Anda di halaman 1dari 2

Dimas Agung Ramadhan//D3 Akuntansi// Semester 4//021928008

1. Yang bukan merupakan subyek pajak menurut (Pasal 3 UU Nomor 36 TAHUN 2008)
 kantor perwakilan negara asing;
 pejabat-pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat-pejabat lain dari
negara asing dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja
pada dan bertempat tinggal bersama-sama mereka dengan syarat bukan warga
negara Indonesia dan di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan di
luar jabatan atau pekerjaannya tersebut serta negara bersangkutan memberikan
perlakuan timbal balik;
 organisasi-organisasi internasional dengan syarat:
a. Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut;dan
b. tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh
penghasilan dari Indonesia selain memberikan pinjaman kepada
pemerintah yang dananya berasal dari iuran para anggota;
 pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional, dengan syarat :
a. bukan warga negara Indonesia dan
b. tidak menjalankan usaha, kegiatan, atau pekerjaan lain untuk memperoleh
penghasilan dari Indonesia.
Pejabat perwakilan organisasi internasional adalah pejabat yang diangkat atau
ditunjuk langsung oleh induk organisasi internasional yang bersangkutan untuk menjalankan
tugas atau jabatan pada kantor perwakilan organisasi internasional tersebut di Indonesia.
(Pasal 1 PMK-215/PMK.03/2008 stdd PMK-156/PMK.010/2015)
Organisasi Internasional adalah
organisasi/badan/lembaga/asosiasi/perhimpunan/forum antar pemerintah atau non-
pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kerjasama internasional dan dibentuk
dengan aturan tertentu atau kesepakatan bersama.(Pasal 1 PMK-215/PMK.03/2008 stdd
PMK-156/PMK.010/2015)
2. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai
sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau
identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.
3. Fungsi NPWP:
a. Sebagai tanda pengenal diri atau identitas WP
b. Untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam pengawasan
administrasi perpajakan
c. NPWP berguna untuk dicantumkan dalam seluruh dokumen yang berkaitan
dengan perpajakan
4. Surat Pemberitahuan (SPT) adalah laporan pajak yang disampaikan kepada pemerintah
Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pajak.
5. SPT Tahunan
 SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Paling lama 3 Bulan setelah akhir Tahun
Pajak
 SPT Tahunan Wajib Pajak Badan Paling lama 4 Bulan setelah akhir Tahun Pajak
SPT Masa

 PPh Pasal 4 Ayat 2 Paling lama 20 (dua puluh) hari setelah Masa Pajak berakhir
 PPh Pasal 15 Paling lama 20 (dua puluh) hari setelah Masa Pajak berakhir
 PPh Pasal 21/26 Paling lama 20 (dua puluh) hari setelah Masa Pajak berakhir
 PPh Pasal 23/26 Paling lama 20 (dua puluh) hari setelah Masa Pajak berakhir
 PPh Pasal 25 Paling lama 20 (dua puluh) hari setelah Masa Pajak berakhir
 PPh Pasal 22 Paling lama 20 (dua puluh) hari setelah Masa Pajak berakhir
 PPN & PPnBM Paling lama akhir bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir
 PPh Pasal 22 yang dipungut oleh Instansi Pemerintah Paling lama 20 (dua puluh) hari
setelah Masa Pajak berakhir
 PPh Pasal 22, PPN atau PPN dan PPnBM atas impor yang dipungut oleh Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai Hari kerja terakhir minggu berikutnya

6. Untuk mendapat pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dari Direktorat Jenderal Pajak, seorang
pengusaha / bisnis / perusahaan harus memenuhi syarat:
 Memiliki pendapatan bruto (omzet) dalam 1 tahun buku mencapai Rp 4,8 miliar.
Tidak termasuk pengusaha / bisnis / perusahaan dengan pendapatan bruto kurang
dari Rp 4,8 miliar, kecuali pengusaha tersebut memilih dikukuhkan jadi Pengusaha
Kena Pajak.
 Melewati proses survey yang dilakukan KPP atau KP2KP tempat pendaftaran
 Melengkapi dokumen dan syarat pengajuan PKP atau pengukuhan PKP.

Permohonan menjadi Pengusaha Kena Pajak tersebut diajukan ke KPP atau KP2KP yang
wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal, tempat kedudukan, atau tempat kegiatan usaha
wajib pajak.

Anda mungkin juga menyukai