Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

ACCOUNTING INCOME AND ASSETS : THE ACCRUAL


CONCEPT

Diajukan Untuk Salah Satu Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan

Dosen : Dr. Novita Indrawati, SE, M.Si, Ak, CA

NAMA KELOMPOK :

Rohiddatul Hady Fazlan 2110247724


Ridho Pramana Aji 2110247807
Jurais Muzafa 2110247840

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS RIAU

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ACCOUNTING INCOME
AND ASSETS : THE ACCRUAL CONCEPT”, untuk memenuhi tugas pembuatan makalah
dalan mata kuliah Analisis Laporan Keuangan.

Atas segala hormat penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
bersedia membantu dalam proses pembuatan makalah ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik.

Semoga ilmu yang ada dalam makalah ini bisa bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari
dan kita bisa mengamalkannya kepada orang lain.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kemudahan kepada kita semua. Aamiin.

Pekanbaru, Agustus 2022

Penulis
DAFTAR ISI

COVER……………………………………………………………...…………………………

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………

DAFTAR ISI…………………………………………………………………...………………

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………...………..………1

1.1 Latar Belakang……………………………………………..………………………….1


1.2 Rumusan Masalah…………………………….……………………………………….2
1.3 Tujuan Makalah……………………………………….………………………………2

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………....…..3

2.1 Akrual Landasan Akuntansi…………………………………………………..……….3


2.2 Kerangka Akuntansi Akrual………………………………..………………………….3
2.3 Relevansi dan Keterbatasan Akuntansi Akrual………………………..………………4
2.4 Konsep Pendapatan…………………………………………...……………………….5
2.5 Konsep Ekonomi Pendapatan…………………………………………………………5
2.6 Konsep Akuntansi Pendapatan………………………………………………………..5
2.7 Analisis Implikasi…………………………………………………………….……….7
2.8 Ilustrasi Akuntansi Akrual……………………………………………...……..………8

BAB III PENUTUP……………………………………………………………...………….11

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………...11

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………....………………….12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di dalam dunia akuntansi basis akuntansi menjadi hal penting dalam melakukan
pencatatan transaksi. Metoda-metoda akuntansi menentukan asumsi-asumsi yang dipakai
dalam melakukan pencatatan dan pelaporan. Saat ini perusahaan-perusahaan di dalam
melakukan pencatatan akuntansi menggunakan metoda-metoda akuntansi. Penerapan
metoda pencatatan akuntansi di dalam perusahaan besar maupun kecil mengalami
perubahan. Sebelumnya perusahaan menggunakan kas basis tetapi setelah Statement of
Financial Accounting Concept No. 1 Paragraf 23 (IAI, 2009) memutuskan semua
perusahaan wajib menggunakan metoda akrual basis maka semua perusahaan
menggunakan metoda akrual basis.
Menurut Efflin (2009) terdapat dua metoda pencatatan yaitu metoda kas basis dan
metoda akrual basis. Perbedaan metoda tersebut hanya terletak pada kas masuk dan kas
keluar. Metoda kas basis melakukan pencatatan pada saat kas diterima dan dibayarkan
tetapi metoda akrual basis tetap melakukan pencatatan pada saat transaksi terjadi walaupun
piutang yang merupakan kas perusahaan belum terealisasi. Pengakuan pendapatan dicatat
dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada perioda
bersangkutan. Laporan keuangan yang disusun atas dasar akrual memberikan informasi
kepada pengguna tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan
pembayaran kas tetapi juga kewajiban pembayaran kas di masa depan. Oleh karena itu,
laporan keuangan basis akrual menyediakan jenis informasi transaksi masa lalu akibat
timbulnya piutang yang telah dicatat terlebih dahulu dan peristiwa lainnya yang paling
berguna bagi pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Menurut Subramanyam (2010) metoda akrual basis lebih mencerminkan kondisi
keuangan dan kinerja keuangan perusahaan karena perusahaan dapat melihat kinerjanya
dengan mengaitkan pendapatan yang diterima pada perioda yang sama dengan beban yang
dikeluarkan walaupun kas yang timbul dari piutang belum terealisasi. Perusahaan tidak
menunda pencatatan dan pengakuan pendapatan sampai kas diterima karena perusahaan
hanya ingin melihat pendapatan yang diterima selama perioda tersebut saat transaksi terjadi

