Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
      Keberadaan akuntan publik dewasa ini semakin diperhitungkan. Hampir semua perusahaan
membutuhkan akuntan publik. Entah karena memang tuntutan atau sebagai pengawas kegiatan
usaha yang dimiliki untuk tetap mengawasi harta pemilik yang diinvestasikan dalam perusahaan
tersebut. Untuk perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang bersifat terbuka kebutuhan
akan profsi akuntan dirasakan makin meningkat. Hal ini dikarenakan pengelola perusahaan
dengan pemilik sudah sangat mungkin terpisah. Pemilik perusahaan hanya sebagai penanam
modal. Sebagai penanam modal mereka berhak untuk mendapatkan laporan-laporan yang akurat
dan benar berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim.
Keadaan perkembangan selanjutnya adalah pihak-pihak luar seperti kreditu, pemerintah, dan
lain sebagainya juga merupakan laporan-laporan yang akurat dan benar dalam rangka
pengambilan keputusan-keputusan ekonominya. Dalam keadaan demikian maka laporan
keuangan yang dibuat oleh manajemen memerluykan pihak yang independen untuk
memeriksanya apakah sudah akurat dan benar menurut prinsip-prinsip akuntansi  yang lazim.
Maka dari itu dalam pembuatan laporan keuangan profesi akuntanlah yang sangat berperan.
B.     Rumusan Masalah
Adapun beberapa permasalahan yang dirumuskan di dalam makalah adalah sebagai berikut:
1.    Bagaimana sifat kantor akuntan publik dan akuntansi publik?
2.   Apa saja aktivitas dan bagaimana stuktur akuntan publik?
3.   Apa saja fungsi-fungsi organisasi profesional akuntan publik?
4.   Bagaimana standar audit yang berlaku umum?
5.   Bagaimana standar dan praktik pengendalian mutu dalam profesi akuntan?
6.   Bagaimana teknologi informasi mempengaruhi pengendalian intern?
7.   Apa saja dampak teknologi informasi terhadap proses audit?

