Anda di halaman 1dari 2

Rasio Kecukupan Modal Bank Umum

Perhitungan rasio kecukupan modal pada bank umum berbeda dengan tata cara perhitungan rasio
kecukupan modal pada Bank Perkreditan Rakyat. Di bank umum, perlu memasukkan risiko pasar
untuk menentukan kecukupan modal. Dalam menentukan besaran risiko pasar dalam perhitungan
kecukupan modal dapat memakai metode standar dan metode internal. Metode standar menawarkan
pendekatan pengukuran risiko pasar dan perhitungan kecukupan modal yang standar untuk semua
bank sejak tahun 2003. Akan tetapi, berdasarkan perkembangan dan tuntutan yang ada termasuk se-
jalan dengan perkembangan instrumen keuangan serta usaha bank yang semakin kompleks, maka
sudah dilakukan penyempurnaan kembali terhadap penggunaan metode standar dalam perhitungan
kewajiban penyediaan modal minimum dengan memperhitungkan risiko pasar.

Pemakaian metode standar dalam perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum bank umum
dengan memperhitungkan risiko pasar dituangkan dalam SE Bank Indonesia Nomor 9/33/DPNP
tanggal 18 Desember 2007. Inti dari pendekatan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Perhitungan KPPM dengan memperhitungkan risiko kredit dan pasar dilakukan dengan rumus
sebagai berikut.
2. Sebelum mengalokasikan beban modal untuk risiko pasar sebagaimana dimaksud pada angka 1,
bank wajib memenuhi KPPM untuk risiko kredit, yakni minimal sebesar 8% sesuai dengan ke-
tentuan yang berlaku. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut.
3. Dalam perhitungan KPPM secara konsolidasi, perhitungan modal, risiko kredit, dan risiko pasar
dilakukan terhadap data atau posisi secara konsolidasi.
4. Dalam melakukan perhitungan sebagaimana dimaksud pada angka 1, bank harus melakukan
langkah berikut.
a. Menghitung Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk risiko kredit sesuai dengan ke-
tentuan yang berlaku.
b. Menghitung jumlah beban modal untuk semua jenis risiko pasar.
c. Guna menghindari duplikasi perhitungan risiko terhadap surat berharga, eksposur yang terma-
suk dalam trading book yang sudah diperhitungkan risiko spesifik untuk risiko suku bunga,
seperti obligasi yang diterbitkan oleh BUMN atau swasta dikeluarkan dari perhitungan ATMR
berdasarkan risiko kredit.
d. Menghitung eksposur tertimbang menurut risiko pasar dengan cara mengkonversi jumlah beban
modal untuk seluruh jenis risiko pasar sebagaimana dimaksud pada huruf b menjadi ekuivalen
dengan ATMR.
e. Menjumlahkan ATMR untuk risiko kredit dengan eksposur tertimbang menurut risiko pasar.
f. Menghitung modal bank yang terdiri atas modal inti (tier 1), modal pelengkap (tier 2), dan
modal pelengkap tambahan (tier 3) yang dialokasikan untuk menutup risiko pasar setelah diku-
rangi penyertaan. Dalam perhitungan KPMM secara konsolidasi, penyertaan yang menjadi pen-
gurang modal merupakan penyertaan bank kepada perusahaan anak yang tidak wajib dikonsoli-
dasikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
g. Membangi total modal sebagaimana dimaksud pada huruf f dengan jumlah ATMR dan ekspo-
sur tertimbang sebagaimana dimaksud pada huruf e yang hasilnya dinyatakan dalam bentuk
persentase.
5. Modal pelengkap tambahan (tier 3) yang dipakai dalam perhitungan rasio KPMM adalah sebe-
sar modal yang diperlukan untuk menutup risiko pasar.
6. Modal pelengkap tambahan (tier 3) yang memenuhi syarat, tetapi tidak digunakan dalam perhi-
tungan rasio KPMM sebagaimana dimaksud paa angka 4, dihitung sebagai rasio kelebihan
modal pelengkap tambahan (excess tier 3 capital ratio) dengan rumus sebagai berikut.

Daftar Pustaka
Taswan. 2008. Akuntansi Perbankan Transaksi dalam Valuta Rupiah Edisi III. UPP STIM YPKN:
Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai