“SAK-ETAP”
Disusun Oleh:
1. Rara Mianti
2. Melati
3. Lensi Susianti
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan ilmu dan rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Kajian Standar Akuntansi ini dengan
baik. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dalam mengikuti Kuliah Program Studi
Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bengkulu.
Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi
kita semua, dalam hal ini juga dapat menambah wawasan kita mengenai Kajian Standar
Akuntansi yang ditinjau dari aspek - aspek, khususnya bagi penulis. Penulis menyadari dalam
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Kritik dan saran tentunya sangat kami
harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar besarnya kepada semua pihak yang telah men-support dalam penulisan
makalah ini sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
.............................................................................................................................................17
ii
BAB I
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
dimaksudkan untuk digunakan oleh Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP), yaitu entitas
yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dan menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal. Contoh
pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha,
kreditur dan lembaga pemeringkat kredit.
SAK ETAP bertujuan untuk menciptakan fleksibilitas dalam penerapannya dan
diharapkan memberi kemudahan akses ETAP kepada pendanaan dari perbankan. SAK ETAP
merupakan SAK yang berdiri sendiri dan tidak mengacu pada SAK Umum, sebagian besar
menggunakan konsep biaya historis; mengatur transaksi yang dilakukan oleh ETAP; bentuk
pengaturan yang lebih sederhana dalam hal perlakuan akuntansi dan relatif tidak berubah
selama beberapa tahun. SAK ETAP akan digantikan oleh SAK Entitas Privat per 1 Januari
2025 (IAI). Salah satu due process penyusunan SAK adalah penerbitan dokumen yang
terbuka untuk ditanggapi oleh publik. Dokumen ini biasanya dalam bentuk draf eksposur,
makalah diskusi. Hasil umpan balik yang diterima akan menjadi pertimbangan dalam
pembahasan yang dilakukan oleh DSAK IAI. SAK ETAP efektif per 1 Januari 2011 :
Perkembangan yang sangat pesat dalam dunia bisnis saat ini terjadi dalam semua sektor
industri. Semua entitas bisnis berupaya keras untuk meningkatkan kualitas bisnisnya.
Peningkatan kualitas entitas bergantung pada informasi ekonomi yang bisa menjelaskan
keberadaan dan perkembangan entitas tersebut bagi pihak-pihak lain yang berhubungan dengan
entitas. Penyajian informasi terkait dengan aktivitas ekonomi entitas dapat dilakukaan melalui
penyajian laporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi
mengenai posisi keuangan perusahaan dan hasil usaha yang dicapai oleh suatu perusahaan.
Salah satu bentuk informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui kondisi dan
perkembangan suatu perusahaan adalah laporan keuangan yang dilaporkan setiap akhir periode
sebagai laporan pertanggungjawaban atas pengelolaan suatu perusahaan. Laporan keuangan
juga dapat menjadi tolak ukur bagi pemilik dalam memperhitungkan keuntungan yang
diperoleh, mengetahui berapa tambahan modal yang dicapai, dan juga dapat mengetahui
bagaimana keseimbangan hak dan kewajiban yang dimiliki. Setiap keputusan yang diambil
2
oleh pemilik dalam mengembangkan usahanya akan didasarkan pada kondisi keuangan yang
dilaporkan secara lengkap bukan hanya didasarkan pada laba semata.
Menurut Briciu et al. (2009), standar untuk penyusunan laporan keuangan harus
memenuhi kebutuhan pengguna. Dengan adanya fenomena tersebut, maka Dewan Standar
Akuntansi Keuangan (DSAK) menyikapinya melalui penerbitan Standar Akuntansi Keuangan
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) untuk
mempermudah perusahaan kecil dan menengah. SAK ETAP ini dimaksudkan agar semua unit
usaha menyusun laporan keuangan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Standar ETAP
ini cukup sederhana dan tidak akan menyulitkan penggunanya (Tanuraga, 2012). Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) diberlakukan secara
efektif per 1 Januari 2011. SAK ETAP ini diterbikan dengan tujuan untuk memudahkan para
penggunanya dalam menerapkan prinsip akuntansi yang selama ini masih kurang sesuai jika
menggunakan SAK Umum. SAK-ETAP diharapkan mampu mengakomodasi perusahan kecil
dan menengah dalam membuat laporan keuangan yang mudah, transparan dan akuntabel
sehingga tidak perlu membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang
berlaku (Darmajati, 2007).
Dibandingkan dengan SAK Umum, SAK ETAP memiliki beberapa manfaat bagi
perusahaan, diantaranya adalah: (a) dapat menyusun laporan keuangannya sendiri, (b) lebih
sederhana sehingga lebih mudah dalam implementasinya, (c) dapat diaudit dan mendapatkan
opini audit sehingga dapat digunakan untuk memperoleh dana guna mengembangkan usaha,
dan (d) keandalan informasi pada penyajian laporan keuangan (Tim Implementasi IFRS, 2011).