1
baik kas yang diterima perusahaan saat melakukan jasa atau piutang yang belum terealisasi
menjadi kas. Metoda kas basis tidak mencerminkan kondisi keuangan perusahaan karena
Standar Akuntansi Keuangan No. 1 paragraf 5 (IAI, 2009) menetapkan metoda
penghapusan langsung untuk piutang yang tidak dapat tertagih sehingga hanya kas yang
diterima yang terlihat di dalam perusahaan. Hal tersebut menyebabkan pendapatan
perusahaan lebih terlihat kecil dari pada beban yang dikeluarkan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah sebagai berikut:
“Bagaimana penerapan accrual concept dalam laporan keuangan?”
1.3 Tujuan Makalah
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari makalah ini adalah untuk mengetahui
penerapan accrual concept dalam laporan keuangan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Akrual Landasan Akuntansi
Laporan Keuangan utamanya dibuat berdasarkan basis akrual. Para pendukung basis
akrual sangat meyakini bahwa akuntansi akrual lebih unggul dibandingkan akuntansi kas, baik
untuk mengukur kinerja dan kondisi keuangan.
Standar akuntansi mengharuskan laporan keuangan dibuat berdasarkan basis akrual.
Statements of Financial Accounting Concept No. 1 menyatakan bahwa “informasi mengenai
laba perusahaan berdasarkan akuntansi akrual biasanya memberikan indikasi kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan arus kas saat ini dan masa depan yang lebih baik dibandingkan
dengan informasi yang dibatasi oleh aspek keuangan berupa penerimaan dan pembayaran kas.
2.2 Kerangka Akuntansi Akrual
Akuntansi akrual bertujuan untuk menginformasikan pengguna mengenai konsekuensi
aktivitas bisnis untuk arus kas masa depan perusahaan secepat mungkin dengan tingkat
kepastian yang wajar. Hal ini dapat dicapai dengan pengakuan pendapatan yang diterima dan
beban yang terjadi, tanpa memperhatikan apakah arus kasnya terjadi secara bersamaan atau
tidak. Pemisahan pengakuan pendapatan dan arus kas masuk dan arus kas keluar untuk
menghasilkan pendapatan dan beban. Akuntansi akrual terdiri atas dua prinsip dasar, yaitu :
1. Pengakuan Pendapatan
Pendapatan terjadi ketika perusahaan menyerahkan produk atau jasanya, artinya
perusahaan telah melakukan tugasnya. Pendapatan direalisasikan saat perusahaan
memperoleh aset (biasanya piutang) yang dapat diubah menjadi kas atau setara kas dari
penyerahan barang atau jasa. Pendapatan dapat diakui baik pada saat diperoleh maupun pada
saat direalisasi tergantung kondisinya.
2. Pengaitan Beban
Akuntansi akrual mengharuskan pengaitan beban dengan pendapatan, dimana beban
yang berasal dari biaya produk diakui saat produk dan jasa diserahkan kepada pihak lain
(seluruh biaya produk akan tetap berada di dalam neraca sebagai persediaan hingga terjual
dan pada saat bersamaan ditransfer ke laporan laba rugi sebagai harga pokok penjualan)
sedangkan beban yang berasal dari biaya periode diakui pada saat terjadinya suatu periode
tanpa memperhatikan bahwa telah atau belum terjadinya penyerahan barang atau jasa.

