Anda di halaman 1dari 5

POS-POS NERACA

LPD

a. AKTIVA
1. Kas (sandi 100)

Diisi dengan kas, yang merupakan uang tunai yang ada pada kas
LPD berupa uang kertas dan uang logam yang merupakan alat
pembayaran yang berlaku di Indonesia.
2. Antarbank Aktiva (sandi 130)

Diisi dengan bank/antarbank aktiva. Adalah semua jenis


simpanan/tagihan LPD pelapor dalam s a t u a n rupiah kepada
LPD/bank pelapor seperti giro, deposito berjangka, pinjaman yang
diberikan dan lainnya.
Saldo rekening-rekening ini tidak boleh di kompensasikan
dengan saldo rekening-rekening simpanan dan tagihan LPD/bank
lain kepada LPD pelapor.
3. Pinjaman

a. Pinjaman yang diberikan (sandi 171)

Diisi dengan pinjaman yang diberikan (kepada nasabah)/jasa


pinjaman. Merupakan semua realisasi pemberian pinjaman oleh
LPD pelapor kepada pihak ketiga bukan bank, termasuk pinjaman
kepada pegawai LPD sendiri.
b. Cadangan piutang ragu-ragu (sandi 172)

Diisi dengan cadangan pinjaman/piutang ragu-ragu, yaitu


cadangan yang dibentuk untuk menampung kerugian yang
mungkin timbul sebagai dari tidak dapat diterimanya kembali
sebagai seluruh pinjaman yang diberikan. Untuk LPD, pos ini
diisi dengan jumlah cadangan pinjaman ragu-ragu yang ada di
bagian pasiva neraca.
4. Aktiva tetap dan inventaris

a. Harga perolehan (sandi 211)

Diisi dengan aktiva tetap. Yaitu harga perolehan atau nilai


revaluasi masing-masing dari tanah, gedung kantor,rumah
dan perabot milik LPD pelapor. Termasuk pula kedalam pos ini
biaya- biaya yang dikeluarkan untuk:
- Pembangunan gedung mesin dalam penyelesaian (proses)

- Mengubah bentuk, menambah dan memperbaiki/mengganti.

b. Akumulasi penyusutan (sandi 212)

Diisi dengan akumulasi penyusutan aktiva tetap, yaitu


saldo rekening-rekening aktiva lainnya yang tidak dapat
diklasifikasikan ke dalam salah satu pos 1 sampai dengan 9
diatas, misalnya persediaan barang-barang yang tidak
merupakan obyek penyusutan seperti persediaan kertas dan
formulir, pembebanan sementara, setoran jaminan listirik dan
angsuran pajak selama masa pajak jika dibukukan sebagai uang
muka pajak. Metode penyusutan yang dibolehkan berdasarkan
UU Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 11 (1)) adalah :
a. Metode garis lurus (straight-line method) yaitu metode yang
digunakan untuk menghitung penyusutan yang dilakukan dalam
bagian-bagian yang sama besar selama masa manfaat yang
ditetapkan bagi harta tersebut. Penyusutan atas pengeluaran
untuk pembelian, pendirian, penambahan, perbaikan atau
perubahan harta berwujud, kecuali tanah yang berstatus hak
milik, hak guna bangunan, hak guna usaha, dan hak pakai, yang
dimiliki dan digunakan untuk mendapatkan, menagih dan
memelihara penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih
dari satu (1) tahun dilakukan dalam bagian-bagian yang sama
besar selama masa manfaat
yang ditetapkan bagi harta tersebut.

b. Metode saldo menurun (declining-balance method) yaitu metode


yang digunakan untuk menghitung penyusutan dalam bagian-
bagian yang menurun dengan cara menerapkan tarif penyusutan
atas nilai sisa buku
dan nilai sisa buku pada akhir masa manfaat harus disusutkan sekaligus.
Metode ini tidak dapat digunakan untuk menghitung penyusutan atas
bangunan.

