Disusun Oleh :
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA “YPTK” PADANG
2021/2022
15. Audit Atas rekening Liabilitas jangka pendek
Hutang yang diambil perusahaan dapat berupa liabilitas jangka pendek maupun liabilitas
jangka panjang. Liabilitas jangka pendek adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam jangka
waktu pendek, paling lama satu tahun atau harus dilunasi dalam jangka waktu satu siklus
operasi normal perusahaan yang bersangkutan.
Kewajiban jangka pendek adalah kewajiban perusahaan kepada pihak ke tiga, yang jatuh
tempo atau harus dilunasi dalam waktu kurang atau sama dengan satu tahun, atau dalam satu
siklus operasi normal perusahaan, biasanya dengan menggunakan harta lancar (current asset)
perusahaan.
Menurut PSAK (IAI, 2009 : 1.8 ), Suatu liabilitas diklasifikasikan sebagai libiliatas jangka
pendek, jika :
a. Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi perusahaan ,
atau
b. Jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal laporan posisi keuangan
(neraca).
Kewajiban kepada pihak ketiga dari pembelian barang atau jasa secara kredit yang harus
dilunasi dalam waktu kurang atau sama dengan satu tahun.
Pinjaman yang diperoleh dari bank dan didukung oleh suatu perjanjian kredit (loan
agreement), bisa dalam bentuk kredit modal kerja (working capital loan) ataupun kredit
rekening koran (overdraft facility).
3. Bagian dari kredit jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu kurang atau sama
dengan satu tahun (current portion of long term loan).
Per tanggal laporan posisi keungan, bagian dari liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo
satu tahun yang akan datang harus direklasifikasi dari liabilitas jangka panjang ke liabilitas
jangka pendek.
Biaya yang sudah terjadi dan menjadi beban periode yang diperiksa, tetapi baru akan dilunasi
dalam periode berikutnya.
Beberapa ciri internal control yang cukup baik atas liabilitas jangka pendek:
a. Adanya pemisahan tugas antara bagian pembelian, bagian penerimaan barang, bagian
gudang, bagian akuntansi dan bagian keuangan.
b. Digunakannya formulir-formulir yang bernomor urut tercetak (prenumbered) untuk
permintaan pembelian (purchase requisition), order pembelian (purchase order) dan
laporan penerimaan barang (receive report).
c. Adanya sistem otorisasi untuk pembelian maupun pelunasan utang.
d. Digunakannya sistem tender untuk pembelian dalam jumlah yang besar, dimana
beberapa supplier diundang untuk memasukkan penawaran tertulis dalam amplop
tertutup ke panitia tender.
e. Dibuatnya buku tambahan (subsidiary ledger) untuk utang usaha, dan setiap akhir
bulan jumlah saldo utang usaha menurut subsidiary ledger harus dibandingkan
dengan saldo utang usaha menurut general ledger yang merupakan perkiraan
pengendali (controlling account).
f. Jumlah barang yang dicantumkan dalam faktur pembelian (supplier invoice) harus
dibandingkan dengan jumlah yang dilaporkan dalam receiving report dan purchase
order.
g. Faktur pembelian dan dokumen pembelian lainnya harus dicap lunas (stamp paid).
2. Liabilitas jangka pendek yang tercantum di neraca didukung oleh bukti-bukti yang
lengkap dan berasal dari transaksi yang betul-betul terjadi.
3. Semua liabilitas jangka pendek perusahaan sudah tercatat per tanggal neraca.
4. Accrued Expenses jumlahnya reasonable (masuk akal/wajar atau tidak), dalam arti
tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
5. Kewajiban leasing (sewa) jika ada, sudah dicatat sesuai dengan standar akuntansi
sewa guna usaha (PSAK 30).
6. Seandainya ada liabilitas jangka pendek dalam mata uang asing per tanggal neraca,
sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank
Indonesia per tanggal neraca dan selisih kurs yang terjadi sudah
dibebankan/dikreditkan pada rugi laba tahun berjalan.
7. Biaya bunga dan bunga yang terhutang dari liabilitas jangka pendek telah dicatat
pertanggal neraca.
8. Biaya bunga liabilitas jangka pendek yang tercatat pada tanggal neraca betul telah
terjadi, dihitung secara akurat dan merupakan beban perusahaan.
9. Semua persyaratan dalam perjanjian kredit telah diikuti oleh perusahaan sehingga
tidak terjadi "Bank Default”.
10. Penyajian liabilitas jangka pendek didalam neraca dan catatan atas laporan keuangan
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SAK).
Kewajiban jangka panjang merupakan kewajiban yang dapat dibayar lebihdari 1 tahun
atau 12 bulan. Kewajiban jangka panjang juga sering disebutsebagai debt-financing,
artinya kegiatan pendanaan yang dilakukan dengancara meminjam atau berhutang.
Dan akan dilunasi dari sumber-sumber yang bukan dari kelompok aktiva lancar, seperti
peralatan, gedung, tanah, investasisaham atau investasi obligasi jangka panjang, dan
sebagainya.hutang jangka panjang ini dibagi menjadi 2 jenis, yaitu hutang hipotik dan
obligasi. Dari jenis-jenis tersebut memiliki pengertian,pemahan dan cara mengerjakan
yang berbeda satu sama lain.
Menurut Mulyadi, utang jangka panjang adalah kewajiban sekarang yang timbul dari
kegiatan atau transaksi masa lalu, yang jatuh temponya lebih dari satu tahun ditinjau dari
tanggal neraca. Contoh kewajiban yang termasuk dalam kelompok utang jangka panjang
adalah utang bank berupa kredit investasi.
Jenis umum utang jangka panjang meliputi wesel, obligasi, dan hipotek. Jenis pendanaan
utang yang lebih rumit meliputi pinjaman hipotek berjaminan, perjanjian beli kembali,
dan perjanjian pembelian kembali, swap tingkat bunga, transaksi berjangka keuangan,
derivatif, dan instrumen keuangan lainnya.Utang sewa guna usaha yang dikapitalisasi
juga menunjukkan suatu bentuk utang jangka panjang. Utang jangka panjang memiliki
beberapa fitur yang dapat mempengaruhi prosedur audit yang digunakan.
a) Prosedur Pengujian Kewajiban Jangka Panjang antara lain pelajari dan evaluasi
internal control atas hutang jangka panjang. Dalam hal ini biasa digunakan internal
control questionnaires atau penjelasan narative.
b) Periksa ringkasan perubahan hutang jangka panjang berikut discount, premium dan
bunga selama periode yang diperiksa. Ringkasan tersebut harus menunjukkan perubahan
selama setahun (periode yang diperiksa), baik untuk hutang maupun bunganya.
c) Kirimkan konfirmasi kepada bank untuk menanyakan saldo per tanggal neraca,
tingkat bunga, jangka waktu pinjaman dan jaminan kredit.
d) Mintalah copy perjanjian kredit untuk permanent file dan perhatikan apakah data
yang tersebut sesuai dengan data yang tercantum dalam kertas kerja pemeriksaan hutang
jangka panjang.
e) Periksa apakah hutang jangka panjang yang diperoleh sudah disetujui direksi.
f) Periksa perhitungan bunga, pembayaran bunga dan discount. Tiap jumlah beban
bunga dan discount disamakan dari bukti dengan jumlah yang tercantum pada rugilaba.
g) saham atau dari direksi atau dari perusahaan afiliasi, harus dikirim konfirmasi dan
diperiksa apakah ada pembebanan bunga atas pinjaman tersebut.
h) Periksa apakah ada bagian dari hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam
waktu satu tahun yang akan datang, sehingga harus direklasifikasi sebagai hutang jangka
pendek.
i) Jika ada hutang jangka panjang yang harus dibayar kembali dengan mata uang
asing, periksa apakah sudah dikonversikan kedalam rupiah dengan menggunakan kurs.
Program pengujian substansif terhadap utang jangka panjang dijelaskan sebagai berikut :
a) Prosedur Audit awal
Lakukan prosedur audit awal atas saldo akun utang usaha yang akan diuji lebih lanjut.
Usut saldo utang jangka panjang & jangka pendek yang tercantum didalam neraca ke
saldo akun utang yang bersangkutan dibuku besar.
Hitung kembali saldo akun utang jangka panjang & jangka pendek didalam buku
besar
Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun utang jangka panjang & jangka
pendek ke dalam jurnal yang bersangkutan
b) Pengujian Analitik
Lakukan prosedur analitik
Hitung ratio berikut.
Utang dengan total aktiva.
Rumus : Total Utang : Total Aktiva
Utang dengan modal
Rumus : Total Utang : Total Equitas
Times interest earned
Rumus : Laba Bersih Usaha : Biaya Bunga Obligasi
Biaya bunga dengan utang
Rumus : Biaya Bunga : Rata Utang
Deskripsi Ekuitas
Secara umum, Ekuitas/modal merupakan hak pemilik atas aktiva perusahaan yang
merupakan kekayaan bersih (jumlah aktiva dikurangi kewajiban). Ekuitas pada berbagai
jenis usaha dapat berupa berbagai jenis dan bentuk. Hal ini tergantung dari jenis usaha yang
Ekuitas dari perusahaan terbuka (go public) terdiri dari modal yang disetor oleh
pemegang saham dan sisa laba yang ditahan (retained earning). Dari segi
saham. Sedangkan dari segi pemilik perusahaan (pemegang saham), ekuitas adalah
bagian hak pemilik atas kekayaan bersih perusahaan (harta dikurangi kewajiban).
