Saat suatu persekutuan didirikan, maka para pendirinya akan menytorkan modal mereka
kepada persekutuan, baik berupa kas, non kas, maupun aset lainnya. Proses pencatatan setoran
modal persekutuan sama dengan pencatatan pada perusahaan perseorangan, tetapi lebih spesifik
mencantumkan komponen modal sekutu, dan aset dicatat berdasarkan nilai wajar.
Sebagai contoh, Miranda, Behati, dan Adriana sepakat mendirikan persekutuan dengan
nama CV Victoria. Miranda menyetorkan modal berupa kas Rp120 juta, bangunan senilai Rp200
juta dengan nilai wajar Rp180 juta, tanah senilai Rp100 juta dengan nilai wajar Rp80 juta, dan
persediaan senilai Rp100 juta dengan nilai wajar Rp70 juta. Behati menyetorkan modal berupa
kas senilai Rp150 juta, dan Adriana menyetorkan modal berupa kas Rp200 juta.
Masalah mulai muncul saat sekutu menyepakati pembagian modal dengan persentase
yang sama. Solusinya adalah menggunakan salah satu dari dua metode berikut : metode bonus
dan metode goodwill. Pada metode bonus, pembagian modal dilakukan dengan cara
menjumlahkan keseluruhan modal sekutu, kemudian membaginya dengan jumlah sekutu, dan
menyesuaikan hasil pembagian tersebut dengan jumlah modal yang disetorkan masing-masing
sekutu. Pada metode goodwill, langkah yang dilakukan adalah nilai modal yang disetorkan
sekutu harus mengikuti nilai terbesar yang disetorkan sekutu lainnya, kemudian mengalikannya
dengan jumlah sekutu, hasil perkalian itu dikurangkan dengan modal yang disetorkan masing-
masing sekutu, sehingga didapatkan nilai goodwill dengan saldo normal di debit.
Investasi Tambahan dan Penarikan Modal
Tambahan investasi dan penarikan modal pada persekutuan umumnya akan dikreditkan
atau didebitkan secara langsung ke rekening modal sekutu. Contohnya, pada Persekutuan Andin,
Andini melakukan investasi tambahan berupa kas ke persekutuan senilai Rp30 juta. Transaksi ini
dicatat dalam jurnal sebagai berikut
Penarikan modal dalam jumlah besar dan jarang dilakukan umumnya dicatat secara
langsung dengan mendebit akun modal. Contohnya, Andini mengambil kas dari persekutuan
senilai Rp5.000.000. Transaksi ini dicatat dalam jurnal sebagai berikut
Umumnya sekutu melakukan penarikan modal dalam jumlah tertentu dan pada periode
waktu tertentu sebagai kompensasi penghargaan kepada sekutu atau untuk keperluan pribadi
sekutu. Penarikan seperti ini disebut prive. Contohnya, Mira dan Anggi melakukan pengambilan
kas secara mingguan sebesar Rp1.000.000 dari persekutuan, dan dicatat dalam jurnal sebagai
berikut
Pada akhir tahun, dilakukan pendebitan terhadap akun modal sekutu yang bersangkutan
untuk menutup akun pengambilan. Jurnalnya sebagai berikut