Anda di halaman 1dari 3

Nama : Choki Pasaribu (17212026)

Baktiawan Widiatmoko (17212031)

Anindita Sukma Prabarini (17212038)

Kelas : Akuntansi A

Mata Kuliah : Pengauditan II

PEMERIKSAAN LIABILITAS JANGKA PENDEK (CURRENT


LIABILITY)
16.1. SIFAT DAN CONTOH LIABILITAS JANGKA PENDEK

Menurut PSAK (IAI, 2015:9,11)

Liabilitas merupakan utang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu , penyelesaian
masalah tersebut diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung
manfaat ekonomi.

Penyelesaian kewajiban yang ada sekarang dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu sebagai berikut:

a. Pembayaran kas;
b. Penyerahan aset lain;
c. Pemberian jasa;
d. Pengantian kewajiban tersebut dengan kewajiban lain; atau
e. Konversi kewajiban

Kewajiban tersebut juga dapat dihapuskan atau di hilangkan dengan cara lain contohnya seperti kreditor
membebaskan atau membatalkan haknya.

Beberapa contoh liabilitas jangka pendek diantaranya sebagai berikut:

1.Utang Usaha (Account Payable)

yaitu kewajiban kepada pihak ketiga yang berasal dari pembelian barang atau jasa secara kredit
yang harus dilunasi dalam waktu kurang atau sama dengan satu tahun.

2. Pinjaman dari Bank (Short Term Loan)

yaitu pinjaman yang diperoleh dari bank dan didukung oleh suatu perjanjian kredit atau bisa di
sebut dengan loan agreement, bisa dalam bentuk kredit modal kerja ataupun kredit rekening koran.
Kredit modal kerja diperlukan perusahaan untuk membiayai kegiatan rutinnya seperti membeli buku,
barang dagang, persediaan ataupun lain-lainnya.

3. bagian dari kredit jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu kurang atau sama dengan satu tahun
(Curent Porting of Long Term Loamn)

4. Utang Pajak (Taxes Payable)

yaitu kewajiban pajak perusahaan yang harus dilunasi dalam periode dalam periode berikutnya.

5. Biaya Yang Masih Harus Dibayar (Accrued Expenses)

yaitu biaya yang sudah terjadi dan menjadi beban periode yang diperiksa, tetapi baru akan
dilunasi dalam periode berikutnya. Biasanya hal semacam ini terjadi seperti biaya gaji, biaya listrik, biaya
air, telepon, dan lain-lain.

6. Voucher Payable (dalam hal yang digunakan voucher system)


7. Utang Dividen (Dividend Payable)

8. Pendapatan yang diterima di muka (Unearned Revenue)

9. Uang muka penjualan

10. Utang pemegang saham

11. Utang Leasing (kewajiban sewa) yang jatuh tempo satu tahun yang akan datang

12. Utang Bunga

13. Utang perusahaan Afiliasi (Utang dalam Rangka Hubungan Khusus)

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memeriksa liabilitas jangka pendek yaitu:

1. Kecenderungan Perusahaan untuk mencatat apakah liabilitasnya lebih rendah dari liabilitas yang
sebenarnya dengan tujuan untuk melaporkan apakah laba lebih besar dari jumlah yang
sebenarnya.
Misalnya dengan tidak mencatat sebagian biaya dan pembelian barang dagangan/bahan baku
yang belum dibayar.
2. Perbedaan antara account payable dan accrued expenses.
Accountss payable memiliki angka yang lebih pasti dikarenakan perusahaan mencatat
kewajibannya berdasarkan invoice yang diterima dari suplier.

16.2. TUJUAN PEMERIKSAAN (AUDIT OBJECTIVES) LIABILITAS JANGKA PENDEK

Tujuan pemeriksaan liabilitas jangka pendek yaitu untuk memeriksa apakah:

1. Terdapat internal control yang baik atas liabilitas jangka pendek;


2. Liabilitas jangka pendek yang tercantum di laporan posisi keuangan (neraca) didukung atau
tidaknya oleh bukti-bukti yang lengkap dan berasal dari transaksi yang betul-betul terjadi atau
kah tidak;
3. Semua liabilitas jangka pendek perusahaan sudah tercatat per tanggal laporan posisi keuangan
(neraca)
4. Tidak terlalu besar atau tidak terlalu kecilnya jumlah accured expenses;
5. Jika ada kewajiban sewa yang sudsah dicatat harus sesuai dengan standar akuntansi sewa guna
usaha;
6. Jika ada liabilitas jangka pendek yang dalam mata uang asing per tanggal laporan posisi
keuangan (neraca), susah di konversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah
Bank Indonesia per tanggal laporan posisi keuangan dan selisih kurs yang terjadi sudah
dibebankan/dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan;
7. Biaya bunga dan bunga yang terutang dari libialitas jangka pendek telak dicatat per tanggal
laporan posisi keuangan (neraca)
8. Biaya bunga liabilitas jangka pendek yang tercatat pada tanggal laporan posisi keuangan (neraca)
betul telah terjadi
9. Semua persyaratan dalam perjanjian kredit telah diikuti oleh perusahaan sehingga tidak terjadi
“Bank Default”
10. Penyajian liabilitas jangka pendek di dalam laporan posisi keuangna dan catatan atas laporan
keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di indonesia ETAP/SAK/IFRS.

16.3. PROSEDUR PEMERIKSAAN LIABILITAS JANGKA PENDEK

1. Pelajari dan evaluasi internal control atas liabilitas jangka pendek

2. Minta rincian dari semua kewajiban jangka pendek, kemudian periksa footing dan cocokkan saldo
kewajiban jangka pendek di buku besar.

3. Untuk utang usaha cocokan masing-masing pemasok dengan saldo menurut subsidiary ledger utang
usaha.
4. Lakukan Test Sampling dan akurasi perhitungan

5. Seandainya terdapat monthly statement of account dari supplier, maka harus dilakukan rekonsiliasi
antara saldo utang menurut statement of account tersebut dengan saldo subsidiary ledger utang.

6. Pertimbangankan untuk mengirim konfirmasi kepada beberapa pemasok yang saldonya besar maupun
yang saldonya tidak berubah sejak tahun sebelumnya.

7. Periksa pembayaran sesudah tanggal laporan posisi keuangan (neraca) untuk mengetahui apakah
ada unrecorded liabilities per tanggal laporan neraca dan untuk menyakinkan diri mengenai kewajaran
saldo utang per tanggal laporan posisi keuangan.

8. Bila ada utang kepada bank dalam bentuk kredit modal kerja, kredit investasi, maupun kredit overdarft,
maka kirim konfirmasi ke bank, periksa surat perjanjian kreditnya dan buatkan excerpt-nya dari
perjanjian kredit tersebut, serta periksa otorisasi dari direksi untuk perolehan kredit bank tersebut.

9. Jika ada utang dari pemegang saham, dari direksi atau dari perusahaan afiliasi yang harus dilunasi
dalam waktu satu tahun yang akan datang, harus dikirim konfirmasi, periksa perjanjian kreditnya dan
periksa apakah ada pembebanan bunga atas pinjaman tersebut.

10. . Bila ada utang leasing, periksa apakah pencatatannya sudah sesuai dengan standar akuntansi tentang
sewa.

11. Periksa perhitungan dan pembayaran bunga, apakah sudah dilakukan secara akurat dengan jumlah
yang tercantum pada laporan laba rugi.

12. Bila ada saldo debit dari utang usaha maka harus ditelusuri apakah ini merupakan uang muka
pembelian atau karena adanya pengembalian barang yang dibeli tapi sudah dilunasi sebelumnya. Bila
jumlahnya besar harus direklasifikasi sebagai piutang.

13. Bila ada uang muka penjualan per tanggal laporan keuangan periksa bukti pendukungnya dan periksa
apakah saldo tersebut sudah diselesaikan di periode berikutnya, misalnya dengan mengirimkan barang
yang dipesan oleh pembeli.

14. Bila ada kredit jangka panjang, harus diperiksa apakah bagian yang jatuh tempo satu tahun yang akan
datang sudah direklasifikasi sebagai liabilitas jangka pendek.

15. Bila ada kewajiban dalam mata uang asing. Periksa apakah saldo tersebut per tanggal laporan neraca
telah dikonversikan dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal laporan
keuangan dan selisih kurs yang terjadi dibebankan pada laba rugi tahun berjalan.

16. Untuk utang PPh 21 dan PPN, periksa apakah utang tersebut sudah dilunasi pada periode berikutnya.

17. Periksa dasar perhitungan accrued expenses yang dibuat oleh perusahaan, apakah masuk akal dan
konsisten dengan dasar perhitungan tahun sebelumnya. Selain itu harus diperiksa pembayaran sesudah
tanggal laporan neraca.

18. Periksa juga notulen rapat direksi, pemegang saham, dan perjanjian-perjanjian yang dibuat
perusahaan dengan pihak ketiga.

19. Kirim konfirmasi kepada penasehat hukum perusahaan

20. Periksa apakah penyajian liabilitas jangka pendek di laporan neraca dan catatan atas laporan
keuangan sudah sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai