Menurut PSAK (IAI, 2009 : 1.8 ), Suatu liabilitas diklasifikasikan sebagai libiliatas
jangka
pendek, jika :
a. Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi perusahaan , atau
b. Jatoh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal laporan posisi keuangan
(neraca).
Jangka Panjang
kewajiban jangka panjang adalah kewajiban perusahaan pada pihak ketiga yang harus
dilunasi dan jatuh temponya lebih dari satu tahun atau setelah tanggal neraca.
contoh
Jangka Pendek
6. Voucher Payable
7. Hutang Deviden
1. Hutang Dagang (Account Payable )
8. Pendapan yang diterima dimuka
2. Pinjaman Dari Bank (Short Term Loan)
3. Bagian dari kewajiban jangka panjang 9. Hutang Leasing yang jatoh tempo
tempo dalam waktu kurang atau sama satu tahun yang akan datang
dengan satu tahun (Current Portion of
Long Term Loan). 10. Hutang Bunga
3. Kewajiban Pasca-Pensiun
7. Utang Terkait dengan Akuisisi
4. Utang Lainnya dengan Jangka
Waktu Panjang
Tujuan
Tujuan pemeriksaan (audit objectivies)
kewajiban jangka pendek adalah untuk
memeriksa apakah:
1. Terdapat internal control yang baik atas kewajiban jangka pendek. Dengan adanya:
a) Pemisahan tugas antara bagian pembelian, bagian penerimaan barang, bagian gudang,
bagian akuntansi, dan bagian keuangan.
b) Digunakannya formulir – formulir yang bernomor urut tercetak (prenumbered) untuk
permintaan pembelian (purchase requisition), order pembelian (purchase order),
dan laporan penerimaan barang (receiving report).
c) Adanya sistem otorisasi untuk pembelian maupun pelunasan utang.
d) Digunakannya sistem tender untuk pembelian dalam jumlah yang besar, dimana
beberapa supplier diundang untuk memasukkan penawaran tertulis dalam
amplop tertutup ke panitia tender.
e) Jumlah barang yang dicantumkan dalam faktur pembelian (supplier invoice) harus
dibandingkan dengan jumlah yang dilaporkan dalam receiving dan purchase order untuk
mencegah pembayaran atas barang yang dibeli melebihi jumlah barang yang dipesan dan
yang diterima
2. Kewajiban jangka pendek yang tercantum di neraca didukung oleh bukti – bukti yang
lengkap danberasal dari transaksi yang betul – betul terjadi.
Ini dikarenakan jika liabilitas jangka pendek merupakan utang usaha, yang
berasal dari pembelian secara kredit, maka utang tersebut harus didukung oleh bukti
– bukti yang lengkap seperti : purchase requisition, purchase order, supplier invoice,
danreceiving report
Jika berupa utang deviden maka harus didukung oleh notulen rapat umum pemegang
saham yang memberikan otorisasi untuk pembagian deviden. Jika berupa kredit bank,
harus didukung oleh perjanjian kredit dan notulen rapat direksi yang memberikan
otorisasi untuk peminjaman uang dari bank.Jika ada utang pemegang saham, maka
tidak boleh ada setoran modal yang belum dilunasi oleh pemegang saham
2. Kewajiban jangka pendek yang tercantum di neraca didukung oleh bukti – bukti yang
lengkap danberasal dari transaksi yang betul – betul terjadi.
Ini dikarenakan jika liabilitas jangka pendek merupakan utang usaha, yang
berasal dari pembelian secara kredit, maka utang tersebut harus didukung oleh bukti
– bukti yang lengkap seperti : purchase requisition, purchase order, supplier invoice,
danreceiving report
Jika berupa utang deviden maka harus didukung oleh notulen rapat umum pemegang
saham yang memberikan otorisasi untuk pembagian deviden. Jika berupa kredit bank,
harus didukung oleh perjanjian kredit dan notulen rapat direksi yang memberikan
otorisasi untuk peminjaman uang dari bank.Jika ada utang pemegang saham, maka
tidak boleh ada setoran modal yang belum dilunasi oleh pemegang saham
3. Semua kewajiban jangka pendek perusahaan sudah tercatat per tanggal laporan
posisi keuangan
4. Kewajiban leasing, jika ada , sudah dicatat sesuai dengan standar akuntansi sewa guna usaha
5. Biaya bunga dan bunga terhutang dari hutang jangka pendek telah dicatat per tanggal
neraca.
6. Biaya bunga hutang jangka pendek yang tercatat pada tanggal neraca betul telah
terjadi, dihitung secara akurat dan merupakan beban perusahaan.
7. Penyajian kewajiban jangka pendek didalam neraca dan catatan atas laporan keuangan
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku (SAK)
8. Accrued expenses jumlahnya reasonable (masuk akal / wajar) atau tidak, dalam arti tidak
teralu besar dan tidak terlalu kecil. Karena kalau jumlahnya terlalu besar berarti
laba akan dilaporkan terlalu kecil (understated) dan kalau accrued expenses terlalu kecil
berarti laba akandilapo rkan terlalu besar (overstated) .
9. Seandainya ada liabilitas jangka pendek dalam mata uang asing per tanggal laporan
posisi keuangan (neraca), sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan
menggunakan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal laporan posisi keuangan (neraca)
dan selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan
10. Semua persyaratan dalam perjanjian kredit telah diikuti oleh perusahaan sehingga
tidak terjadi “ bank default”.