C.    Tujuan
Berkaitan dengan rumusan masalah terlampir sebelumnya, makalah ini bertujuan sebagai
berikut:
1.   Memahami sifat kantor akuntan publik dan akuntansi publik.
2.   Memahami  aktivitas dan stuktur akuntan publik.
3.   Memahami fungsi-fungsi organisasi profesional akuntan publik.
4.   Memahami standar audit yang berlaku umum.
5.   Memahami standar dan praktik pengendalian mutu dalam profesi akuntan.
6.   Memahami teknologi informasi mempengaruhi pengendalian intern.
7.   Memahami dampak teknologi informasi terhadap proses audit.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Sifat Kantor Akuntan Publik dan Akuntansi Publik
Akuntansi publik mendirikan kantor akuntan sebagai basis untuk melayani dan memberi jasa
para nasabah. Sedangkan akuntan publik mendirikan kantor akuntan untuk memberikan jasa
pelayanan kepada berbagai unit organisasi yang membutuhkan jasa akuntan, antara lain
melakukan pemeriksaan laporan keuangan. Mereka juga memberi jasa konsultasi manajemen.
a.    Pemeriksa laporan keuangan yang disusun oleh nasabah, kemudian memberi jasa akuntansi dan
manajemen untuk menyempurnakan laporan keuangan yang akan disusun dalam periode
berikutnya.
b.    Membantu penyusunan laporan keuangan suatu unit organisasi (perusahaan) untuk keperluan
perpajakan dan perkreditan.
c.    Menyusun suatu metode akuntansi yang sesuai bagi bidang aktivitas unit organisasi yang
bersangkutan.
d.   Menyusun laporan keuangan yang digunakan untuk tujuan studi kelayakan dalam rangka
mengajukan permintaan kredit kepada lembaga keuangan.
e.    Dan lain-lain jasa akuntansi yang diperlukan oleh berbagai unit organisasi dengan ketentuan para
akuntan harus selalu bertindak independen (tidak memihak).[1]
a.    Standar Profesional Akuntan Publik
     Mengingat profesi akuntan publik sangat penting perannya dalam dunia bisnis di Indonesia,
maka Akuntan Publik harus selalu menjaga integritas (integrity) dan profesionalisme melalui
pelaksanaan standar dan kode etik profesi secara konsekuen dan konsisten. Dalam setiap
penugasan yang diberikan, Akuntan Publik harus selalu bersikap independen dan menggunakan
kemahiran jabatannya secara profesional. Akuntan Publik dan KAP agar menghindarkan diri dari
tindakan tercela, seperti kolusi (collusion) dengan klien atau menutupi terjadinya tindak
kecurangan (fraud) yang sangat merugikan berbagai pihak.
     Menetapkan prosedur dengan tujuan seperti tersebut, tidak berarti bahwa KAP bertugas untuk
menentukan integritas atau keandalan klien, dan tidak juga berarti bahwa KAP berkewajiban
kepada siapa pun, kecuali kepada dirinya, untuk menerima, menolak atau mempertahankan
kliennya. Namun, dengan berdasarkan pada prinsip pertimbangan hati-hati, KAP disarankan
selektif dalam menentukan hubungan profesionalnya seperti;
1.      Penetapan Tanggung Jawab
        KAP dapat menetapkan tanggung jawab kepada personelnya agar dapat melaksanakan
kebijakan dan prosedur  pengendalian mutunya secara efektif. Hal-hal yang harus mendapatkan
pertimbangan memadai, dalam penetapan tanggung jawab, adalah kompetensi individu,
penetapan wewenang, dan lingkup supervisi yang diberikan.
2.      Komunikasi
      KAP wajib mengkomunikasikan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu kepada
personelnya dengan suatu cara yang akan memberikan keyakinan memadai bahwa kebijakan dan
prosedur tersebut dapat dipahami. Pada umumnya, komunikasi akan lebih baik apabila dilakukan
secara tertulis, namun efektivitas sistem pengendalian mutu KAP tidak terpengaruh oleh
ketiadaan dokumentasi kebijakan dan prosedur pengendalian mutu yang ditetapkan oleh
KAP.  Umumnya, dokumentasi kebijakan dan prosedur pengendalian mutu pada KAP besar akan
lebih ekstensif dibandingkan dengan dokumentasi pada KAP kecil, begitu pula dokumentasi
akan lebih ekstensif pada KAP yang memiliki banyak kantor dibandingkan dengan dokumentasi
pada KAP yang hanya memiliki satu kantor.
3.      Pemantauan
      KAP harus memantau efektivitas sistem pengendalian mutunya dengan mengevaluasi, secara
rutin, kebijakan dan prosedur pengendalian mutunya, penetapan tanggung jawab, dan
komunikasi kebijakan dan prosedurnya. Inspeksi yang merupakan salah satu unsur pengendalian
mutu, termasuk dalam kegiatan pemantauan, namun kegiatan pemantauan tidak hanya terbatas
pada inspeksi saja.[2]
B.     Aktivitas dan Stuktur Akuntan Publik
1.  Aktivitas Kantor Akuntan
a.    Jasa Atestasi
Jasa atestasi  merupakan salah satu jasa dimana kantor CPA mengeluarkan komunikasi
tertulis yang menyatakan suatu kesimpulan tentang keandalan asersi tertulis yang menjadi
tanggung jawab pihak lain. Selanjutnya jasa atestasi ini dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu:
1)        Audit
Contoh utama dari jasa audit adalah audit laporan keuangan. Jenis audit ini meliputi upaya
memperoleh dan mengevaluasi bukti yang mendasari laporan keuangan historis yang membuat
asersi yang dibuat oleh manajemen entitas. Berdasarkan audit tersebut, CPA memberikan
pernyataan pendapat “positif” tentang apakah laporan tersebut telah menyajikan secara wajar
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Biasanya criteria yang telah digunakan adalah
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP).
2)                  Pemeriksaan
Istilah pemeriksaan (examination) digunakan untuk menguraikan jasa lain yang muncul
dalam pernyataan positifsuatu pendapat tentang kesesuaian asersi yang di buat pihak lain dengan
criteria yang telah ditetapkan.

