Anda di halaman 1dari 12

RINGKASAN MATERI

Etika Bisnis Kantor Akuntan Publik

Kelompok 9 :
1. I Komang Manik Dwijaputra (05)
2. Iqbal Cendikia Putra Wira Utama(06)
3. Made Aryananda Wiratama (14)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang

Etika adalah aturan tentang baik dan buruk. Beretika dalam berbisnis adalah suatu pelengkap
utama dari keberhasilan para pelaku bisnis. Bisnis yang sukses bukan hanya dilihat dari hasil usaha saja,
tetapi juga tercermin dari perilaku serta sepak terjang si Pelaku Bisnis dalam proses berbisnis.

Namun pada prakteknya banyak perusahaan yang mengesampingkan etika demi tercapainya keuntungan
yang berlipat ganda. Lebih mengedepankan kepentingan – kepentingan tertentu, sehingga menggeser
prioritas perusahaan dalam membangun kepedulian di masyarakat. Kecenderungan itu memunculkan
manipulasi dan penyelewengan untuk lebih mengarah pada tercapainya kepentingan perusahaan. Praktek
penyimpangan ini terjadi tidak hanya di perusahaan di Indonesia, namun terjadi pula kasus – kasus
penting di luar negeri.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka kode etik sangatlah penting untuk setiap profesi apapun itu. Kode
etik mengatur anggotanya dan menjelaskan hal apa yang baik dan tidak baik dan mana yang boleh dan
tidak boleh dilakukan sebagai anggota profesi baik dalam berhubungan dengan kolega, langganan,
masyarakat dan pegawai.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja etika bisnis kantor akuntan publik?


2. Apa saja tanggungjawab sosial kantor akuntan publik sebagai entitas bisnis?
3. Apa saja krisis dalam profesi akuntansi?
4. Apa regulasi dalam penegakan etika kantor akuntan publik?

C. Tujuan
1. Mengetahui macam-macam etika bisnis kantor akuntan publik
2. Mengetahui tanggungjawab sosial kantor akuntan publik sebagai entitas bisnis
3. Mengetahui krisis dalam profesi akuntansi
4. Mengetahui regulasi dalam penegakan etika kantor akuntan publik
BAB II
PEMBAHASAN

1. Etika Bisnis Kantor Akuntan Publik

Ada lima aturan etika yang telah ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Lima
aturan etika itu adalah :

1. Independensi, integritas, dan obyektivitas

a) Independensi.

Dalam menjalankan tugasnya anggota KAP harus selalu mempertahankan sikap mental independen di
dalam memberikan jasa profesional sebagaimana diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik yang
ditetapkan oleh IAPI. Sikap mental independen tersebut harus meliputi independen dalam fakta (infacts)
maupun dalam penampilan (in appearance)

b) Integritas dan Objektivitas.

Dalam menjalankan tugasnya anggota KAP harus mempertahankan integritas dan objektivitas, harus
bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest) dan tidak boleh membiarkan faktor salah saji
material (material misstatement) yang diketahuinya atau mengalihkan (mensubordinasikan)
pertimbangannya kepada pihak lain.

2. Standar umum dan prinsip akuntansi


a) Standar Umum.

Anggota KAP harus mematuhi standar berikut ini beserta interpretasi yang terkait yang dikeluarkan oleh
badan pengatur standar yang ditetapkan IAPI :

 Kompetensi Profesional

Anggota KAP hanya boleh melakukan pemberian jasa profesional yang secara layak (reasonable)
diharapkan dapat diselesaikan dengan kompetensi profesional.

 Kecermatan dan Keseksamaan Profesional

Anggota KAP wajib melakukan pemberian jasa profesional dengan kecermatan dan keseksamaan
profesional.

 Perencanaan dan Supervisi

Anggota KAP wajib merencanakan dan mensupervisi secara memadai setiap pelaksanaan pemberian
jasa profesional.

