Diajukan Untuk Salah Satu Tugas RMK Mata Kuliah Praktek Audit Dosen : Dr. H. M. Rasuli, SE., M.Si., Ak., CA
NAMA KELOMPOK :
RIDHO PRAMANA AJI
DANI PRATAMA
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS RIAU TAHUN 2022 A. Audit 1) Pengertian Audit Audit adalah kegiatan evaluasi terhadap suatu organisasi, mulai dari sistem, proses, hingga produknya. Secara umum, tujuan dari audit itu sendiri yaitu untuk memverifikasi bahwa data yang dievaluasi oleh audit telah berjalan sesuai standar, regulasi, dan praktik yang berlaku. 2) Jenis Audit Pembagian jenis-jenis audit dimaksudkan untuk menentukan tujuan atau sasaran yang akan dicapai oleh auditor secara lebih terperinci dan sesuai sasaran. Ada beberapa jenis audit jika ditinjau dari sudut pandang yang berbeda. Salah satunya yakni berdasarkan opini auditor yang termuat dalam bentuk laporan. 3) Perbedaan Akuntansi dengan Audit Akuntansi menggambarkan suatu aktivitas mengidentifikasi transaksi dan bukti yang dapat berpengaruh terhadap perusahaan atau pemerintah. Selain mengidentifikasi, kegiatan ini juga mencangkup pengukuran, pencatatan, serta pengklasifikasian bukti dan transaksi untuk selanjutnya dibuatkan ringkasan/ikhtisar dalam catatan-catatan akuntansi. Hasil dari proses ini tak lain yakni susunan laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip akuntansi secara umum. Tujuan akhir akuntansi adalah mengkomunikasikan data yang relevan dan andal yang dapat berguna dalam pengambilan keputusan. Pihak-pihak yang terlibat dalam proses akuntansi, antara lain para karyawan perusahaan maupun pegawai pemerintah. Sementara pihak manajemen perusahaan menjadi penanggung jawab akhir laporan keuangan tersebut. Sedangkan, audit atau auditing laporan keuangan mencangkup kegiatan dalam memperoleh dan menilai bukti yang berkaitan dengan laporan keuangan. Kegiatan ini memungkinkan auditor meneliti tingkat kelayakan atau kewajaran suatu laporan keuangan apakah telah disajikan secara wajar sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) atau tidak. B. Pengaruh PSAK terhadap Profesi Akuntan Laporan keuangan disusun sesuai dengan PSAK, pengguna laporan keuangan akan menjadi lebih gampang untuk membandingkannya dengan laporan yang sebelumnya atau yang lain. Maka dari itu, penyusunan laporan keuangan perlu disesuaikan dengan PSAK yang berlaku. PSAK mengadopsi standar IFRS yang berbeda-beda. Pengadopsian standar IFRS bertujuan untuk menyelaraskan atau menyesuaikan SAK (Standar Akuntansi Keuangan) dalam negeri dengan akuntansi dunia atau internasional. Walau telah dibuat dan dikeluarkan secara resmi oleh DSAK, PSAK baru bisa diimplementasikan dengan sempurna apabila pihak entitas manajemen, auditor, dan stakeholder juga ikut berperan. Profesi Akuntan Indonesia akan selalu menghadapi berbagai tantangan baru setiap tahunnya, baik tantangan yang datang dari dalam profesi maupun dari luar profesi. Dari dalam profesi kita tahu bahwa tantangan paling besar ada pada banyaknya standar-standar baru yang harus diterapkan. Update mengenai pengembangan standar- standar baru ini menuntut seorang auditor untuk selalu mengasah pengetahuan profesinya seperti yang dijelaskan pada kode etik yang ada. Tidak jarang adanya standar baru ini juga menjadi bumerang bagi auditor sendiri jika salah dalam menentukan suatu opini dalam laporan keuangan yang diperiksa. Oleh karena itu para akuntan diharuskan update informasi standar akuntansi terkini melalui keikutsertaan dalam Pendidikan Profesi Lanjutan (PPL). Standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia yakni Standar Akuntansi Keuangan (SAK), SAK Syariah, SAK ETAP, danSAP. Entitas Manajemen, Auditor dan Stakeholder harus mempunyai kesamaan interpretasi dan kesamaan kompetensi dalam penerapan PSAK ini. Dengan memahami PSAK terbaru ini maka entitas manajemen dalam tugas pelaporan keuangannya diharapkan bisa menyusun laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi yang baik dan benar. Auditor harus bisa memberikan opini atas laporan keuangan itu agar stakerholder tidak salah dalam pengambilan keputusan. C. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) adalah modifikasi berbagai pernyataan standar teknis yang merupakan panduan dalam memberikan jasa bagi Akuntan Publik di Indonesia. SPAP dikeluarkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik Institut Akuntan Publik Indonesia (DSPAP IAPI). Respon profesi akuntan publik terhadap berbagai tuntutan tersebut diwujudkan dalam dua keputusan penting yang dibuat oleh IAI pada pertengahan tahun 1994 : Perubahan nama dari Komite Norma Pemeriksaan Akuntan ke Dewan Standar Profesional Akuntan Publik Perubahan nama standar yang dihasilkan dari Norma Pemeriksaan Akuntan ke Standar Profesional Akuntan Publik. Pernyataan standar teknis yang dikodifikasi dalam buku SPAP ini terdiri dari : Standar Auditing Standar Atestasi Standar Jasa Akuntansi dan Review Standar Jasa Konsultansi Standar Pengendalian Mutu D. Kode Etik Profesional Akuntan (SPAP) Berikut ini adalah beberapa kode etik yang harus dipatuhi dan dimiliki oleh seorang akuntan publik profesional. Menurut Sanjaya: 2014, secara garis besar kode etik dan perilaku profesional adalah: 1. Kontribusi untuk masyarakat dan kesejahteraan manusia. Prinsip mengenai kualitas hidup semua orang menegaskan kewajiban untuk melindungi hak asasi manusia termasuk ancaman terhadap kesehatan dan keselamatan. 