3
Akuntansi akrual terdiri dari akrual jangka pendek dan akrual jangka panjang. Akrual jangka
pendek mengacu pada perbedaan waktu yang pendek antara laba dan arus kas, yang
menyebabkan adanya pos modal kerja pada neraca atau yang biasa disebut working capital
accrual. Akrual jangka pendek biasanya berasal dari persediaan dan transaksi kredit. Akrual
jangka panjang disebabkan oleh kapitalisasi, dimana kapitalisasi aset ialah proses
penangguhan biaya yang terjadi pada periode kini karena manfaatnya diharapkan terjadi
pada periode masa depan. Proses ini menyebabkan timbulnya aset jangka panjang seperti
bangunan, mesin dan goodwill. Biaya dari aset ini dialokasi sepanjang periode manfaatnya
2.3 Relevansi dan Keterbatasan Akuntansi Akrual
Keunggulan konseptual akuntansi akrual dibandingkan arus kas adalah karena laporan
laba rugi (dan neraca) berbasis akrual lebih relevan untuk mengukur kapasitas perusahaan
untuk menghasilkan kas saat ini dan pada masa mendatang baik pada akrual jangka pendek
maupun akrual jangka panjang yang dijelaskan pada bagian berikut:
a. Relevansi akrual jangka pendek. Akrual jangka pendek yang mencatat pendapatan
dan beban saat terjadinya menghasilkan angka laba yang lebih mencerminkan
profitabilitas serta membuat aset dan kewajiban lancar menjadi kondisi keuangan
yang berguna.
b. Relevansi akrual jangka panjang. Akrual jangka panjang mengatasi keterbatasan
arus kas bebas dengan cara mengapitalisasi investasi pada aset jangka panjang dan
mengalokasi biayanya sepanjang periode masa manfaat.
Keunggulan akrual dalam menyajikan informasi relevan atas kinerja dan kondisi
keuangan suatu perusahaan, dan untuk memprediksi arus kas masa depan, dijelaskan sebagai
berikut:
a. Kinerja keuangan. Pengakuan pendapatan memastikan bahwa semua pendapatan
yang dihasilkan dalam suatu periode telah diakui dan pengaitan biaya memastikan
bahwa beban yang dicatat pada suatu periode hanya beban yang terkait dengan
pendapatn periode tersebut.
b. Kondisi keuangan. Akuntansi akrual menghasilkan neraca yang lebih
merefleksikan secara akurat sumber daya yang tersedia bagi satu perusahaan
untuk menghasilkan arus kas di masa depan

4
c. Prediksi arus kas masa depan. Laba akrual lebih unggul dibanding laba arus kas
karena melalui pengakuan pendapatan secara akrual dapat mencerminkan
konsekuensi arus kas masa depan dan juga akuntansi akrual mengaitkan arus kas
masuk dan keluar lebih baik sepanjang waktu melalui proses pengaitan.
2.4 Konsep Pendapatan
Laba (income) merupakan ringkasan hasil bersih aktivitas operasi usaha dalam
periode tertentu yang dinyatakan dalam istilah keuangan. Laba juga merupakan informasi
perusahaan yang paling penting dan diminati dalam pasar uang. Pada hakikatnya laba
ditugaskan untuk menyediakan pengukuran perubahan kekayaan pemegang saham selama
periode maupun mengestimasi laba usaha sekarang serta juga memiliki peranan sebagai
indikator profitabilitas perusahaan yang krusial bagi analis untuk mengestimasi potensi laba
di masa depan.
2.5 Konsep Ekonomi Pendapatan
Laba ekonomi (economic income) biasanya ditentukan dengan cara arus kas
ditambah dengan nilai sekarang dari prediksi arus kas masa depan, khususnya
direpresentasikan dengan perubahan nilai pasar aset usaha bersih. Laba ekonomi mengukur
perubahan nilai pemegang saham.
Oleh karena itu, laba ekonomi berguna jika tujuan analisis adalah menentukan tingkat
pengembalian yang tepat kepada pemegang saham untuk periode tertentu. Laba permanen
(permanent income) disebut juga laba berkelanjutan (sustainable) atau laba berulang
(recurring) yaitu merupakan rata - rata laba stabil yang ditaksir dapat diperoleh perusahaan
sepanjang umurnya, dengan kondisi usaha masa sekarang. Laba permanen mencerminkan
fokus jangka panjang. Oleh karena itu, laba permanen merupakan konsep penting bagi analisis
penilaian ekuitas maupun analisis kredit. Laba operasi (operating income) ialah laba yang
timbul dari kegiatan operasi perusahaan dimana pengukuran laba ini seringkali dianggap
sebagai laba usaha bersih setelah pajak.
2.6 Konsep Akuntansi Pendapatan
Laba akuntansi atau laba dilaporkan (accounting income or reported income)
ditentukan berdasarkan konsep akuntansi akrual.