 Data Relevan yang Memadai


Anggota KAP wajib memperoleh data relevan yang memadai untuk menjadi dasar yang layak bagi
kesimpulan atau rekomendasi sehubungan dengan pelaksanaan jasa profesionalnya.

b) Kepatuhan terhadap Standar.

Anggota KAP yang melaksanakan penugasan jasa auditing, atestasi, review, kompilasi, konsultansi
manajemen, perpajakan atau jasa profesional lainnya, wajib mematuhi standar yang dikeluarkan oleh
badan pengatur standar yang ditetapkan oleh IAPI.

c) Prinsip – Prinsip Akuntansi

Anggota KAP tidak diperkenankan :

 Menyatakan pendapat atau memberikan penegasan bahwa laporan keuangan atau data keuangan
lain suatu entitas disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau
 Menyatakan bahwa ia tidak menemukan perlunya modifikasi material yang harus dilakukan
terhadap laporan atau data tersebut agar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku, apabila
laporan tersebut memuat penyimpangan yang berdampak material terhadap laporan atau data
secara keseluruhan dari prinsip-prinsip akuntansi yang ditetapkan oleh badan pengatur standar
yang ditetapkan IAPI. Dalam keadaan luar biasa, laporan atau data mungkin memuat
penyimpangan seperti tersebut diatas. Dalam kondisi tersebut anggota KAP dapat tetap
mematuhi ketentuan dalam butir ini selama anggota KAP dapat menunjukkan bahwa laporan
atau data akan menyesatkan apabila tidak memuat penyimpangan seperti itu, dengan cara
mengungkapkan penyimpangan dan estimasi dampaknya (bila praktis), serta alasan mengapa
kepatuhan atas prinsip akuntansi yang berlaku umum akan menghasilkan laporan yang
menyesatkan.

3. Tanggung jawab kepada klien


a. Informasi Klien yang Rahasia.

Anggota KAP tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien yang rahasia, tanpa persetujuan dari
klien. Ketentuan ini tidak dimaksudkan untuk :

1. Membebaskan anggota KAP dari kewajiban profesionalnya sesuai dengan aturan etika kepatuhan
terhadap standar dan prinsip-prinsip akuntansi
2. Mempengaruhi kewajiban anggota KAP dengan cara apapun untuk mematuhi peraturan
perundang – undangan yang berlaku seperti panggilan resmi penyidikan pejabat pengusut atau
melarang kepatuhan anggota KAP terhadap ketentuan peraturan yang berlaku
3. Melarang review praktik profesional (review mutu) seorang Anggota sesuai dengan kewenangan
IAPI atau
4. Menghalangi Anggota dari pengajuan pengaduan keluhan atau pemberian komentar atas
penyidikan yang dilakukan oleh badan yang dibentuk IAPI dalam rangka penegakan disiplin
Anggota.
Anggota yang terlibat dalam penyidikan dan review diatas, tidak boleh memanfaatkannya untuk
keuntungan diri pribadi mereka atau mengungkapkan informasi klien yang harus dirahasiakan yang
diketahuinya dalam pelaksanaan tugasnya. Larangan ini tidak boleh membatasi Anggota dalam
pemberian informasi sehubungan dengan proses penyidikan atau penegakan disiplin sebagaimana telah
diungkapkan dalam butir (4) di atas atau review praktik profesional (review mutu) seperti telah
disebutkan dalam butir (3) di atas.

b. Fee Profesional

 Besaran Fee

Besarnya fee Anggota dapat bervariasi tergantung antara lain : risiko penugasan, kompleksitas jasa yang
diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang
bersangkutan dan pertimbangan profesional lainnya. Anggota KAP tidak diperkenankan mendapatkan
klien dengan cara menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi.

c. Fee Kontinjen

Fee kontinjen adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa profesional tanpa adanya fee
yang akan dibebankan, kecuali ada temuan atau hasil tertentu dimana jumlah fee tergantung pada
temuan atau hasil tertentu tersebut. Fee dianggap tidak kontinjen jika ditetapkan oleh pengadilan atau
badan pengatur atau dalam hal perpajakan, jika dasar penetapan adalah hasil penyelesaian hukum atau
temuan badan pengatur. Anggota KAP tidak diperkenankan untuk menetapkan fee kontinjen apabila
penetapan tersebut dapat mengurangi indepedensi.

4. Tanggung jawab kepada rekan seprofesi


a. Tanggung jawab kepada rekan seprofesi.

Anggota wajib memelihara citra profesi, dengan tidak melakukan perkataan dan perbuatan yang dapat
merusak reputasi rekan seprofesi.

b. Komunikasi antar akuntan publik.

Anggota wajib berkomunikasi tertulis dengan akuntan publik pendahulu bila menerima penugasan audit
menggantikan akuntan publik pendahulu atau untuk tahun buku yang sama ditunjuk akuntan publik lain
dengan jenis dan periode serta tujuan yang berlainan. Akuntan publik pendahulu wajib menanggapi
secara tertulis permintaan komunikasi dari akuntan pengganti secara memadai. Akuntan publik tidak
diperkenankan menerima penugasan atestasi yang jenis atestasi dan periodenya sama dengan penugasan
akuntan yang lebih dahulu ditunjuk klien, kecuali apabila penugasan tersebut dilaksanakan untuk
memenuhi ketentuan perundang-undangan atau peraturan yang dibuat oleh badan yang berwenang.

5. Tanggung jawab dan praktik lain


a. Perbuatan dan perkataan yang mendiskreditkan.
Anggota tidak diperkenankan melakukan tindakan dan/atau mengucapkan perkataan yang mencemarkan
profesi.

b. Iklan, promosi dan kegiatan pemasaran lainnya.

Anggota dalam menjalankan praktik akuntan publik diperkenankan mencari klien melalui pemasangan
iklan, melakukan promosi pemasaran dan kegiatan pemasaran lainnya sepanjang tidak merendahkan
citra profesi.

c. Komisi dan Fee Referal.

1) Komisi

Komisi adalah imbalan dalam bentuk uang atau barang atau bentuk lainnya yang diberikan atau diterima
kepada / dari klien / pihak lain untuk memperolah penugasan dari klien / pihak lain.

Anggota KAP tidak diperkenankan untuk memberikan/menerima komisi apabila pemberian/penerimaan


komisi tersebut dapat mengurangi independensi.

2) Fee Referal (Rujukan).

Fee referal (rujukan) adalah imbalan yang dibayarkan / diterima kepada / dari sesama penyedia jasa
professional akuntan publik.
Fee referal (rujukan) hanya diperkenankan bagi sesama profesi.

2. Tanggungjawab Sosial Kantor Akuntan Publik sebagai Entitas Bisnis

Tanggung jawab sosial kantor akuntan publik sebagai Entitas Bisnis bukanlah pemberian sumbangan


atau pemberian layanan gratis. Tanggung jawab sosial kantor akuntan publik meliputi ciri utama dari
profesi akuntan publik terutama sikap altruisme, yaitu mengutamakan kepentingan publik dan juga
memperhatikan sesama akuntan publik dibanding mengejar laba.

Sebagai entitas bisnis layaknya entitas – entitas bisnis lain, Kantor Akuntan Publik juga dituntut untuk
peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk ”uang” dengan jalan memberikan
sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi. Artinya, pada Kantor Akuntansi Publik bentuk tanggung
jawab sosial suatu lembaga bukanlah pemberian sumbangan atau pemberian layanan gratis. Tapi
meliputi ciri utama dari profesi akuntan publik terutama sikap altruisme, yaitu mengutamakn
kepentingan publik dan juga memperhatikan sesama akuntan publik dibanding mengejar laba.

Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa
menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya. Sebagai
profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat. Sejalan dengan peran tersebut,
anggota mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai jasa profesional mereka. Anggota juga
harus selalu bertanggung jawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota untuk mengembangkan
profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat dan menjalankan tanggung jawab profesi dalam
mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota diperlukan untuk memelihara dan
meningkatkan tradisi profesi akuntan publik.

3. Krisis dalam Profesi Akuntansi

Krisis dalam Profesi akuntan publik di Indonesia diperkirakan akan terjadi dalam sepuluh tahun ke
depan, disebabkan karena semakin minimnya SDM akibat kurangnya minat generasi muda terhadap
profesi tersebut.

Berdasarkan data Ikatan Akuntan Publik (IAI), sedikitnya 75% akuntan publik yang berpraktek di
Indonesia berusia di atas 55 tahun. Kondisi ini, tentunya akan mengancam eksistensi profesi akuntan
publik di Tanah Air karena tidak ada regenerasi kepada kaum muda. Padahal, seiring dengan semakin
berkembangnya pertumbuhan industri di Indonesia, jasa akuntan semakin dibutuhkan. Apabila keadaan
ini tidak bisa diatasi, maka diperkirakan dalam sepuluh tahun ke depan, profesi akuntan terancam mati.
Padahal semakin ke depan profesi ini akan sangat menjanjikan karena pesatnya pertumbuhan industri.

Pelaksanaan ekonomi di negeri ini ditunjang fungsi akuntan publik oleh karena itu pemerintah
mendesak RUU Akuntan Publik guna segera disahkan DPR (Dewan Perwakilan Rakyat).

Melalui RUU akuntan publik ini, negara ingin mengatur peran dan bagaimana akuntan publik
bekerja. Pasalnya, saat ini terjadi ketimpangan dalam dunia akuntan publik. Dari 16 ribu perusahaan
yang selalu diaudit shatiap tahun, 70 persennya hanya diaduit oleh 4 akuntan publik. Sisanya lebih dari
400 akuntan publik dan 600 orang akuntan bekerja.

Undang Undang itu juga mengatur bagaimana profesi akuntan itu bisa mendapatkan perhatian dan
pembinaan, mulai dari ijin, menentukan standar akuntansi juga mengawasi kode etik. Izin akuntan
publik tetap dari pemerintah, dan kemudian nantinya akan ada sebuah komite yang dibentuk yang terdiri
dari perwakilan pemerintah, asosiasi, dan emiten yang akan mengawasi dan membina dalam
pelaksanaan pekerjaan akuntan publik.

Dengan undang-undang ini juga diharapkan setiap akuntan publik bisa bekerja secara profesional.
Kedepannya Kementerian Keuangan, dalam hal ini adalah Direktorat Jenderal Pajak mempercayakan
audit laporan keuangan perusahaan itu kepada akuntan publik. Jadi nantinya bagi setiap wajib pajak
yang laporan keuangannya sudah diaudit oleh akuntan publik dan statusnya baik, maka laporan
keuangan itu tidak akan diperiksa lagi oleh Ditjen Pajak karena akuntan publik dipercaya mampu dan
dapat memberikan laporan yang benar sehingga dengan demikian Ditjen Pajak hanya tinggal berfokus
pada perusahaan yang memang bermasalah.

4. Regulasi dalam Rangka Penegakan Etika Kantor Akuntan Publik

Di Indonesia, melalui Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai (PPAJP – Dep. Keu.), pemerintah
melaksanakan regulasi yang bertujuan melakukan pembinaan dan pengawasan terkait dengan
penegakkan etika terhadap kantor akuntan publik. Hal ini dilakukan sejalan dengan regulasi yang
dilakukan oleh asosiasi profesi terhadap anggotanya.