2. Perusahaan perseorangan
Di dalam suatu perusahaan perorangan, ekuitas terdiri atas ekuitas pemilik tunggal;
laba yang diperoleh dalam suatu periode; dan tambahan setoran ekuitas yang
menambah saldo ekuitas, kerugian yang diderita dalam suatu periode dan
3. Firma
Di dalam suatu firma (partnership) ekuitas terdiri atas ekuitas lebih dari satu partner.
Ekuitas masing-masing partner akan bertambah dengan adanya pembagian laba atau
tambahan setoran ekuitas dan akan berkurang dengan adanya pembagian kerugian
4. Koperasi
Dalam badan hukum yang berbentuk koperasi, ekuitas utamanya adalah simpanan
pokok anggota yang tidak dapat dipindahtangankan dan dapat diambil kembali pada
saat seorang anggota mengundurkan diri. Kekayaan bersih koperasi adalah simpanan
cadangan.
3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat selama tahun yang dicatat selama tahun
yang diaudit dan kelengkapan saldo pemegang saham yang disajikan di neraca.
Pengendalian internal adalah rencana, metode, prosedur, dan kebijakan yang didesain
oleh manajemen untuk memberi jaminan yang memadai atas tercapainya efisiensi dan
efektivitas operasional, kehandalan pelaporan keuangan, pengamanan terhadap aset,
Beberapa pengendalian intern yang penting akan diutamakan oleh auditor, yaitu:
(2) pencatatan yang memadai dan pemisahan tugas antara pencatatan ekuitas pemilik
Program pengujian subtantif terhadap ekuitas pemegang saham berisi prosedur audit
yang dirancang untuk mencapai tujuan audit. Adapun program yang dimaksud dapat
Laporan laba rugi adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang
dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan
Akun Pendapatan. Penjualan Umum - 4101: Nilai yang akan otomatis terhitung ketika
2) Apabila internal control atas pendapatan cukup kuat, maka menunjukkan bahwa
pihak.
2. Perencanaan Proses Audit. Merencanakan proses audit adalah tahapan selanjutnya
4. Pelaporan Audit.
19 Penyelesaian Audit
Standar audit telah menyebutkan bahwa tujuan dari dilakukannya pengauditan atas
laporan keuangan adalah untuk meningkatkan keyakinan bagi para pengguna laporan
keuangan. Hal ini dicapai melalui sebuah pernyataan atau opini auditor tentang apakah
laporan keuangan telah disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku. Audit yang dilaksanakan sesuai dengan standar audit dan
persyaratan etika yang relevan, memungkinkan bagi auditor untuk memberikan opini audit
secara tepat. Opini tersebut menyatakan apakah laporan keuangan telah disajikan secara
wajar, dalam segala hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku. Dalam rangka memperoleh kesimpulan apakah laporan keuangan telah disajikan
secara wajar, auditor mengumpulkan bukti yang cukupdan tepat untuk menyediakan dasar
bagi opini audit yang akan diberikannya. Apabila auditor yakin bahwa laporan keuangan
tidak disajikan secara wajar, atau tidak mungkin untuk menyatakan pendapat karena bukti
audit yang tidak mencukupi, maka auditor betanggung jawab untuk menyatakan hal tersebut
kepada pengguna laporan keuangan dalam laporan auditnya. Dalam mengembangkan tujuan
audit atas laporan keuangan, berikut adalah tahapan- tahapan yang akan ditempuh auditor.
1. Memahami tujuan dan tanggung jawab dari suatu pengauditan.
2. Membagi laporan keuangan ke dalam siklus-siklus.
3. Memahami asersi manajemen terkait laporan keuangan yang akan diaudit.
4. Memahami tujuan umum audit untuk golongan transaksi,akun,dan
pengungkapannya.
5. Memahami tujuan khusus audit untuk golongan transaksi,akun dan
pengungkapannya.
PENYELESAIAN AUDIT
Melakukan Review atas Peristiwa Kemudian Tanggung jawab auditor untuk menilai
kewajaran laporan keuangan klien tidak terbatas pada pemeriksaan atas peristiwa dan
transaksi yang terjadi hingga tanggal neraca. AU 560, Subsequent Events, menyatakan bahwa
auditor juga mempunyai tanggung jawab spesifik atas peristiwa dan transaksi yang :
mempunyai pengaruh material terhadap laporan keuangan
terjadi sesudah tanggal neraca tetapi sebelum penerbitan laporan keuangan serta
laporan auditor Auditor harus mengidentifikasi dan mengevaluasi peristiwa kemudian sampai
tanggal laporan auditor, yang biasanya merupakan akhir dari pekerjaan lapangan.
MENGEVALUASI TEMUAN
Membuat Penilaian Akhir tentang Materialitas dan Risiko Audit
Prasyarat yang esensial dalam memutuskan suatu pendapat yang akan dikeluarkan
adalah penilaian akhir atas materialitas dan risiko audit. Titik tolak untuk melakukan
proses ini adalah menjumlahkan salah saji-salah saji yang ditemukan ketika memeriksa
semua akun yang belum dikoreksi oleh klien. Penentuan auditor atas salah saji dalam
suatu akun dapat mencakup komponen berikut :
Salah saji yang belum dikoreksi yang secara spesifik diidentifikasi melalui pengujian
substantive atas rincian transaksi dan saldo
Proyeksi salah saji yang belum dikoreksi yang diestimasi melalui teknik
sampling audit
Estimasi salah saji yang dideteksi melalui prosedur analitis dan dikuantifikasi
oleh prosedur audit lainnya
Mengevaluasi Going Concern (Kelanjutan Usaha) AU 341 menetapkan tanggung
jawab auditor untuk mengevaluasi apakah ada keraguan yang substansial tentang kemampuan
klien untuk mempertahankan kelanjutan usahanya selama suatu periode waktu yang layak,
yaitu tidak melebihi satu tahun di luar tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit.
Biasanya, informasi yang akan menimbulkan keraguan yang substansial tentang asumsi
kelanjutan usaha berkaitan dengan ketidakmampuan entitas untuk terus memenuhi
kewajibannya ketika jatuh tempo tanpa diposisi aktiva yang besar di luar arah bisnis yang
biasa, merestrukturisasi hutang, merevisi operasinya yang dipaksa dari luar, atau melakukan
tindakan yang serupa.
Melakukan Review Teknis atas Laporan Keuangan
Sebelum mengeluarkan laporan audit atas klien yang merupakan perusahaan terbuka,
review teknis juga harus dilakukan atas laporan itu oleh partner yang bukan anggota
tim audit. Daftar periksa tersebut mencakup hal-hal yang berkenaan dengan bentuk dan
isi dari masing-masing laporan keuangan dasar termasuk pengungkapan yang
disyaratkan.
Merumuskan Pendapat dan Membuat Naskah Laporan Audit Dalam penyelesaian audit,
auditor perlu memisahkan temuan-temuan dengan mengikhtisarkan dan mengevaluasinya
untuk tujuan menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan. Tanggung
jawab akhir atas langkah-langkah ini terletak pada partner yang melakukan penugasan itu.
Sebelum mengambil keputusan akhir tentang pendapat, biasanya diadakan suatu konferensi
dengan klien. Pada pertemuan ini, auditor melaporkan semua temuannya secara lisan dan
berusaha memberikan dasar
pemikiran untuk melakukan penyesuaian yang diusulkan dan / atau pengungkapan tambahan.
Melakukan Review Akhir atas Kertas Kerja Review ini dilakukan untuk mengevaluasi
pekerjaan yang dilakukan, bukti yang diperoleh, dan kesimpulan yang dibuat oleh penyusun
kertas kerja. Review tambahan atas kertas kerja dapat dilakukan pada akhir pekerjaan
lapangan oleh anggota tim audit. Tingkatan review yang dapat dilakukan dalam penyelesaian
audit yaitu :
Manajer, mereview kertas kerja yang disiapkan oleh auditor senior dan
mereview beberapa atau semua kertas kerja yang direview oleh auditor
Partner yang bertanggung jawab atas penugasan, mereview kertas kerja yang
disiapkan oleh manajer dan mereview kertas kerja lainnya atas dasar selektif
Hal-hal yang berkaitan dengan pengendalian internal yang tidak dipertimbangkan sebagai
kondisi yang dapat dilaporkan.
Rekomendasi mengenai pengelolaan sumber daya dan jasa bernilai tambah
yang tercatat selama audit.
Hal-hal yang bersangkutan dengan pajak
SAS 1 (AU 530) menyatakan bahwa auditor tidak mempunyai tanggung jawab untuk
mengajukan pertanyaan atau melaksanakan suatu prosedur audit apapun selama
periode waktu antara akhir pekerjaan lapangan dan penerbitan laporan audit guna
menemukan peristiwa kemudian yang material.
Ketika menemukan suatu prosedur yang telah dihilangkan, auditor harus menilai
kepentingan hal itu bagi kepentingan hal itu bagi kemampuannya saat ini untuk
mendukung pendapat yang dinyatakan atas laporan keuangan. AU 390.05 menunjukkan
jika auditor memutuskan bahwa pendapatnya tidak dapat didukung dan ia yakin bahwa
orang-orang saat ini mengandalkan pada laporan itu, maka auditor harus segera
melaksanakan prosedur yang dihilangkan atau prosedur alternative yang akan
memberikan dasar yang memuaskan atas pendapatnya.