung Raya, Masril (40) ditahan polisi. Ia terbukti
melakukan transfer uang Rp1,6 miliar dan merekayasa dokumen laporan keuangan. Perbuatan
tersangka diketahui oleh tim penilik/pemeriksa dan pengawas dari BRI Cabang Bangkinang pada
hari Rabu 23 Februari 2011 Tommy saat melakukan pemeriksaan di BRI Unit Tapung. Tim ini
menemukan kejanggalan dari hasil pemeriksaan antara jumlah saldo neraca dengan kas tidak
seimbang. Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan cermat, diketahu iadanya transaksi
gantung yaitu adanya pembukuan setoran kas Rp 1,6 miliar yang berasal BRIUnit Pasir
Pengaraian II ke BRI Unit Tapung pada tanggal 14 Februari 2011 yang dilakukanMasril, namun
tidak disertai dengan pengiriman fisik uangnya.Kapolres Kampar AKBP MZ Muttaqien yang
dikonfirmasi mengatakan, Kepala BRI Tapung Raya ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di
sel Mapolres Kampar karenamentransfer uang Rp1,6 miliar dan merekayasa
laporanpembukuan.Kasus ini dilaporkan oleh Sudarman (Kepala BRI Cabang Bangkinang dan
Rustian .Martha pegawai BRI Cabang Bangkinang. “Masril telah melakukan tindak pidana
membuat atau menyebabkan adanya pencatatan palsu dalam pembukuan atau laporan maupun
dalam dokumen laporan kegiatan usaha, laporan transaksi atau rekening Bank (TP Perbankan).
Tersangka dijerat pasal yang disangkakan yakni pasal 49 ayat (1) UU No. 10 tahun 1998 tentang
perubahan atasUU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan dangan ancaman hukuman 10 tahun,”
kata Kapolres. Polres Kampar telah melakukan penyitaan sejumlah barang bukti dokumen BRI
serta melakukan koordinasi dengan instansi terkait, memeriksa dan menahan tersangka dan 6
orang saksi telah diperiksa dan meminta keterangan ahli.

PENYELESAIAN MASALAH
Skills Kemampuan yang diberikan harus sesuai dengan bidang kerja yang ia lakukan.Kemudian
kemampuan tersebut dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkankontribusi karyawan pada
perusahaan. Perusahaan melakukan pelatihan pendidikan secara periodik kepada karyawan
sesuai dengan perkembangan teknologi yang berkembang. Pembinaan ini sangatlah penting
karena setiap karyawan memiliki kepribadian yang berbeda jadi attitude ini harus ditekankan
kepada karyawan.
Tugas Tambahan :

1. Definisi dari 5 prinsip dasar etika


2. Kasus pelanggaran etika dan identifikasi prinsip etika yang dilanggar

Jawaban :

1. Lima Prinsip dasar etika


1. Integritas yaitu setiap anggota harus bersikap lugas dan jujur dalam semua hubungan
profesional dan bisnis. 
2. Objektivitas yaitu prinsip ini setiap anggota tidak membiarkan biasa, benturan
kepentingan, atau pengaruh yang tidak semestinya dari pihak lain, yang dapat
mengesampingkan pertimbangan profesional atau bisnis. 
3. Kompetensi dan kehati-hatian professional yaitu setiap anggota harus menjaga
pengetahuan dan keahlian profesional pada tingkat yang dibutuhkan untuk memastikan
bahwa klien atau pemberi kerja akan menerima jasa profesional yang kompeten
berdasarkan perkembangan praktik, peraturan, dan teknik mutakhir, serta bertindah
sungguh-sungguh dan sesuai dengan teknik dan standar profesional yang berlaku. 
4. Kerahasiaan, yaitu setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang
diperoleh dari hasil hubungan profesional dan bisnis dengan tidak mengungkapkan
informasi tersebut kepada pihak ketiga tanpa ada kewenangan yang jelas dan memadai,
kecuali terdapat suatu hak atau kewajiban hukum atau profesional untuk
mengungkapkannya, serta tidak menggunakan informasi tersebut untuk keuntungan
pribadi Akuntans Profesional atau pihak ketiga.
5. Perilaku profesional, yaitu mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dan
menghindari perilaku apa pun yang mengurangi kepercayaan kepada profesi Akuntan
Profesional.

2. Kasus pelanggaran etika

Kasus Sembilan KAP yang diduga melakukan kolusi dengan kliennya

Jakarta, 19 April 2001 .Indonesia Corruption Watch (ICW) meminta pihak kepolisian mengusut
sembilan Kantor Akuntan Publik, yang berdasarkan laporan Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan (BPKP), diduga telah melakukan kolusi dengan pihak bank yang pernah diauditnya
antara tahun 1995-1997. Koordinator ICW Teten Masduki kepada wartawan di Jakarta, Kamis,
mengungkapkan, berdasarkan temuan BPKP, sembilan dari sepuluh KAP yang melakukan audit
terhadap sekitar 36 bank bermasalah ternyata tidak melakukan pemeriksaan sesuai dengan standar
audit.
Hasil audit tersebut ternyata tidak sesuai dengan kenyataannya sehingga akibatnya mayoritas bank-
bank yang diaudit tersebut termasuk di antara bank-bank yang dibekukan kegiatan usahanya oleh
pemerintah sekitar tahun 1999. Kesembilan KAP tersebut adalah AI & R, HT & M, H & R, JM & R,
PU & R, RY, S & S, SD & R, dan RBT & R. “Dengan kata lain, kesembilan KAP itu telah menyalahi
etika profesi. Kemungkinan ada kolusi antara kantor akuntan publik dengan bank yang diperiksa
untuk memoles laporannya sehingga memberikan laporan palsu, ini jelas suatu kejahatan,” ujarnya.
Karena itu, ICW dalam waktu dekat akan memberikan laporan kepada pihak kepolisian untuk
melakukan pengusutan mengenai adanya tindak kriminal yang dilakukan kantor akuntan publik
dengan pihak perbankan.

ICW menduga, hasil laporan KAP itu bukan sekadar “human error” atau kesalahan dalam penulisan
laporan keuangan yang tidak disengaja, tetapi kemungkinan ada berbagai penyimpangan dan
pelanggaran yang dicoba ditutupi dengan melakukan rekayasa akuntansi. Teten juga menyayangkan
Dirjen Lembaga Keuangan tidak melakukan tindakan administratif meskipun pihak BPKP telah
menyampaikan laporannya, karena itu kemudian ICW mengambil inisiatif untuk mengekspos laporan
BPKP ini karena kesalahan sembilan KAP itu tidak ringan. “Kami mencurigai, kesembilan KAP itu
telah melanggar standar audit sehingga menghasilkan laporan yang menyesatkan masyarakat, misalnya
mereka memberi laporan bank tersebut sehat ternyata dalam waktu singkat bangkrut. Ini merugikan
masyarakat. Kita mengharapkan ada tindakan administratif dari Departemen Keuangan misalnya
mencabut izin kantor akuntan publik itu,” tegasnya. Menurut Tetan, ICW juga sudah melaporkan
tindakan dari kesembilan KAP tersebut kepada Majelis Kehormatan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
dan sekaligus meminta supaya dilakukan tindakan etis terhadap anggotanya yang melanggar kode etik
profesi akuntan.

Pembahasan :

Pada kasus tersebut prinsip etika profesi yang dilanggar adalah tanggung jawab prolesi, dimana
seharusnya melakukan pertanggung jawaban sebagai profesional yang senantiatasa menggunakan
pertimbangan moral dan profesional dalam setiap kegiatan yang dilakukannya. Selain itu seharusnya
tidak melanggar prinsip etika profesi yang kedua,yaitu kepentingan publik, yaitu dengan cara
menghormati kepercayaan publik. Kemudian tetap memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik
sesuai dengan prinsip integritas. Seharusnya tidak melanggar juga prinsip obyektivitas yaitu dimana
setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan
kewajiban profesionalnya, dan melanggar prinsip kedelapan yaitu standar teknis Setiap anggota harus
melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar proesional yang relevan.
Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan
penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan
obyektivitas.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Etika dalam auditing sangat diperlukan oleh auditor. Kode etik atau aturan etika profesi audit
menyediakan panduan bagi para auditor  profesional dalam mempertahankan diri dari godaan dan
dalam mengambil keputusan-keputusan sulit. Pengetahuan akan tanda-tanda peringatan adanya
masalah etika akan memberikan peluang untuk melindungi diri sendiri dan pada saat yang sama akan
membangun suasana etis di lingkungan kerja. Ada 6 prinsip dalam etika auditing yang harus
diterapkan oleh para auditor. Selain itu, ada 4 hal yang perlu diperhatikan dalam etika auditing yaitu
kepercayaan publik yang harus dijaga karena kepercayaan masyarakat umum sebagai pengguna jasa
audit sangat penting bagi perkembangan profesi auditor, tanggung jawab auditor terhadap publik,
tanggung jawab dasar audit berdasarkan Auditing Practices Board dan independensi auditor yang
menjadi dasar dari profesi auditing.

B. Referensi
https://fannyanisha.wordpress.com/2015/11/07/etika-dalam-auditing/
https://atikahnuralimah.wordpress.com/2017/11/04/etika-dalam-auditing/
https://www.coursehero.com/u/file/24779445/10-Contoh-Kasus-Pelanggaran-Etika-
Keuangandoc/?justUnlocked=1#question

Anda mungkin juga menyukai