Anda di halaman 1dari 3

Inisiasi 2

N o r m a P e m e r i k s a a n A k u n t a n 

Pada kesempatan ini, kita akan berbicara tentang beberapa hal sehubungan dengan Norma
Pemeriksaan Akuntan (NPA), antara lain tentang : fungsi dan isi NPA dan 3 tiga golongan NPA.
Baiklah kita mulai saja pada bagian yang pertama.
Seperti kita ketahui bersama seorang akuntan publik sebagai suatu profesi untuk memenuhi fungsi
pemeriksaan, tunduk kepada suatu kode etik profesi dan dalam melaksanakan tugasnya untuk
memeriksa laporan keuangan harus mendasarkan diri pada NPA. NPA di samping sebagai
pedoman umum yang harus dilaksanakan dalam setiap pemeriksaan, juga merupakan ukuran mutu
pelaksanaan pemeriksaan. NPA tidak hanya menyangkut kemahiran profesional dari akuntan tetapi
juga menyangkut pertimbangan yang digunakan di dalam pemeriksaan dan dalam menyusun
laporannya. Norma dapat diartikan sebagai sesuatu yang ditentukan oleh penguasa sebagai
peraturan/pedoman untuk mengukur kualitas, nilai, kuantitas berat/luas. Dalam hubungannya
dengan pemeriksaan akuntan maka NPA sebagai ukuran mutu dari hasil pemeriksaan tersebut.
Bagi masyarakat umum NPA merupakan jaminan kenyakinan akan kualitas hasil pemeriksaan yang
dilakukan akuntan.
NPA itu sendiri dapat digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu norma umum, norma pelaksanaan
pemeriksaan dan norma pelaporan.
Baiklah kita akan membahas 3 bagian satu persatu secara singkat. Pertama-tama kita akan
membahas tentang norma umum. Norma-norma umum berhubungan dengan; (1) persyaratan atau
kualitas dari akuntan;(2) persyaratan adanya keharusan untuk bersikap bebas (independen) bagi
setiap auditor dan;(3) kemampuan diri auditor untuk menggunakan keahlian/kemahiran
profesionalnya secara seksama.
1). Persyaratan bagi akuntan
Profesi akuntan berhubungan erat dengan kemampuan orang tersebut untuk bertindak sebagai
orang yang ahli dalam bidang akuntasi dan pemeriksaan akuntan. Di samping seorang akuntan
harus menguasai ilmu akuntasi dan pemeriksaan akuntan, serta harus memiliki pengalaman yang
cukup sebagai dasar pertimbangan dalam
Pelaksanaan pekerjaannya, ia (akuntan ) harus menguasai ilmu pengetahuan yang lain seperti :
ekonomi perusahaan, ekonomi moneter, manajemen pemasaran dan masih banyak lagi. Karena
dunia usaha selalu mengalami perubahan dan perkembangan, maka akuntasi yang merupakan
penyedia informasi keuangan bagi masyarakat bisnis tidak bisa tidak harua selalu mengikuti
perkembangan bidang akuntasi agar tetap dapat menyediakan jasa yang bermanfaat bagi
lingkungan masyarakatnya. Pendidikan formal dan pelatihan tehnik yang telah diperoleh, perlu
diperbaharui setiap saat untuk menyesuaikan dengan perkembangan bidang akuntasi.
2) norma umum yang berhubungan dengan indepensi akuntan
Norma umum yang kedua ini mengkehendaki adanya independensi akuntan. Mengapa demikian?
Standar umum ini mengatur sikap mental yang bebas dari pengaruh, yang tidak dikendalikan oleh
pihak lain, tidak tergantung pada orang lain.
Sikap mental yang independen sama pentingnya dengan keahlian dalam bidang politik akuntasi dan
prosedur audit yang harus dimiliki oleh setiap auditor. Untuk memelihara independensinya, akuntan
publik harus senantiasa jujur untuk ilmunya. Di samping ia harus mempertahankan sikap mental
independen, tapi ia harus pula menghindari keadaan-keadaaan yang dapat mengakibatkan
masyarakat meragukan independensinya. Sikap mental independen auditor menurut persepsi
masyarakat inilah yang tidak mudah memperolehnya. Dalam kenyataannya seringkali auditor
menemui kesulitan dalam mempertahankan independensinya, hal ini disebabkan
karena :
1. Sebagai seorang yang melakukan audit secara independen auditor dibayar oleh kliennya atas
jasanya tersebut
2. Sebagai penjual jasa seringkali auditor mempunyai kecenderungan untuk memuaskan keinginan
kliennya
3. mempertahankan sikap mental independen seringkali dapat menyebabkan lepasnya klien
3). Norma umum yang berhubungan dengan kemampuan diri akuntan publik untuk menggunakan
keahlian/kemahiran profesionalnya secara seksama
Pada norma umum ini, mewajibkan auditor untuk Melaksanakan tugas pekerjaannya dengan
seksama dan penuh rasa tanggung jawab. Apa artinya ? Penggunaan kemahiran profesional
dengan cermat dan seksama berarti penggunaan pertimbangan sehat dalam penetapan lingkup,
dalam pemilihan metodologi dan dalam pemilihan pengujian dan prosedur serta dalam
mengevaluasi dan melaporkan hasil auditnya. Selain itu keseksamaan ini juga dituntut pada
pengawasan terhadap tenaga-tenaga pembantunya dan pembuatan kertas kerja . Keseksamaan
dalam masalah kertas kerja menghendaki bahwa isi kertas kerja itu harus cukup menunjang
pendapat yang diberikan akuntan dan bahwa penyusunannya memenuhi norma pemeriksaan
akuntan

Yang kedua adalah norma pelaksanaan pemeriksaan. Norma ini memberikan pedoman kepada
akuntan publik tentang hal-hal yang harus dilakukan dalam melaksanakan pemeriksaan sehingga
hasil pemeriksaannya mencapai mutu yang diharapkan. Norma ini berkaitan dengan pelaksanaan
pemeriksaan akuntan di lapangan ( audit field work), mulai dari perencanaan audit dan supervisi,
pemahaman dan evaluasi pengendalian intern, pengumpulan bukti-bukti audit melalui compliance
test, substantif test, analyitical test, sampai selesainya audit test work.
Kita akan membahas hal yang berhubungan dengan norma ini secara singkat.
-. Perencanaan pemeriksaan
Perencanaan ini menyangkut penyusunan strategi yang menyeluruh dari tindakan-tindakan yang
akan dilakukan dalam pemeriksaan, auditor harus mempertimbangkan sifat,luas dan jadwal waktu
dari pekerjaan –pekerjaan yang akan dilakukan. Sebelum akuntan pemeriksa menyusun rencana
pemeriksaan yang tetap, maka terlebih dahulu tentu saja auditor harus mencari informasi tentang
kliennya dan memahami karakteristik Usahanya; misalnya informasi tentang usaha klien. Status
hukum perusahaan, struktur keuangan, sistem pengawasan intern yang tidak digunakan oleh klien
dan lain-lain. Tujuan dari pengetahuan ini adalah agar dapat membantu seorang auditordalam :
mengindentifikasi Masalah yang mungkin memerlukan perhatian khusus, menilai keadaan, menilai
kewajaran taksiran-taksiran yang dibuat perusahaan (misalnya penilaian persediaan), menilai
kewajaran pernyataan-pernyataan pimpinan perusahaan baik tertulis amupun tidak dan
mempertimbangkan ketepatan penerapan prinsip-prinsip akuntasi.
-. Pengawasan tenaga pembantu
Dalam melancarkan pemeriksaan, akuntan publik biasanya menggunakan tenaga pembantu
maupun akuntan yang masih yunior dalam arti belum banyak pengalamannya dalam bidang
pemeriksaan akuntan, oelh karena itu diperlukan bimbingan dan pengawasan akuntan senior. Luas
pembimbingan dan pengawasan yang sesuai untuk suatu situasi tertentu tergantung oelh berbagai
faktor, antara lain keruwetan dari permasalahan yang dihadapi dan kualitas para pembantu itu
sendiri.

Tadi sudah dijelakskan mengenai norma umum dan norma pelaksanaan pemeriksaan, sekarang kita
tiba pada akhir pembahasan mengenai norma pelaporan. 
Norma pelaporan merupakan pedoman bagi auditor independen dalam menyusun laporan auditnya.
Norma ini mengatur persyaratan yang harus dipenuhi oleh akuntan publik dala menerbitkan laporan
hasil pemeriksaannya, dengan kata lain pedoman ini sangat penting dan harus dipatuhi oelh setiap
akuntan publik. Kenapa demikian ? Karena laporan akuntan merupakan hasil akhir proses
pemeriksaan dan merupakan alat untuk berkomunikasi antara akuntan yang bersangkutan dengan
pihak pemakai laporan keuangan yang sudah diperiksa.
Norma pelaporan ini terdiri dari 4 pedoman, antara lain :
1. Kesesuaian laporan keuangan yang diperiksanya dengan Prinsip Akuntasi Indonesia
2. Konsistensi penerapan Akuntansi Indonesia dengan tahun-tahun sebelumnya
3. Cukupnya pengungkapan-pengungkapan dalam laporan keuangan;
4. Pendapat akuntan terhadap kewajaran laporan keuangan sebagai suatu keseluruhan.

Yang pertama, Prinsip akuntansi Indonesia merupakan kodifikasi dari kebiasaan aturan dan
prosedur-prosedur yang diperlukan untuk menunjukkan dan menegaskan praktek-praktek akuntasi
yang diterima oleh umum, pada suatu kurun waktu tertentu di Indonesia, yang merupakan suatu
patokan untuk mengukur kewajaran penyajian laporan keuangan.
Norma pelaporan akuntan yang kedua, berhubungan dengan konsistensi dalam penerapan prinsip-
prinsip akuntansi dibandingkan dengan penerapannya.
Norma pelaporan yang ketiga mensyaratkan adanya pengungkapan-pengungkapan yang cukup
memadai, dalam arti bukan berarti banyaknya penggunaan kata-kata atau kalimat-kalimat yang
panjang lebar melainkan mengungkapkan persoalan-persoalan yang dianggap penting oleh akuntan
publik sehingga laporan keuangan tersebut tidak menyesatkan para pemakainya dan tidak
merugikan bagi perussahaan atau pemegang saham.
Norma pelaporan yang keempat, mengharuskan akuntan publik mengutarakan pendapatnya
mengenai laporan keuangan sebagai suatu keseluruhan, untuk mencegah terjadinya penafsiran-
penafsiran mengenai tingkat tanggung jawab akuntan publik apabila namanya dikaitkan dengan
laporan keuangan. Tanggung jawab atas kebenaran dan kewajaran laporan keuangan berada di
pihak klien.

Dari keseluruhan penjelasan tadi, kesimpulan dari masing-masing bagian yang ada adalah ……….

1. Norma umum bersifat pribadi dan berhubungan dengan persyaratan-persyaratan untuk menjadi
akuntan publik dan mutu pekerjaannya atau kemampuan dari akuntan yang bersangkutan.
2. Norma pelaksanaan pemeriksaan akuntan memberikan pedoman kepada akuntan publik tentang
hal-hal yang harus dilakukan dalam melakukan pemeriksaan sehingga hasil pemeriksaannya
mencapai mutu yang diharapkan.
3. Norma pelaporan lebih mengatur pada persyaratan yang harus dipenuhi oleh akuntan publik
dalam menerbitkan laporan hasil pemeriksaannya.
Demikianlah penjelasan singkat dari saya, kiranya dapat bermanfaat bagi para mahasiswa sekalian,
khususnya yang sedang memprogram mata kuliah ini.

SELAMATBELAJARDANSEMOGASUKSES

Anda mungkin juga menyukai