Anda di halaman 1dari 8

BAB 16

PEMERIKSAAN LIABILITAS JANGKA PENDEK


(CURRENT LIABILITIES)
KELOMPOK 4
Ahmad Syihabudin 193010303018
Patricia Aurora Oktribella 193030303146.
Sela Sapitri 193010303013.
Mega Santia 193010303006.
Tria Puspita Sari 193010303002.
Andyah Astika Sari 193020303109.
Renaldi Yusuf 193020303074.
Siti Alpiatur Rahmah 193010303026.
Renaldo Dwi Sepriasa 193030303129
SIFAT DAN CONTOH LIABILITAS JANGKA PENDEK
Menurut SAK ETAP (IAI, 2009:172)
Liabilitas (obligation) kini entitas yang timbul dari peristiwa lalu, penyelesaiannya
diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat
ekonomi.
Penyelesaian liabilitas masa kini biasanya melibatkan pembayaran kas, penyerahan
asset lain, pemberian jasa, penggantian liabilitas tersebut dengan liabilitas lain, atau
konversi liabilitas menjadi ekuitas. Liabilitas juga dapat dihapuskan dengan cara lain,
seperti kreditur membebaskan atau membatalkan haknya.

Menurut PSAK (IAI, 2015:9,11)


Liabilitas merupakan utang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu,
penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang
mengandung manfaat ekonomis.
Penyelesaian kewajiban yang ada sekarang dapat dilakukan dengan berbagai cara,
sebagai contoh dengan :
a. Pembayaran kas;
b. Penyerahan asset lain;
c. Pemberian jasa;
d. Pergantian kewajiban tersebut dengan kewajiban lain; atau
e. Konversi kewajiban menjadi ekuitas
Pengakuan Liabilitas (PSAK 2015:16)
Liabilitas diakui dalam laporan posisi keuangan jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran
sumber daya yang mengandung manfaat ekonomis akan dilakukan untuk menyelesaikan
kewajiban saat ini dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal.

Menurut Penulis
Liabilitas jangka pendek adalah liabilitas perusahaan kepada pihak ketiga, yang jatuh tempo
atau harus dilunasi dalam waktu kurang atau sama dengan satu tahun, atau dalam satu siklus
operasi normal perusahaan, biasanya dengan menggunakan asset lancer (current assets)
perusahaan.

Beberapa contoh liabilitas jangka pendek adalah sebagai berikut :


1. Utang Usaha (Accounts Payable)
2. Pinjaman dari Bank (Short Term Loan)
3. Bagian dari Kredit Jangka Panjang yang Jatuh Tempo dalam Waktu Kurang atau Sama
dengan Satu Tahun (Current Portion of Long Term Loan)
4. Utang Pajak (Taxes Payable)
5. Biaya yang Masih Harus Dibayar (Accrued Expenses)
6. Voucher Payable (dalam hal digunakan voucher system)
7. Utang Dividen (Dividend Payable)
8. Pendapatan yang Diterima di Muka (Unearned Revenue)
9. Uang Muka Penjualan
10.Utang Pemegang Saham
11.Utang Leasing (kewajiban sewa) yang Jatuh Tempo Satu Tahun yang Akan Datang
12.Utang Bunga
13.Utang Perusahaan Afiliasi (Utang dalam Rangka Hubungan Khusus)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memeriksa liabilitas jangka pendek, adalah sebagai
berikut :
1. Kecenderungan perusahaan untuk mencatat liabilitasnya lebih rendah dari yang sebenarnya
(understatement of liabilities) dengan tujuan untuk melaporkan laba lebih besar dari jumlah yang
sebenarnya.
2. Perbedaan antara accounts payable dan accrued expenses
TUJUAN PEMERIKSAAN (AUDIT OBJECTIVIES) LIABILITAS JANGKA PENDEK

1. Terdapat internal control yang baik atas liabilitas jangka pendek;


2. Liabilitas jangka pendek yang tercantum di laporan posisi keuangan (neraca) didukung oleh bukti-bukti
yang lengkap dan berasal dari transaksi yang betul-betul terjadi;
3. Semua liabilitas jangka pendek perusahaan sudah tercatat per tanggal laporan posisi keuangan (neraca);
4. Accrued expenses jumlahnya reasonable (masuk akal/wajar) atau tidak, dalam asrti tidak terlalu besar dan
tidak terlalu kecil.
5. Kewajiban sewa (leasing), jika ada, sudah dicatat sesuai dengan standar akuntansi sewa guna usaha (PSAK
No.30 Revisi 2015 tentang sewa);
6. Seandainya ada liabilitas jangka pendek dalam mata uang asing per tanggal laporan posisi keuangan ,
sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal
laporan posisi keuangan dan selisish kurs yang terjadi sudah dibebankan/dikreditkan pada laba rugi tahun
berjalan;
7. Biaya bunga dan bunga yang terutang dari liabilitas jangka pendek telah dicatat per tanggal laporan posisi
keuangan (neraca);
8. Biaya bunga liabilitas jangka pendek yang tercatat pada tanggal laporan posisi keuangan (neraca) betul
telah terjadi, dihitung secara akurat dan merupakan beban perusahaan;
9. Semua persyaratan dalam perjanjian kredit telah diikuti oleh perusahaan sehingga tidak terjadi “bank
default”;
10. Penyajian liabilitas jangka pendek di dalam laporan posisi keuangan (neraca) dan catatan atas laporan
keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia ETAP/SAK/IFRS
PRODESUR PEMERIKSAAN LIABILITAS JANGKA PENDEK
1. Pelajari dan evaluasi internal control atas liabilitas jangka pendek
2. Minta rincian dari liabilitas jangka pendek, utang usaha maupun liabilitas lainnya,
kemudian periksa penjumlahannya (footing) serta cocokkan saldonya dengan saldo
utang (kewajiban) di buku besar (controlling account)
3. Untuk utang usaha cocokkan saldo masing-masing supplier dengan saldo menurut
subsidiary ledger utang usaha.
4. Secara test basis (sampling), periksa bukti pendukung dari saldo utang kepada
beberapa supplier, perhatikan apakah angkanya cocok dengan purchase requisition,
purchase order, receiving report dan supplier invoice. Periksa juga perhitungan
mathematis dari dokumen-dokumen tersebut dan otorisasi dari pejabat perusahaan
yang berwenang.
5. Seandainya terdapat monthly statement of account dari supplier, maka harus
dilakukan rekonsiliasi antara saldo utang menurut statement of account tersebut
dengan saldo subsidiary ledger utang.
6. Pertimbangkan untuk mengirim konfirmasi kepada beberapa supplier baik yang
saldonya besar maupun yang saldonya tidak berubah sejak tahun sebelumnya.
7. Periksa pembayaran sesudah tanggal laporan posisi keuangan (neraca) (subsequent
payment) untuk mengetahui apakah ada liabilitas yang belum dicatat (unrecorded
liabilities) per tanggal laporan posisi keuangan (neraca) dan untuk meyakinkan diri
mengenai kewajaran saldo liabilitas per tanggal laporan posisi keuangan (neraca)
8. Seandainya ada utang kepada bank dalam bentuk kredit modal kerja, kredit
investasi, maupun kredit powerdrive, maka kirim konfirmasi ke bank, Periksa
surat perjanjian kredit nya dan buatkan excerpt Dari perjanjian kredit tersebut,
dan periksa otorisasi dari direksi untuk perolehan kredit bank tersebut.
9. Seandainya ada utang dari pemegang saham atau dari Direksi atau dari
perusahaan afiliasi, yang harus dilunasi dalam waktu 1 tahun yang akan datang
harus dikirim konfirmasi, periksa perjanjian kredit nya dan periksa Apakah ada
pembebanan bunga atas pinjaman tersebut.
10. Seandainya ada utang leasing (sewa), Periksa Apakah pencatatan yang sudah
sesuai dengan standar akuntansi sewa (PSAK No.30 Revisi 2015 tentang sewa)
Dan apakah bagian yang jatuh tempo dalam waktu 1 tahun yang akan datang
sudah dicatat (direklasifikasi) sebagai liabilitas jangka pendek.
11. Periksa perhitungan dan pembayaran bunga, apakah sudah dilakukan secara
akurat dan tie-up Jumlah beban bunga tersebut dengan jumlah yang tercantum
pada laporan laba rugi.
12. Seandainya ada saldo debit dari utang usaha maka harud ditelusuri apakah ini
merupakan uang muka pembelian atau karena adanya pengembalian barang yang
dibeli tetapi sudah dilunasi sebelumnya.
13. Seandainya ada uang muka penjualan per tanggal laporan posisi keuangan (neraca), periksa bukti
pendukungnya dan periksa apakah saldo tersebut sudah diselesaikan di periode berikutnya (subsequent
clearance)
14. Seandainya ada kredit jangka panjang, harus diperiksa apakah bagian yang jatuh tempo satu tahun yang
akan datang sudah direklasifikasi sebagai liabilitas jangka pendek.
15. Seandainya ada kewajiban dalam mata uang asing, periksa apakah saldo tersebut per tanggal laporan
posisi keuangan (neraca) telah dikonversikan kedalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank
Indonesia per tanggal laporan posisi keuangan (neraca), Dan selisih kurs yang terjadi di
bebankan/dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan.
16. Untuk utang PPH 21 dan PPN periksa Apakah orang tersebut sudah dilunasi pada periode berikutnya.
17. Periksa dasar perhitungan accrued expenses Yang dibuat oleh perusahaan, Apakah reasonable dan
konsisten dengan dasar perhitungan tahun sebelumnya.
18. Periksa notulen rapat direksi, pemegang saham dan perjanjian-perjanjian yang dibuat perusahaan dengan
pihak ketiga, untuk mengetahui apakah semua kewajiban yang tercantum dalam notulen dan perjanjian
tersebut sudah dicatat per tanggal laporan posisi keuangan (neraca)
19. Kirim konfirmasi kepada penasihat hukum perusahaan.
20. Penyajian liabilitas jangka pendek di laporan posisi keuangan (neraca)

Anda mungkin juga menyukai