PDAM Karangasem memenuhi keempat kriteria tersebut sehingga PDAM Karangasem bukan
subjek PPh. Akan tetapi, orang-orang yang bekerja disana tetap menjadi subjek PPh. Dasar
hukum subjek pajak penghasilan adalah Undang-Undang No.36 Tahun 2008 tentang Pajak
Penghasilan.
12. Ikatan Konsultan Pajak Indonesia.
Ikatan Konsultan Pajak Indonesia termasuk dalam organisasi profesi. Organisasi profesi
termasuk wajib pajak badan karena dalam Pasal 1 ayat (2) UU No.16 Tahun 2009, disebutkan
bahwa wajib pajak badan dikategorikan menjadi badan, joint operation, kantor perwakilan
perusahaan asing, bendahara, dan penyelenggara kegiatan. Yang dimaksud dengan badan adalah
sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha
maupun yang tidak melakukan usaha. Sehingga, meskipun tidak melakukan usaha, IKPI tetap
menjadi wajib pajak badan.
13. Kantor perwakilan negara Amerika Serikat dan Amerika Serikat memberikan perlakuan
timbal balik.
Kantor perwakilan negara Amerika Serikat merupakan contoh kantor perwakilan negara asing,
sehingga berdasarkan Undang-Undang No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, kantor
perwakilan negara asing bukan subjek pajak penghasilan. Yang tidak termasuk subjek pajak
penghasilan adalah :
14. Kantor perwakilan negara Amerika Serikat dan Amerika Serikat tidak memberikan
perlakuan timbal balik.
Kantor perwakilan negara Amerika Serikat merupakan contoh kantor perwakilan negara asing,
sehingga berdasarkan Undang-Undang No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, kantor
perwakilan negara asing bukan subjek pajak penghasilan. Yang tidak termasuk subjek pajak
penghasilan adalah :
15. Pejabat-pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat Amerika yang tidak menerima atau
memperoleh penghasilan di luar jabatan atau pekerjaannya tersebut dan negara bersangkutan
memberikan perlakuan timbal balik, hal ini tidak termasuk subjek pajak penghasilan, karena
disebutkan dalam Undang-Undang No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, bahwa
pejabat-pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat-pejabat lain dari negara asing
dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal
bersama-sama mereka dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan di Indonesia tidak
menerima atau memperoleh penghasilan di luar jabatan atau pekerjaannya tersebut serta negara
bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik, tidak termasuk subjek pajak penghasilan.
16. Pejabat-pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat Australia yang menerima atau
memperoleh penghasilan di luar jabatan atau pekerjaannya tersebut dan negara bersangkutan
memberikan perlakuan timbal balik, termasuk subjek pajak luar negeri, karena pejabat tersebut
merupakan warga negara Australia dan agar ia tidak membayar pajak ganda, ia cukup membayar
pajak ke Australia
17. Pejabat-pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat Kanada yang tidak menerima atau
memperoleh penghasilan di luar jabatan atau pekerjaannya tersebut atau negara bersangkutan
memberikan perlakuan timbal balik. Hal ini tidak termasuk subjek pajak penghasilan, karena
disebutkan dalam Undang-Undang No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, bahwa
pejabat-pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat-pejabat lain dari negara asing
dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal
bersama-sama mereka dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan di Indonesia tidak
menerima atau memperoleh penghasilan di luar jabatan atau pekerjaannya tersebut serta negara
bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik, tidak termasuk subjek pajak penghasilan.
18. Pejabat-pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat China yang menerima atau memperoleh
penghasilan di luar jabatan atau pekerjaannya tersebut dan negara bersangkutan tidak
memberikan perlakuan timbal balik, termasuk subjek pajak luar negeri, karena pejabat tersebut
merupakan warga negara China dan agar ia tidak membayar pajak ganda, ia cukup membayar
pajak ke China
19. Budi adalah WNI yang menjalankan usaha toko kelontong tapi tokonya masih mengalami
kerugian.
Dalam hal ini, Budi termasuk subjek pajak penghasilan, karena ia memperoleh penghasilan dari
usaha toko kelontong miliknya dan ia termasuk dalam orang pribadi. Sesuai dengan UU No.36
Tahun 2008, Subjek pajak penghasilan orang pribadi dalam negeri adalah WNI/WNA yang
bekerja dan memperoleh penghasilan serta berdomisili (berkediaman tetap) di Indonesia lebih
dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, atau yang dalam satu tahun pajak ada di Indonesia
dan mempunyai niat untuk tinggal di Indonesia. Akan tetapi, ia dibebaskan dari pembayaran
pajak selama lima tahun karena dalam pajak, kerugian dapat dihitung dengan 2 metode, yaitu
dengan perhitungan komersial dan perhitungan fiskal. Kedua metode ini tidak selalu
menghasilkan angka yang sama. Penghitungan secara komersial merupakan aktivitas untuk
menyediakan informasi keuangan yang diperoleh melalui suatu proses akuntansi secara umum.
Informasi itu diperlukan oleh setiap usaha untuk mengetahui posisi dan hasil usahanya.
Sementara Penghitungan secara fiskal merupakan bagian dari akuntansi keuangan yang
menekankan pada penyusunan SPT dan pertimbangan konsekuensi perpajakan terhadap transaksi
atau kegiatan perusahaan. Jadi, penghitungan fiskal bertujuan untuk menyediakan informasi
keuangan perusahaan yang ditujukan secara khusus kepada otoritas pajak sebagai salah satu
pemenuhan kepatuhan pajak (tax compliance). Penghitungan secara fiskal ini kemudian
digunakan sebagai Dasar Penetapan Pajak perusahaan tersebut. Penghitungan rugi fiskal ini
hanya digunakan oleh Wajib Pajak yang pengenaan pajaknya bukan digolongkan untuk
dikenakan pajak secara Final yaitu PPh Pasal 4 ayat (2). Jadi, perusahaan yang mengalami
kerugian fiskal akan dibebaskan dari kewajiban pajak selama 5 tahun berturut-turut apabila
perusahaan tersebut belum memperoleh laba fiskal yang cukup untuk menutup kerugian tersebut.
Sedangkan apabila perusahaan tersebut bisa menutup kerugian fiskal sebelum jangka waktu 5
tahun, maka harus memenuhi kewajiban pajaknya seperti biasa.
20. Ananta adalah WNI yang bekerja sebagai pegawai PT XYZ. Ananta termasuk subjek pajak
dalam negeri karena ia memperoleh penghasilan dari dalam negeri. Hal ini sesuai dengan Pasal 3
Peraturan Direktorat Jenderal Pajak No. 43 Tahun 2011, dijelaskan bahwa subjek pajak dalam
negeri adalah:
2.berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari
dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau
Ananta juga termasuk subjek pajak penghasilan, sesuai dengan UU No.36 Tahun 2008 yang
berbunyi “Subjek pajak penghasilan orang pribadi dalam negeri adalah WNI/WNA yang bekerja
dan memperoleh penghasilan serta berdomisili (berkediaman tetap) di Indonesia lebih dari 183
hari dalam jangka waktu 12 bulan, atau yang dalam satu tahun pajak ada di Indonesia dan
mempunyai niat untuk tinggal di Indonesia”.