3)        Review
Jasa review terutama terdiri dari permintaan keterangan dari manajemen entitas serta analisis
komparatifatas informasi keuangan. Lingkup jasa ini kurang signifikan apabila dibandingkan
dengan jasa audit atau jasa pemeriksaan. Tujuan review adalah untuk memberikan “keyakinan
negatif” sebagai lawan dari pernyataan posotif yang diberikan pada suatu audit.
4)                  Prosedur yang telah disepakati
Lingkup kerja dalam melaksanakan prosedur yang telah disepakati juga lebih sempit
dibandingkan dengan jasa audit dan jasa pemeriksaan. Sebagai contoh, klien dan kantor CPA
dapat membuat kesepakatan bahwa prosedur-prosedur tertentu hanya akan dilaksanakan pada
elemen dan akun tertentu dalam laporan keuangan sebagai lawan dari laporan keuangan secara
keseluruhan. Untuk jenis jasa ini, kantor CPA dapat menerbitkan suatu “ringkasan temuan”.[3]
b.      Penyuluhan Pajak
Kantor akuntan menyusun surat pemberitahuan pajak dari perusahaan dan perseorangan, baik
yang merupakan kliennya maupun yang bukan. Selain itu banyak kantor akuntan yang mengurus
pajak tanah, pajak hadiah, perencanaan perpajakan dan lain-lain konsultasi pajak.
c.       Konsultasi Manajemen
Jasa ini berkisar dari pemberian saran sederhana mengenai pembenahan sistem akuntansi
sampai keikutsertaan dalam menyusun strategi pemasaran, memanfaatkan instalansi komputer
yang ada ada dengan sebaik-baiknya, dan konsultasi asuransi.

d.      Jasa Akuntansi Serta Administrasi Pembukuan


Banyak klien kecil dengan staf akuntansi yang terbatas menyerahkan pembuatan laporan
keuangannya kepada kantor akuntan. Ada kalanya kantor akuntan tersebut juga
menyelenggarakan audit setelah jasa administrasi pembukuannya selesai, namun ada kalanya
pula tugasnya hanya terbatas pada penyusunan laporan keuangan saja tanpa melaksanakan audit.
[4]
2.      Struktur Organisasi Kantor Akuntan Publik
Karena besarnya tanggung jawab yang mereka sandang, adalah penting bagi tenaga ahli yang
bekerja di suatu kantor akuntan publik  untuk
memiliki indenpendensi atau kebebasan dan kemampuan kerja (competence) yang tinggi.
Dengan kemampuan yang mereka miliki, mereka dapat melaksanakan suatu audit dengan efektif
dan efisien. Sebagian besar kantor akuntan publik dibangun dengan struktur organisasional
serupa yang terdiri atas staff akuntan, akuntan senior, manajer, dan patner (rekan).
a.      Auditor Staf
Orang tersebut biasanya digolongkan sebagai auditor  staff (staff auditor) yang sering pula
disebut asisten atau auditor yunior. Auditor staf kerapkali melakukan tugas-tugas audit rutin
yang rinci, namun mereka mempunyai pengalaman yang sangat terbatas.
b.      Auditor Senior
Auditor senior disebut juga auditor penanggung jawab adalah auditor yang memenuhi syarat
untuk memikul tanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta penyusunan
rancangan laporan auditor, yang akan dikaji ulang dan disetujui oleh manajer auditor
dan partner. Auditor senior bertanggung jawab atas pekerjaan lapangan audit dan pada
umumnya pengalaman dua sampai lima tahun dalam akuntansi publik.

c.       Manajer
Manajer pada kantor akuntan publik biasanya mempunyai paling tidak lima tahun
pengalaman dalam akuntansi publik. Manajer pada umumnya tidak berada di kantor klien untuk
melakukan audit secara harian yang merupakan tanggung jawab auditor senior. Manajer dapat
bertanggung jawab atas penyelidikan atau supervisori dua atau lebih perikarikatan audit
sekaligus.
d.      Rekan (partner)
Rekan atau pemilik adalah orang-orang yang memiliki kantor akuntan publik. Mereka
mengemban tanggung jawab penuh atas kegiatan-kegiatan kantor akungtan publik dan
praktiknya serta memegang peran utama dalam pengembangan klien.[5]
C.    Fungsi-Fungsi Organisasi Profesional Akuntan Publik
     Suatu kantor akuntan yang sudah cukup besar dapat dibagi-bagi menurut jenis jasa yang
diberikan. Jika kita misalnya dapat melihat kantor akuntan yang dibagi menjadi Bagian
Pemeriksaan (Audit), Bagian Konsultasi (Management Service), Bagian Perpajakan dan
Bagian  Penelitian dan Latihan. Pembagian ini dimaksud untuk memungkinkan pegawai
profesionil mengembangkan keahlian mereka kejurusan yang sesuai dengan pengetahuan dan
preferensi mereka sehingga memungkinkan pemberian jasa yang lebih baik bagi langganan.[6]
     Bagian pemeriksaan apabila pada waktu menyatakan suatu pendapat positif, praktisi harus
secara jelas menyatakan apakah, menurut pendapatnya, asersi disajikan sesuai dengan kriteria
yang telah ditetapkan atau telah dinyatakan.[7] Bagian konsultasi menawarkan macam-macam
jasa yang dirancang untuk memacu efektivitas dan efisiensi aktivitas bisnis kliennya.[8] Bagian
perpajakan berfungsi menyusun surat pemberitahuan pajak dari perusahaan dan perseorangan,
baik yang merupakan kliennya maupun yang bukan. Dewasa ini hampir semua kantor akuntan
dapat memberikan penyuluhan pajak.[9] Bagian penelitian dan pelatihan ke dalam organisasi ia
berfungsi sebagai penunjang, sama seperti bagian administrasi dalam kantor tersebut, dan di luar
organisasi bagian ini memberikan jasa-jasa dalam bidang latihan pegawai-pegawai langganan.
[10]
1. Organisasi yang Berkaitan dengan Profesi Akuntan Publik di Amerika Serikat
Profesi akuntan public modern dipengaruhi oleh sejumlah organisasi professional dan badan
pengatur yang memiliki fungsi di dalam organisasi itu sendiri maupun yang secara langsung
dapat mempengaruhi profesi itu sendiri melalui kegiatan penetapan standar dan pengaturan.
Organisasi-organisasi yang mewakili sektor swasta dan public.[11]
a.      Organisasi Sektor Swasta
1)      American Institute Of Certified Public Accountans (AICPA)
Organisasi profesi nasional untuk akuntan public di Amerika Serikat adalah AICPA.
Sebagaiman dinyataka dalam laporan tahunan, misi AICPA adalah bertindak atas nama anggota
serta menyediakan dukungan yang perlu untuk meyakinkan bahwa CPA telah melayani
kepentingan public dalam melaksanakan jasa profesional yang bermutu.
2)      State Societies of Certified Public Accountants (Masyarakat CPA Negara Bagian)
Masyarakat CPA Negara bagain menjalankan fungsinya melalui sejumlah kecil staf yang
bekerja penuh waktu serta melalui berbagai komite yang terdiri para anggota sendiri.

3)      Badan –Badan yang Menetapkan Standar Akuntansi


Financial Accounting Standards Board (FASB= Dewan Standar Akuntansi Keuangan) serta
Governmental Accounting Standards Board(GASB)= Dewan Standar Akuntansi pemerintahan)
adalah badan-badan independen yang menetapkan standar sektor swasta. Fungsi utamanya
adalah mengembangkan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP) bagi setiap
entitas bisnis dan nirlaba, entitas Negara bagian dan lokal.
b.      Organisasi Sektor Publik
1)      State Boards of Accuntancy (Badan Akuntansi Negara Bagian)
Badan-badan negara bagian ini berada di bawah Nasional Badan-Badan Akuntansi Negara
Bagian yang berfungsi mengindentifikasi, meneliti, dan menganalisis isu-isu besar yang sedang
muncul dan berkembang serta dapat mempengaruhi badan-badan akuntansi negara bagian,
memperkuat dan memelihara komunikasi dengan anggota badan.[12]
2)      Securities and Exchange Commision (Otoritas Pasar Modal di A.S.)
Berfungsi untuk mengatur peredaran saham yang ditawarkan untuk dijual kepada publik dan
selanjutnya mengatur perdagangan surat-surat berharga melalui bursa efek tidak resmi.
3)      Internal Reveneu Service (Kantor Pajak di A.S.)
Fungsinya bertanggung jawab untuk mengelola dan menegakkan perundangan pajak federal.
D.    Standar Audit yang Berlaku Umum
Menurut Webster’s New International dictionary, standar adalah sesuatu yang ditentukan
oleh penguasa, sebagai suatu peraturan untuk mengukur kualitas, berat, luas, nilai, atau mutu.
Jika diterapkan dalam auditing, standar auditing adalah suatu ukuran pelaksanaan tindakan yang
merupakan pedoman umum bagi auditor dalam melaksanakan audit.[13]
Pedoman umum yang dimaksud adalah berupa 10 standar auditing yang berlaku umum
(generally accepted auditing standards), yang dikembangkan oleh AICPA (American Institute of
Certified Public Accountants). Standar-standar ini memang tiak cukup spesifik untuk
memberikan pedoman yang berarti bagi praktisi akuntan publik, akan tetapi menyajikan
kerangka kerja atau acuan yang membuat AICPA dapat memberikan interprestasi.[14]
Sepuluh standar auditing dibagi menjadi tiga kelompok: (1) standar umum, (2) standar
pekerjaan lapangan. Dan (3) standar pelaporan. Standar umum mengatur syarat-syarat diri
auditor; standar pekerjaan lapangan mengatur mutu pelaksanaan auditing; dan (3) standar
pelaporan. Standar umum mengatur syarat-syarat diri auditor; standar pekerjaan lapangan
mengatur mutu pelaksanaan auditing, dan standar pelaporan memberikan panduan bagi auditor
dalam mengkomunikasikan hasil auditnya melalui laporan audit kepada pemakai informasi
keuangan standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia
dalam Pernyataan Standar Auditing (PSA) No. 01 (SA Seksi 150) Standar Auditing berikut ini:
1.    Standar Umum
a.    Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis
cukup sebagai auditor.
b.    Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, indenpendensi dalam sikap mental harus
dipertahankan oleh auditor.
c.    Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran
profesionalnya dengan cermat dan seksama.

2.    Standar Pekerjaan Lapangan


a.    Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi
dengan semestinya.[15]
b.    Auditor harus memperoleh pemahaman yang cukup mengenai entitas erta lingkungannya,
termasuk pengendalian internal, untuk menilai risikp salah saji yang material dalam laporan
keuangan karena kesalahan atau kecurangan, dan selanjutnya untuk merancang sifat, waktu, serta
luas prosedur audit.
c.    Auditor harus memperoleh cukup bukti audit yang teoat dengan melakukan prosedur audit agar
memiliki dasar yang layak untuk memberikan pendapat menyangkut laporan keuangan yang
diaudit.