Lahirnya standar ini bisa menjadi pedoman yang lebih sederhana dan mudah dimengerti
bagi kalangan luas untuk menyusun laporan keuangan yang secara umum bisa diterima
(Sariningtyas dan Diah, 2011). Seiring dengan penerbitan SAK ETAP, standar akuntansi
Indonesia yakni SAK Umum juga mengalami berbagai penyesuaian terkait dengan
pengadopsian standar akuntansi berbasis internasional IFRS (kongres XI-IAI, Desember 2010).
Penyesuaian tersebut termasuk pemberlakuan PSAK 50 mengenai instrumen keuangan :
penyajian dan pengungkapan (PSAK 50) dan PSAK 55 instrumen keuangan : Pengakuan dan
Pengukuran (PSAK 55). Pemberlakuan PSAK 50 dan PSAK 55 tersebut sekaligus
3
menggantikan PSAK 31, sehingga standar akuntansi bagi perbankan pun harus mengacu pada
PSAK yang berlaku. Kehadiran Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik atau lebih dikenal dengan (SAK ETAP) diharapkan dapat memberikan kemudahan
dalam menyajikan laporan keuangan. SAK ETAP juga diharapkan menjadi solusi permasalahan
internal perusahaan, terutama bagi manajemen yang hanya melihat hasil laba yang diperoleh
tanpa melihat kondisi keuangan yang sebenarnya.
Tujuan dari SAK ETAP yaitu untuk memberikan kemudahan bagi entitas skala kecil dan
menengah. SAK yang berbasis IFRS (SAK Umum) ditujukan bagi entitas yang mempunyai
tanggung jawab publik signifikan dan entitas yang banyak melakukan kegiatan lintas negara.
SAK umum tersebut rumit untuk dipahami serta diterapkan bagi sebagain besar entitas usaha di
Indonesia yang berskala kecil dan menengah. Beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak
kemudahan untuk suatu entitas dibandingkan dengan SAK Umum dengan ketentuan pelaporan
yang lebih kompleks (Haryadi, 2010). Sesuai dengan ruang lingkup SAK-ETAP, maka Standar
ini dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa
akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik
signifikan dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal.
Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelola usaha,
kreditur, dan lembaga (Haryadi, 2010).
Entitas yang laporan keuangannya mematuhi SAK ETAP harus membuat suatu
pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit and unreserved statement) atas kepatuhan
tersebut dalam catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan tidak boleh menyatakan
mematuhi SAK ETAP kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP.
Bengkulu memiliki prospek dalam perkembangan bisnis di bidang kuliner yang bagus. Salah
satunya adalah restaurant cepat saji Albaik. Banyaknya akan kebutuhan masyarakat mengenai
makanan instan dan cepat saji semakin membuat usaha yang bergerak di bidang Fried Chicken
Restaurant menjadi lebih banyak dan terus berkembang, apalagi dengan adanya Franchise
semakin memudahkan kita untuk membuka usaha yang bergerak di bidang kuliner. Para pelaku
usaha ini pada umumnya mempunyai permasalahan yang sama, yaitu dalam hal pengelolaan
keuangan dalam usaha. Penerapan akuntansi dalam laporan keuangan menjadi salah satu
komponen mutlak yang harus dimiliki, jika mereka ingin mengembangkan usahanya. Begitu
4
pula dengan SAK ETAP sebagai standar yang mengatur pembuatan laporan keuangan .
Keberadaan SAK ETAP seharusnya menjadi hal yang sedikit banyak sudah harus diketahui dan
diterapkan dalam laporan keuangan para pengusaha waralaba.
5
C. Manfaat SAK ETAP
• Dengan adanya SAK ETAP, perusahaan kecil, menengah diharapkan mampu untuk
• Lebih sederhana dibandingkan dengan PSAK – IFRS sehingga lebih mudah dalam
implementasinya
E. Ruang lingkup
• SAK ETAP, digunakan oleh Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP), yaitu entitas
yang:
6
• Entitas dengan akuntabilitas publik signifikan
pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal; atau
masyarakat, seperti bank, entitas asuransi,pialang dan atau pedagang efek, dana
pensiun, reksa dana dan bank investasi.
• Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan SAK ETAP
jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan SAK ETAP. Contoh:
Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
F. Karakteristik SAK-ETAP
2. Relevan
Relevan, mampu mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna untuk mengevaluasi
peristiwa masa lalu.
Supaya bermanfaat, informasi yang disajikan pada laporan keuangan harus sesuai dengan
kebutuhan pengguna guna proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas
yang memadai jika dapat membantu pengguna untuk menilai peristiwa masa lalu, saat ini
7
atau masa depan, mengkonfirmasi atau mengoreksi hasil penilaian sebelumnya, dan
mempengaruhi keputusan keuangan pengguna.
3. Materialitas
Materialitas, mampu mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang diambil.
Informasi dianggap material jika kelalaian atau kesalahan penyajian dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi pengguna berdasarkan laporan keuangan.
4. Keandalan
Kenadalan, bisa bebas dari kesalahan material dan bias. Informasi yang terkandung dalam
laporan keuangan harus andal agar bisa memberi manfaat kepada para penggunanya.