2. Hindari menyakiti orang lain. “Harm” berarti konsekuensi cedera, seperti hilangnya informasi yang tidak diinginkan, kehilangan harta benda, kerusakan harta benda, atau dampak lingkungan yang tidak diinginkan. 3. Bersikap jujur dan dapat dipercaya. Kejujuran merupakan komponen penting dari kepercayaan. Tanpa kepercayaan suatu organisasi tidak dapat berfungsi secara efektif. 4. Bersikap adil dan tidak mendiskriminasi nilai-nilai kesetaraan, toleransi, menghormati orang lain, dan prinsip-prinsip keadilan yang sama dalam mengatur perintah. 5. Hak milik yang temasuk hak cipta dan hak paten. Pelanggaran hak cipta, hak paten, rahasia dagang dan syarat-syarat perjanjian lisensi dilarang oleh hukum di setiap keadaan. 6. Memberikan kredit yang pantas untuk properti intelektual. Komputasi profesional diwajibkan untuk melindungi integritas dari kekayaan intelektual. 7. Menghormati privasi orang lain. Komputasi dan teknologi komunikasi memungkinkan pengumpulan dan pertukaran informasi pribadi pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah peradaban. 8. Kepercayaan. Prinsip kejujuran meluas ke masalah kerahasiaan informasi setiap kali salah satu telah membuat janji eksplisit untuk menghormati kerahasiaan atau, secara implisit, saat informasi pribadi tidak secara langsung berkaitan dengan pelaksanaan tugas seseorang. Prinsip etika profesi akuntan menurut IAI dalam Sanjaya: 2014 antara lain: 1. Tanggung jawab profesi. 2. Kepentingan publik. 3. Integritas. 4. Obyektivitas. 5. Kompetensi dan kehati-hatian profesional. 6. Kerahasiaan. 7. Perilaku profesional. 8. Standar teknis.
E. Peraturan OJK terkait profesi akuntan
Akuntan Publik adalah seseorang yang telah memperoleh izin untuk memberikan jasa sebagaimana diatur dalam peraturan perundang- undangan mengenai Akuntan Publik kepada Lembaga yang diawasi oleh OJK yang berada di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan. Otoritas jasa keuangan adalah lembaga yang independen yang mempuanyai fungsi, tugas dan wewenang pengaturan dan pengawasan, pemeriksaan dan penyidikan. Keberadaan instansi Otoritas Jasa Keuangan berhubungan erat dengan profesi akuntan di Indonesia. Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.13/POJK.03/2017 tentang Penggunaan Jasa Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik dalam Kegiatan Jasa Keuangan yang disahkan melalui Surat Edaran Jasa Keuangan No.36/SEOJK.03/2017 tentang Tata Cara Penggunaan Jasa Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik dalam Kegiatan Jasa Keuangan.
F. Tanggung Jawab dan Fungsi Auditor Independen
Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Laporan auditor merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya, atau apabila keadaan mengharuskan, untuk menyatakan tidak memberikan pendapat. Standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia mengharuskan auditor menyatakan apakah, menurut pendapatnya, laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dan jika ada, menunjukkan adanya ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya (PSA No.02 SA Seksi 110). Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan. Auditor independen dapat memberikan saran tentang bentuk dan isi laporan keuangan atau membuat draft laporan keuangan, seluruhnya atau sebagian, berdasarkan informasi dari manajemen dalam pelaksanaan audit. Namun,tanggung jawab auditor atas laporan keuangan auditan terbatas pada pernyataan pendapatnya atas laporan keuangan tersebut. Auditor independen juga bertanggung jawab terhadap profesinya, tanggung jawab untuk mematuhi standar yang diterima oleh para praktisi rekan seprofesinya. Dalam mengakui pentingnya kepatuhan tersebut, Ikatan Akuntan Indonesia telah menerapkan aturan yang mendukung standar tersebut dan membuat basis penegakan kepatuhan tersebut, sebagai bagian dari Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia yang mencakup Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik. G. Etika dalam Auditing Menurut Sanjaya: 2014, ada beberapa peranan etika dalam profesi audit yaitu: 1. Audit membutuhkan pengabdian yang besar pada masyarakat dan komitmen moral yang tinggi. 2. Masyarakat menuntut untuk memperoleh jasa para auditor publik dengan standar kualitas yang tinggi, dan menuntut mereka untuk bersedia mengorbankan diri. Itulah sebabnya profesi auditor menetapkan standar teknis dan standar etika yang harus dijadikan panduan oleh para auditor dalam melaksanakan audit. 3. Standar etika diperlukan bagi profesi audit karena auditor memiliki posisi sebagai orang kepercayaan dan menghadapi kemungkinan benturan-benturan kepentingan. 4. Kode etik atau aturan etika profesi audit menyediakan panduan bagi para auditor profesional dalam mempertahankan diri dari godaan dan dalam mengambil keputusan-keputusan sulit.
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional