Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN

“Accrual Basis dan Cash Basis“

Disusun Oleh :

Shindy Sintia Soraya


1711211020

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya akhirnya saya dapat menyelesaikan makalah Manajemen Keuangan
yang berjudul “Accrual Basis dan Cash Basis”. Tujuan utama pembuatan
makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Manajemen
Keuangan.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Saya juga menyadari bahwa di dalam makalah
ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah
dibuat. Mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya
begitupun bagi saya yang membuatnya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata – kata yang kurang berkenan.

Padang, 28 April 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4

1.1 Latar Belakang..........................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5

1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6

2.1 Konsep Akuntansi.....................................................................................6

2.2 Accrual Basis.............................................................................................7

2.3 Keunggulan Pencatatan Akuntansi Secara Accrual Basis.........................8

2.4 Kelemahan Pencatatan Akuntansi Secara Accrual Basis..........................9

2.5 Cash Basis.................................................................................................9

2.6 Keunggulan Pencatatan Akuntansi Secara Cash Basis...........................10

2.7 Kelemahan Pencatatan Akuntansi Secara Cash Basis.............................11

2.8 Contoh Penerapan Pencatatan Akuntansi di Rawat Inap di Rumah


Sakit PKU Muhammadiyah Bantul.................................................11

BAB III PENUTUP...............................................................................................15

5.1 Kesimpulan..............................................................................................15

5.2 Saran........................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Basis Akuntansi Pemerintahan sesuai amanat Undang-undang Nomor 17


Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara dan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004
Tentang Perbendaharaan Negara, pemerintah diwajibkan menerapkan basis
akuntansi akrual secara penuh atas pengakuan dan pengukuran pendapatan dan
belanja negara paling lambat tahun anggaran 2008. Sedangkan basis akuntansi
yang sekarang ini diterapkan oleh pemerintah dalam pembuatan laporan keuangan
pemerintah sesuai dengan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan dalam
Exposure Draft Standar Akuntansi Pemerintahan (per 04 Februari 2004) adalah
dual basis. Yang dimaksud dengan dual basis adalah pengakuan pendapatan,
belanja, dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran menggunakan basis
kas, sedangkan untuk pengakuan aktiva, kewajiban, dan ekuitas dalam Neraca
menggunakan.
Penggunaan dual basis tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa
pemerintah diwajibkan membuat neraca yang hanya dapat dibuat dengan
akuntansi berbasis akrual, sedangkan di sisi lain juga wajib membuat laporan
realisasi anggaran atau yang dulu di kenal dengan nama Perhitungan Anggaran
Negara (PAN) yang dibuat dengan akuntansi berbasis kas. Terlepas dari basis
akuntansi mana yang dipakai, tulisan ini akan membahas jenis-jenis basis
akuntansi yang ada dalam praktek, baik pada sektor privat maupun sektor publik
termasuk pemerintahan.
Basis akuntansi merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang menentukan
kapan pengaruh atas transaksi atau kejadian harus diakui untuk tujuan pelaporan
keuangan. Basis akuntansi ini berhubungan dengan waktu kapan pengukuran
dilakukan. Basis akuntansi pada umumnya ada dua yaitu basis kas dan basis
akrual. Selain kedua basis akuntansi tersebut terdapat banyak variasi atau
modifikasi dari keduanya, yaitu modifikasi dari akuntansi berbasis kas, dan
modifikasi dari akuntansi berbasis akrual.
Pembagian basis pencatatan (akuntansi) ini bukan sesuatu yang mutlak,
dalam Government Financial Statistic (GFS) yang diterbitkan oleh International
Monetary Fund (IMF) menyatakan bahwa basis pencatatan (akuntansi) dibagi
menjadi 4 macam, yaitu accrual basis, due-for-payment basis, commitments basis,
dan cash basis.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pencatatan akuntasi secara Accrual Basis ?


2. Apa saja keunggulan pencatatan akuntansi secara Accrual Basis ?
3. Apa saja kelemahan pencatatan akuntansi secara Accrual Basis ?
4. Bagaimana pencatatan akuntasi secara Cash Basis ?
5. Apa saja keunggulan pencatatan akuntansi secara Cash Basis ?
6. Apa saja kelemahan pencatatan akuntansi secara Cash Basis ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pencatatan akuntasi secara Accrual Basis


2. Untuk mengetahui keunggulan pencatatan akuntansi secara Accrual
Basis
3. Untuk mengetahui kelemahan pencatatan akuntansi secara Accrual
Basis
4. Untuk mengetahui pencatatan akuntasi secara Cash Basis
5. Untuk mengetahui keunggulan pencatatan akuntansi secara Cash Basis
6. Untuk mengetahui kelemahan pencatatan akuntansi secara Cash Basis
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Akuntansi

Akuntansi ialah suatu sistem yang merupakan salah satu pokok kegiatan
dalam manajemen keuangan yang terdiri dari kegiatan
mencatat,mengklasifikasikan dan menyimpulkan semua transaksi dan kejadian-
kejadian dalam suatu organisasi yang menyangkut keuangan, sehingga didapatkan
suatu data atau informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan.
Hasil akhir dari akuntansi adalah laporan keuangan yang berbentuk :
a. Neraca (Balance sheet)
b. Laporan keuangan (Income statement)
c. Laporan perubahan keuangan.
Ditinjau dari segi pembukuan, akuntansi dibagi menjadi 2 sistem yang sangat
penting yaitu :
a. Sistem Cash Basis atau Kas Stelsel
Yang telah dipakai oleh pemerintah kita termasuk RS Pemerintah. Dalam
sistem ini hanya dicatat "penerimaan" dari pengeluaran uang, sehingga
sebetulnya sistem ini sangat sederhana, mudah dikerjakan dan tidak
memerlukan keahlian tinggi. Di samping itu pengawasan menjadi lebih
mudah. Penerimaan akan dicatat jika telah diterima uang dan pengeluaran
dalam satu tahun anggaran yang ditentukan.
b. Accrual Basis
Pada sistem ini transaksi dan peristiwa diakui pada saat kejadian, bukan
pada saat hak diterima atau dibayar, dan dicatat serta dilaporkan pada
periode yang bersangkutan. Dengan kata lain penghasilan diakui pada saat
penyerahan barang/jasa, bukan pada saat kas diterima; dan biaya diakui
pada saat terjadinya, buka pada saat kas dibayarkan. Dengan metode aktual,
harta daki ui pada saat diperoleh kepemilikannya.
2.2 Accrual Basis

Accrual Basis adalah suatu basis akuntansi dimana transaksi ekonomi dan
peristiwa diakui, dicatat, dan disajikan dalam laporan keuangan pada saat
terjadinya transaksi tersebut tanpa memerhatikan waktu kas diterima atau dibayar.
Beban dan pendapatan secara hati – hati disamakan. Menyediakan informasi yang
lebih handal dan terpercaya tentang seberapa besar suatu perusahaan
mengeluarkan uang atau menerima uang dalam setiap bulannya. Pencatatan
menggunakan metode ini mengakui beban pada saat transaksi terjadi walaupun
kas belum dibayarkan. Begitu pula dengan pendapatan,p endapatan dicatat pada
saat transaksi pendapatan terjadi walaupun kas atas transaksi pendapatan tersebut
baru diterima bulan depan. Dalam hal ini maka dapat disimpulkan bahwa
pencatatan menggunakan accrual basis lebih mencerminkan keadaan perusahaan
dan lebih dapat mengukur kinerja perusahaan.
Teknik accrual basis memiliki fitur pencatatan dimana transaksi sudah dapat
dicatat karena transaksi tersebut memiliki implikasi uang masuk atau keluar di
masa depan. Transaksi dicatat pada saat terjadinya walaupun uang belum benar –
benar diterima atau dikeluarkan.
Dengan kata lain basis akrual digunakan untuk pengukuran aset, kewajiban
dan ekuitas dana. Jadi accrual basis adalah basis akuntansi yang mengakui
pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu
terjadi tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.
Accrual Basis juga mendasarkan konsepnya pada dua pilar yaitu:
1) Pengakuan pendapatan :
Saat pengakuan pendapatan pada accrual basis adalah pada saat
perusahaan mempunyai hak untuk melakukan penagihan dari hasil
kegiatan perusahaan. Dalam konsep accrual basis menjadi hal yang
kurang pnting mengenai kapan kas benar-benar diterima. Makanya
dalam accrual basis kemudian muncul adanya estimasi piutang tak
tertagih, sebab penghasilan sudah diakui padahal kas belum diterima.
Jurnal yang digunakan : Unearned Revenue
Revenue Accrual pendapatan :
• Hanya pendapatan atas aktiva produktif performing
• Non performing = pendapatan diterima dijurnal balik
2) Pengakuan biaya :
Pengakuan biaya dilakukan pada saat kewajiban membayar sudah
terjadi. Sehingga dengan kata lain, pada saat kewajiban membayar sudah
terjadi, maka titik ini dapat dianggap sebagai starting point munculnya
biaya meskipun biaya tersebut belum dibayar. Dalam era bisnis dewasa
ini, perusahaan selalu dituntut untuk senantiasa menggunakan konsep
accrual basis ini.

2.3 Keunggulan Pencatatan Akuntansi Secara Accrual Basis

1. Metode aacrual basis digunakan untuk pengukuran aset, kewajiban dan


ekuitas dana.
2. Beban diakui saat terjadi transaksi, sehingga informasi yang diberikan
lebih handal dan terpercaya.
3. Pendapatan diakui saat terjadi transaksi, sehingga informasi yang
diberikan lebih handal dan terpecaya walaupun kas belum diterima.
4. Banyak digunakan oleh perusahan-perusahana besar (sesuai dengan
Ketentuan Standar Akuntansi Keuangan dimana mengharuskan suatu
perusahaan untuk menggunakan basis akural).
5. Piutang yang tidak tertagih tidak akan dihapus secara langsung tetapi akan
dihitung kedalam estimasi piutang tak tertagih.
6. Setiap penerimaan dan pembayaran akan dicatat kedalam masing-masing
akun sesuai dengan transaksi yang terjadi.
7. Adanya peningkatan pendapatan perusahaan karena kas yang belum
diterima dapat diakui sebagai pendapatan.
8. Laporan keuangan dapat dijadikan sebagai pedoman manajemen dalam
menentukan kebijakan perusahaan kedepanya.
9. Adanya pembentukan pencandangan untuk kas yang tidak tertagih,
sehingga dapat mengurangi risiko kerugian.
2.4 Kelemahan Pencatatan Akuntansi Secara Accrual Basis

1. Metode accrual basis digunakan untuk pencatatan.


2. Biaya yang belum dibayarkan secara kas, akan dicatat efektif sebagai
biaya sehingga dapat mengurangi pendapatan perusahaan.
3. Adanya resiko pendapatan yang tak tertagih sehingga dapat membuat
mengurangi pendapatan perusahaan.
4. Dengan adanya pembentukan cadangan akan dapat mengurangi
pendapatan perusahaan.
5. Perusahaan tidak mempunyai perkiraan yang tepat kapan kas yang belum
dibayarkan oleh pihak lain dapat diterima.

2.5 Cash Basis

Dalam metode cash basis, pendapatan diakui ketika cash diterima


sedangkan beban diakui pada saat cash dibayarkan, artinya perusahaan mencatat
beban didalam transaksi jurnal entry ketika kas dikeluarkan atau dibayarkan dan
pendapatan dicatat ketika kas masuk atau diterima. Cash Basis merupakan salah
satu konsep yang sangat penting dalam akuntansi, dimana Pencatatan basis kas
adalah teknik pencatatan ketika transaksi terjadi dimana uang benar-benar
diterima atau dikeluarkan. Dengan kata lain Akuntansi Cash Basis adalah basis
akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas
atau setara kas diterima atau dibayar yang digunakan untuk pengakuan
pendapatan, belanja dan pembiayaan.
Cash Basis akan mencatat kegiatan keuangan saat kas atau uang telah
diterima misalkan perusahaan menjual produknya akan tetapi uang pembayaran
belum diterima maka pencatatan pendapatan penjualan produk tersebut tidak
dilakukan, jika kas telah diterima maka transaksi tersebut baru akan dicatat seperti
halnya dengan “dasar akrual” hal ini berlaku untuk semua transaksi yang
dilakukan, kedua teknik tersebut akan sangat berpengaruh terhadap laporan
keuangan, jika menggunakan dasar accrual maka penjualan produk perusahaan
yang dilakukan secara kredit akan menambah piutang dagang sehingga
berpengaruh pada besarnya piutang dagang sebaliknya jika yang di pakai cash
basis maka piutang dagang akan dilaporkan lebih rendah dari yang sebenarnya
terjadi. Cash Basis juga mendasarkan konsepnya pada dua pilar yaitu :
1) Pengakuan Pendapatan :
Pengakuan pendapatan, saat pengakuan pendapatan pada cash basis
adalah pada saat perusahaan menerima pembayaran secara kas. Dalam
konsep cash basis menjadi hal yang kurang penting mengenai kapan
munculnya hak untuk menagih. Makanya dalam cash basis kemudian
muncul adanya metode penghapusan piutang secara langsung dan tidak
mengenal adanya estimasi piutang tak tertagih.
2) Pengakuan Biaya :
Pengakuan biaya, pengakuan biaya dilakukan pada saat sudah dilakukan
pembayaran secara kas. Sehingga dengan kata lain, pada saat sudah
diterima pembayaran maka biaya sudah diakui pada saat itu juga. Untuk
usaha-usaha tertentu masih lebih menggunakan cash basis ketimbang
accrual basis, contoh : usaha relative kecil seperti toko, warung, mall
(retail) dan praktek kaum spesialis seperti dokter, pedagang informal,
panti pijat (malah ada yang pakai credit card-tapi ingat credit card
dikategorikan juga sebagai cash basis).

2.6 Keunggulan Pencatatan Akuntansi Secara Cash Basis

1. Metode Cash basis digunakan untuk pencatatan pengakuan pendapatan,


belanja dan pembiayaan.
2. Beban/biaya belum diakui sampai adanya pembayaran secara kas walaupun
beban telah terjadi, sehingga tidak menyebabkan pengurangan dalam
penghitungan pendapatan.
3. Pendapatan diakui pada saat diterimanya kas,sehingga benar-benar
mencerminkan posisi yang sebenanya.
4. Penerimaan kas biasanya diakui sebagai pendapatan.
5. Laporan Keuangan yang disajikan memperlihatkan posisi keuangan yang
ada pada saat laporan tersebut.
6. Tidak perlunya suatu perusahaan untuk membuat pencadangan untuk kas
yang belum tertagih.
2.7 Kelemahan Pencatatan Akuntansi Secara Cash Basis

1. Metode Cash basis tidak mencerminkan besarnya kas yang tersedia.


2. Akan dapat menurunkan perhitungan pendapatan bank, karena adanya
pengakuan pendapatan sampai diterimanya uang kas.
3. Adanya penghapusan piutang secara langsung dan tidak mengenal adanya
estimasi piutang tak tertagih.
4. Biasanya dipakai oleh perusahaan yang usahanya relative kecil seperti toko,
warung, mall (retail) dan praktek kaum spesialis seperti dokter, pedagang
informal, panti pijat (malah ada yang pakai credit card-tapi ingat credit card
dikategorikan juga sebagai cash basis).
5. Setiap pengeluaran kas diakui sebagai beban.
6. Sulit dalam melakukan transaksi yang tertunda pembayarannya, karena
pencatatan diakui pada saat kas masuk atau keluar.
7. Sulit bagi manajemen untuk menentukan suatu kebijakan kedepannya
karena selalu berpatokan kepada kas.

2.8 Contoh Penerapan Pencatatan Akuntansi di Rawat Inap di

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul

Metode pengakuan pendapatan dalam teori akuntansi ada dua jenis yaitu
metode cash basis dan accrual basis. PSAK No 23 menyatakan pendapatan dan
beban sehubungan dengan transaksi diakui secara bersamaan. Metode pengakuan
pendapatan rawat inap yang digunakan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Bantul adalah metode accrual basis.
Jenis pendapatan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul terdiri dari 3 jenis
pendapatan yaitu:
a. Pendapatan jasa (rawat jalan dan rawat inap) yaitu pendapatan yang diperoleh
dari jasa yang diberikan kepada pasien dalam bentuk pelayanan. Pendapatan
ini disebut imbalan yaitu imbalan yang diperoleh sesuai dengan pengenaan
jasa kepada pihak-pihak lain yang menggunakan jasa yang bersangkutan.
Pendapatan jasa Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul meliputi:
pendapatan tindakan besar, pendapatan tindakan kecil, pendapatan visited dan
konsul, pendapatan ambulan, pendapatan MR, laboratorium klinik, USG,
EKG, pendapatan radiologi, pendapatan loundry dan linen, pendapatan paket
pasien, pendapatan fisioterapi, pendapatan bina rohani, pendapatan homecare
dan GMC.
b. Pendapatan Farmasi (dagang) yaitu pendapatan yang diperoleh dari penjualan
obat-obatan yang sesuai dengan harga beli barang tersebut ditambah dengan
laba yang diharapkan. Pendapatan farmasi Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Bantul meliputi: farmasi rawat jalan dan farmasi rawat inap.
c. Pendapatan gizi (manufaktur) yaitu pendapatan yang diperoleh dari bahan-
bahan yang olah, sehingga makanan dan minuman yang diberikan pihak
rumah sakit kepada pasien adalah merupakan pendapatan gizi.

Berikut contoh pencatatan pasien umum menggunakan metode accrual basis:


1) Bapak Musidi sebagai pasien umum rawat inap masuk tanggal 7 Oktober
2015. Biaya selama perawatan senilai Rp. 2.100.000. Berikut pencatatan
jurnalnya:

Biaya perawatan pasien selama di rumah sakit senilai


Rp.2.100.000. Bapak Musidi pulang tanggal 11 Oktober
2015. Bapak Musidi melakukan pembayaran biaya
perawatan senilai Rp. 1.500.000, sisa piutang senilai Rp.
600.000. Berikut pencatatan jurnalnya:
Pembayaran piutang senilai Rp. 1500.000, sisa piutang
senilai Rp. 600.000.

2) Ibu Saginem sebagai pasien BPJS rawat inap masuk tanggal


21 Oktober 2015. Biaya perawatan senilai Rp. 1.000.000.
Berikut pencatatan jurnalnya:

Biaya perawatan ibu Saginem di rumah sakit senilai Rp.


1.000.000. Ibu Saginem pulang tanggal 23 Oktober 2015
tidak terjadi pembayaran karena ditanggung BPJS. BPJS
menanggung biaya ibu Saginem senilai Rp.500.000. Saat
BPJS melakukan pembayaran. Berikut pencatatan
jurnalnya:

Biaya perawatan yang dibayar BPJS senilai Rp. 500.000,


sisa piutang senilai Rp. 500.000 ditanggung oleh ibu
Saginem.
Terjadi selisih pembayaran antara biaya rumah sakit
dengan BPJS senilai Rp. 500.000. Berikut pencatatan
jurnalnya:
Selisih biaya rumah sakit dengan BPJS senilai Rp. 500.000
yang harus ditanggung oleh ibu Saginem.
Ibu Saginem mendapat bantuan dari LAZISMU sebesar
20%. Berikut pencatatan jurnalnya:

Bantuan dari LAZISMU senilai Rp. 100.000 (20%*Rp.


500.000), sisa piutang senilai Rp. 400.000 ditanggung
oleh ibu Saginem.
BAB III

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Perbedaan dari metode tersebut terletak pada saat pencatatan kas masuk dan
kas keluar. Tetapi walaupun perbedaannya terletak hanya masalah pengakuan kas
masuk dan kas keluar. Diantara perbedaan yang mungkin menurut anda
sederhana, disana terletak begitu banyak error dan manipulasi jika anda
mengamati perbedaan tersebut dengan sangat seksama. Kenyataannya, banyak
perusahaan – perusahaan besar didunia pada akhirnya jatuh akibat mereka terlalu
banyak memainkan metode – metode akuntansi.
Basis akuntansi mana yang dipakai oleh suatu pemerintah tertentu,
tergantung pada kebijakan dan kondisi yang ada. Masing-masing basis akuntansi
tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan, basis akuntansi akrual
memberikan manfaat yang lebih banyak dibandingkan dengan basis akuntansi
yang lain, baik bagi pemerintah sendiri sebagai penyusun laporan keuangan
maupun bagi pengguna laporan keuangan (user). Pemerintah Indonesia, sesuai
dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara dan
Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara, sudah
harus menerapkan basis akuntansi akrual secara penuh paling lambat tahun 2008.

5.2 Saran

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini dapat dikatakan


masih jauh dari kata sempurna, kedepannya saya akan lebih membahas secara
mandalam dan menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber yang lebih
beragam. Walaupun demikian, saya berharap semoga makalah ini dapat berguna
dan dipahami dengan baik bagi pembacanya.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://repository.umy.ac.id

2. http://eprints.dinus.ac.id

3. Meika Wardani. diunduh pada


http://www.academia.edu/5540924/ACCRUAL_BASIS_VERSUS_CASH
_BASIS.doc

Anda mungkin juga menyukai