Anda di halaman 1dari 8

AKUNTANSI PERBANKAN DAN LPD

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK) ETAP BAGIAN 1

Oleh :

KELOMPOK 12
Kelas A1

Ni Putu Sisca Damayanti 2107531097


I Dewa Ayu Cintya Dhamayanti 2107531124
Sianggi Narina Sukmajaya 2107531127

PRODI SARJANA AKUNTANSI

UNIVERSITAS UDAYANA

2022
PEMBAHASAN

1. Definisi Standar Akuntansi ETAP


Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) pada tanggal 19 Mei
2009. Terdapat adanya kesamaan gagasan antara SAK ETAP dengan International Financial
Reporting Standard for Small and Medium-sized Entities (IFRS for SMEs). Sebenarnya SAK
ETAP maupun IFRS for SMEs sama-sama diperuntukkan bagi entitas tanpa akuntabilitas
publik, akan tetapi istilah yang digunakan sebagai judul pada IFRS adalah small and medium-
sized entities (SMEs). Jadi, jika dibandingkan dari penamaan kedua judul yaitu IFRS for
SMEs dan SAK ETAP, maka istilah entitas tanpa akuntabilitas publik memiliki definisi yang
sama dengan small and medium-sized entities. Waktu pengesahannya tidak jauh berbeda,
SAK ETAP telah disahkan pada bulan Mei 2009, sedangkan IFRS for SMEs sendiri baru
disahkan pada bulan Juli 2009. Definisi Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) adalah standar akuntansi yang disusun sebagai pedoman
serta diperuntukkan bagi entitas tanpa akuntabilitas publik.
SAK ETAP mengacu pada IFRS for Small Medium Enterprises (SME) sederhananya,
antara lain:
a. Aset tetap, tidak berwujud menggunakan harga perolehan.
b. Anak perusahaan tidak dikonsolidasi melainkan menjadi investasi menggunakan
metode ekuitas.
c. Mengacu pada praktik akuntansi yang saat ini digunakan.
d. Laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP memberikan informasi terkait bagaimana
posisi keuangan, kinerja, dan arus kas entitas sebagai informasi berguna bagi
penggunanya.
Diharapkan nantinya dengan adanya SAK ETAP, entitas kecil maupun menengah dapat
menjadikan standar tersebut sebagai acuan dalam menyusun laporan keuangannya dan dapat
diaudit untuk mendapatkan opini audit. SAK ETAP disusun dengan mengadopsi IFRS for
SME dan menyesuaikan dengan kondisi di Indonesia.
2. Manfaat dan Tujuan SAK ETAP
Adanya SAK ETAP bertujuan agar semua unit usaha mampu menyusun laporan keuangan
berdasarkan pada standar terbaru yang telah ditetapkan. Prinsip going concern yakni prinsip
dimana adanya keinginan dari usaha yang dimiliki tiap entitas untuk terus berkembang. Oleh
karena itu, untuk merealisasikan prinsip tersebut diperlukan adanya upaya. Upaya tersebut
salah satunya penting untuk meningkatkan keyakinan publik atas usaha yang dilakukan agar
dapat dipertanggungjawabkan. Berdasarkan akuntansi pertanggungjawaban tersebut
diwujudkan dengan menyusun dan menyajikan laporan keuangan sesuai dengan standar yang
telah ditentukan. Adanya penyajian laporan keuangan yang dibuat berdasarkan standar
membantu manajemen perusahaan untuk memperoleh berbagai kemudahan, misalnya: untuk
menentukan kebijakan perusahaan di masa yang datang; dapat memperoleh pinjaman dana
dari pihak ketiga, dan sebagainya.
Standar ETAP dipastikan tidak akan menyulitkan bagi penggunanya yang diperuntukkan
bagi entitas tanpa akuntabilitas public (ETAP) dengan mayoritas berupa perusahaan yang
tergolong usaha kecil dan menengah. ETAP merupakan unit kegiatan yang melakukan
aktivitas tetapi sahamnya tidak dimiliki oleh masyarakat atau dengan kata lain unit usaha yang
dimiliki oleh orang perorang atau sekelompok orang, dimana kegiatan dan modalnya masih
terbatas. Jenis kegiatan seperti ini di Indonesia menempati angka sekitar 80 %. Oleh sebab itu
perlu adanya perhatian khusus dari semua pihak yang berkepentingan dalam hal penyajian
laporan keuangan.
Manfaat lain dari SAK ETAP antara lain :
a. Mudah untuk mengimplementasikan dibandingkan PSAK-IFRS karena lebih
sederhana
b. Di samping sederhana SAK ETAP mampu memberikan informasi yang akuntabel
dalam penyajian laporan keuangan
c. Disusun dengan mengadopsi IFRS for SME ditambahkan modifikasi mengandung
kondisi di Indonesia serta dibuat lebih ringkas
d. SAK ETAP masih memerlukan profesional judgement namun tidak sebanyak dalam
PSAK-IFRS
Tidak ada perubahan signifikan dibandingkan dengan PSAK lama, namun terdapat beberapa
hal yang diadopsi atau dimodifikasi dari IFRS/IAS
3. Ruang Lingkup SAK ETAP
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
digunakan oleh entitas yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan
b. Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal. Contoh
pengguna eksternal yaitu pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan
usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit

Suatu entitas memiliki akuntabilitas publik signifikan jika:

a. Entitas telah mengajukan atau dalam proses pengajuan pernyataan pendaftaran pada
otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal,
atau
b. Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar
masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan atau perdagangan efek, dana
pensiun, reksadana dan investasi.

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan SAK ETAP
ini jika otoritas berwenang mengizinkannya. Namun, suatu entitas juga tidak
diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP jika entitas
tersebut tidak memenuhi persyaratan entitas yang boleh menggunakannya. Contohnya
ketika terdapat perusahaan yang memutuskan menggunakan SAK ETAP tahun 2011,
namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan publik di tahun berikutnya. Dengan
demikian, perusahaan tersebut wajib menyusun laporan keuangan berdasarkan PSAK non
ETAP dan tidak diperkenankan menerapkan SAK ETAP kembali. Hal ini juga berlaku jika
suatu perusahaan yang sebelumnya menggunakan PSAK non ETAP dalam menyusun
laporan keuangannya dan kemudian memenuhi persyaratan SAK ETAP, maka entitas
tersebut dapat menggunakan SAK ETAP tersebut.

4. Penerapan SAK ETAP


Cara entitas dalam menyiapkan laporan keuangan suatu perusahaan yang berhubungan
dalam standar akuntansi keuangan disebut dengan akuntansi. SAK ETAP merupakan salah
satu jenis standar akuntansi keuangan yang mana secara spesifik mengatur transaksi atau
kejadian. Entitas tidak perlu mengikuti persyaratan dalam SAK ETAP jika terdapat
dampak yang tidak material. Terkait transaksi atau peristiwa yang tidak diatur spesifik
dalam SAK ETAP, pihak manajemen mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan
akuntansi yang menghasilkan informasi yaitu:
a. Relevan bagi pemakai untuk kebutuhan pengambilan keputusan ekonomi
b. Andal dalam laporan keuangan menyajikan dengan jujur posisi keuangan, kinerja
keuangan, dan juga arus kas dari suatu entitas
c. Mencerminkan substansi ekonomi dari transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya serta
tidak hanya mencerminkan bentuk hukumnya
d. Netral yaitu bebas dari bias
e. Mencerminkan kehati-hatian
f. Bersifat lengkap dalam semua hal yang material

5. Perbedaan Pokok SAK ETAP dengan SAK IFRS


Berikut merupakan perbedaan yang mendasar antara SAK ETAP dengan SAK IFRS:
a. PSAK ETAP tidak mengatur pajak tangguhan,
b. PSAK ETAP hanya menggunakan metode tidak langsung untuk laporan arus kas
c. PSAK ETAP menggunakan model biaya untuk investasi asosiasi dan menggunakan
metode ekuitas untuk anak perusahaan
d. PSAK ETAP tidak secara penuh menggunakan PSAK 50/55
e. PSAK ETAP hanya menggunakan model biaya untuk aset tetap, aset tidak berwujud,
dan properti investasi dan tidak boleh menggunakan model revaluasi.

SAK ETAP dapat dikatakan bentuk sederhana dari SAK IFRS dengan terdapat
pengurangan opsi pengungkapan, tidak terdapat pengakuan dan pengukuran yang berbeda,
serta targetnya yaitu perusahaan menengah ke atas, termasuk anak dari perusahaan terbuka.
Pengurangan opsi pengungkapan pada SAK ETAP terletak pada tidak adanya pengakuan
serta pengukuran yang berbeda dengan IFRS yang lengkap. Kecuali pada biaya pinjaman
(borrowing cost) yang dibebankan langsung dan tidak dikapitalisasi, dan terdapat
pengaturan mengenai ekuitas.

6. Perbedaan SAK ETAP dengan SAK Besar IFRS


Secara lebih kompleks, berikut merupakan perbedaan antara SAK ETAP dengan SAK
IFRS:
1. SAK ETAP sebagian besar sama dengan SAK 2002
Kedua ketentuan tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu pelaporan keuangan bagi
pengguna eksternal untuk entitas yang tidak berakuntabilitas publik.
2. Konsep dan Prinsip Pervasif
Konsep dasar penyusunan dan pelaporan keuangan terdiri dari
1) Tujuan Laporan Keuangan
2) Karakteristik kualitatif Laporan Keuangan
3) Unsur-Unsur Laporan Keuangan
4) Konsep Pengakuan dan pengukuran unsur-unsur laporan keuangan
Pengukuran unsur Laporan Keuangan dengan biaya historis dan nilai wajar, memiliki
konsep dasar, yaitu :
1) Penyajian yang wajar 5) Konsistensi penyajian
2) Kepatuhan terhadap SAK ETAP 6) Informasi komparatif
3) Kelangsungan Usaha 7) Materialitas dan agregasi
4) Frekuensi pelaporan 8) Laporan keuangan lengkap.

3. Penyajian Laporan Keuangan


Penyajian laporan keuangan masih sama dengan PSAK 2004, kecuali tidak ada lagi:
1) Aset keuangan
2) Properti investasi yang diukur dengan nilai wajar
3) Aset yang diukur dengan biaya perolehan dan nilai wajar
4) Kewajiban berbunga jangka panjang
5) Aset dan kewajiban pajak tangguhan
6) Kepentingan non pengendalian Informasi di Laporan Laba Rugi tidak ada lagi item
extra ordinary.
4. Laporan Arus Kas hanya menggunakan metode tidak langsung dan seluruh transaksi
kas atau tunai harus dilaporkan
5. Laporan Perubahan Ekuitas sama dengan PSAK kecuali yang terkait pendapatan
komprehensif lain. Laporan Perubahan Ekuitas tidak harus ada bila tidak ada
perubahan ekuitas dari tahun lalu.
6. Catatan atas Laporan Keuangan yang berisi kebijakan akuntansi, estimasi dan
kesalahan, serta bila ada perubahan metoda alasan dan dampak perubahan pada
Laporan Keuangan sebelumnya harus dijelaskan.
7. Laporan Keuangan Konsolidasi dengan menggunakan metoda ekuitas.
8. Kebijakan Akuntansi, Estimasi, dan Kesalahan apabila dibandingkan dengan SAK
2004, yaitu :
1) Instrumen keuangan dasar meliputi investasi pada efek tertentu
2) Investasi pada Perusahaan Asosiasi dan Entitas Anak, yaitu entitas asosiasi dengan
metode biaya dan entitas anak dengan metoda ekuitas.
3) Investasi pada Joint Venture sama dengan PSAK tetapi hanya metoda biaya yang
dipergunakan.
4) Penggunaan metode akuntansi untuk Properti investasi menggunakan model biaya.
5) Penggunaan metode akuntansi untuk penilaian persediaan dengan LIFO dan
Average serta pencatatan menggunakan metode perpetual dan periodik
6) Aset tetap dicatat sesuai harga perolehan
7) Biaya pinjaman akan langsung dibebankan
8) Perlakuan imbalan kerja sama dengan PSAK, untuk metode iuran pasti, perusahaan
perusahaan membayar program pensiun untuk karyawannya. Dan untuk imbalan
pasti, perusahaan mengelola sendiri dana pensiun karyawannya serta harus ada staf
aktuaria.
9) Perlakuan Pajak Penghasilan menggunakan Tax Payable Concept dan tidak ada
pengakuan dan pengukuran untuk pajak tangguhan.
10) Ketentuan Transisi diatur dengan Retrospektif dan prospektif yang diterapkan
secara prospective catch-up yang berdampak pada saldo laba.
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia, I. A. (2009). STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA
AKUNTABILITAS PUBLIK. Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Keuangan.

Norkamsiah, A. I. (2016). PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS


TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP) PADA PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN. Jurnal Ekonomi dan keuangan Vol. 13 (2), 151-163

Anda mungkin juga menyukai