Perkembangan terakhir dunia internasional menunjukkan bahwa kewenangan pengaturan akuntan publik
mulai ditarik ke pihak pemerintah, dimulai dengan Amerika Serikat yang membentuk Public Company
Accounting Oversight Board (PCAOB). PCAOB merupakan lembaga semi pemerintah yang dibentuk
berdasarkan Sarbanes Oxley Act 2002. Hal ini terkait dengan turunnya kepercayaan masyarakat
terhadap lemahnya regulasi yang dilakukan oleh asosiasi profesi, terutama sejak terjadinya kasus Enron
dan Wordcom yang menyebabkan bangkrutnya Arthur Andersen sebagai salah satu the Big-5 yaitu
kantor akuntan publik besar tingkat dunia. Sebelumnya, kewenangan asosiasi profesi sangat besar,
antara lain:

(i)    Pembuatan standar akuntansi dan standar audit

(ii)   Pemeriksaan terhadap kertas kerja audit, dan

(iii)  Pemberian sanksi.

Regulasi terhadap akuntan publik diperketat disertai dengan usulan penerapan sanksi disiplin berat dan
denda administratif yang besar, terutama dalam hal pelanggaran penerapan Standar Profesional Akuntan
Publik (SPAP). Di samping itu ditambahkan pula sanksi pidana kepada akuntan publik palsu (atau orang
yang mengaku sebagai akuntan publik) dan kepada akuntan publik yang melanggar penerapan SPAP.
Seluruh regulasi tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pelaporan keuangan, meningkatkan
kepercayaan publik serta melindungi kepentingan publik melalui peningkatan independensi auditor dan
kualitas audit.

KASUS

Hasil temuan tentang skandal kebangkrutan Lehman Brothers pada September 2008 silam, kini mulai
terkuak. Laporan temuan setebal 2.200 halaman tersebut merupakan hasil penelitian lebih dari satu
tahun. Tujuannya, untuk menentukan siapa sebenarnya yang bersalah dibalik runtuhnya Lehman
Brothers (Winarto,2010).

Sekedar kilas balik, Lehman Brothers merupakan salah satu investment bank terbesar di AS yang sudah
berusia 150 tahun. Kebangkrutan bank ini merupakan yang terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah
perbankan di AS. Bangkrutnya Lehman Brothers juga merupakan titik awal serangan badai krisis
terdahsyat pasca Perang Dunia II yang melanda tahun 2007 dan 2008 lalu (Nugroho,2010)

Seorang peneliti dari firma hukum Jenner & Block, Anton Valukas, membuka tabir dibalik runtunnya
Lehman Brothers sebagai lembaga keuangan terbesar dalam sejarah korporasi di Amerika Serikat yang
memicu krisis finansial global.

Hasilnya waktu itu cukup parah. Aliran dana kredit dari berbagai bank terhenti. Bank tidak percaya satu
sama lain. Kepercayaan perbankan merosot tajam.
Akibatnya, perusahaan-perusahaan raksasa yang sudah berusia di atas 100 tahun, seperti Lehman
Brothers pun ikut bangkrut. Menyusul General Motors, perusahaan otomotif terkemuka di dunia yang
genap berusia 100 tahun September tahun 2008, juga telah meminta persetujuan otoritas bisnis AS untuk
dibangkrutkan.

Pada 15 September 2008, Lehman Brothers meminta perlindungan atas kebangkrutan sesuai Bab 11
Undang-undang Kepailitan AS. Kewajiban utang Lehman Brothers terhadap bank dinyatakan sejumlah
613 miliar dolar AS. Dimana sebesar 155 miliar dolar AS utang obligasi. Sementara total asset Lehman
Brothers yang dimiliki hanya sejumlah 639 miliar dolar AS.

JP Morgan Chase & Co dan Citigroup meminta tambahan penjaminan sebesar 21 miliar dolar AS ketika
Lehman mulai terguncang. Laporan itu menyebutkan, pada 11 September 2008 JP Morgan meminta
tambahan jaminan 5 miliar dolar AS. Permintaan jaminan oleh para kreditor Lehman berdampak
langsung terhadap likuiditas Lehman. Ini menjadi penyebab utama kebangkrutan Lehman.

Selain itu, Auditor Ernst & Young sebagai auditor keuangan Lehman Brothers juga dinilai lalai, dan
melaporkan hasil audit palsu soal keuangan lembaga keuangan terbesar dan bergengsi di AS tersebut.

Selain permintaan tambahan kolateral, penumpukan aset Lehman Brothers juga dibuat terpusat pada
kredit kepemilikan kredit rumah bermasalah. Sehingga ada kasus penyesatan informasi yang material
dalam akuntansi Lehman.

Menurut laporan Auditor Ernst & Young, tersirat bahwa Lehman menggunakan rekayasa akuntansi
untuk menutupi utang sebesar 50 miliar dolar AS di pembukuannya. Semua itu dilakukan untuk
menyembunyikan ketergantungan dari utangnya. Para pejabat senior Lehman, juga auditor mereka Ernst
& Young, sadar akan tindakan ini.

Tidak hanya itu, mereka juga menyinggung kemungkinan gugatan hukum terhadap mantan pimpinan
Lehman, Dick Fuld, juga pejabat keuangan Lehman, eksekutif Lehman lainnya seperti Chris O’Meara,
Erin Callan, dan Ian Lowitt. Perusahaan itu dituduh telah melakukan skandal akuntansi. Itulah mengapa
pemerintah Amerika Serikat tidak membail-out Lehman Brothers, karena aktiva lehman lebih banyak
berbentuk derivatif.(Winarto,2010)

PEMBAHASAN KASUS

Berdasarkan deskripsi kasus diatas dapat dianalisa bahwa KAP Ernst & Young telah melakukan
pelangaran kode etik profesi akuntan publik. Dia dengan sengaja melaporkan hasil audit palsu soal
keuangan Lehman Brothers. Dia mengetahui bahwa Lehman Brothers menggunakan rekayasa akuntansi
untuk menutupi utang sebesar 50 milliar dollar AS di pembukuannya, yang semua itu dilakukannya
untuk menyembunyikan ketergantungannya dari utang dan KAP Ernst & Young tahu akan tindakan
Lehman Brothers. Bukan itu saja, Ernest & Young tahu bahwa sebenarnya para eksekutif dari Lehman
Brothers salah melakukan penilaian bisnis untuk memanipulasi neraca perusahaan tetapi dia tetap
mengeluarkan opini audit wajar tanpa pengecualian sehingga tidak terdeteksi adanya krisis di dalam
perusahaan Lehman Brothers.Ernst & Young dan Lehman Brothers melakukan skandal tersebut dengan
sadar dan tahu akan akibat tersebut.

Berdasarkan teori Arens, terdapat 5 prinsip dasar etika profesional, yaitu:

1. Integritas
2. Objektivitas
3. Kompetensi profesional dan kecermatan
4. Kerahasiaan
5. Perilaku Profesional

Berdasarkan analisa diatas dapat disimpulkan, kode etik profesional yang dilanggar KAP Ernst & Young
adalah sebagai berikut:

1.      Integritas dan Objektivitas

Aturan Etika Profesi Akuntan Publik menjelaskan bahwa dalam menjalankan tugasnya, KAP harus
mempertahankan integritas dan objektivitas, harus bebas dari benturan kepentingan dan tidak boleh
membiarkan salah saji material yang diketahuinya atau mengalihkan pertimbangannya kepada pihak
lain.

Auditor harus terus terang dan jujur serta melakukan praktek secara adil dan sebenar-benarnya dalam
hubungan profesional mereka.

Sedangkan objektivitas yaitu di mana para auditor harus tidak berkompromi dalam memberikan
pertimbangan profesionalnya karena adanya bias, konflik kepentingan atau karena adanya pengaruh dari
orang lain yang tidak semestinya.

Pada kenyataannya auditor tersebut tidak jujur dalam melakukan penilaian laporan keuangan Lehman
Brothers dimana pada kasus tersebut, sebenarnya KAP Ernst & Young mengetahui bahwa perusahaan
menutupi utang sebesar 50 milliar dollar AS, tetapi auditor jelas – jelas terbukti menutupi fakta tersebut
dan melakukan skandal dengan kliennya, yaitu Lehman Brothers.

2.      Perilaku Profesional

Para auditor harus menahan diri dari setiap perilaku yang akan mendiskreditkan profesi mereka,
termasuk melakukan kelalaian.

Pada kasus ini, KAP Ernst & Young justru melakukan skandal dengan Lehman Brothers perihal laporan
keuangan yang telah dimanipulasi, di mana skandal tersebut telah mendiskreditkan profesi mereka dan
KAP Ernst & Young dinilai tidak mempunyai perilaku profesional dalam menjalankan tugasnya oleh
pelaku bisnis yang akan menyewa jasanya sebagai auditor.

3.      Kepentingan Publik


Auditor harus memegang prinsip kepentingan publik, dimana auditor berkewajiban untuk senantiasa
bertindak dalam rangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan
komitmen atas profesionalisme.

Pada kasus ini, KAP Ernst & Young dianggap tidak memenuhi prinsip kepentingan publik di atas,
karena terdapat pihak – pihak di luar perusahaan yang merasa dirugikan atas hasil opini auditor tersebut,
dimana pada laporan keuangan tersebut, menunjukkan bahwa perusahaan dalam keadaan yang baik.
Tetapi pada kenyataannya, KAP Ernst & Young mengetahui bahwa terdapat masalah dalam perusahaan
tersebut, dan KAP justru bekerjasama dengan perusahaan dan malah melakukan kebohongan kepada
publik.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Aturan Etika dalam Kantor Akuntan Publik (KAP) yakni Independensi, Integritas, dan
Obyektivitas, Standar umum dan prinsip akuntansi, Tanggung jawab kepada klien, Tanggung
jawab kepada rekan seprofesi, Tanggung jawab dan praktik lain, sangatlah penting untuk 
dipahami dan ditaati oleh setiap anggota KAP agar dapat menjadi seorang akuntan publik yang
profesional.
2. Seorang akuntan publik juga memiliki tanggung jawab lain yang harus dilakukan selain
tanggung jawabnya kepada Klien, rekan seprofesi, dan tanggung jawab lainnya yakni tanggung
jawab sosial yang berupa pemberian pelayanan yang baik kepada publik dan memperhatikan
rekan seprofesi dengan tidak hanya mencari keuntungan diri sendiri.
3. Dengan semakin berkurangnya minat para generasi muda akan profesi akuntan publik, maka
diperkirakan akan terjadi krisis terhadap profesi akuntan publik pada sepuluh tahun yang akan
datang.
4. UU Akuntan Publik dibentuk untuk mengatur peran dan bagaimana akuntan publik bekerja,
mengatur bagaimana profesi akuntan itu bisa mendapatkan perhatian dan pembinaan, mulai dari
ijin, menentukan standar akuntansi juga mengawasi kode etik, dengan harapan akuntan publik
dapat bekerja secara profesional.
5. Perlu adanya penegakan kode etik akuntan agar masyarakat tidak salah anggapan mengenai
pelanggaran yang dilakukan seorang akuntan apakah itu merupakan pelanggaran kode etik atau
pelanggaran standar audit atau pelanggaran SAK.

B. Referensi
http://icharatnasariadu.blogspot.com/2011/11/etika-dalam-kantor-akuntan-publik.html
https://putrilestarism.wordpress.com/2016/12/28/etika-dalam-kantor-akuntan-publik/
https://mohammadfadlyassagaf.wordpress.com/2016/12/04/etika-dalam-kantor-akuntan-publik/

Anda mungkin juga menyukai