Informasi memiliki kualitas yang dapat diandalkan jika secara jujur mewakili apa yang
diklaimnya atau dapat diharapkan untuk disajikan secara wajar, tanpa kesalahan atau bias
material.
5. Substansi mengungguli bentuk.
Maksudnya, meningkatkan keandalan laporan keuangan. Transaksi, peristiwa dan kondisi
lain dicatat dan disajikan menurut isi dan realitas ekonominya dan bukan menurut bentuk
hukumnya.
6. Pertimbangan Sehat.
Maksudnya, mengandung unsur kehati-hatian saat melakukan pertimbangan.
Pertimbangan yang baik mencakup unsur kehati-hatian untuk tidak meremehkan aset dan
pendapatan, atau meremehkan kewajiban dan pengeluaran, ketika membuat pertimbangan
yang diperlukan dalam keadaan yang tidak pasti.
Penilaian yang baik tidak memungkinkan prasangka. Penyusunan laporan keuangan harus
didasarkan pada pertimbangan yang wajar.
7. Kelengkapan.
Maksudnya, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batas biaya material
untuk meningkatkan keandalan.
8. Dapat Dibandingkan.
Maksudnya, bisa membandingkan antarperiode indentifikasi tren. Pengguna laporan
keuangan harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan dari periode ke
periode untuk mengidentifikasi trend posisi dan kinerja keuangan.
9. Tepat Waktu.
8
Maksudnya, disediakan dalam jangka waktu pengambilan. Ketepatan waktu mencakup
penyediaan informasi akhir dalam kerangka waktu pengambilan keputusan.
10. Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat. Maksudnya, harus mempertimbangkan
keseimbangan antara biaya dan manfaat.
Prinsip pervasif
Prinsip ini merupakan prinsip pengakuan dan pengukuran yang berpengaruh luas.
Prinsip ini memiliki pertimbangan terhadap perlakuan akuntansi. Peristiwa atau kondisi tidak
secara spesifik diatur dalam SAK-ETAP. Di dalam kondisi ini, entitas harus
mempertimbangkan informasi yang relevan dan andal. Sebelum melakukan pertimbangan,
entitas harus mempertimbangkan penerapan dari sumber berdasarkan hierarki sebagai
berikut: Persyaratan panduan dalam SAK-ETAP berhubungan dengan isu serupa dan terkait.
Definisi kriteria pengakuan dan konsep pengukuran aset, liabilitas, pendapatan, serta beban
dan prinsip pervasif. Suatu po diakui sebagai aset, liabilitas, pendapatan, dan beban apabila
memiliki kriteria sebagai berikut: Memiliki kemungkinan manfaat ekonomi yang terkait
dengan pos akan mengalir dari atau ke dalam entitas. Pos punya nilai atau biaya yang bisa
diukur dengan andal.
9
tidak memiliki tujuan investasi. Dalam laporan arus kas ini memiliki tiga aktivitas yaitu
operasi, investasi, dan pendanaan. Catatan atas laporan keuangan memiliki informasi yang
dimuat seperti dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu yang
digunakan. Informasi lainnya seperti disyaratkan dalam SAK-ETAP tapi tidak disajikan
dalam laporan keuangan dan informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan
keuangan tapi relevan untuk memahami laporan keuangan.
10
G. Contoh Penggunaan SAK ETAP
11
12
2. Neraca
13
3. Laporan Perubahan Ekuitas
H. Pengguna ETAP
Pengguna ETAP adalah badan usaha yang tidak memiliki akuntabilitas publik
signifikan dan tidak berkewajiban mempublikasikan laporan keuangannya kepada pengguna
eksternal untuk tujuan umum. Contoh pengguna eksternal termasuk investor, vendor, dan
lembaga kredit.
Badan usaha telah atau sedang mengajukan pernyataan pendaftaran kepada Otoritas Pasar
Modal atau otoritas pengatur lainnya dalam rangka penerbitan efek di pasar modal.
ATAU
Perusahaan mengelola aset sebagai fidusia untuk berbagai kelompok swasta, termasuk
bank, perusahaan asuransi, pialang dan/atau pedagang efek, dana pensiun, reksa dana,
dan bank investasi.
Perusahaan dengan akuntabilitas publik yang signifikan dapat menggunakan ETAP jika
regulatornya mengizinkan penggunaan standar akuntansi ini.
14
BAB II
KESIMPULAN
Itulah beberapa manfaat dan ciri SAK ETAP yang perlu Anda ketahui. ETAP
diperuntukkan untuk entitas bisnis yang tidak berkewajiban mempublikasikan laporan
keuangannya kepada publik. Jika Anda pelaku bisnis, penting untuk melakukan pencatatan dan
pembukuan sesuai dengan standar akuntansi yang telah ditetapkan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Budiandru., dkk. (2018). Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntablitas Publik (SAK
ETAP. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol 2, No 2, September 2018:399-411.
Dwi, Martini., dkk. (2012). Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK Buku 1. Jakarta:
Salemba Empat.
16