3.    Standar Pelaporan
a.    Auditor dalam laporan auditnya harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disajikan
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
b.    Auditor dalam laporan auditnya harus mengidentifikasikan mengenai keadaan di mana prinsip
akuntansi tidak secara konsisten diikuti selama periode berjalan dibandingkan dengan periode
sebelumnya.
c.    Jika auditor menetapkan bahwa pengungkapan secara informatif belum memadai, auditor harus
menyatakan dalam laporan audit.
d.   Auditor dalam laporan auditnya harus menyatakan pendapat mengenai laporan keuangan secara
keseluruhan, atau menyatakan bahwa pendapat tidak dapat diberikan. Jika auditor tidak dapat
memberikan seuatu pendapat, auditor harus menyebutkan bukti alasan-alasan yang mendasarinya
dalam laporan auditor.[16]
E.     Standar dan Praktik Pengendalian Mutu dalam Profesi Akuntan
Pada tahun 1978, AICPA mendirikan Quality Control Standards Committee  yang
bertanggung jawab untuk membantu kantor akuntan publik merumuskan dan melaksanakan
standar pengendalian mutu.[17] Quality Control Standards Committee  telah menggariskan
sembilan unsur dari pengendalian mutu yang harus menjadi bahan pertimbangan  kantor akuntan
dalam menetapkan kebijakan dan prosedur mereka sendiri. AICPA telah membentuk sebuah
divisi untuk mengamati kantor-kantor akuntan publik dengan dua seksi, SEC Practice Section
(untuk kantor akuntan yang mengaudit perusahaan  yang go-public) dan Private Companies
Practice Section (untuk kantor akuntan yang mengaudit perusahaan biasa). Tujuan mereka adalah
untuk memperbaiki kualitas dari praktek-praktek yang dijalankan oleh kantor akuntan
publik  sesuai dengan standar pengendalian mutu  AICPA.
Berikut ini adalah sembilan unsur pengendalian mutu:
UNSUR IKHTISAR PERSYARATAN CONTOH PROSEDURNYA

Indenpendensi Semua karyawan yang melibatkan Setiap sekutu (partner) dan


dari dalam perjanjian kerja harus karyawan harus mengisi suatu
memenuhi persyaratan kode etik “kuesioner tentang
jabatan dari AICPA. indenpendensi” setiap tahun,
seperti pemilikan saham dan
keanggotaan dalam dewan
direksi.
Penugasan Setiap karyawan yang terlibat dalam Penugasan karyawan ditangani
karyawan dalam perjanjian kerja harus memiliki oleh seorang sekutu (partner)
kontrak kerja tingkat pendidikan formal dan yang mengenal klien yang
keahlian yang memadai. bersangkutan, dan dilakukan
sekurang-kurangnya dua bulan
sebelumnya.
Konsultasi Apabila ada sekutu atau karyawan Direktur kantor akuntan
yang menghadapi kesulitan teknis, bersangkutan dalam bidang
prosedur yang ada harus sedemikian akuntansi dan auditing harus
rupa hingga dapat dipastikan bahwa selalu siap untuk dimintai
mereka akan mendapatkan berkonsultasi dan harus sudah
pengarahan-pengarahan dari tenaga menyetujui semua perjanjian
yang cukup ahli. kerja sebelum semuanya
terselesaikan.
Supervisi Dalam setiap perjanjian kerja harus Program pemeriksaan yang
(pengawasan) ditetapkankebijakan yang mengatur akan dilaksanakan harus
sistem pengawasan yang layak pada dipelajari dan disetujui oleh
setiap jenjang kerja. seorang sekutu bidang auditing
sebelum dilaksanakannya
pemeriksaan yang terinci.
Penerimaan Semua pegawai baru harus mampu Semua calon pegawai harus
karyawan melaksanakan tugas-tugas dengan diwawancarai dan disetujui
baik. oleh seorang partner bidang
personalia dan sekutu lain yang
akan membawahi calon
bersangkutan dalam
pekerjaannya.
Pengembangan Setiap karyawan harus Setiap karyawan harus
keahlian mengembangkan kemampuan mengikuti pendidikan lanjutan
profesionalnya agar dapat sebanyak 40 jam dalam
melaksanakan tugas-tugasnya setahun ditambah beberapa
dengan baik. jam lagi seperti yang
disarankan oleh sekutu bidang
personalia.
Promosi jabatan Kebijakan mengenai promosi Hasil kerja setiap karyawan
karyawan harus diatur sedemikian dalam setiap perjanjian kerja
rupa untuk memastikan bahwa harus selalu dievaluasi dan
karyawan yang bersangkutan dicatat dalam laporan
mampu menduduki jabatannya yang pribadinya masing-masing.
baru.
Hubungan Semua calon klien dan klien yang Sebelum diterimanya seorang
dengan klien ada saat ini harus selalu dievaluasi calon klien, suatu formulir
dengan calon untuk memperkecil kemungkinan evaluasi klien mengenal hal-
klien terjalinnya hubungan dengan hal seperti komentar dari
manajemen yang kejujurannya auditor yang terdahulu dan
diragukan. evaluasi manajemen, harus
selalu diisi terlebih dahulu.
Inspeksi Harus ada kebijakan dan prosedur Sekutu di bidang pengendalian
tertentu untuk memastikan bahwa mutu harus selalu menguji
prosedur yang dimaksudkan untuk prosedue-prosedur
memenuhi kedelapan unsur pengendalian mutu, setidak-
pengendalian mutu lainnya tidaknya setiap tahun untuk
dijalankan secara konsisten. memastikan bahwa kantor
akuntan itu telah menaati
semua prosedur tersebut
dengan baik.

Tabel sembilan unsur pengendalian mutu[18]

F.     Teknologi Informasi Mempengaruhi Pengendalian Intern


Sebelum membahas mengenai pengaruh teknologi informasi terhadap pengendalian intern,
pertama-tama kita akan membahas mengenai pentingnya pengendalian intern bagi manajemen,
auditor independen dan pihak eksternal.
Pengendalian intern (internal control) adalah suatu proses, yang dilaksanakan oleh dewan
direksi , manajemen dan personel lainnya dalam suatu entitas, yang dirancang untuk
menyediakan keyakinan yang memadai berkenaan dengan pencapaian tujuan dalam kategori
berikut:
 Keandalan laporan keuangan
 Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
 Efektifitas dan efesiensi operasional[19].
Pengendalian intern sangat penting bagi manajemen dan auditor independen, hal ini telah
diakui dalam literatur profesinal selama beberapa tahun. Suatu terbitan tahun 1947 oleh AICPA
yang berjudul Internal Control menyebutkan faktor-faktor berikut sebagai faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap meluasnya pengakuan atas pentingnya pengendalian intern.
a)    Lingkup dan ukuran bisnis entitas telah menjadi sangat kompleks dan tersebar luas sehingga
manajemen harus bergantung pada sejumlah laporan dan analisis untuk mengendalikan operasi
secara efektif.
b)   Pengujian dan penelaahan yang melekat dalam sistem pengendalian intern yang baik
menyediakan perlindungan terhadap kelemahan manusia dan mengurangi kemungkinan
terjadinya kekeliruan dan ketidak beresan.
c)    Tidak praktis bagi auditor untuk melakukan audit atas kebanyakan perusahaan atas pembatasan
biaya ekonomi tanpa menguntungkan pada sistem pengendalian intern klien.
d)   Pemantauan merupakan suatu proses yang menilai kualitas kinerja pengendalian pada suatu
waktu.
G.    Dampak Teknologi Informasi Terhadap Proses Audit
Dalam perikatan audit, auditor akan menjumpai salah satu dari tiga tipe lingkungan informasi
komputer berikut: (1) stand-alone micro komputer, (2) on-line komputer system, dan
(3) database system.
Dari ketiga tipe tersebut masing-masing memiliki dampak terhadap proses audit yag
dilakukan oleh seorang auditor. Adapun dampak dari tiga tipe lingkungan informasi tersebut
masing-masing akan dibahas pada uraian berikut.

1.      Dampak Lingkungan Komputer Mikro


Berdasarkan karakteristik komputer mikro, maka dapat disimpulkan bahwa risiko
pengendalian dalam sistem komputer tersebut sangatlah tinggi.  Dalam hal ini, setelah auditor
memperoleh pemahaman mengenai lingkungan pengendalian dan arus transaksi, maka auditor
tidak perlu lagi melakukan riview terhadap pengendalian umum sistem informasi komputer,
namun lebih memusatkan pada usaha audit ke pengujian substansi pada atau mendekati akhir
tahun. Dengan demikian prosedur audit yang digunakan oleh auditor lebih berfokus pada[20]:
a)    Pemeriksaan fisik dan konfirmasi aktiva
b)   Pengujian rinci
c)    Ukuran sampel yang lebih besar
d)   Penggunaan lebih banyak tehnik audit berbantuan komputer (jika diperlukan).

