Anda di halaman 1dari 29

Pemeriksaan Akuntansi I

AUDIT KEWAJIBAN JANGKA


PENDEK DAN KEWAJIBAN
JANGKA PANJANG
Dipresentasikan oleh kelompok 4
Siti Maysarah (3201210157)
Siti Maysarah (3201210156)
Pengertian
Jangka Pendek
Kewajiban jangka pendek adalah kewajiban perusahaan kepada pihak ke tiga, yang jatoh
tempo atau harus dilunasi dalam waktu kurang atau sama dengan satu tahun

Menurut PSAK (IAI, 2009 : 1.8 ), Suatu liabilitas diklasifikasikan sebagai libiliatas
jangka
pendek, jika :
a. Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi perusahaan , atau
b. Jatoh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal laporan posisi keuangan
(neraca).

Jangka Panjang
kewajiban jangka panjang adalah kewajiban perusahaan pada pihak ketiga yang harus
dilunasi dan jatuh temponya lebih dari satu tahun atau setelah tanggal neraca.
contoh
Jangka Pendek
6. Voucher Payable

7. Hutang Deviden
1. Hutang Dagang (Account Payable )
8. Pendapan yang diterima dimuka
2. Pinjaman Dari Bank (Short Term Loan)

3. Bagian dari kewajiban jangka panjang 9. Hutang Leasing yang jatoh tempo
tempo dalam waktu kurang atau sama satu tahun yang akan datang
dengan satu tahun (Current Portion of
Long Term Loan). 10. Hutang Bunga

4. Hutang Pajak (Taxes Payable)


11. Hutang Perusahaan Afiliasi (Hutang
5. Biaya yang masih harus dibayar dalam rangka hubungan khusus)
(accrued expenses)
Jangka Panjang

1. Obligasi 5. Kontrak Sewa Jangka Panjang

2. Pinjaman Jangka Panjang


6. Kewajiban Pasca-Garansi

3. Kewajiban Pasca-Pensiun
7. Utang Terkait dengan Akuisisi
4. Utang Lainnya dengan Jangka
Waktu Panjang
Tujuan
Tujuan pemeriksaan (audit objectivies)
kewajiban jangka pendek adalah untuk
memeriksa apakah:

1. Terdapat internal control yang baik atas kewajiban jangka pendek. Dengan adanya:

a) Pemisahan tugas antara bagian pembelian, bagian penerimaan barang, bagian gudang,
bagian akuntansi, dan bagian keuangan.
b) Digunakannya formulir – formulir yang bernomor urut tercetak (prenumbered) untuk
permintaan pembelian (purchase requisition), order pembelian (purchase order),
dan laporan penerimaan barang (receiving report).
c) Adanya sistem otorisasi untuk pembelian maupun pelunasan utang.
d) Digunakannya sistem tender untuk pembelian dalam jumlah yang besar, dimana
beberapa supplier diundang untuk memasukkan penawaran tertulis dalam
amplop tertutup ke panitia tender.
e) Jumlah barang yang dicantumkan dalam faktur pembelian (supplier invoice) harus
dibandingkan dengan jumlah yang dilaporkan dalam receiving dan purchase order untuk
mencegah pembayaran atas barang yang dibeli melebihi jumlah barang yang dipesan dan
yang diterima
2. Kewajiban jangka pendek yang tercantum di neraca didukung oleh bukti – bukti yang
lengkap danberasal dari transaksi yang betul – betul terjadi.

Ini dikarenakan jika liabilitas jangka pendek merupakan utang usaha, yang
berasal dari pembelian secara kredit, maka utang tersebut harus didukung oleh bukti
– bukti yang lengkap seperti : purchase requisition, purchase order, supplier invoice,
danreceiving report

Jika berupa utang deviden maka harus didukung oleh notulen rapat umum pemegang
saham yang memberikan otorisasi untuk pembagian deviden. Jika berupa kredit bank,
harus didukung oleh perjanjian kredit dan notulen rapat direksi yang memberikan
otorisasi untuk peminjaman uang dari bank.Jika ada utang pemegang saham, maka
tidak boleh ada setoran modal yang belum dilunasi oleh pemegang saham
2. Kewajiban jangka pendek yang tercantum di neraca didukung oleh bukti – bukti yang
lengkap danberasal dari transaksi yang betul – betul terjadi.

Ini dikarenakan jika liabilitas jangka pendek merupakan utang usaha, yang
berasal dari pembelian secara kredit, maka utang tersebut harus didukung oleh bukti
– bukti yang lengkap seperti : purchase requisition, purchase order, supplier invoice,
danreceiving report

Jika berupa utang deviden maka harus didukung oleh notulen rapat umum pemegang
saham yang memberikan otorisasi untuk pembagian deviden. Jika berupa kredit bank,
harus didukung oleh perjanjian kredit dan notulen rapat direksi yang memberikan
otorisasi untuk peminjaman uang dari bank.Jika ada utang pemegang saham, maka
tidak boleh ada setoran modal yang belum dilunasi oleh pemegang saham
3. Semua kewajiban jangka pendek perusahaan sudah tercatat per tanggal laporan
posisi keuangan

4. Kewajiban leasing, jika ada , sudah dicatat sesuai dengan standar akuntansi sewa guna usaha

5. Biaya bunga dan bunga terhutang dari hutang jangka pendek telah dicatat per tanggal
neraca.

6. Biaya bunga hutang jangka pendek yang tercatat pada tanggal neraca betul telah
terjadi, dihitung secara akurat dan merupakan beban perusahaan.

7. Penyajian kewajiban jangka pendek didalam neraca dan catatan atas laporan keuangan
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku (SAK)
8. Accrued expenses jumlahnya reasonable (masuk akal / wajar) atau tidak, dalam arti tidak
teralu besar dan tidak terlalu kecil. Karena kalau jumlahnya terlalu besar berarti
laba akan dilaporkan terlalu kecil (understated) dan kalau accrued expenses terlalu kecil
berarti laba akandilapo rkan terlalu besar (overstated) .

9. Seandainya ada liabilitas jangka pendek dalam mata uang asing per tanggal laporan
posisi keuangan (neraca), sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan
menggunakan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal laporan posisi keuangan (neraca)
dan selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan
10. Semua persyaratan dalam perjanjian kredit telah diikuti oleh perusahaan sehingga
tidak terjadi “ bank default”.

Biasanya dalam perjanjian kredit bank mecantumkan beberapa persyaratan yang harus
dipatuhi nasabahnya, antara lain :

a) Perusahaan tidak boleh mengganti “manajer kunci tanpa seizin bank “. b) Current ratio
harus dijaga pada tingkat tertentu.
c) Tidak boleh terlambat dalam membayar bunga.
Jika persyaratan tersebut dilanggar oleh perusahaan, maka terjadi “ bank
default” dan hal tersebut harus diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan (notes to financial statement).
Tujuan pemeriksaan audit kewajiban jangka
panjang adalah untuk menentukan
apakah :
1. Terdapat internal control yang bai katas liabilitas jangka panjang

2. Liabilitas jangka panjang yang menjadi kewajiban perusahaan sudah dicatat


seluruhnya pertanggal laporan posisi keuangan dan diotorisasi oleh pejabat perusahaan
yang berwenang.

3. Liabilitas jangka panjang yang tercantum dilaporan posisi keuangan betul-betul merupakan
kewajiban perusahaan

4. Liabilitas jangka panjang yang berasal dari legal claim atau asset yang dijaminkan
sudah diidentifikasi
Maksudnya auditor harus yakin bahwa bila ada kewajiban yang berasal dari tuntutan hukum
yang sudah pasti, kewajiban tersebut sudah dicatat oleh perusahaan dan dilaporkan di laporan
posisi keuangan (neraca). Selain itu jika ada aset perusahaan yang dijadikan jaminan liabilitas
jangka panjang maka liabilitas jangka panjang tersebut sudah dicatat dan dilaporkan di
laporan posisi keuangan (neraca) oleh perusahaan.
5. Liabilitas jangka panjang dalam valuta asing per tanggal laporan posisi keuangan sudah
dikonversikan kedalam rupiah dengan kurs tengah bank Indonesia per tanggal laporan posisi
keuangan dan selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan/dikreditkan pada laba rugi
tahun berjalan.

6. Biaya bunga dan bunga yang terutang dari liabilitas jangka panjang serta amortisasi dari
premium/discount obligasi telah dicatat per tanggal laporan posisi keuangan.
Kadang-kadang klien lupa untuk mencatat biaya bunga yang terutang, atau tidak
mengecek lagi perhitungan pembebanan amortisasi dari premium/discount obligasi. Oleh
karena itu, auditor harus mengecek perhitungan pembebanan bunga dan amortisasi
premium/discount obligasi.
7. Biaya bunga liabilitas jangka panjang yang tercatat pada tanggal laporan posisi keuangan
betul telah terjadi, dihitung secara akurat dan merupakan beban perusahaan.
8. Semua persyaratan dalam perjanjian kredit telah diikuti oleh perusahaan sehingga tidak
terjadi bank “default”. Bank default maksudnya pelanggaran terhadap kriteria-kriteria yang
tercantum dalam perjanjiang kredit Jika terjadi bank default, maka hal tersebut harus
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

9. Bagian dari liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam jangka waktu setahun yang akan
dating sudah direklasifikasi sebagai kewajiban lancar

10. Liabilitas jangka panjang berikut discount, premium, dan bunga yang timbul sudah
dicatat dengan akurat dan diklasifikasikan serta diungkapkan dalam laporan keuangan,
termasuk atas catatan atas laporan keungan, sesuai dengan Standar Akuntansi Keungan
Prosedur Pemeriksaan
Prosedur pemeriksaan kewajiban jangka pendek

1. Pelajari dan evaluasi internal control atas kewajiban jangka pendek


2. Minta rincian dari kewajiban jangka pendek , baik hutang dagang maupun kewajiban lainnya,
kemudian periksa penjumlahannya (footing) serta cocokan saldonya dengan saldo hutang dibuku
besar (controlling account)
3. Untuk hutang dagang cocokan saldo masing – masing supplier dengan saldo menurut
subsidiary ledger hutang dagang (jika jumlah suppliernya banyak , tidak usah 100 %).
4. Secara test basis (sampling) , periksa bukti pendukung dari saldo hutang kepada
beberapa supplier, perhatikan apakah angkanya cocok dengan purchase requisition,
purchase order, receiving report dan supplier invoice. Periksa juga perhitungan mathematic
(mathematical accuaracy) dari dokumen – dokumen tersebut dan otorisasi dari pejabat
perusahaan yang berwenang.
5. Seandainya terdapat monthly statement of account dari supplier, maka harus dilakukan
rekonsiliasi antara saldo hutang menurut statement of account tersebut dengan saldo subsidiary
ledger hutang
6. Pertimbangkan untuk mengirim konfirmasi kepada beberapa supplier baik yang saldonya besar
maupun yang saldonya tidak berubah sejak tahun sebelumnya. Auditor tidak harus
mengirim konfirmasi untuk utang usaha, karena sumber pencatatan utang usaha berasal dari
luar perusahaan (misalnya faktur dari supplier), dan tujuan konfirmasi adalah untuk memeriksa
keakuratan data akuntansi klien.
7. Periksa pembayaran sesudah tanggal neraca untuk mengetahui apakah ada kewajiban yang
belum dicatat per tanggal neraca dan untuk meyakinkan diri mengenai kewajaran saldo hutang per
tanggal neraca .
8. Seandainya ada hutang kepada bank baik dalam bentuk kredit modal kerja , kredit investasi,
maupun kredit overdraft, maka kirim konfirmasi ke bank, periksa surat peranjian kreditnya dan buatkan
excerpet dari perjanjian kredit tersebut, dan periksa otorisasi dari direksi untuk perolehan kredit
bank tersebut
9. Seandainya ada hutang dari pemegang saham atau dari direksi atau dari perusahaan afiliasi, yang
harus dilunasi dalam waktu satu tahun yang akan datang, harus dikirim konfirmasi, periksa perjanjian
kreditnya dan periksa apakah ada pembebanan bunga atas pinjaman tersebut.
10. Seandainya ada hutang leasing , periksa apakah pencatatannya sudah sesuai dengan standar
akuntansi sewa guna usaha dan apakah bagian yang jatoh tempo dalam waktu satu tahun yang akan
datang sudah dicatat (direklasifikasi) sebagia hutang jangka pendek.
11. Periksa perhitungan dan pembayaran bunga, apakah sudah dilakukan secara akurat dengan jumlah
yang tercantum pada laporan laba rugi laba.
12. Seandainya ada saldo debit dari hutang dagang maka harus ditelusuri apakah ini merupakan uang
muka pembelian atau karena adanya pengembalian barang yang dibeli tetapi sudah dilunasi
sebelumnya.
13. Seandainya ada uang muka penjualan per tanggal neraca, periksa bukti
pendukungnya dan periksa apakah saldo tersebut sudah diselesaikan diperiode berikutnya
misalnya dengan mengirimkan barang yang dipesan oleh pembeli.
14. Seandainya ada kredit jangka panjang, harus diperikasa apakah bagian yang jatoh tempo satu tahun
yang akan datang sudah direklasifikasikan sebagai hutang jangka pendek.

15. Seandainya ada kewajiban dalam mata uang asing, periksa apakah saldo tersebut pertanggal neraca
telah dikonversikan kedalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal
neraca, dan selisih kurs yang terjadi dibebankan / dikreditkan pada rugi laba tahun berjalan.
16. Untuk hutang PPH 21 dan PPN periksa apakah hutang tersebut sudah dilunasi pada periode berikutnya.
17. Periksa dasar perhitungan accrued expenses yang dibuat oleh peusahaan apakah sudah
konsisten dengan dasar perhitungan tahun sebelumnya. Selanjutnya itu diperiksa pembayaran sesudah
tanggal neraca.
18. Perikasa notulen rapat direksi, pemegang saham dan perjanjian – perjanjian yang
dibuatperusahaan dengan pihak ketiga, untuk mengetahui apakah semua kewajiban yang
tercantum dalam notulen dan perjanjian tersebut sudah dicatat per tanggal neraca.
19. Kirim konfirmasi kepada penasehat hukum perusahaan.
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah perusahaan mempunyai masalah dibidang
hukumyang memerlukan bantuan dari legal consultant atau lawyer.

20. Periksa apakah penyajian kewajiban jangka pendek dineraca dan catatan atas laporan keuangan
sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (SAK).
Prosedur pemeriksaan kewajiban jangka panjang

1. Pelajari dan evaluasi internal control atas liabilitas jangka panjang


Dalam hal ini biasanya digunakan internal control questionnaires atau penjelasan narative, tidak
perlu flow chart. Auditor harus melihat apakah di perusahaan terdapat ciri-ciri intrnal control
yang baik atas liabilitas jangka panjang (lihat penjelasan tujuan pemeriksaan dihalaman 46).
Untuk tes transaksi (compliance test) perlu dilakukan :
a. Pemeriksaan atas penerimaan pinjaman
b. Pemeriksaan atas pembayaran cicilan pinjaman
c. Pemeriksaan atas perhitungan bunga pinjaman
d. Pemeriksaan atas pembayaran pinjaman
Tes transaksi tersebut biasanya sudah dilaksanakan pada saat auditor melaksanakan test atas
penerimaan kas dan pengeluaran kas (cash receipts and cash disbursement test).
2. Dapatkan dan periksa ringkasan perubahan liabilitas jangka panjang berikut discount, premium,
dan bunga selama periode yang diperiksa yang diperiksa. Ringkasan tersebut harus menunjukkan
perubahan selama setahun (periode yang diperiksa), baik untuk liabilitas jangka panjang maupun
bunganya.
a. Kewajiban harus terlihat saldo awal tahun, tambahan kewajiban dalam periode yang diperiksa,
jumlah pembayaran yang dilakukan dan saldo akhir tahun.
b. Bunga harus terlihat utang bunga pada awal tahun, biaya bunga dalam tahun tersebut, jumlah
pembayaran bunga tahun tersebut dan bunga yang terutang pada akhir tahun.
Perlu juga diminta perubahan discount dan premium dari obligasi selama periode yang diperiksa.
3. Kirim konfirmasi kepada bank antara lain menanyakan mengenai: plafon kredit, saldo per tanggal
laporan posisi keuangan (neraca), tingkat bunga, jangka waktu pinjaman dan jaminan kredit.
Surat konfirmasi bisa dibuat khusus untuk di konfirmasi liabilitas jangka panjang atau tergabung
dalam konfirmasi bank yang standar.
4. Minta salinan (copy) perjanjian kredit untuk permanent file, lalu perhatikan apakah data yang terdapat
dalam perjanjian kredit tersebut sesuai dengan data yang tercantum dalam kertas kerja pemeriksaan
liabilitas jangka panjang.
Untuk memudahkan, perlu dibuat excerpt (ringkasan) perjanjian kredit untuk permanent file. Data yang
perlu diperbandingkan antara lain: plafon kredit, tingkat bunga, jangka waktu kredit, jaminan apakah
berupa aset tetap, persediaan, piutang, jaminan pribadi (personal guarantee) atau jaminan perusahaan
(corporate guarantee). Perlu diperhatikan pembatasan yang terdapat dalam perjanjian kredit, yang
bila dilanggar oleh perusahaan akan mengakibatkan terjadinya bank default, yang harus
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
5. Periksa apakah perolehan/penambahan liabilitas jangka panjangsudah mendapat
persetujuan tertulis dari direksi/dewan komisaris pemegang saham, yang biasanya deiberikan melalui
notulen rapat.
6. Periksa perhitungan bunga, pembayaran bunga dan amortisasi discount/premium dari obligasi.
Tie-up jumlah beban bunga dan amortisasi discount/premium obligasi dengan jumlah yang tercantum
pada laporan laba rugi. Discount/premium yang belum diamortisasi harus dilaporkan sebagai
pengurangan/penambahan dari nilai nominal obligasi.
7. Periksa apakah ada liabilitas jangka panjang atau wesel bayar yang diperpanjang (direnewed) setelah
tanggal laporan posisi keuangan (neraca), untuk mengetahui apakah utang tersebut harus tetap
disajikan sebagai liabilitas jangka panjang atau sebagai utang lancar. Selain itu harus
diperhatikan juga apakah ada liabilitas jangka panjang atau wesel bayar yang (benar-benar telah)
dilunasi setelah tanggal laporan posisi keuangan (neraca), walaupun jatuh tempo. Maksudnya untuk
mengetahuai apakah liabilitas jangka panjang tersebut harus direklasifikasi sebagai liabilitas
jangka pendek atau tidak.
8. Seandainya ada utang dari pemegang saham atau dari direksi atau dari perusahaan afiliasi, harus
dikirim konfirmasi dan diperiksa apakah ada pembebanan bunga atas pinjaman tersebut.
9. Seandainya ada utang leasing, periksa apakah ada pencatatannya dan penyajiannya di laporan posisi
keuangan (neraca) sudah sesuai dengan standar akuntansi sewa guna usaha (PSAK No.30 Revisi 2007
tentang sewa).
Dalam hal ini auditor harus meminta Salinan dari lease agreement, dan memeriksa apakah
leasing tersebut memenuhi kriteria dari suatu capital lease, yaitu sebagai berikut :
a. Penyewa guna usaha memiliki hak opsi untuk membeli asset yang di sewa guna usaha pada
akhir masa sewa guna usaha dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya
perjanjian sewa guna usaha.
b. Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh penyewa guna usaha ditambah denga nilai
sisa mencakup pengembalian harga perolehan barang modal yang disewa guna usaha serta
bunganya, sebagai keuntungan perusahaan sewa guna usaha
c. Masa sewa guna usaha minimum dua tahun. Jika salah satu kriteria yang disebutkan di atas
tidak terpenuhi maka transaksi sewa guna usaha dikelompokkan sebagai transasksi
sewa menyewa biasa.
10. Periksa apakah ada bagian dari liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu
tahun yang akan datang, sehingga harus direklasifikasi sebagai liabilitas jangka pendek.
11. Seandainya ada liabilitas jangka panjang yang harus dibayar kembali dalam mata uang asing, periksa
apakah per tanggal laporan posisi keuangan (neraca) sudah dikonversikan ke dalam rupiah
dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal laporan posisi keuangan (neraca)
dan selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan/dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan.
12. Lakukan penelaahan analitis (analytical review procedures) terhadap liabilitas jangka panjang dan
biaya bunganya, untuk melihat kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pencatatan biaya bunga.
13. Tarik kesimpulan apakah penyajian liabilitas jangka panjang dilaporan posisi keuangan (neraca)
dan catatan atas laporan keuangan dilakukan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan
ETAP/PSAK/IFRS. Biasanya di top scedhule auditor mencantumkan kesimpulan pemeriksaanya,
berdasarkan semua audit prosedur yang telah dilakukannya, mengenai kewajaran penyajian liabilitas
jangka panjang.
Kesimpulan
Liabilitas jangka pendek adalah kewajiban perusahaan yang jatoh tempo dalam
waktu kurang atau sama dengan satu tahun dilunasi dengan menggunakan
harta tetap perusahaan dimana bunga kredit modal kerja ,maupun kredit
rekening koran dihitung dari jumlah kredit yang diberikan bank
(plafond kredit). Perusahaan juga mempunyai kecenderungan untuk
mencatat kewajibannya lebih rendah dari yang sebenarnya dengan tujuan untuk
melaporkan laba lebih bersih dari jumlah yang sebenarnya.

Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban perusahaan pyang harus dilunasi dan jatuh temponya lebih
dari satu tahun atau setelah tanggal neraca. Keberadaan dan Keterjadian Auditor membuktikan
apakah saldo hutang jangka panjang mencerminkan kepentingan transaksi yang berkaitan dengan
hutang jangka panjang selam tahun yang diaudit. Untuk mencapai tujuan tersebut, auditor melakukan
berbagai pengujian substantif Pengujian substantif terhadap hutang jangka panjang diarahkan
untuk mencapai salah satu tujuan membuktikan apakah unsur hutang jangka panjang telah
disajikan dan diungkapkan oleh perusahaan di neracanya sesuai dengan peraturan yang telah
ditetapkan
Terima kasih!
Ada pertanyaan untuk kami?

Anda mungkin juga menyukai