5. Rupa-rupa aktiva (sandi 230)

Diisi dengan rupa-rupa aktiva/aktiva Iain-lain. Yaitu saldo


rekening- rekening aktiva lainnya yang tidak dapat dimasukkan
dalam salah satu pos dari nomor 1 sampai 9 di atas, misalnya
persediaan barang yang merupakan obyek penyusutan seperti
persediaaan kertas dan formulir, pembebanan sementara dan
angsuran pajak selama masa pajak jika dibukukan sebagai uang
muka pajak.

b. PASIVA

1. Tabungan (sandi 320)

Diisi dengan tabungan. Yaitu simpanan pihak ketiga bukan


bank/BPR yang penarikannya hanya dapat di lakukan menurut
syarat-syarat dan cara-cara tertentu.
2. Simpanan berjangka (sandi 330)

Diisi dengan simpanan berjangka/deposito yaitu deposito


berjangka yang penarikannnya dapat dilakukan menurut suatu
jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara pihak
ketiga dengan BPR pelapor.
3. Antar Bank Pasiva (sandi 350)

Diisi dengan antar bank pasiva. Yaitu semua jenis kewajiban


BPR pelapor kepada bank/BPR pelapor lainnya seperti deposito
berjangka, pinjaman yang diterima dan lainnya.
4. Pinjaman yang diterima (sandi 369)

Diisi dengan pinjaman yang diterima/pinjaman luar. Yaitu


pinjaman yang diterima dari pihak ketiga bukan bank/LPD
yang jangka waktunya lebih dari 15 hari.
5. Rupa-rupa pasiva (sandi 400)
Diisi dengan rupa-rupa pasiva/kewajiban lain-lain/hutang yaitu
saldo rekening pasiva lainnya yang tidak dapat dimasukkan atau
digolongkan kedalam salah satu pos 1 sampai dengan 4 dan 6 sampai
dengan 8. Catatan: untuk LPD Bali post titipan dimasukkan
dalam sandi ini.
6. Modal disetor

Yang dimaksud modal disetor adalah jumlah modal atau


simpanan pokok dan simpanan wajib yang benar-benar telah
disetor, pos ini dirinci atas:
a. Modal dasar (sandi 421)

Diisi dengan modal disetor/modal. Yaitu jumlah modal atau


simpanan pokok dan simpanan wajib yang tercantum dalam
undang- undang/anggaran dasar LPD pelapor.
7. Cadangan Umum (sandi 430)

Diisi dengan cadangan modal/cadangan umum dan cadangan


khusus. Yaitu cadangan-cadangan yang dibentuk menurut
kctentuan anggaran dasar dan keputusan pemilik/rapat pemegang
saham LPD pelapor sepanjang tidak bertentangan dengan
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
(1) Cadangan umum, yaitu cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba

bersih.
(2) Cadangan tujuan, yaitu bagian laba yang disisihkan untuk tujuan tertentu
(3) Cadangan Piutang Ragu – Ragu (CPRR), yaitu cadangan yang
dibentuk untuk menampung kerugian yang mungkin timbul
sebagai dari tidak dapat diterimanya kembali sebagian/seluruh
pinjaman yang diberikan dan disajikan sebagai pos pengurang
pinjaman yang diberikan. Pembentukan CPRR pada LPD
didasarkan kepada kualitas pinjaman yang diberikan
yang besarnya ditetapkan sebagai berikut:
a. 0,5% dari pinjaman yang diberikan yang memiliki kualitas lancar;
b. 10% dari pinjaman yang diberikan dengan kualitas kurang lancar;
c. 50% dari pinjaman yang diberikan dengan kualitas diragukan;
d. 100% dari pinjaman yang diberikan dengan kualitas macet.

8. Laba/Rugi
Yang dimaksud kedalam Pos ini adalah selisih antara rekening- rekening
pendapatan dan rekening-rckening biaya tahun berjalan ditambah atau
dikurangi dengan saldo laba/rugi tahun-lahun yang lalu yang belum dibagikan.
Pos ini terdiri dari salah satu sub pos dibawah ini;
a. Laba (sandi 441) Yaitu sepanjang selisih tersebut diatas
menghasilkan laba.
b. Rugi (sandi 442) Yaitu sepanjang selisih tersebut diatas
menghasilkan rugi

Anda mungkin juga menyukai