5
Pengakuan pendapatan dan pengaitan
Proses utama dalam pengukuran laba ialah pengakuan pendapatan dan pengaitan
beban. Pendapatan dapat diakui bila :
 Telah atau dapat direalisasikan (realized atau realizable). Perusahaan harus telah
mendapat kas atau komitmen andal untuk mendapat kas, seperti piutang yang sah.
 Telah dihasilkan (earned). Perusahaan harus menyelesaikan seluruh kewajibannya
kepada pembeli, yaitu proses perolehan laba harus telah selesai.
Laba akuntansi dan laba ekonomi
Beberapa penyebab perbedaan laba akuntansi dengan laba ekonomi adalah sebagai
berikut :
 Konsep laba alternatif. Konsep laba ekonomi sangat berbeda dengan konsep laba
permanen sehingga menyebabkan dilema untuk pembuat standar akuntansi
menentukan konsep mana yang harus ditonjolkan.
 Biaya historis. Penggunaan biaya historis mempengaruhi laba dalam duaa cara: (1)
harga pokok penjualan berjalan tidak tercermin pada laporan laba rugi, misalnya jika
digunakan metode persediaan FIFO; dan (2) tidak diakuinya keuntungan dan kerugian
aset teap yang belum di realisasi.
 Basis transaksi. Laba akuntansi biasanya mencerminkan dampak transaksi.
 Konservatisme. Konservatisme mengharuskan pengakuan langsung kejadian yang
menurunkan laba meskipun belum ada transaksi yang mendasarinya, misalnya
penurunan persediaan.
 Manajemen laba. Manajemen laba menimbulkan distorsi pada laba akuntansi yang
tidak mencerminkan realitas ekonomi.
Komponen permanen, sementara, dan tidak relevan dengan nilai
Laba akuntansi terdiri dari tiga komponen, yaitu :
 Laba permanen. Laba permanen diharapkan terjadi sepanjang waktu. Tiap dolar dari
komponen permanen sama dengan 1/r dolar dari nilai perusahaan, dimana r adalah
biaya modal.
 Komponen sementara. Komponen laba rugi akuntansi yang sementara biasanya
merupakan peristiwa yang terjadi satu kali. Komponen ini emmiliki dampak dollar for
dollar.

6
 Komponen yang tidak relevan dengan nilai. Komponen yang tidak relevan dengan
nilai tidak memiliki konten ekonomi atau komponen ini adalah distorsi akuntansi.
 Komponen ini timbul karena ketidaksempurnaan akuntansi dan tidak memiliki
dampak pada nilai perusahaan.
2.7 Analisis Implikasi
Akuntansi akrual memang tidak sempurna, banyak aturan yang berubah - ubah,
kesalahan estimasi, dan adanya praktik manajemen laba yang mendistorsi kegunannya.
Namun dibalik kelemahan – kelemahan tersebut, akuntansi akrual tetap lebih baik secara
konseptual untuk digunakan sebagai acuan untuk analisis keuangan. Pendekatan analisis kita
adalah untuk berhati - hati pada kelemahan akuntansi akrual dan mengevaluasi serta
menyesuaikan angka yang disajikan pada alporan keuangan melalui analisis akuntansi. Arus
kas juga penting bagi analisis sebagai alat pemeriksa akuntansi akrual yang andal. Intinya
akuntansi akrual dan akuntansi arus kas dapat digunakan secara bersama sama dan saling
melengkapi dalam proses analisis keuangan.
Menyesuaikan laba akuntansi merupakan tugas penting dalam analisis keuangan.
Sebelum membuat penyesuaian penting untuk menentukan tujuan analisis yang secara
umum tujuannya mencari laba ekonomi atau laba permanen suatu perusahaan. Penyesuaian
yang dibutuhkan untuk menentukan masing - masing pengukuran dapat jauh berbeda.
Penyesuaian laba permanen
Menentukan laba permanen suatu perusahaan merupakan hal yang penting pada
suatu analisis. Untuk tujuan ini, analis perlu menentukan komponen permanen dari laba
periode berjalan dengan mengidentifikasi serta mengeluarkan secara cermat komponen
sementara dari laba akuntansi. Penyesuaian laba seperti ini sering disebut laba inti (core
earnings). Laba inti merupakan langkah penting dalam mengestimasi laba permanen
perusahaan.
Penyesuaian laba ekonomi
Salah satu cara mendapatkan laba ekonomi ialah dengan menghitung perubahan
kekayaan pemegang saham yang berasal dari seumber bukan pemilik; yang dapat berarti
dengan cara memasukkan semua hal yang menyangkut perubahan kekayaan bersih
pemegang saham. Laba ekonomi memberikan pengukuran komprehensif dalam perubahan

7
kekayaan pemegang saham, sehingga berguna sebagai indikator final dari kinerja ekonomi
selama periode tersebut.
Penyesuaian laba operasi
Analis perlu melihat dimensi operasi/non operasi dan berulang/tak berulangnya
dalam mengklasifikasi laba secara terpisah maupun saling berkaitan dalam menentukan laba
operasi.
Analisis Implikasi Arus Kas
Keterbatasan pelaporan arus kas, meliputi :
 Tidak diharuskannya pengungkapan terpisah untuk arus kas yang terkait dengan pos luar
biasa atau operasi dalam penghentian.
 Bunga dan dividen yang diterima serta bunga yang dibayarkan dikelompokkan sebagai
arus kas operasi.
 Pajak dikelompokkan sebagai arus kas operasi.
 Pemindahan laba atau rugi penjualan aktiva tetap atau investasi sebelum pajak dan dari
aktivitas operasi mendistorsi analisis atas aktivitas operasi dan aktivitas investasi.
Interpretasi arus kas dan laba bersih
Fungsi laporan laba rugi adalah untuk mengukur profitabilitas perusahaan untuk
suatu periode. Laporan laba rugi mencatat pendapatan saat dihasilkan dan beban saat terjadi.
Arus kas dari operasi merupakan pandangan yang lebih luas atas aktivitas operasi
dibandingkan dengan laba bersih.Arus kas meliputi seluruh aktivitas perusahan yang terkait
dengan laba.Tidak hanya pendapatan dan beban, tetapi kebutuhan kas operasi juga.
2.8 Ilustrasi Akuntansi Akrual
Berikut contoh ilustrasi untuk menjelaskan perbedaan di antara akuntansi berbasis
kas dengan akuntansi yang berbasis akrual. Sebuah pemerintahan memiliki saldo kas awal
sebesar Rp10.000 tanpa memiliki kekayaan lainnya. Neraca awal baik berbasis kas maupun
berbasis akrual akan terlihat sama dalam contoh berikut.

Misalnya terjadi transaksi pembelian kendaraan senilai Rp3.000, neraca setelah


transaksi tersebut akan ditampilkan secara berbeda di masing-masing basis.

8
Penyelesaian menggunakan Cash Basis

Pada basis kas, pembelian kendaraan tersebut dianggap sebagai belanja (biaya).
Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah :

Pada akhir periode, semua akun belanja (biaya) akan ditutup dan mengurangi
nilai ekuitas dana, sehingga akan muncul di neraca pada basis kas tetap akun kas saja di sisi
aset, karena fokus pengukuran basis kas hanya pada kas.

Penyelesaian menggunakan Acrual Basis


Karena fokus pengukuran pada basis akrual adalah semua sumber daya yang
dimiliki, maka transaksi pembelian kendaraan tersebut akan tetap dengan jurnal sebagai
berikut:

Dengan demikian neraca pada basis akrual akan menampilkan akun kendaraan
(aset tetap) selain kas di sisi aset, sedangkan ekuitas dana di sisi pasiva tetap Rp10.000. Hal
tersebut menunjukkan fokus pengukuran basis akrual yang melaporkan semua perubahan
kekayaan, sehingga transaksi tersebut dianggap sebagai penambahan aset tetap.

9
Terlihat terjadi perbedaan dalam kedua neraca tersebut sebagai akibat dari satu
kejadian transaksi yang sama. Dalam neraca basis akrual, terdapat akun mobil yang tidak
diakui pada neraca basis kas, akan tetapi yang lebih penting untuk diperlihatkan adalah dari
transaksi yang sama, kedua neraca tersebut menghasilkan nilai ekuitas dana yang berlainan.
Rp7.000 pada neraca berbasis kas dan Rp10.000 pada neraca berbasis akrual.

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Standar akuntansi mengharuskan laporan keuangan dibuat berdasarkan basis akrual.
Statements of Financial Accounting Concept No. 1 menyatakan bahwa “informasi mengenai
laba perusahaan berdasarkan akuntansi akrual biasanya memberikan indikasi kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan arus kas saat ini dan masa depan yang lebih baik dibandingkan
dengan informasi yang dibatasi oleh aspek keuangan berupa penerimaan dan pembayaran kas.
Akuntansi akrual terdiri atas dua prinsip dasar, yaitu : pengakuan pendapatan dan pengakuan
beban.

11
DAFTAR PUSTAKA

White, Gerald I, Ashwinpaul Sondhi and Dov Fried, The Analysis and Use Of Finacial
Statements, 311. Edition, John Wiley, 2003.

12

Anda mungkin juga menyukai