Biasanya dalam perjanjian kredit bank mecantumkan beberapa persyaratan yang harus
dipatuhi nasabahnya, antara lain :
a) Perusahaan tidak boleh mengganti “manajer kunci tanpa seizin bank “. b) Current ratio
harus dijaga pada tingkat tertentu.
c) Tidak boleh terlambat dalam membayar bunga.
Jika persyaratan tersebut dilanggar oleh perusahaan, maka terjadi “ bank
default” dan hal tersebut harus diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan (notes to financial statement).
Tujuan pemeriksaan audit kewajiban jangka
panjang adalah untuk menentukan
apakah :
1. Terdapat internal control yang bai katas liabilitas jangka panjang
3. Liabilitas jangka panjang yang tercantum dilaporan posisi keuangan betul-betul merupakan
kewajiban perusahaan
4. Liabilitas jangka panjang yang berasal dari legal claim atau asset yang dijaminkan
sudah diidentifikasi
Maksudnya auditor harus yakin bahwa bila ada kewajiban yang berasal dari tuntutan hukum
yang sudah pasti, kewajiban tersebut sudah dicatat oleh perusahaan dan dilaporkan di laporan
posisi keuangan (neraca). Selain itu jika ada aset perusahaan yang dijadikan jaminan liabilitas
jangka panjang maka liabilitas jangka panjang tersebut sudah dicatat dan dilaporkan di
laporan posisi keuangan (neraca) oleh perusahaan.
5. Liabilitas jangka panjang dalam valuta asing per tanggal laporan posisi keuangan sudah
dikonversikan kedalam rupiah dengan kurs tengah bank Indonesia per tanggal laporan posisi
keuangan dan selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan/dikreditkan pada laba rugi
tahun berjalan.
6. Biaya bunga dan bunga yang terutang dari liabilitas jangka panjang serta amortisasi dari
premium/discount obligasi telah dicatat per tanggal laporan posisi keuangan.
Kadang-kadang klien lupa untuk mencatat biaya bunga yang terutang, atau tidak
mengecek lagi perhitungan pembebanan amortisasi dari premium/discount obligasi. Oleh
karena itu, auditor harus mengecek perhitungan pembebanan bunga dan amortisasi
premium/discount obligasi.
7. Biaya bunga liabilitas jangka panjang yang tercatat pada tanggal laporan posisi keuangan
betul telah terjadi, dihitung secara akurat dan merupakan beban perusahaan.
8. Semua persyaratan dalam perjanjian kredit telah diikuti oleh perusahaan sehingga tidak
terjadi bank “default”. Bank default maksudnya pelanggaran terhadap kriteria-kriteria yang
tercantum dalam perjanjiang kredit Jika terjadi bank default, maka hal tersebut harus
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
9. Bagian dari liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam jangka waktu setahun yang akan
dating sudah direklasifikasi sebagai kewajiban lancar
10. Liabilitas jangka panjang berikut discount, premium, dan bunga yang timbul sudah
dicatat dengan akurat dan diklasifikasikan serta diungkapkan dalam laporan keuangan,
termasuk atas catatan atas laporan keungan, sesuai dengan Standar Akuntansi Keungan
Prosedur Pemeriksaan
Prosedur pemeriksaan kewajiban jangka pendek
15. Seandainya ada kewajiban dalam mata uang asing, periksa apakah saldo tersebut pertanggal neraca
telah dikonversikan kedalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal
neraca, dan selisih kurs yang terjadi dibebankan / dikreditkan pada rugi laba tahun berjalan.
16. Untuk hutang PPH 21 dan PPN periksa apakah hutang tersebut sudah dilunasi pada periode berikutnya.
17. Periksa dasar perhitungan accrued expenses yang dibuat oleh peusahaan apakah sudah
konsisten dengan dasar perhitungan tahun sebelumnya. Selanjutnya itu diperiksa pembayaran sesudah
tanggal neraca.
18. Perikasa notulen rapat direksi, pemegang saham dan perjanjian – perjanjian yang
dibuatperusahaan dengan pihak ketiga, untuk mengetahui apakah semua kewajiban yang
tercantum dalam notulen dan perjanjian tersebut sudah dicatat per tanggal neraca.
19. Kirim konfirmasi kepada penasehat hukum perusahaan.
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah perusahaan mempunyai masalah dibidang
hukumyang memerlukan bantuan dari legal consultant atau lawyer.
20. Periksa apakah penyajian kewajiban jangka pendek dineraca dan catatan atas laporan keuangan
sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (SAK).
Prosedur pemeriksaan kewajiban jangka panjang
Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban perusahaan pyang harus dilunasi dan jatuh temponya lebih
dari satu tahun atau setelah tanggal neraca. Keberadaan dan Keterjadian Auditor membuktikan
apakah saldo hutang jangka panjang mencerminkan kepentingan transaksi yang berkaitan dengan
hutang jangka panjang selam tahun yang diaudit. Untuk mencapai tujuan tersebut, auditor melakukan
berbagai pengujian substantif Pengujian substantif terhadap hutang jangka panjang diarahkan
untuk mencapai salah satu tujuan membuktikan apakah unsur hutang jangka panjang telah
disajikan dan diungkapkan oleh perusahaan di neracanya sesuai dengan peraturan yang telah
ditetapkan
Terima kasih!
Ada pertanyaan untuk kami?