2.      Dampak sistem Komputer On-line


Dalam sistem ini seorang auditor dapat melakukan review terhadap aplikasi akuntansi secara
on-line sebelum sua aplikasi diimplementasikan, namun review yang dilakukan bukan pada
aplikasi setelah sistem ini dipasangkan. Hal ini dapat memberikan kesempatan pada auditor
untuk meminta fungsi tambahan jika diperlukan, seperti pembuatan data transaksi rinci atau
pengendalian didalam desain aplikasi.
Sistem komputer on-line memiliki dampak yang besar terhadap proses audit yang dilakukan
oleh auditor[21].

3.      Dampak Database
Di dalam lingkungan database proses audit akan dipengaruhi oleh luasnya data dalam
database yang digunakan untuk sistem akuntansi. Untuk memahami lingkungan pengendalian
database dan arus transaksi, auditor dapat mempertimbangkan dampak berikut ini terhadap
resiko audit dan perencanaan audit.
a.    DBMS dan aplikasi akuntansi signifikan yang menggunakan database.
b.    Standar dan prosedur untuk pengembangan dan pemeliharaan program aplikasi yang
menggunakan database.
c.    Fungsi pengelolaan database.
d.   Deskripsi pekerjaan, standar dan prosedur bagi individu yang bertanggung jawab terhadap
dukungan teknis desain pengelolaan dan operasi database.
e.    Prosedur yang digunakan untuk menjamin integritas, keamanan dan kelengkapan informasi
keuangan yang terdapat didalam database.
f.     Ketersediaan fasilitas audit didalam DBMS.

Apabila auditor memutuskan untuk melakukan pengujian pengendalian atau pengujian


substantif  berkaitan dengan database system, prosedur audit dapat mencakup fungsi DBMS.
Setelah auditor menggunakan fasilitas yang terdapat pada DBMS, maka ia perlu mendapatkan
kepercayaan penuh yang berkaitan dengan fungsi DBMS secara benar.
Karakteristik dalam database system dapat membuat auditor lebih efektif dengan melakukan
review terhadap aplikasi akuntansi baru sebelum aplikasi tersebut diimplementasikan bila
dibandingkan dengan review yang dilakukan pada waktu aplikasi tersebut telah dipasang.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpuan
Dari pemaparan makalah di atas dapat kami tarik kesimpulan sebagai berikut:
1.      Sifat kantor akuntan publik dan akuntansi publik, Akuntansi publik mendirikan kantor akuntan
sebagai basis untuk melayani dan memberi jasa para nasabah. Sedangkan akuntan publik
mendirikan kantor akuntan untuk memberikan jasa pelayanan kepada berbagai unit organisasi
yang membutuhkan jasa akuntan, antara lain melakukan pemeriksaan laporan keuangan. Mereka
juga memberi jasa konsultasi manajemen.
2.    Aktivitas dan stuktur akuntan publik
a.    Aktivitas Kantor Akuntan antara lain; Jasa Atestasi, Penyuluhan Pajak, Konsultasi Manajemen,
dan Jasa Akuntansi Serta Administrasi Pembukuan.
b.    Struktur Organisasi Kantor Akuntan Publik antara lain; Auditor Staf, Auditor Senior, Manajer,
dan Rekan (partner).
3.    Fungsi-fungsi organisasi profesional akuntan publik
a.    Bagian pemeriksaan
b.    Bagian konsultasi
c.    Bagian perpajakan
d.   Bagian penelitian dan pelatihan
4.    Standar audit yang berlaku umum adalah standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar
pelaporan
5.    Standar dan praktik pengendalian mutu dalam profesi akuntan antara lain; Indenpendensi,
Penugasan karyawan dalam kontrak kerja, Konsultasi, Supervisi (pengawasan), Penerimaan
karyawan, Pengembangan keahlian, Promosi jabatan, Hubungan dengan klien dengan calon
klien, dan Inspeksi.
6.    Teknologi informsi mempengaruhi pengendalian intern berkenaan dengan keandalan laporan
keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku dan efektifitas dan efesiensi
operasional.
7.    Dampak teknologi informasi terhadap proses audit yaitu lingkungan komputer mikro, sistem
komputer on-line, dan database.

Anda mungkin juga menyukai